BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diambil penulis dilapangan menunjukkan keadaan serta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin**

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru.

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

Bab V PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI BUDAYA SEKOLAH DI SMP AL HIKMAH SURABAYA

BAB V PENUTUP. sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. bidangnya. Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut proses melatih dan

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan manajemen suatu lembaga pendidikan (sekolah) sangat

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA GURU DAN PEGAWAI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 015 SAMARINDA

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas

KOMPETENSI GURU DAN PERANAN KEPALA SEKOLAH. Inom Nasution 1 ABSTRAK

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan temuan data di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. penelitian yang berjudul Pengaruh Disiplin Kerja dan Kepemimpinan Kepala

BAB V PEMBAHASAN. A. Keterampilan Teknikal Pimpinan Pondok Pesantren dalam Pengelolaan. Pendidikan Pesantren di Kota Banjarbaru

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Setelah diadakan penelitian mendalam tentang kepemimpinan Kepala

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB V PEMBAHASAN. dengan peran kepala sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SMP

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran yang dilakukan kepala sekolah dalam pelaksanaan Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian. Berdasarakan rumusan

sekolah, maka semakin baik pula kinerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB II KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU. madrasah. Kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan

KEPEMIMPINAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Profesi guru sebagaimana profesi lainya, tidak lepas dari. kehidupan sosial, ekonomi, dan kehidupan profesinya.

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN PURWODADI TAHUN AJARAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. jauh ketinggalan dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kepala Sekolah, Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB II LANDASAN TEORI. penyelenggaraan pendidikan. Pelaksanaan pendidikan disemua jenjangnya, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sosiologis yang menekankan pada intuisi serta peranan dan harapan

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. melalui langkah-langkah perencanaan, penampilan mengajar yang nyata serta. Swasta yang berada di kabupaten Lampung Tengah.

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Instrumen AKPK Kepala Sekolah

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan yang memberikan kewenangan seluas-luasnya

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

1. PENDAHULUAN. Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V P E N U T U P. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan mengemban misi yang besar dan mulia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rina Hanifah, 2013

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

BAB II KAJIAN TEORI. organisasi tersebut. Akhir-akhir ini kinerja telah menjadi terminology atau konsep

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. maupun secara bersama-sama terhadap kinerja Kepala Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dalam penyelenggaraan pendidikan sangat penting. pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan sesuai dengan apa yang

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya, salah satu diantaranya melalui kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah

BAB I PENDAHULUAN. pengamatan penulis di salah satu madrasah di Purbalingga, di mana kepala

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pembelajaran di sekolah dibangun oleh beberapa aspek, mulai

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada sisi lain, arus. (SDM) yang berkualitas. Dalam suatu organisasi untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN GURU

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi hasil penelitian Berdasarkan data yang diambil penulis dilapangan menunjukkan keadaan serta gambaran sekolah di SMP Negeri 8 Paguyaman Kabupaten Boalemo : 1. Data pegawai dan pegawai tidak tetap (Honor) kepala sekolah 1 orang, pegawai tetap (PNS) 9 orang, tenaga administrasi 1 orang, pegawai tidak tetap (Honor) berjumlah 3 orang, tenaga administrasi 1 orang. Jumlah keseluruhan dari data pegawai yang diambil adalah 15 orang. 2. Data siswa dalam 4 tahun terakhir Data siswa tahun 2010/2011 Jumlah siswa kelas VII (Tujuh) terdiri dari laki-laki 32 orang, perempuan 28 orang dengan jumlah rombel 2. Kelas VIII (Delapan) terdiri dari laki-laki 19 orang, perempuan 24 orang dengan jumlah rombel 2. Kelas IX (Sembilan) terdiri dari laki-laki 24 orang, perempuan 24 orang dengan jumlah rombel 2. Jadi jumlah siswa kelas VII, VIII, IX laki-laki 75 orang, sedangkan perempuan 76, total jumlah sisiwa 151 dengan jumlah rombel 6. Data siswa tahun 2011/2012 Jumlah siswa kelas VII (Tujuh) terdiri dari laki-laki 21 orang, perempuan 32 orang dengan jumlah rombel 2. Kelas VIII (Delapan) terdiri dari laki-laki 34 orang, perempuan 24 orang dengan jumlah rombel 2. Kelas IX (Sembilan) terdiri dari laki-laki 18 orang, perempuan 24 orang dengan jumlah rombel 2. 1

Jadi jumlah siswa kelas VII, VIII, IX laki-laki 73 orang, sedangkan perempuan 80, total jumlah siswa 153 dengan jumlah rombel 6. Data siswa tahun 2012/2013 Jumlah siswa kelas VII (Tujuh) terdiri dari laki-laki 23 orang, perempuan 28 orang dengan jumlah rombel 2. Kelas VIII (Delapan) terdiri dari laki-laki 23 orang, perempuan 29 orang dengan jumlah rombel 2. Kelas IX (Sembilan) terdiri dari laki-laki 33 orang, perempuan 23 orang dengan jumlah rombel 2. Jadi jumlah siswa kelas VII, VIII, IX laki-laki 79 orang, sedangkan perempuan 80, total jumlah sisiwa 159 dengan jumlah rombel 6. Data siswa tahun 2013/2014 Jumlah siswa kelas VII (Tujuh) terdiri dari laki-laki 20 orang, perempuan 29 orang dengan jumlah rombel 2. Kelas VIII (Delapan) terdiri dari laki-laki 24 orang, perempuan 29 orang dengan jumlah rombel 2. Kelas IX (Sembilan) terdiri dari laki-laki 24 orang, perempuan 29 orang dengan jumlah rombel 2. Jadi jumlah siswa kelas VII, VIII, IX laki-laki 68 orang, sedangkan perempuan 87, total jumlah sisiwa 155 dengan jumlah rombel 6. 3. Data kondisi fisik rungan SMP Negeri 8 paguyaman memliki Ruang dewan guru 1 ruangan kelas berjumlah 4 ruangan dengan keadaan baik, toilet berjumlah 3, rusak sedang 1 sedangkan rusak berat 2, aula 1 rusak ringan, tidak memiliki ruang perpustakaan dan laboratorium IPA, IPS, matematika, bahasa, komputer, keterampilan kesenian, tata usaha, UKS, mussolah, rumah dinas, dan gudang. 2

4. Data kondisi meubelair Kondisi meubelair di SMP Negeri 8 Paguyaman yakni ruangan kelas dengan ukuran 8 9 dengan jumlah meja siswa dalam keadaan rusak 39 buah, kursi siswa 81 buah, meja guru 2 buah, kursi guru 4 buah dan papan WB 2 buah. Sedangkan Jumlah meja siswa dalam keadaan baik 121, kursi 80 buah, meja guru 2, dan papan WB 2. Berdasarkan data yang penulis dapatkan dilapangan dapat disimpulkan bahwa keadaan jumlah siswa sering berubah dari tahun 2010/2011 dengan jumlah siswa keseluruhan 151, mengalami peningkatan jumlah siswa di tahun 2011/2012 dengan jumlah siswa 153 orang. Tahun 2012/2013 mengalami peningkatan jumlah siswa, yakni 159 orang dan pada tahun 2013/2014 jumlah siswa menurun menjadi 155 orang. Jika dilihat dari keadaan pegawai, SMP Negeri 8 Paguyaman hanya memiliki 2 tenaga administrasi, tidak memiliki petugas perpustakaan, dan petugas laboratorium. kondisi fisik ruangan kelas dan dewan guru dismp 8 Paguyaman cukup baik tetapi tidak memiliki ruang perpustakaan dan beberapa ruang laboratorium. 4.1.1 Kepemimpinan kepala sekolah di SMP Negeri 8 Paguyaman Kabupaten Boalemo sebagai educator (Pendidik), manajer, administrator, supervisor, leader (Pemimpin), inovator, motivator. kepemimpinan kepala sekolah dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan quosioner sebagai pedoman wawancara untuk menganlisis aktivitas kinerjanya sebagai kepala sekolah serta melakukan pengamatan secara seksama mengenai kondisi yang berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah di SMP Negeri 8 Paguyaman Kabupaten Boalemo. 3

Kepala sekolah sedikitnya mempunyai beberapa tugas dan fungsinya yaitu : (1) kepala sekolah sebagai edukator (2) kepala sekolah sebagai manajer, (3) kepala sekolah sebagai administrator, (4) kepala sekolah sebagai supervisor, (5) kepala sekolah sebagai leader, (6) kepala sekolah sebagai innovator, dan (7) kepala sekolah sebagai motivator. 1. Kepala sekolah sebagai educator (pendidik) Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu SA sebagai kepala sekolah mengenai peranannya sebagai educator, beliau mengatakan Sebagai kepala sekolah, saya selalu berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Dalam hal ini pengalaman akan sangat mendukung. Saya tetap menjalankan fungsi sebagai guru yaitu mengajar dengan kewajiban 6 jam pelajaran atau membimbing siswa tetapi ketika saya tidak bisa hadir disekolah maka saya mengambil jam mengajar pada sore hari (1.1/W/KS/12.8.2013) Apa yang disampaikan oleh ibu AS sebagai kepala sekolah, tidak sejalan dengan yang disampaikan oleh ibu FI salah seorang guru di SMP 8 Paguyaman. 4

Perilaku kepala sekolah telah berusaha mengganti tugas mengajarnya, jika berhalangan pada sore hari. Namun tugas luar kepala sekolah jangan dijadikan suatu alasan untuk tidak melaksanakan tugas sebagai guru pada jam sekolah dan tugasnya untuk memantau kegiatan belajar mengajar (KBM) disekolah. Ketidak hadiran kepala sekolah pada jam sekolah akan berakibat menurunnya kinerja guru, karena kepala sekolah jarang memeriksa perangkat mengajar guru, Kepala Sekolah jarang memeriksa kehadiran guru. (1.1/W/G/12.8.2013) Berdasarkan keterangan diatas, penulis menganalisis tugas kepala sekolah sebagai seorang edukator belum bekerja secara maksimal disekolah sesuai dengan fungsinya sebagai educator (pendidik). 2. Kepala Sekolah Sebagai Manajer Dalam mengelolan tenaga kependidikan, salah satu tugas kepala sekolah sebagai menejer adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah dapat memfasiltasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah maupun dinas pendidikan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai manajer di SMP Negeri 8 Kec. Paguyaman Kabupaten Boalemo diperoleh: Fungsi kepala sekolah sebagai menejer adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. memfasiltasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah, seperti kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain misalnya mengikuti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). (1.2/W/KS/12.8.2013) 5

Berdasarkan wawancara dengan ibu EM sebagai kepala tata usaha dan Ibu SJ sebagai wakasek kurikulum dan pengajaran, bahwa masih terdapat beberapa kelemahan yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai seorang manajer. potensi yang dimiliki guru termasuk sangatlah besar, namun kepala sekolah masih memberikan tugas tambahan kepada guru atau pegawai sehingga sumber daya yang seharusnya bisa dimaksimalkan perannya menjadi berkurang, seperti dalam kegiatan ketatausahaan, tenaganya terkadang dipakai untuk mengurus atau mengerjakan hal lain, padahal masih banyak pekerjaan guru yang belum terselesaikan. Sehingga tugas pokoknya sebagai seorang guru terabaikan. (1.2/W/G/12.8.2013) Mengacu pada jawaban responden, maka kepala sekolah sebagai manajer adalah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong kelibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan menunjang program sekolah. 3. Kepala Sekolah Sebagai Administrator Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya, Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi para gurunya. Oleh karena itu kepala sekolah harus dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan ibu RH menyampaikan fungsi kepala sekolah sebagai administrator secara keseluruhan belum bisa meningkatkan kompetensi guru. Hal ini disebabkan oleh faktor biaya yang kurang mendukung. Sehingganya para guru kesulitan dalam mengembangkan pengetahuanya dan berdampak pada prestasi siswa. 6

Seharusnya kepala sekolah harus bisa mengalokasikan anggaran. (1.3/W/KS/12.8.2013) Mengacu pada jawaban responden, penulis meganalisis bahwa kepala sekolah masih belum meningkatkan kompetensi guru. 4. Kepala sekolah sebagai supervisor Supervisi juga dapat diartikan sebagai pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar dengan lebih baik sesuai dengan tujuan pendidikan. Kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan dua orang guru yaitu ibu LM dengan ibu AM mengenai fungsi kepala sekolah sebagai supervisi kepala sekolah fungsinya sebagai supervisi belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik. Hal ini terlihat bahwa kepala sekolah jarang sekali mengadakan kegiatan tersebut. Padahal kami sebagai guru sangat mengharapkan kegiatan tersebut untuk mengetahui dimana kelemahan dan kekurangan kami dalam memberikan ilmu kepada peserta didik. sudah sewajarnya kalau para guru mengharapkan saran dan bimbingan dari kepala sekolah. Dari ungkapan ini, mengandung makna bahwa kepala sekolah harus betul-betul menguasai tentang kurikulum sekolah. Mustahil 7

seorang kepala sekolah dapat memberikan saran dan bimbingan kepada guru, sementara dia sendiri tidak menguasainya dengan baik. (1.4/W/KS/12.8.2013) Mengacu pada jawaban responden, maka kepala sekolah sebagai supervisor harus dapat menunjukkan adanya perbaikan pengajaran pada sekolah yang dipimpinnya. Perbaikan akan tampak setelah dilakukan sentuhan supervisor berupa bantuan mengatasi kesulitan guru dalam mengajar. Kepala sekolah perlu memahami program dan strategi pengajaran, sehingga mampu memberi bantuan kepada guru yang mengalami kesulitan. Bantuan yang diberikan oleh kepala sekolah kepada guru dapat berupa bantuan dukungan fasilitas, bahan-bahan ajar yang diperlukan, penguatan terhadap penguasaan materi dan strategi pengajaran, pelatihan, dan bantuan lainnya yang akan meningkatkan efektivitas program pengajaran dan implementasi program dalam aktivitas belajar di kelas. 5. Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan terarah.(mulyasa, 2006 : 90). Untuk kepentingan tersebut, kepala sekolah harus mampu mempengaruhi dan menggerakkan sumber daya sekolah dalam kaitannya dengan perencanaan dan evaluasi program sekolah, pengembangan kurikulum, pembelajaran yang berkarakter, pengelolaan ketenagaan, sarana dan sumber belajar, keuangan, pelayanan siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat, penciptaan iklim sekolah, dan sebagainya. 8

Kondisi ini tidak sejalan dengan apa yang disampaikan oleh ibu NP dan ibu mengenai tugas kepala sekolah sebagai leader (pemimpin) kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dianggap belumlah memihak kepada kepentingan kesejahteraan guru dan siswa. Banyak kebijakan yang dibuat belum mencerminkan kepentingan guru, padahal sumber pendanaan sangat menunjang untuk berbagai kegiatan yang dilakukan, contohnya tentang kegiatan kesiswaan kurang mendapat perhatian dari kepala sekolah. kami mengakui, bahwa kepala sekolah banyak berjuang untuk siswa tidak mampu agar mendapatkan bantuan, baik bantuan dari provinsi maupun bantuan dari pusat, tetapi menyangkut tentang pemanfaatan dana untuk kepentingan guru dan siswa, masih kurang dari harapan. Hal ini menunjukkan bahwa peran kepala sekolah sebagai seorang leader atau pemimpin belumlah maksimal. Kebijakan belum mencerminkan kepentingan bersama. (1.5/W/G/12.8.2013) Apa yang disampaikan oleh guru yang mengajar di sekolah tersebut adalah bentuk ketidakpuasan atas kinerja kepala sekolah sebagai seorang pemimpin yang terkesan cenderung bersikap otoriter dan kebijakan yang dibuat belum mencerminkan keadilan untuk guru dan siswa. Apa yang disampaikan oleh ibu NP dipertegas oleh ibu YU yang sering mengkritik kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah. Kepala sekolah belumlah bekerja maksimal untuk kepentingan guru dan siswa terutama dalam pemanfaatan dana. RAPBS yang dibuat terkadang hanyalah dokumen belaka yang tidak dijadikan acuan untuk melaksanakan setiap program yang telah dibuat. Bahkan berbagai kegiatan yang dilakukan lebih banyak melibatkan orang dekat ketimbang guru guru yang lain. Kami akui, kedekatan kepala sekolah dengan penentu kebijakan yang berada diatasnya telah membawa manfaat besar bagi kemajuan sekolah ditinjau dari segi bantuan untuk pembangunan infrastruktur tapi itu belumlah cukup.kepala sekolah haruslah mampu menyeimbangkan antara kepentingan bawahan dengan kepentingan atasan (1.5/W/G/12.8.2013). Dengan mengacu kepada pendapat dua orang guru, menunjukkan bahwa peran kepala sekolah sebagai seorang leader atau pemimpin belumlah maksimal. Kebijakan yang dibuat tidaklah mencerminkan kepentingan banyak guru. Bahkan 9

RAPBS yang seharusnya dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan atau program yang disusun tidak dijadikan acuan melainkan lebih mengarah kepada keinginan pribadi. Seorang kepala sekolah haruslah bersikap transparan dan akuntabel untuk kepentingan semua pihak baik dalam internal sekolah maupun dengan pihak yang berada diluar sekolah. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mencegah bentuk kesewenangan yang mungkin akan bertambah, maka dewan guru harus berani mengemukakan kepada komite sekolah akan kondisi yang terjadi dan dengan demikian diharapkan komite dapat menjadi penyeimbang setiap keputusan yang diambil oleh pihak sekolah. 6. Kepala Sekolah Sebagai innovator Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan sekolah, dan mengembangkan model model pembelajaran yang inofatif. Kepala sekolah sebagai inovator akan tercermin dari cara cara ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional, objektif, pragmatis, dan keteladanan. Peneliti mewawancarai ibu YU salah seorang guru di SMP Negeri 8 Paguyaman mengenai bagaimana fungsi kepala sekolah innovator. Fungsi kepala sekolah sebagai innovator belumlah maksimal. Hal ini dikarenakan kepala sekolah belum bisa mengembangkan kompetensi guru didalam melaksanakan tugasnya. Seperti memberikan pengarahan atau masukkan-masukkan kepada guru ketika mengajar. (1.6/W/G/12.8.2013) 10

Dari keterangan responden, penulis menganalisis bahwa kepala sekolah harus dapat memaksimalkan fungsinya sebagai innovator untuk pengembangan kompetensi guru. 7. Kepala Sekolah Sebagai Motivator Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB). Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu SA kepala sekolah SMP Negeri 8 Paguyaman Kabupaten Boalemo diperoleh: fungsi kepala sekolah sebagai motivator, mengupayakan supaya guru dan semua tenaga kependidikan yang ada di lingkup sekolah selalu meningkatkan kemampuan dan tanggung jawabnya dengan memperhatikan kesejahteraan, dan rasa kebersamaan untuk mencapai produktifitas kerja yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Guru yang telah berhasil menjalankan itu semua pasti akan mendapatkan penghargaan baik dari pemerintah maupun dari pihak sekolah. (1.7/W/KS/12.8.2013) Mengacu pada jawaban responden, maka kepala sekolah sebagai motivator adalah harus dapat mengupayakan supaya guru dan semua tenaga kependidikan yang ada di lingkup sekolah selalu meningkatkan kemampuan dan tanggung jawabnya dengan memperhatikan kesejahteraan, dan rasa kebersamaan untuk mencapai produktifitas kerja yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. 11

Berdasarkan hasil wawancara peneliiti dengan ibu YU terdapat ketidak samaan pandangan akan kinerja kepala sekolah dalam memberikan penghargaan kepada guru yang sudah bekerja memberikan yang terbaik kepada sekolah. kepala sekolah memang betul memberikan penghargaan kepada guru, namun penghargaan tersebut lebih banyak diberikan oleh pemerintah dibandingkan dari kepala sekolah. Menurut kami tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi para gurunya. Oleh karena itu kepala sekolah setidaknya dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru. (1.2/W/G/12.8.2013). Berdasarkan jawaban responden tersebut, maka peran kepala sekolah pada bidang motivator telah belum berjalan secara optimal. kedepannya bentuk penghargaan kepada guru harus lebih ditingkatkan, terutama kepada guru dan staf tata usaha yang telah mencurahkan waktunya untuk kemajuan sekolah, termasuk siswa-siswa yang telah berjasa mengharumkan nama sekolah. Dengan demikian Kepala sekolah mampu menerapkan/mengembangkan motivasi infernal dan eksternal bagi warga sekolah, Serta menerapkan prinsip penghargaan. Apabila suasana seperti ini dilakukan kepala sekolah, maka penilaian guru tentang prilaku kepemimpinan kepala sekolah akan senatiasa mengarah pada iklim yang kondusif dan ini akan berdampak pada peningkatan kinerja guru. 4.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan Kepala Sekolah di SMP Negeri 8 Paguyaman Kec. Paguyaman Kab. Boalemo Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru 12

melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu YM guru di SMP Negeri 8 paguyaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan kepala sekolah, beliau mengatakan : Sebagai seorang pemimpin tentu diharapkan memiliki kelebihankelebihan dari pada orang yang dipimpinnya. Hal tersebut dikarenakan kepala sekolah nantinya akan berhadapan dengan orang lain dalam konteks sosial maka ia harus memiliki syarat kepribadian tertentu, misalnya memliki kecerdasan atau intelegensi yang cukup baik, cakap bergaul dan ramah tamah, organisatori yang berpengaruh dan berwibawa, jujur rendah hati,sederhana dan dapat dipercaya. Selain itu kecerdasan memegang peranan penting dalam keberhasilan palaksanaan tugas-tugas yang diemban. Seseorang yang cerdas jika diberikan tugas yang sederhana dan monoton makin akan terasa jenuh dan akan berakibat terhadap penurunan kerjanya. (1.8/W/G/12.8.2013) Dari jawaban yang diberikan oleh kepala sekolah bahwa factor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan kepala sekolah yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri (intern). Kepala sekolah dapat mempertahankan dan bahkan mampu meningkatkan hasil kerja yang telah dicapai kearah yang lebih baik di masa mendatang dengan cara memberikan motivasi (dorongan) yang lebih tinggi kepada semua guru agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan mencapai kinerja yang maksimal serta memperbaiki gaya kepemimpinan kepala sekolah yang sesuai dengan 13

anggotanya, sehingga diharapkan jika gaya kepemimpinan kepala sekolah di SMP Negeri 8 Paguyaman Kec. Paguyaman Kab. Boalemo akan mengarah pada kerjasama yang lebih baik dan dapat mewujudkan tujuan sekolah sesuai dengan visi dan misi sekolah. 4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang telah dilakukan dari sumber informan tentang Kepemimpinan kepala sekolah di SMP Negeri 8 Kabupaten Boalemo, temuan yang dikemukakan pada bagian ini berdasarkan paparan data yang diperoleh di lapangan dan dirumuskan berdasarkan interpretasi data. Penyajian temuan tersebut bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian sebagimana yang telah ditetapkan pada bab pendahuluan. Temuan-temuan tersebut sesuai dengan teori yang ada dan dipaparkan sebagai berikut : Kepala sekolah sebagai educator, manajer, supervisor, administrator, leader, innovator, motivator harus dapat di upayakan agar guru dan semua tenaga kependidikan yang ada di lingkup sekolah selalu meningkatkan kemampuan dan tanggung jawabnya dengan memperhatikan kesejahteraan, dan rasa kebersamaan untuk mencapai produktifitas kerja yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Uraian diatas senada dengan pendapat Mulyasa (2006:98) bahwa Kepala Sekolah sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai educator, manajer, administrator, supervisior, leder, innovator, dan motivator. Namun seiring berkembangnya zaman menuju globalisasi seharusnya Kepala Sekolah dapat menyesuaikan diri sesuai dengan fungsinya sebagai Kepala Sekolah yang professional. 14

Kepala Sekolah sebagai manajer adalah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong kelibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan menunjang program sekolah. Kepala sekolah sebagai manajer mempunyai 4 tugas penting, yaitu menyusun program sekolah, menyusun organisasi kepegawaian di sekolah, menggerakkan staf guru dan karyawan, dan mengoptimalkan sumber daya sekolah. Faktor-faktor yang menentukan perilaku atau gaya kepemimpinan kepala sekolah pada hakekatnya berhubungan dengan gaya pemimpin tersebut dengan bawahan. Hubungan antara pemimpin dengan bawahan tersebut dapat bersifat (1) berorientasi pada tugas (task oriented sryle) dan (2) berorientasi pada bawahan (employed oriented style). Maksud kepemimpinan dalam penelitian ini adalah sifat pemimpin, dan dari perilaku (gaya) pemimpin yang bersangkutan dalam mempengaruhi orang lain yang menjadi bawahannya untuk mencapai target atau sasaran sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Kepemimpinan kepala sekolah di SMP Negeri 8 paguyaman fungsinya sebagai kepala sekolah sebagai pemimpin, manajer, pendidik, motivator, administrator, supervisor, innovator dan educator sangat diperlukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di SMPN 8 Paguyaman. Namun kepemimpinan kepala sekolah belum sesuai yang diharapkan. 15

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemampuan dari seorang pemimpin sekolah untuk mampu menggerakkan seluruh sumber daya pendidikan, baik sumber daya manusia maupun non manusia untuk digerakkan, dibina, dan diarahkan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal sampai mampu mewujudkan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Faktor yang paling penting dalam kegiatan menggerakan orang lain untukk menunjukan kegiatan manajemen sekolah adalah kepemimpinan (leadership), sebab kepemimpinan yang menentukan arah dan tujuan, memberikan bimbingan dan menciptakan iklim kerja yang mendukung pelaksanaan proses manajemen kepala sekolah secara keseluruhan. Kesalahan dalam kepemimpinan dapat mengakibatkan gagalnya sekolah dalam menjalankan misinya. Selain itu, kepemimpinan kepala sekolah merupakan motor penggerak bagi sumber dan alat-alat (human resources), sehingga tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Hal ini senada dengan pendapat (Wahjosumidjo 2007:105) Kepala Sekolah sebagai pemimpin harus mampu: a) Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing- masing; b) Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan. Dengan demikian maka keberhasilan seorang kepala sekolah dalam melaksanakan kepemimpinannya bukan hanya ditentukan oleh tingkat 16

keterampilan tehnik saja (technical skill), akan tetapi lebih banyak ditentukan oleh keahliannya dalam menggerakkan orang lain. 17