BAB III TINJAUAN TENTANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DAN KAWASAN CA/TWA GUNUNG GAMPING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BAB III TINJAUAN WILAYAH

I. KARAKTERISTIK WILAYAH

BAB III TINJAUAN KAWASAN

penduduk yang paling rendah adalah Kabupaten Gunung Kidul, yaitu sebanyak 454 jiwa per kilo meter persegi.

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN LOKASI

KEADAAN UMUM WILAYAH. Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa

BAB III TINJAUAN KAWASAN

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Berbudaya dan Terintegrasikannya sistem e-government menuju smart. regency (kabupaten cerdas) pada tahun 2021.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110

IV. KEDAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110 o sampai dengan

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. Kabupaten Sleman merupakan kabupaten yang memiliki luas areal sebesar

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. IV.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

BAB 2. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pajak yang sangat

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. 1. Sejarah Berdirinya Kabupaten Sleman. Keberadaan Kabupaten Sleman dapat dilacak pada Rijksblad no.

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB III. TINJAUAN KHUSUS WISMA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Kondisi Wilayah Kaliurang Sleman Yogyakarta Gambaran Umum Wilayah Sleman

BAB II PROFIL DAERAH KABUPATEN SLEMAN & BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN SLEMAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN SEKTOR PERIKANAN. 1. Kondisi Geografis dan Batas Wilayah Administrasi

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III TINJAUAN WILAYAH DAN KAWASAN

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. a. Letak Wilayah Kabupaten Sleman secara geografis terletak diantara dan

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

BAB IV. A. Pelaksanaan Pasal 24 huruf a, b, dan c Undang-undang Nomor 20 Tahun tentang Rumah Susun Oleh Pemerintah Kabupaten Sleman.

I. PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) atau lebih populer dengan sebutan

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

BAB IV TINJAUAN LOKASI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

Tabel 7.3 CAPAIAN KINERJA PROGRAM INDIKATOR

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN. A. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan. Youdastyo / Kompleks Wisata Perikanan Kalitirto I- 1

BAB III PUSAT SENI KERJANINAN BAMBU DI DESA WISATA BRAJAN Kondisi Administratif Kabupaten Sleman

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2014

BAB III TINJAUAN WILAYAH KULON PROGO

BAB III Tinjauan Lokasi dan Rumah Sakit Hewan di Yogyakarta 3.1 Tinjauan Kondisi Umum Kabupaten Sleman

BAB IV TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA

BAB IV GAMBARAN UMUM. dan Bujur Timur, dengan luas 3.185,80. Luas Area ( ) 32,50 586, ,36

BAB I PENDAHULUAN. a. Letak Wilayah Kabupaten Sleman secara geografis terletak diantara dan

BAB III: TINJAUAN LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

TINGKAT KERUSAKAN LINGKUNGAN FISIK AKIBAT PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DI KECAMATAN TURI DAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. 1) Kondisi Geografis dan Wilayah Administratif

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis dan Fisiografis. perbukitan karst berarti bentuk wilayahnya perbukitan dan batuannya karst.

BAB III TINJAUAN WILAYAH DAN KAWASAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dusun dan terletak di bagian selatan Gunungkidul berbatasan langsung dengan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

BAB I PENDAHULUAN. dalam menentukan nilai ekonomis aset dan potensi harta kekayaan. Di Indonesia,

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta dengan jarak 20,2 km dari ibukota provinsi daerah istimewa

KLASIFIKASI LAHAN UNTUK PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN WILAYAH PUSAT PERTUNJUKAN KOMUNITAS MUSIK INDIE DI YOGYAKARTA. Gambar 3.1. Wilayah Administrasi Provinsi DIY Sumber :

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

KARAKTERISTIK WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM

Berdasarkan pernyataan Visi yang diinginkan sebagai tersebut diatas selanjutnya misi Polres Sleman adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata dengan jumlah penduduk

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

STUDI LITERATUR UKDW DATA. Profil Kota Yogyakarta (DIY) Potensi Kota Yogyakarta Potensi Kota Yogyakarta dalam bidang olahraga Data - data sekunder

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH

*terdiri dari kolam/empang/tebat, tanah kuburan, jalan, dan lapangan.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2018

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

Tabel 3.1. Anggaran, Realisasi, dan Pelaksanaan Urusan Wajib

Transkripsi:

BAB III TINJAUAN TENTANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DAN KAWASAN CA/TWA GUNUNG GAMPING 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Sleman Kabupaten Sleman merupakan salah satu dari 5 daerah di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang berada disisi Utara. Wilayah Kabupaten Sleman membentang dari Sungai Opak pada sisi Timur sampai Sungai Progo pada sisi barat dan perbatasan Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Gunung Kidul pada sisi selatan, dan pada sisi utara sampai dengan lereng Gunung Merapi yang termasuk 10 besar gunung teraktif di dunia berketinggian 2.968 meter. Dengan posisi tersebut menjadikan Kabupaten Sleman sebagai wilayah hulu dari Propinsi DIY. Pengembangan Wilayah Kabupaten Sleman sebagai bagian integral dari Daerah Istimewa Yogyakarta tidak dapat terlepas dari kawasan-kawasan lain seperti Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Gunung Kidul. Sesuai dengan kondisi dan potensi wilayah serta sosial ekonomi masyarakat, pengembangan pembangunan Kabupaten Sleman lebih diarahkan sebagai pusat pendidikan, lumbung pangan DIY, pengembangan kebudayaan sebagai pendukung kepariwisataan DIY, sentra industri kecil dan menengah, agro industri dan industri jasa. 3.1.1. Kondisi Fisik Kabupaten Sleman 3.1.1.1. Kondisi Geografis a. Letak Wilayah Secara geografis wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 107 15 03 sampai dengan 100 29 30 Bujur Timur dan 7 34 51 sampai dengan 7 47 03 Lintang Selatan. Di sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Magelang dan Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah, di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah, di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Propinsi 49

50 Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah, dan di sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (RPJMD 2005-2010 Kabupaten Sleman). b. Luas Wilayah Kabupaten Sleman memiliki wilayah seluas adalah 57.482 Ha atau 574,82Km2 atau sekitar 18% dari luas Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (3.185,80Km2 ), dengan jarak terjauh Utara-Selatan 32 Km, Timur-Barat 35 km. Secara administratif terdiri dari 17 wilayah Kecamatan, 86 Desa, dan 1.212 Padukuhan (RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2014). Gambar 3.1.1.1.1 Peta Administrasi Kabupaten Sleman 2014 Sumber: Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman Disamping itu pembagian wilayah administrasi Sleman dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

51 Tabel 3.1.1.1.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman No Banyaknya Kecamatan Desa Padukuhan Luas (Ha) 1 Moyudan 4 65 2.762 2 Godean 7 77 2.684 3 Minggir 5 68 2.727 4 Gamping 5 59 2.925 5 Seyegan 5 67 2.663 6 Turi 4 54 4.309 7 Tempel 8 98 3.249 8 Sleman 6 83 3.132 9 Ngaglik 5 87 3.852 10 Mlati 5 74 2.852 11 Depok 3 58 3.555 12 Cangkringan 5 73 4.799 13 Pakem 5 61 4.384 14 Ngemplak 5 82 3.571 15 Kalasan 4 80 3.584 16 Berbah 4 58 2.299 17 Prambanan 6 68 4.135 Jumlah 86 1.212 57.482 Adaptasi dari: BPS Kabupaten Sleman, 2014 c. Topografi Keadaan tanah wilayah Kabupaten Sleman dibagian Selatan relatif datar kecuali daerah perbukitan dibagian tenggara Kecamatan Prambanan dan sebagian di Kecamatan Gamping. Makin ke Utara kondisinya relatif miring dan dibagian utara sekitar lereng Merapi relatif terjal serta terdapat sekitar ±100 sumber mata air, yang airnya mengalir ke sungai sungai utama yaitu sungai Boyong, Kuning, Gendol dan Krasak.

52 Disamping itu terdapat anak-anak sungai yang mengalir ke arah selatan dan bermuara di Samudera Indonesia. Ketinggian wilayah Kabupaten Sleman berkisar antara 1000m dari permukaan laut. Ketinggian tanahnya dapat dibagi menjadi empat kelas yaitu ketinggian < 100 m; 100 499 m; 500 999 m; dan > 1000 m dari permukaan laut. Wilayah dengan ketinggian < 100 m dari permukaan laut seluas 6.203Ha atau 10,79% dari luas wilayah terdapat di Kecamatan Moyudan, Minggir, Godean, Prambanan, Gamping dan Berbah. Wilayah dengan ketinggian 100 499 m dari permukaan laut seluas 43.246Ha atau 75,32% dari luas wilayah, terdapat di 17 Kecamatan. Wilayah dengan ketinggian 500 999 m dari permukaan laut meliputi luas 6.538ha atau 11,38% dari luas wilayah, meliputi Kecamatan Tempel, Turi, Pakem dan Cangkringan. Wilayah dengan ketinggian > 1000 m dari permukaan laut seluas 1.495Ha atau 2,60% dari luas wilayah meliputi Kecamatan Turi, Pakem, dan Cangkringan (RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2014). 3.1.1.2. Kondisi Klimatologi Kondisi iklim di sebagian besar wilayah Kabupaten Sleman termasuk tropis basah, hari hujan terbanyak dalam satu bulan 25 hari. Kecepatan angin maksimum 6,00 knots dan minimum 3,00 knots, ratarata kelembaban nisbi udara tertinggi 97,0% dan terendah 28,0%. Temperatur udara tertinggi 32 C dan terendah 24 C. Kondisi agroklimat di atas menunjukkan bahwa iklim di wilayah Kabupaten Sleman pada umumnya cocok untuk pengembangan sektor pertanian. (RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2014).

53 Gambar 3.1.1.2.1 Peta Curah Hujan Kabupaten Sleman 2010-2014 Sumber: Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman 3.1.2. Kondisi Non Fisik Kabupaten Sleman 3.1.2.1. Visi Umum Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2011-2015 menetapkan visi yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai, yaitu Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera lahir batin, berdaya saing, dan berkeadilan gender pada tahun 2015. 3.1.2.2. Misi Umum a. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatkan kualitas birokrasi dalam memberikan pelayanan prima bagi masyarakat. b. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. c. Meningkatkan kemandirian ekonomi, pemberdayaan ekonomi rakyat, dan penanggulangan kemiskinan. d. Memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam, dan lingkungan hidup.

54 e. Meningkatkan pemberdayaan dan peran perempuan di segala bidang. 3.1.2.3. Demografi Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil penduduk pada tahun 2011, jumlah penduduk Sleman tercatat 1.126.888 jiwa, perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Sleman pada tahun 2011 bertambah 33.778 orang atau 2,99% yaitu dari 1.093.110 orang pada Tahun 2010 menjadi 1.126.888 orang pada akhir tahun 2011. Dan dari tahun 2011 bertambah 9.714 orang atau 0,85% yaitu dari 1.126.602 orang pada tahun 2011 menjadi 1.136.602 orang pada akhir tahun 2012. Untuk jumlah penduduk Kecamatan Gamping sendiri berjumlah total 69.998 jiwa. Perbandingan jumlah penduduk dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.1.2.3.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan No Tahun Jumlah Jiwa % Jiwa % 1 2010 547.885 50,12 545.225 49,88 1.093.110 2 2011 560.146 49,70 566.742 50,30 1.126.888 3 2012 564.978 49,71 571.624 50,29 1.136.602 Adaptasi dari: Dinas Kependudukan dan Capil, 2012 3.1.2.4. Pendidikan Dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sleman Tahun 2014, analisis bidang pendidikan di Kabupaten Sleman dilakukan berdasarkan indikator angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka partisipasi murni. a. Angka Melek Huruf (AMH) Angka Melek Huruf digunakan untuk mengetahui atau mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta

55 huruf terutama di daerah pedesaan, selain itu juga untuk menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap informasi dari berbagai media. Angka Melek Huruf juga dapat menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis, sehingga AMH dapat dipakai sebagai dasar kabupaten untuk melihat potensi perkembangan intelektual sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah. b. Angka rata-rata lama sekolah Lamanya sekolah atau years of schooling merupakan ukuran akumulasi investasi pendidikan individu. Setiap tahun tambahan sekolah diharapkan akan membantu meningkatkan pendapatan individu tersebut. Rata-rata lama sekolah dapat dijadikan ukuran akumulasi modal manusia suatu daerah. c. Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Kasar menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. d. Angka Partisipasi Murni (APM) Angka Partisipasi Murni (APM) menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. APM ini merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Analisis bidang pendidikan di Kabupaten Sleman dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

56 Tabel 3.1.2.4.1 Angka Melek Huruf, Lama Sekolah, dan Angka Partisipasi Tahun 2010-2012 Kabupaten Sleman No Uraian 2010 2011 2012 1 Angka melek huruf 72,61 93,94 93,99* 2 Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 10,30 10,51 10,66* 3 APK SD/MI 116,42 116,45 116,51 4 APK SMP/MTs 115,48 113,68 113,70 5 APK SMA/MA/SMK 77,17 77,66 77,69 6 APM SD/MI 100,73 101,51 100,87 7 APM SMP/MTs 81,71 79,65 81,84 8 APM SMA/MA/SMK 54,03 54,04 55,11 Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga Sleman, 2012 *) angka sementara 3.1.2.5. Kebudayaan Kabupaten Sleman yang terdiri dari 17 kecamatan dan 86 desa, memiliki adat-istiadat serta berbagai macam kesenian. Data tentang grup kesenian serta gedung kesenian yang ada di Kabupaten Sleman dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.1.2.5.1 Perkembangan Seni dan Budaya Tahun 2010-2012 Kabupaten Sleman No Capaian Pembangunan 2010 2011 2012 1 Jumlah grup kesenian 893 893 1125 2 Jumlah gedung kesenian 7 7 8 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sleman, 2012 3.1.2.6. Pariwisata Jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sleman selama tahun 2010-2012 mengalami kenaikan rata-rata sebesar 2,93% per tahun. Jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 1,57 % dari tahun 2010. Pada tahun 2012 jumlah kunjungan wisatawan mengalami kenaikan sebesar 4,29% dari tahun 2011. Apabila dilihat dari kontribusi sektor terhadap PDRB, sektor pariwisata memberikan kontribusi dalam pembentukan PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2010-2012

57 rata-rata sebesar 14,88% per tahun. Data tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.1.2.6.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan dan Kontribusi Sektor Pariwisata No Indikator 2010 2011 2012 1 Kunjungan wisatawan (orang) 3.226.976 3.277.728 3.418.254 2 Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Hb (%) Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sleman, 2012 3.2. Kondisi Geologi Kecamatan Gamping 14,91 15,03 14,72 Geomorfologi Kecamatan Gamping tersusun dari endapan vulkanik Gunung Merapi muda. Secara lebih detail dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 3.2.1 Potongan Peta Geologi Lembar Yogyakarta Sumber: Direktorat Geologi, 1977

58 3.3. Gambaran Umum Kawasan CA/TWA Gunung Gamping Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Gunung Gamping terletak di Desa Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kawasan ini melindungi sebuah situs yang sangat langka, yaitu situs batuan gamping yang sudah berumur kurang lebih 50 juta tahun yang lalu atau sudah terbentuk pada epoh Eosen. Selain itu, kawasan cagar alam dan taman wisata alam ini juga memiliki nilai historis dan kebudayaan yang sangat kuat karena kawasan ini merupakan bagian dari Pesanggrahan Kraton Ambarketawang yang sudah ada sejak 7 Oktober 1756. Salah satu kebudayaan yang masih kuat dan diadakan di kawasan ini adalah budaya Saparan Bekakak, dimana merupakan acara penyembelihan sepasang boneka temanten (Pengantin Jawa) muda yang terbuat dari tepung ketan dan sirup gula merah sebagai persembahan untuk setan-setan penunggu Gunung Gamping ini. Tradisi penyembelihan bekakak menjadi ritual rutin yang dilaksanakan setahun sekali setiap hari Jumat, bulan Sapar antara tanggal 10-20 kalender Jawa. Cagar Alam Gunung Gamping sendiri yang terdiri dari situs batu gamping Eosen dan altar penyembelihan bekakak memiliki luas 0,015 ha, ditunjuk sebagai Cagar Alam berdasarkan Surat Keputusan Menhut No. 758/Kpts- II/1989. Untuk kawasan Taman Wisata Alamnya terdiri dari tanah kering dan pepohonan rindang, serta beberapa bangunan fasilitas yaitu: parkir motor, mushola, pendopo, resort BKSDA, toilet. Kawasan Taman Wisata Alam ini memiliki luas total 1,084 ha dan diatur dalam Surat Keputusan Menhutbun No. 171/Kpts-II/2000. Menurut Rencana Kerja Balai KSDA Yogyakarta tahun 2009-2015. 3.3.1. Tnjauan Kawasan dalam Skala Makro Ditinjau dari gambar dibawah ini, kawasan CA/TWA Gunung Gamping berada di Desa Ambarketawang yang memiliki batas wilayah di garis putih. Sedangkan untuk lokasi kawasan CA/TWA Gunung Gamping sendiri berada di area yang berwarna merah.

Gambar 3.3.1.1 Peta Desa Ambarketawang, Gamping, Sleman Sumber: Hasil olah data penulis tanggal 6 November 2015 59

60 Keterangan mengenai peta Desa Ambarketawang, Gamping, Sleman diatas dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.3.1.1 Keterangan Gambar Peta Desa Ambarketawang Pendidikan Fasilitas Umum Kantor Pemerintahan No Bangunan No Bangunan No Bangunan 2 8 9 11 12 13 14 SMK Ypkk Sleman Bina Sarana Informatika Yogyakarta Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Stikes Alma Ata SMPN 4 Gamping SMPN 1 Gamping 3 5 6 7 Stasiun Patukan Gereja Katolik St. Maria Assumpta RS. PKU Muhammadiyah Unit II Pasar Gamping 1 4 10 Pusat Pengelolaan Ekoregion Jawa Kantor Kecamatan Gamping Badan Pusat Statistik (BPS) Sumber: Hasil olah data penulis tanggal 6 November 2015 Dapat dilihat dari tabel diatas, bahwa kawasan Cagar Alam dan Taman Wisata Gunung Gamping banyak dikelilingi oleh bangunanbangunan dengan fungsi pendidikan. Hal tersebut membuat kawasan ini sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan yang edukatif dan rekreatif. Selain itu, lokasi kawasan berdekatan dengan Stasiun Patuk sehingga sangat menunjang aksesibilitas dan mobilitas kawasan Cagar Alam dan Taman Wisata Gunung Gamping ini. 3.3.2. Tinjauan Kawasan dalam Skala Mezo Kawasan Cagar Alam dan Taman Wisata Gunung Gamping dikelilingi oleh pemukiman penduduk dan area persawahan yang masih cukup luas. Kawasan ini dapat diakses melalui Jalan Raya Nasional 3 sehingga letaknya cukup strategis dan mudah diakses menggunakan berbagai macam moda. Penjelasan kawasan lebih lengkap dapat dilihat melalui peta figure ground dibawah ini.

Gambar 3.3.2.1 Mezzo Figure Ground Sumber: Hasil survei penulis tanggal 5 November 2015 61

62 Gambar 3.3.2.2 Keterangan Peta Mezzo Figure Ground Sumber: Hasil survei penulis tanggal 5 November 2015 a. View 1: foto dari view tersebut merupakan gerbang jalan masuk menuju CA/TWA gunung Gamping dilihat dari Jalan Nasional 3. b. View 2: foto dari view tersebut merupakan jalan masuk ke kawasan CA/TWA dari gerbang utama. c. View 3: foto dari view tersebut merupakan area persawahan yang berhadapan langsung dengan kawasan CA/TWA Gunung Gamping. d. View 4: foto dari view tersebut merupakan gang menuju kawasan CA/TWA Gunung Gamping. Dapat dilihat juga, terdapat area pemakaman dan benteng peninggalan Pesanggragan Kraton Ambarketawang tahun 1756. e. View 5: foto dari view tersebut merupakan jalan gang yang ada di depan kawasan CA/TWA Gunung Gamping f. View 6: foto dari view tersebut merupakan foto area pemukiman warga

63 3.3.3. Tinjauan Kawasan dalam Skala Mikro Gambar 3.3.3.1 Peta Kawasan Mikro Sumber: Hasil survei penulis tanggal 5 November 2015

Gambar 3.3.3.2 Keterangan Peta Kawasan Mikro 1-8 Sumber: Hasil survei penulis tanggal 5 November 2015 64

Gambar 3.3.3.3 Keterangan Peta Kawasan Mikro 9-16 Sumber: Hasil survei penulis tanggal 5 November 2015 65

66 Berikut ini merupakan penjelasan dari keterangan peta kawasan mikro: a. View 1: foto dari view tersebut merupakan gerbang utama kawasan CA/TWA gunung Gamping. b. View 2: foto dari view tersebut merupakan tampak Barat kawasan Cagar Alam Gunung Gamping. c. View 3: foto dari view tersebut merupakan tampak Selatan kawasan Cagar Alam Gunung Gamping. d. View 4: foto dari view tersebut merupakan tampak Utara kawasan Cagar Alam Gunung Gamping.. e. View 5: foto dari view tersebut merupakan bangunan tempat parkir motor di dalam kawasan. f. View 6: foto dari view tersebut merupakan area grass block kawasan Taman Wisata Gunung Gamping. g. View 7: foto dari view tersebut merupakan area terbuka di Selatan Resort KSDA. h. View 8: foto dari view tersebut merupakan jalan paving dalam kawasan Taman Wisata Alam Gunung Gamping i. View 9: foto dari view tersebut merupakan area persawahan yang kering di dalam kawasan Taman Wisata Alam Gunung Gamping. j. View 10: foto dari view tersebut merupakan batas Timur kawasan CA/TWA Gunung Gamping. k. View 11: foto dari view tersebut merupakan jalan dalam kawasan TWA yang telah di cor. l. View 12: foto dari view tersebut merupakan kolam peresapan air hujan m. View 13: foto dari view tersebut merupakan pendopo dalam kawasan Taman Wisata Alam Gunung gamping. n. View 14: foto dari view tersebut merupakan area Utara kawasan dengan pepohonan yang lebat. o. View 15: foto dari view tersebut merupakan area conblock di kawasan p. View 16: foto dari view tersebut merupakan altar penyembelihan bekakak