BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. pukul 20:09 WIB] 1 [diakses pada hari Rabu, 04 Mei 2011,

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Wilayah

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGGARAPAN SAWAH (MUZARA AH) DI DESA PONDOWAN KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

PEMERINTAH KABUPATEN

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DESA PENDOWOHARJO. A. Keadaan Alam 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. menjadi 5 wilayah Binaan Penyuluhan Pertanian. Letak Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Negeri Sakti merupakan salah satu desa di Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Suka Jawa merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bumiratu Nuban

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

V. GAMBARAN UMUM Gambaran Lokasi Penelitian

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat ' 19" BT

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

V GAMBARAN UMUM GAPOKTAN SILIH ASIH

I. PENDAHULUAN. Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENDAHULUAN. swasembada beras. Produksi yang melebihi kebutuhan konsumsi penduduk, menempatkan daerah ini sebagai daerah suplai beras dan penyangga

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

J. PRIMA TANI LKDRIB KABUPATEN SIJUNJUNG

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

Transkripsi:

34 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Profil Desa Cibunian 4.1.1 Keadaan Alam dan Letak Geografis Desa Cibunian merupakan salah satu desa di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara administratif, wilayah ini berbatasan dengan empat desa, sebelah utara dan barat berbatasan dengan Desa Purasari (Kecamatan Leuwiliang), sebelah timur berbatasan dengan Desa Cibitungkulon dan Desa Ciasmara, sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Purwabakti. Istilah Desa Cibunian berdasarkan penuturan warga setempat berasal dari kata buni yang bermakna tersembunyi karena memang letaknya berada di ujung selatan Kecamatan Pamijahan yang tersembunyi diantara lembah dan perbukitan. Desa ini terletak sekitar 16 km dari kantor Kecamatan Pamijahan, 78 km dari Ibu Kota Kabupaten Bogor, dan berjarak 128 km dengan Ibu Kota Propinsi Jawa Barat, sementara jarak Desa Cibunian dengan Ibu Kota Negara RI Jakarta adalah 90 km. Desa ini dapat ditempuh dengan segala jenis transportasi dengan kondisi jalan berliku dan banyak ditemui tanjakan maupun turunan dengan kondisi sebagian sudah beraspal dan sebagian berupa jalan yang diperkeras dan berbatu. Ketinggian tanah desa dari permukaan laut bervariasi antara 400-700 m, dengan suhu maksimum 29 o C. Luas keseluruhan Desa Cibunian mencapai 1.248 hektar dengan sebagian besar wilayah berbukit sampai bergunung (70%) dan berombak sampai berbukit (30%). Luas wilayah berdasarkan status penggunaannya terbagi kedalam delapan kelompok, yaitu penggunaan untuk sawah irigasi setengah teknis, sawah irigasi sederhana, sawah tadah hujan, pekarangan atau bangunan, kebun, ladang atau tanah huma, empang, dan perkebunan negara. Data penggunaan lahan di wilayah Desa Cibunian ditunjukan pada Tabel 2.

35 Tabel 2. Luas dan Persentase Penggunaan Lahan Desa Cibunian 2010 No Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%) 1 Sawah irigasi teknis 248,00 28,00 2 Sawah irigasi sederhana 52,00 5,86 3 Sawah tadah hujan 45,00 5,08 4 Pekarangan atau bangunan 25,00 2,82 5 Kebun 475,00 53,61 6 Ladang atau tanah huma 10,00 1,12 7 Empang 1,00 0,12 8 Perkebunan negara 30,00 3,39 Jumlah 886,00 100,00 Sumber: Data Monografi Desa Cibunian (2010) 4.1.2 Struktur Sosial Masyarakat Desa Cibunian Klasifikasi penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Cibunian dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah: Tabel 3. Jumlah dan Persentase Penduduk Desa Cibunian Menurut Mata Pencaharian Tahun 2010 No Mata Pencaharian Jumlah Penduduk Persentase (%) (Jiwa) 1 Petani 1.324 72,66 2 Pengusaha 17 0,93 3 Pengrajin 59 3,24 4 Industri kecil 12 0,66 5 Buruh industri 41 2,25 6 Pertukangan 68 3,73 7 Pedagang 246 13,50 8 Pengemudi/jasa 37 2,03 9 Pensiunan 18 1,00 Jumlah 1.822 100,00 Sumber: Data Monografi Desa Cibunian (2010) Wilayah pemukiman penduduk di Desa Cibunian secara administratif dibagi menjadi 17 RW yang tersebar di beberapa Dusun yaitu: Dusun Muara II, Dusun Cipatat I, Dusun Cisalak II, Dusun Limus Badak, Dusun Pajagan, Dusun Cibunian, dan Dusun Banarajaya II. jumlah penduduk Desa ini pada tahun 2010 yaitu 10.646 Jiwa yang terdiri dari 5.433 orang laki-laki dan 5.213 orang perempuan dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 77 jiwa/km 2.

36 4.1.3 Pola Adaptasi Ekologi Melihat keadaan alam dan letak geografisnya tidak heran jika di desa ini sektor pertanian, peternakan, dan perikanan berkembang cukup baik. Hal ini disebabkan karena desa ini memiliki kondisi lingkungan yang mendukung seperti kondisi tanah yang subur, iklim mendukung, ketersediaan air yang relatif melimpah, dan ketersediaan pakan hijauan. Sektor pertanian di desa ini didominasi oleh komoditas padi, sementara untuk peternakan di dominasi oleh ternak ayam pedaging dan sektor perikanan yang dikembangkan di desa ini adalah usaha budidaya ikan mas. 4.2 Profil Gapoktan Jaya Tani Gapoktan Jaya Tani dibentuk pada tahun 2002 dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatkan kapasitas dan peran kelompok dalam produksi dan produktivitas usaha tani, memfasilitasi anggota dalam penyediaan sarana produksi pertanian, permodalan dan pemasaran hasil usaha tani, meningkatkan posisi tawar petani serta sebagai wahana belajar dan kerjasama. Tabel 4. Jumlah Anggota Berdasarkan Kelompok Tani, Ketua, dan Alamat di Gapoktan Jaya Tani 2011 No Nama Kelompok Tani Ketua Anggota Terdaftar Alamat (KP/RT/RW) 1 Subur Tani Uci 49 Muara II 2 Karya Tani Supanji 20 Cipatat 3 Adil Tani Odih. S 28 Cibunian 4 Sejahtera Tani Edi Udis 30 Cimanggu 5 Bina Suka Tani Samsudin 30 Cisalak 6 Bumi Mekar H. Mintar 19 Limus Badak 7 Mina Subur H. Zaenal 15 Cipatat 8 Bangun Jaya Tani H. Mukna 20 Garehong Jumlah 215 Sumber : Laporan Petugas Penyuluh Pertanian 2011 Gapoktan Jaya Tani terdiri atas delapan kelompok tani. Kelompok tersebut diantaranya adalah Poktan Subur Tani, Poktan Karya Tani, Poktan Adil Tani, Poktan Sejahtera Tani, Poktan Bina Suka Tani, Poktan Bumi Mekar, Mina Subur, dan Bangun Jaya Tani. Dari kedelapan Poktan tersebut, tujuh diantaranya mengelola usaha tani dengan komoditi padi-palawija-sayuran dan satu Poktan

37 yaitu Mina Subur mengelola usaha budidaya ikan mas. Gapoktan Jaya Tani diketuai oleh Edi Udis yakni ketua Poktan Sejahtera Tani (Struktur organisasi terlampir). Data kelompok tani pada Gapoktan Jaya Tani di Desa Cibunian tahun 2011 yang dapat dilihat pada Tabel 4. Dilihat dari tingkat kemampuan masing-masing Poktan yang ada di Desa Cibunian, berdasarkan informasi dari Petugas Penyuluhan Pertanian maka dari kedelapan Poktan diatas dapat diklasifisikan kedalam tiga kategori yaitu pemula atau kemampuan Poktan rendah, lanjut atau kemampuan Poktan sedang, dan madya atau kemampuan Poktan tinggi. Namun memang belum ada Poktan yang sampai pada tingkat kemampuan utama atau sangat tinggi seperti Poktan Sadar tani yang ada di Desa Ciasmara. Berikut adalah Tabel tingkat kemampuan kelompok tani anggota Gapoktan Jaya Tani. Tabel 5. Tingkat Kemampuan dan Nama Kelompok Tani 2011 No Tingkat Kemampuan Kelompok Nama Kelompok 1 Pemula Bina Suka Tani, Karya Tani, Mina Subur, Bangun jaya Tani 2 Lanjut Adil Tani, Bumi Mekar 3 Madya Sejahtera Tani, Subur tani 4 Utama - Sumber : Laporan Petugas Penyuluh Pertanian Dalam penelitian mengenai keberlanjutan kelembagaan dan tingkat partisipasi kelompok dalam program pemberdayaan petani di komunitas (Gapoktan Jaya Tani) peneliti memfokuskan penelitian pada tiga Poktan berdasarkan perbedaan tingkat kemampuan kelompok yakni Poktan Karya Tani (kemampuan pemula atau rendah), Poktan Adil Tani ( kemampuan lanjut atau sedang), Poktan Subur Tani (kemampuan madya atau tinggi). Secara umum berikut profil dari ketiga Poktan tersebut: A. Poktan Karya Tani Poktan Karya Tani berada di RW Cipatat dengan ketua yaitu Pak Supanji. Poktan ini sudah terbentuk dari tahun 1990 dengan jumlah anggota yang terdaftar saat ini sekitar 20 orang. Komoditi pertanian yang dikembangkan kelompok ini adalah padi-palawija-dan sayuran dengan luas lahan pertanian yang dikelola

38 keseluruhan hampir mencapai 13 Ha. Walaupun Poktan ini sudah lama terbentuk namun dilihat dari tingkat kemampuan kelompok, Poktan Karya Tani masih tergolong pemula atau rendah. B. Poktan Adil Tani Poktan Adil Tani berada di RW Cibunian dengan ketua yaitu Pak Odih S. Poktan ini terbentuk semenjak tahun 1997 dengan jumlah anggota yang terdaftar saat ini yaitu 28 orang. Komoditi pertanian yang dikembangkan kelompok ini adalah padi-palawija-dan sayuran dengan luas lahan pertanian yang dikelola keseluruhan mencapai 25 Ha. namun dilihat dari tingkat kemampuan kelompok, Poktan Adil Tani sudah tergolong lanjut atau sedang. Kegiatan kelompok yang sedang aktif saat ini yaitu SL-PTT, kelompok ini juga mendapat bantuan permodalan dari program USAHA EKONOMI PRODUKTIF (UEP) sebesar empat puluh juta rupiah. C. Poktan Subur Tani Poktan Subur Tani berada di RW Muara II dengan ketua yaitu Pak Uci. Poktan ini terbentuk sejak tahun 1996 dengan jumlah anggota yang terdaftar saat ini yaitu 49 orang. Komoditi pertanian yang dikembangkan kelompok ini adalah padi-palawija-dan sayuran dengan luas lahan pertanian yang dikelola keseluruhan hampir 29 Ha. Dilihat dari tingkat kemampuan kelompok, Poktan Adil Tani sudah tergolong Madya atau tinggi. Seperti halnya Poktan lain Kegiatan kelompok yang sedang aktif saat ini yaitu SL-PTT. 4.3 Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) SL-PTT merupakan Sekolah Lapangan bagi petani dalam menerapkan berbagai teknologi usahatani melalui penggunaan input produksi yang efisien menurut spesifik lokasi sehingga mampu menghasilkan produktivitas tinggi untuk menunjang peningkatan produksi secara berkelanjutan. Dalam SL-PTT petani dapat belajar langsung di lapangan melalui pembelajaran dan penghayatan langsung (mengalami), mengungkapkan, menganalisis, menyimpulkan dan menerapkan (melakukan/mengalami kembali), menghadapi dan memecahkan masalah-masalah terutama dalam hal teknik budidaya dengan mengkaji bersama berdasarkan spesifik lokasi.

39 SL-PTT Padi di Gapoktan Jaya Tani dilaksanakan pada masing-masing Kelompok Tani. Pada pelaksanaannya kegiatan SL-PTT di masing-masing Poktan memiliki beberapa tahapan, yaitu: 1. Langkah pertama penerapan PTT adalah penyuluh bersama petani melakukan Pemahaman Masalah dan Peluang (PMP) atau Kajian Kebutuhan dan Peluang (KKP). Identifikasi masalah peningkatan hasil di wilayah setempat dan membahas peluang mengatasi masalah tersebut, berdasarkan cara pengelolaan tanaman, analisis iklim/curah hujan, kesuburan tanah, luas pemilikan lahan, lingkungan sosial ekonomi. 2. Langkah kedua adalah merakit berbagai komponen teknologi PTT berdasarkan kesepakatan kelompok untuk diterapkan di lahan usahataninya. 3. Langkah ketiga, penyusunan RUK berdasarkan kesepakatan kelompok. 4. Langkah keempat, penerapan PTT. 5. Langkah kelima, pengembangan PTT ke petani lainnya Kegiatan SL-PTT ini berlangsung selama delapan minggu, pertemuan dan diskusi dilakukan setiap satu minggu sekali. Materi yang diberikan kepada petani terdiri dari materi umum dan materi khusus, materi umum yaitu: (1) Petani diberikan materi mengenai bagaimana pengamatan tanaman padi (2) Pemberian materi mengenai dinamika kelompok agar petani lebih termotivasi dalam setiap tahapan kegiatan dari program SL-PTT. Kemudian materi khusus meliputi penggunaan benih unggul baru, penggunaan benih berkualitas, pemberian bahan organik melalui pengembalian jerami ke sawah atau dalam bentuk kompos, penanaman bibit muda (<21 hari), tanam sistem jajar legowo, pengairan secara efektif dan efisien (satu hari basah lima hari kering), penggunaan pupuk berimbang, pengendalian organisme pengganggu tanaman, penyiangan dengan landak atau gasrok, penen tepat waktu, penanganan pasca panen. Dalam mendukung penerapan PTT ini setiap Kelompok Tani diberikan bantuan berupa benih untuk 25 Ha sawah, pupuk untuk 1 Ha sawah, dan biaya konsumsi dalam setiap pertemuan.

40 4.4 Ikhtisar Desa Cibunian merupakan desa yang memiliki potensi luar biasa dalam bidang pertanian, dengan kondisi alam yang mendukung, ketersediaan air yang melimpah, dan kondisi tanah yang subur, serta iklim yang mendukung tidak heran jika 70 persen masyarakatnya bekerja di sektor pertanian. Hampir 80 persen lahan digunakan untuk kebun dan pesawahan. Gapoktan Jaya Tani dibentuk pada tahun 2002 dengan tujuan sebagai wadah bagi para petani untuk saling berbagi informasi dan saling mendukung dalam kegiatan pertanian. Komoditas utama yang dikembangkan oleh para petani di Desa Cibunian adalah komoditas padi. Peran Desa ini sangat penting dalam menyediakan supply beras bagi Kecamatan Pamijahan, bahkan Kabupaten Bogor, dan bermuara pada supply beras nasional. Salah satu program dari pemerintah untuk mendorong peningkatan produksi beras nasional adalah program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT). Program tersebut saat ini sedang aktif pada masing-masing Poktan anggota Gapoktan Jaya Tani. Kegiatan SL-PTT ini berlangsung selama delapan minggu, pertemuan dan diskusi dilakukan setiap satu minggu sekali. Materi-materi yang diberikan berkaitan dengan bagaimana meningkatkan efisisensi dan produktivitas dalam pengelolaan padi.