PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 032 SINONOAN

dokumen-dokumen yang mirip
Annan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS III SDN 019 BONANDOLOK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN No.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MEDIA GAMBAR DAN KARTU KATA SISWAKELAS 1-B SD NEGERI DELITUA KABUPATENDELI SERDANG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DI KELAS IX-7 SMP NEGERI 3 BERASTAGI

PENDAHULUAN. NUR ASYIAH Guru SDN 101 Hutasiantar ABSTRAK

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TRAINING

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PECAHAN DI KELAS V-B SD NEGERI NO

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI PUJI DADI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

PERBAIKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI POKOK BANGUN RUANG MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DI KELAS

WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN :

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Lamhot Munthe. menawarkan persoalan-persoalan yang sulit, ditambah dengan kurangnya kerjasama antar siswa

BERTHA LUBIS Guru SMP Negeri 4 Medan ABSTRAK

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN PENJAS DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS V-B SD NEGERI MULIOREJO

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII-8 SMP NEGERI 29 MEDAN

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 339 TAMANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DI SMP NEGERI 7 MEDAN

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

550 Junaidi : Perbaikan Keterampilan Berpikir Siswa dalam Pembelajaran... WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV SD N 23 Sabang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 PENYABUNGAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE BERMAIN GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 PANYABUNGAN UTARA

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTROMING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VII-B

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII-1 SMP NEGERI 4 MEDAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTROMING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT

Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel :

LATIPA HANIM HARAHAP Guru SMP Negeri 29 Medan

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IX-3 MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DI SMP NEGERI 1 PAYUNG T.P. 2015/2016

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DI KELAS VII-1 SMP NEGERI 1BARUSJAHE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS VIII.B SMP NEGERI 3 BAHOROK

Siti Fatimah Guru SMP Negeri 2 Panyabungan Surel :

Firman P., I Made Tangkas, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Sarinawati Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Bahorok Surel :

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN PENERAPAN METODE KLOS SISWA KELAS VII-3 SMP NEGERI 29 MEDAN

Aisyatir Rodiah Guru Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

Asliana Guru SD Negeri 034 Pintupadang Julu Surel :

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

BAB III METODE PENELITIAN

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA BERMAIN BOLA BASKET DI KELAS IX-2 SMPN 1 PATUMBAK

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Martinus Gutu SD Negeri No Suka Makmur Kec. Delitua

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SDN SIDOMULYO 03 SEMBORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

Tiamsa Napitupulu Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

PERBAIKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 1 BATAHAN

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA DI KELAS XII IPA3 SMA NEGERI 1 PANYABUNGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

BAB III METODE PENELITIAN

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN :

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 032 SINONOAN AMAN EFENDI Guru SD Negeri 032 Sinonoan Kabupaten Mandailing Natal Email : aman_efendi@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran think talk write pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 032 Sinonoan tahun pembelajaran 2013/2014. Model pembelajaran think talk write berdampak positif dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa hal ini ditadai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I aktivitas siswa yang paling dominan adalah menulis/membaca yaitu 36% mengalami penurunan menjadi 33% pada siklus II. Aktivitas mengerjakan LKS 19% meningkat menjadi 32%. Bertanya pada teman 16% menurun menjadi 14%. Bertanya pada guru 11% meningkat menjadi 13%. Yang tidak relepan dengan KBM 18% menurun menjadi 8%. Dari preetes diketahui hasil belajar rata-rata siswa 37,8 dengan nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 30. Peningktan hasil belajar siswa dari formatif siklus I dan formatif siklus II rata-rata 74,4 menjadi 87,5. Ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 53,13% dan pada siklus II sebesar 90,63%. Kata kunci : Model Think Talk Write, hasil belajar, IPA PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Mengacu pada sistem pendidikan nasional (Undang-undang nomor 20 tahun 2003) dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam sistem pembelajaran modern saat ini, siswa tidak hanya berperan sebagai komunikan atau penerima pesan, bisa saja siswa bertindak sebagai komunikator atau penyampai pesan. Dalam kondisi seperti itu, maka terjadi komunikasi dua arah, bahkan dapat juga menjadi komunikasi banyak arah. Pelajaran sains merupakan suatu pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta, yang berarti materi pelajaran adalah hal yang nyata. Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Untuk itu dalam membelajarkan sains tidak dapat disampaikan hanya dengan kata-kata dan berjalan satu arah dari guru kepada siswa yang hanya akan menjadikan pemahaman konsep tidak tercapai. Akan tetapi pada kenyataannya, di sekolah-sekolah penggunaan model pembelajaran masih sangat minim dilakukan. Guru hanya menggunakan 53

metode ceramah dan berfokus pada buku paket ketika menyampaikan pelajaran. situasi seperti ini menjadikan proses pembelajaran cenderung pasif, siswa tidak fokus pada penjelasan guru, dan tidak konsentrasi. Selain itu penyampaian pelajaran yang bersifat verbalisme dapat menyulitkan siswa memahami materi apabila kata yang digunakan banyak mengandung bahasa asing yang tidak dipahami siswa, sifat pengalaman, dan kosa kata yang berbeda pada tiap anak tentu menjadi masalah dalam pembelajaran. Kurangnya pemanfaatan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru menyebabkan siswa menjadi bosan dalam mengikuti pelajaran. Situasi seperti ini jika dibiarkan terus menerus akan menjadi masalah bagi guru untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk mengatasi masalah tersebut hendaknya guru berusaha menggunakan berbagai macam cara dan metode pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran yang baik. Hal diatas juga terjadi di SD Negeri 032 Sinonoan khususnya dalam mata pelajaran IPA. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa hasil belajar IPA masih rendah, pada pembelajaran IPA masih didominasi oleh guru dengan penggunaan metode ceramah dan kegiatan lebih terpusat pada guru yang mengakibatkan hasil belajar siswa rendah sehingga pembelajaran IPA belum tercapai. Dari jumlah keseluruhan siswa hanya 30% siswa yang tuntas dan 70% yang belum tuntas. Hasil dari observasi dan pengamatan di SD Negeri 032 Sinonoan, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa rendah dan faktor utamanya diakibatkan karena banyaknya konsep dasar yang harus dihapal dan sangat membosankan bagi siswa. Hal ini akan membawa dampak yang kurang baik bagi pemahaman siswa akan konsep-konsep IPA. Apabila keseluruhan materi diajarkan guru secara konvensional dan tidak bervariasi maka siswa akan merasa sulit memahami materi tersebut. Dalam pembelajaran, kurangnya keterampilan guru dalam menggunakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, yang mana aktivitas siswa hanya mendengarkan dan menulis apa yang disampaikan oleh guru. Sehingga siswa merasa bosan dan jenuh yang berakibat siswa kurang merespon materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini dapat dilihat dari cara belajar siswa dan nilai tugas yang diberikan oleh guru. Dari masalah tersebut diperlukan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, dan dapat mengembangkan mental siswa. Salah satu strategi yang digunakan untuk mengatasi kesulitan siswa adalah metode Think Talk Write (TTW) yang merupakan segala bentuk belajar yang langsung menghadapkan siswa dengan sejumlah sumber belajar secara individual atau kelompok dengan segala kegiatan yang bertalian dengan itu. Jadi bukan dengan cara konvensional, dimana guru menyampaikan bahan pelajaran pada siswa, tetapi setiap komponen yang dapat memberikan informasi seperti perpustakaan, kebun 54

sekolah dan guru bukan merupakan sumber belajar satu-satunya. Think Talk Write merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh Huinker dan Laughlin. Model pembelajaran TTW didasarkan pada pemahaman bahwa belajar adalah sebuah perilaku sosial. Dalam model pembelajaran ini, peserta didik didorong untuk berfikir, berbicara dan kemudian menuliskan berkenaan dengan suatu topik. Metode ini merupakan metode yang dapat melatih kemampuan berfikir dan berbicara peserta didik. Secara garis besar TTW merupakan metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar melalui tiga tahapan yatu: 1) Think, merupakan proses berfikir yang dimulai dari penemuan informasi dari diri siswa sendiri, pengolahan, penyimpanan dan pemanggilan kembali informasi dari ingatan siswa. Pada tahap ini peserta didik akan membaca sejumlah masalah yang diberikan pada lembar kegiatan peserta didik (LKS) kemudian setelah membaca, peserta didik akan menuliskan hal hal yang diketahui dan tidak diketahui mengenai masalah tersebut. 2) Talk, yaitu berkomunikasi dengan kata-kata yang mereka pahami. Pada tahap talk memungkinkan peserta didik untuk terampil berbicara, pada tahap ini peserta didik akan berlatih melakukan komunikasi dengan anggota kelompok secara lisan untuk mendiskusikan masalah yang telah peserta didik pikirkan sebelumnya pada tahap think. 3) Write, menuliskan dan mengkonstruksi ide setelah berdiskusi dan berdialog antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Aktivitas menulis peserta didk pada tahap ini meliputi menulis solusi terhadap masalah/ pertanyaan yang diberikan. Pada tahap ini peserta didik akan belajar untuk melakukan komunikasi secara tertulis. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap penggunaan model pembelajaran Think Talk Write pada pelajaran IPA yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Think Talk Write Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas V SD Negeri 032 Sinonoan. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 032 Sinonoan Jalan Medan Padang dan pelaksanaannya pada bulan Maret sampai dengan Juli 2014. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 032 Sinonoan. Pemilihan kelas V dikarenakan peneliti merupakan guru kelas V SD Negeri 032 Sinonoan. Banyak subjek penelitian yakni 32 siswa. Alat Pengumpul Data Alat pengumpul data dalam penelitian ini antara lain: a. Tes hasil belajar Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran 55

dengan strategi think talk write (TTW). Tes hasil belajar disusun dalam bentuk pilihan berganda yang mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas V SD Negeri 032 Sinonoan bidang studi IPA. Tes hasil belajar siswa yang digunakan sebanyak 10 item dan terdiri dari 4 opsion Kisi-kisi tes hasil belajar siswa tersebut dituangkan dalam bentuk Tabel spesifikasi seperti tercantum pada Tabel 1. Tabel 1 : Tabel Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Butir Soal Klasifikasi / Kategori Jumlah C 1 C 2 C 3 C 4 soal 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 1 10 1 Jumlah 1 5 1 3 10 Keterangan : C 1 : Pengetahuan C 2 : Pemahaman b. Lembar Aktivitas Belajar Siswa Lembar aktivitas belajar siswa digunakan oleh pengamat. Pengamat adalah guru-guru teman sejawat peneliti yaitu Ratnawati dan Irmaria Waktu bekerja dalam kelompok peneliti/guru yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) memberi isyarat pada ke dua pengamat, kelompok mana yang diamati oleh ke dua pengamat. Kedua pengamat tidak boleh duduk berdekatan agar data yang direkam tidak bias. Satu kali kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh peneliti, maka ada dua kelompok yang diamati oleh pengamat. C 3 : Aplikasi C 4 : Analisis Instrumen aktivitas belajar siswa terdiri dari 5 aktivitas antara lain; membaca, bekerja, bertanya sesama siswa, bertanya sama guru, dan yang tidak relevan denga KBM. Waktu siswa belajar sesuai dengan di RPP berkelompok selama 20 menit ditentukan oleh peneliti/guru maka ada 10 ceklis yang dilakukan oleh pengamat dalam lembar aktivitas belajar siswa. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang 56

dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3). Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997:6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut. Refleksi Rencana Awal Tindakan / Observasi Rencana Yang Direvisi Refleksi Tindakan / Observasi Rencana Yang Direvisi Gambar 1. Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Mc Taggart (Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999 : 27) Prosedur Penelitian Berdasarkan pengamatan yang peneliti kumpulkan, bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah yang diakibatkan rendahnya aktivitas belajar siswa, maka prosedur penelitian yang penulis rencanakan dalam menuntaskan hasil belajar tersebut adalah sebagai berikut : A. Siklus I Kegiatan pada siklus I meliputi: 1) Perencanaan Tindakan Pada tahap ini peneliti membuat kegiatan perencanaan meliputi: 57

a) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembar kegiatan siswa yang telah dibuat oleh guru tentang sub materi proses daur air untuk KBM 1 dengan sub materi perlunya penghematan air untuk KBM 2. Selanjutnya diubah atau ditambah sesuai dengan strategi think talk write (TTW). b) Penyusunan instrumen penelitian berupa lembar observasi aktivitas siswa melalui penerapan strategi think talk write (TTW) dan tes pemahaman siswa tentang proses daur air dan penghematan air. 2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi (Action and Observation) Melaksanakan tindakan pembelajaran ke-1 dan ke-2 sesuai dengan RPP oleh peneliti sebagai guru IPA di kelas V SD Negeri 032 Sinonoan. Selama proses pembelajaran dilakukan observasi oleh observer (guru sejawat) untuk mengamati aktivitas siswa dan pengelolaan pembelajaran oleh guru. Diakhir siklus I dilakukan pula tes hasil belajar siswa untuk mengetahui pemahaman siswa tentang proses daur air dan penghematan air sebagai formatif I. 3) Refleksi (Reflective) Kegiatan refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil observasi dan evaluasi hasil pembelajaran IPA dengan strategi think talk write (TTW). Dari hasil refleksi kemudian peneliti dengan dua orang pengamat teman sejawat untuk memperbaiki dan menguatkan rencana tindakan siklus II. B. Siklus II Kegiatan pada Siklus II meliputi: 1) Perencanaan Tindakan Berdasarkan hasil refleksi terhadap proses pembelajaran pada siklus I maka pada siklus II disusun skenario strategi think talk write (TTW) dengan revisi tindakan untuk memperbaiki proses. Peneliti berdiskusi secara kolaboratif dengan guru mata pelajaran sejenis dengan kegiatan perencanaan meliputi: a) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembar kegiatan siswa yang telah dibuat oleh guru tentang sub materi peristiwa alam untuk KBM 3 dengan sub materi mengidentifikasi kegiatan yang dapat mengubah permukaan bumi untuk KBM 4. b) Penyusunan instrumen penelitian berupa lembar observasi aktivitas siswa serta pengelolaan guru terhadap proses pembelajaran dengan menerapkan strategi think talk write (TTW) dan tes pemahaman siswa tentang peristiwa alam dan mengidentifikasi kegiatan yang dapat mengubah permukaan bumi. 2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi (Action and Observation) Melaksanakan tindakan pembelajaran ke-3 dan ke-4 sesuai dengan RPP strategi think talk write (TTW) dengan topik peristiwa 58

alam dan mengidentifikasi kegiatan yang dapat mengubah permukaan bumi oleh peneliti sebagai guru IPA di Kelas V SD Negeri 032 Sinonoan. Selama proses pembelajaran dilakukan observasi oleh observer (guru sejawat) untuk mengamati aktivitas siswa. Diakhir siklus II dilakukan pula tes hasil belajar untuk mengetahui pemahaman siswa sebagai formatif II. 3) Refleksi (Reflective) Setelah kegiatan pembelajaran siklus II dilaksanakan, dilanjutkan dengan kegiatan refleksi oleh peneliti berkolaborasi guru mata pelajaran sejenis. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dan ketuntasan hasil belajar siswa ditelaah. Teknik Analisis Data Metode analisis data pada penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa setelah tindakan. Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut: 1) Merekapitulasi nilai pretes sebelum tindakan dan nilai tes akhir siklus I dan siklus II 2) Menghitung nilai rata-rata atau persentase hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dengan hasil belajar setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan siklus II untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar. Nilai % = 3) Penilaian a. Data nilai hasil belajar (kognitif) diperoleh dengan menggunakan rumus: Jumlah jawaban benar Siswa 100 Jumlah seluruh soal (Slameto, 2001:189) b. Nilai rata-rata siswa dicari dengan rumus sebagai berikut: X X N (Subino,1987:80) Keterangan : X = Nilai rata-rata Σ = Jumlah nilai X N = Jumlah peserta tes c. Untuk penilaian aktivitas digunakan rumus sebagai berikut: Setelah data aktivitas siswa terkumpul sesuai dengan jumlah kegiatan belajar mengajar, maka data tersebut disusun kemudian data tersebut dirubah menjadi data prosntase. Untuk menganalisis data-data tersebut kemudian dianalisis dengan proporsi aktivitas. h h (Majid, 2009:268) h 100% d. Ketentuan persentase ketuntasan belaja rkelas Ketuntasan belajar Sb kelas 100% K 59

ΣSb =Jumlah siswa yang mendapat nilai 70 (kognitif) ΣK = Jumlah siswa dalam sampel Sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari hasil tes, jika hasil belajar siswa mencapai nilai 70 maka disebut tuntas individu, dan bila ada 85% nilai 70 disebut tuntas kelas. IndikatorKeberhasilan Yang menjadi indikator keberhasilan guru mengajar digunakan KKM mata pelajaran IPA di SD Negeri 032 Sinonoan dengan nilai 70 maka disebut tuntas individu, dan bila ada 85% nilai 70 disebut tuntas kelas HASIL PENELITIANN DAN PEMBAHASAN a) Data Pretes (Ujiawal) Untuk melihat kemampuan awal siswa maka dilakukan tes hasil belajar (Ujiawal), dengan jumlah 10 soal, data terkumpul kemudian dianalisis dan disajikan Pada Tabel 2. Tabel 2. Distribusi Hasil Pretes Nilai 30 40 Frekunsi 20 5 Rata-rata S.D 50 3 60 2 37,8 12,4 70 Jumlah 2 32 Merujuk pada Tabel 2, nilai terendah untuk pretes adalah 20 dan tertinggi adalah 70 dengan KKM sebesar 70 maka dua orang mendapat nilai diatas ketuntasan atau ketuntasan klasikal adalah 6,25%. Nilai rata-rata kelas adalah 37,8 dengan standar deviasi 12,4. Data hasil pretes ini dapat disajikan kembali dalam grafik histogram berikut. Grafik Pretes 25 20 15 10 5 0 Frekuensi 30 40 50 60 70 20 5 3 2 2 Gambar 2 Grafik Hasil Pretes 60

b) Data Postes I Perencanaan Pada tahap ini peneliti membuat kegiatan perencanaan meliputi: IPA di kelas V SD Negeri 032 Sinonoan. Selama proses pembelajaran dilakukan observasi oleh observer (guru sejawat) untuk mengamati aktivitas a) Penyusunan rencana siswa dan pengelolaann pembelajaran pelaksanaan pembelajaran (RPP) b) Membuat lembar kegiatan siswa pertemuan 1 dan pertemuan 2 c) Membuat tes pemahaman siswa siklus I oleh guru. Diakhir siklus I dilakukan pula tes hasil belajar siswa untuk mengetahui pemahaman siswa tentang proses daur air dan penghematan air sebagai formatif I. d) Membuat lembar observasi aktivitas siswa melalui Hasil diskusi dengan penerapan strategi think talk write (TTW) pembimbing dalam pelaksanaan Siklus I, dapat dilakukan sesuai dengan materi e) Menyediakan pembelajaran media yang telah disusun untuk pengambilan data dalam penelitian ini. Akhir KBM pada Siklus I dilakukan tes hasil belajar Pelaksanaan pembelajaran/observasi (Formatip I), hasil analisis data dapat Melaksanakan pembelajaran ke-1 dan tindakan ke-2 sesuai dilihat pada Tabel 3. dengan RPP oleh peneliti sebagai guru Tabel 3. Distribusi Hasil Postes 1 Nilai 60 Frekuensi 15 Rata-rata S.D 80 11 1000 6 74,4 15,4 Jumlah 32 Hasil analisis pada Tabel 3 tentang distribusi Formatip I dapat dirubah menjadi grafik histogram, untuk memudahkan membaca hasil belajar siswa dan grafiknya dapat dilihat pada Gambar 3. 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Grafik Postes I 60 80 100 Frekuensi 15 11 6 Gambar 3. Grafik Formatif I 61

Selama proses pembelajaran dilakukan peneliti, peneliti berkolaborasi dengan dua guru lain untuk mengamati aktivitas belajar siswa. observasi oleh observer (guru sejawat) dilakukan dengan cara menceklis lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Selama mengamati aktivitas siswa observer telah dikode oleh peneliti tentang kelompok mana yang akan di amati. Masing-masing observer mengamati kelompok yang berbeda. Hasil pengamatan observer pada siklus I seperti pada tabel berikut : Tabel 4 Aktivitas belajar siswa siklus I No Aktivitas Siklus I Jumlah Skor Proporsi 1 Menulis/membaca 57 14.25 36% 2 Mengerjakan 31 7.75 19% 3 Bertanya pada teman 25 6.25 16% 4 Bertanya pada guru 18 4.5 11% 5 Yang tidak relevan dengan KBM 29 7.25 18% JUMLAH 160 40 100% Refleksi Dari pengamatan dan analisis hasil belajar siswa pertemuan 1 dan pertemuan 2 pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa adalah 74,4. Sejumlah 17 orang siswa telah tuntas belajar pada batas KKM, sejumlah 15 orang siswa lainnya masih belum tuntas menurut batas KKM. Nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah 60. Ketuntasan klasikal 53,13%. Analisis data hasil belajar siklus I ini belum membuat hasil belajar siswa tuntas secara klasikal karena ketuntasan masih dibawah > 85% hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya : 1. Masih banyak siswa yang pasif 2. Siswa masih sungkan bertanya baik bertanya sama guru ataupun bertanya sama teman 3. Masih ada siswa yang jalan kesanakemari meninggalkan kelompoknya 4. Media pembelajaran perlu dibuat lebih menarik lagi Data Postes II Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi terhadap proses pembelajaran pada siklus I maka pada siklus II disusun skenario strategi think talk write (TTW) dengan revisi tindakan untuk memperbaiki proses. Peneliti berdiskusi secara kolaboratif dengan guru mata pelajaran sejenis dengan kegiatan perencanaan meliputi: c) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP d) Penyusunan Lembar Kegiatan siswa pertemuan 3dan pertemuan 4 e) Penyusunan instrumen penelitian berupa lembar observasi aktivitas siswa serta pengelolaan guru terhadap 62

proses pembelajaran dengan menerapkan strategi think talk write (TTW) dan tes pemahaman siswa. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Melaksanakan tindakan pembelajaran ke-3 dan ke-4 sesuai dengan RPP strategi think talk write (TTW) dengan topik peristiwa alam dan mengidentifikasi kegiatan yang dapat mengubah permukaan bumi oleh peneliti sebagai guru IPA di Kelas V SD Negeri 032 Sinonoan. Hasil belajar siswa pada pretes dan Formatif I didiskusikan antara pembimbing dan guru (sesama peneliti). Melihat gambaran data-data hasil belajar siswa perlu ada perubahan pembelajaran pada Siklus II. Media pembelajaran harus menarik dengan alat-alat peraga yang sesuai dengan tujuan pembelajaran IPA. Selama siswa bekerja dalam kelompok peneliti/guru hadir sebagai fasilitator. Setelah melaksanakan KBM pada Siklus II, maka akhir KBM II dilakukan tes hasil belajar atau disebut Postes II, hasil analisisnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Distribusi Hasil Postes II Nilai 60 Frekuensi 3 Rata-rata S.D 80 14 1000 15 87,5 13,2 Jumlah 32 Merujuk pada Tabel 4, nilai terendah untuk Postes II adalah 70 dan tertinggi adalah 100 dengan kriteria ketuntasan minimal 70 maka ada 3 orang mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan namun ketuntasan klasikal adalah sebesar 90,63%. Mengacu pada kriteria ketuntasan klasikal minimum sebesar 85% maka nilai inii berada pada kriteria keberhasilan sehingga dapat dikatakan KBM siklus II telah berhasil memberi ketuntasan belajar dalam kelas secara menyeluruh. Nilai rata-rata kelas adalah 87,5 yang juga dalam kategori tuntas dengan standar deviasi 13,2. Data hasil potes II ini dapat disajikan kembali dalam grafik histogram, dan dapat dilihat pada Gambar 4 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Grafik Formatip II 60 80 100 Frekuensi 3 14 15 Gambar 4. Grafik Hasil Formatip II 63

Merujuk pada Tabel-Tabel hasil tes yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat dilihat nilai rata-rata tes siswa sebelum diterapakan model pembelajaran Think Talk Write adalah 37,8, dan setelah diterapkan model pembelajaran Think Talk Write meningkat menjadi 74,,4 pada siklus I dan 87,5 pada siklus II. Peningkatan hasil tes siswa dapat dilihat melaui Tabel dan histogram berikut: Tabel 5. Rekapitulasi Pretes, Postes I dan Postes II No Hasil Tes Data Awal Siklus I Siklus II 1 Nilai Tertinggi 70 100 100 2 Nilai terendah 30 60 60 3 Rata-rata nilai tes 37.8 74.4 87.5 4 Ketuntasan klasikal 6,25% 53,13% 90,63% 120 100 80 60 40 20 0 Nilai Tertinggi Grafik Hasil Belajar Kognitif Nilai terendah Rata-rata nilai tes Data Awal 70 30 37,8 Siklus 1 100 60 74,4 53,13 siklus 2 100 60 87,5 90,63 Gambar 6. Grafik Hasil Belajar Kognitif Ketuntasan klasikal (%) 6,25 Selama proses pembelajaran dilakukan observasi oleh observer (guru sejawat) untuk mengamati aktivitas siswa. Pengamatan kegiatan siswa dilakukan dengan caraa menceklis lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Hasil pengamatan oleh kedua observer pada siklus II ini sesuai pada tabel 6 berikut : 64

Tabel 6. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus II Siklus II Aktivitas No Jumlah Skor Proporsi 1 Menulis/membaca 52 13 33% 2 Mengerjakan 51 12.75 32% 3 Bertanya pada teman 23 5.75 14% 4 Bertanya pada guru 21 5.25 13% 5 Yang tidak relevan dengan KBM 13 3.25 8% JUMLAH 160 40 100% Refleksi Penerapan model pembelajaran think talk write (TTW) pada pembelajaran IPA siklus II telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar pada siklus II rata-rata 87,5 nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 100. Ketuntasan kelas telah melampaui batas minimal > 85% yaitu sebesar 90,63%. Dengan demikian hasil ini dapat dianggap bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran think talk write (TTW) telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Beberapa catatan perbaikan selama proses pembelajaran diketahui : 1. Tampilan media yang digunakan peneliti lebih menarik dari sebelumnya 2. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran siswa sudah mulai aktif 3. Siswa mulai membiasakan diri bertanya baik pada teman ataupun pada guru 4. Peneliti memberi perhatian lebih pada siswa yang sebelumnya dianggap kurang disiplin selama proses belajar Pembahasan Merujuk pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata sebelum penerapan model pengajaran Think Talk Write pada mata pelajaran IPA yaitu berupa nilai pretes adalah 37,8 dengan ketuntasan belajar yang dicapai 6,25%, setelah penerapan model pengajaran Think Talk Write nilai siswa mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil tes pada Siklus I, nilai rata-rata hasil belajar yang dicapai siswa adalah 74,4 dengan persentasi 53,13%, untuk nilai rata-rata hasil belajar dan persentasi ketuntasan klasikal yang dicapai belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Merujuk pada Tabel yang sama, hasil tes pada Siklus II menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar yang dicapai siswa adalah 87,5 dengan persentasi mencapai yaitu 90,63%. Hasil belajar tersebut sudah mencapai indikator yang ditetapkan yaitu sekurang-kurangnya 85% hasil belajar siswa sudah mencapai nilai minimal 70. Secara keseluruhan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari pra pembelajaran, Siklus I sampai akhir Siklus II. Namun hasil pembelajaran diakhir Siklus I masih ada 15 orang siswa memperoleh nilai di bawah ketuntasan. Hal ini terjadi karena 65

disebabkan beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut. a. Beberapa siswa belum memahami peran dan tugasnya dalam bekerja kelompok karena belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan. b. Interaksi antar siswa belum berjalan dengan baik karena siswa belum terbiasa untuk menyampaikan pendapatnya kepada sesama teman lainnya dalam menyelesaikan masalah. c. Adanya siswa yang pasif dan menggantungkan permasalahan yang dihadapi kepada kelompoknya. Uraian di atas menyatakan bahwa pada Siklus I meski sebagian indikator keberhasilan telah tercapai namun terdapat 15 siswa belum tuntas nilainya. Oleh karena itu perlu adanya suatu tindakan pada Siklus II agar hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dan mencapai indikator keberhasilan dengan ketuntasan klasikal mencapai maksimum. Tindakan yang diberikan berupa menampilkan media untuk mempermudah siswa memahami materi pembelajaran dan memberikan variasivarisi penugasan yang bersifat memotivasi semua anggota kelompok. Hasil belajar siswa diakhir Siklus II telah mencapai ketuntasan klasikal 90,63% yang berarti seluruh siswa telah memperoleh nilai tuntas. Dengan demikian tindakan yang diberikan pada Siklus II telah berhasil memberikan perbaikan hasil belajar pada siswa. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut: a. Siswa telah terbiasa dengan bekerja secara kelompok. b. Keberanian siswa untuk berinteraksi berjalan dengan baik karena siswa sudah mulai terbiasa untuk bertanya dan menyampaikan pendapatnya kepada sesama teman lainnya dalam menyelesaikan masalah. c. Siswa mulai aktif dan tahu akan tugasnya sehingga tidak menggantungkan permasalahan yang dihadapi kepada teman dalam kelompoknya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Adapun kesimpulan dari upaya meningkatkan hasil belajar siswa dan melalui model pembelajaran Think- Talk-Write pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 032 Sinonoan sebagai berikut : Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran Think- Talk-Write pada Siklus I awalnya ratarata 74,4 dengan ketuntasan klasikal 53,13% dan hasil ini meningkat pada Siklus II mencapai rata-rata 87,5 dengan ketuntasan klasikal 90,63%. Saran Setelah melakukan kegiatan belajar mengajar selama empat kali atau disebut dua siklus maka perlu saran agar pengguna atau yang memanfaatkan model pembelajaran Think Talk Write di sekolah benar-benar bermanfaat sesuai dengan tujuan penelitian. 66

a. Setting kelas sebaiknya mudah untuk mengatur meja-meja di dalam kelas, sehingga membentuk kelompok dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat. b. Selama kerja kelompok perlu diarahkan agar terjadi saling bekerja sesama siswa dalam satu kelompok. c. Dalam menerapkan model pembelajaran sebaiknya siswa telah paham keuntungan dan fungsi posisi dirinya dalam kelompok sehingga siswa mudah mengikuti kegiatan belajar mengajar. RUJUKAN Aqib, Zainal. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Widya. Bandung. Djamarah, S.B. (2002). Psikologi Belajar. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta Fathurrohman, Pupuh. (2007). Strategi Belajar Mengajar. PT Refika Aditama. Bandung. Haryanto, (2006), Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas V Jilid 5. Penerbit Erlangga. Jakarta Haryanto, (1994). Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas V. PT Gelora Aksara Pratama. Jakarta Purwanto, Ngalim. (1994). Prinsipprinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Rosdakarya. Bandung. Slameto, (2003). Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhiny. PT Rineka Cipta. Jakarta Sudjana, N. (2008). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. 67