UKDW. % dan kelahiran 23% (asfiksia) (WHO, 2013). oleh lembaga kesehatan dunia yaitu WHO serta Centers for Disease

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut perkiraan World Health Organization (WHO) pada tahun 2013,

BAB 1 PENDAHULUAN. neonatus dan 50% terjadi pada minggu pertama kehidupan (Sianturi, 2011). Menurut data dari

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

BAB I PENDAHULUAN. Bayi (AKB). Angka kematian bayi merupakan salah satu target dari Millennium

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan masyarakat untuk melindungi bayi sebelum, selama dan sesudah

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap penyakit dan kondisi hidup yang tidak sehat. Oleh sebab itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi neonatus khususnya sepsis neonatorum sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid

BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. MDGS (Millenium Development Goals) 2000 s/d 2015 yang ditanda tangani oleh 189

(Juniatiningsih, 2008). Sedangkan di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari - Desember 2010 angka kejadian sepsis neonatorum 5% dengan angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang juta diantaranya terdapat di Asia Tenggara. Dari hasil WHO Multi Center

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, patogen yang umum dijumpai adalah Streptococcus pneumoniae dan

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia (Kemenkes RI, 2010)

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan rancangan studi kasus kontrol. Penyetaraan matching dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang penting bagi perkembangan janin.

PENDAHULUAN BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan medik maupun paramedik serta sebagai pelayanan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap tahun, sekitar 15 juta bayi lahir prematur (sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection. (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

BAB I PENDAHULUAN. yang diawali terjadinya ketuban pecah dini. Akan tetapi sulit menentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 25 per-1000 kelahiran hidup dengan Bayi Berat Lahir. Rendah (BBLR) penyebab utamanya. 2 Kematian bayi baru lahir di

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tertinggi terjadi pada kelompok usia 1-4 tahun. (Kemenkes RI, 2013).

CAIRAN AMNION TERCAMPUR MEKONIUM SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA ASFIKSIA NEONATORUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

BAB 1 PENDAHULUAN. mikroba yang terbukti atau dicurigai (Putri, 2014). Sepsis neonatorum adalah

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (WHO, 2011). Angka kematian neonatal sejak lahir sampai usia

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

BAB I PENDAHULUAN. secara spontan dan teratur segera setelah lahir. 1,2. penyebab mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir dan akan membawa berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu target Millenium Development Goals (MDGs) yaitu menurunkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan preterm menurut The American College of. Obstreticians and Gynecologists (ACOG), 2014

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram juga disebut sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri

BAB I PENDAHULUAN. bahan partikulat debu dan tetesan cairan, yang semuanya mengandung. rumah sakit yang bisa menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu proses fisiologi yang terjadi hampir pada setiap

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross infection) atau disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode neonatus merupakan masa kritis kehidupan bayi. Empat juta bayi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi

BAB I PENDAHULUAN. minggu atau berat badan lahir antara gram. Kejadiannya masih

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. 2004).Dan dalam penelitian yang dilakukan oleh Lozano et al dengan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

BAB 1 PENDAHULUAN adalah 32 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan target Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. calon ibu dan bayi yang dikandung harus mendapatkan gizi yang cukup banyak

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal sesuai usianya, baik sehat secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN meninggal dunia dimana 99% terjadi di negara berkembang. 1 Angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit membran hialin (PMH) atau dikenal juga dengan hyaline

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang.

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang rekam medik RSUP Dr.Kariadi Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berat badan lahir bayi adalah berat badan bayi yang ditimbang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki angka yang cukup tinggi di Indonesia.Berdasarkan Riset. Bayi Lahir Rendah (BBLR) mencapai 11,5%, meskipun angka ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. 1 Infeksi

BAB I PENDAHULUAN. perlu diperhatikan untuk ketahanan hidupnya (Muslihatun, 2010; h. 3).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya

BAB I PENDAHULUAN. angka mortalitas tertinggi di negara-negara yang sedang berkembang.

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. setelah pulang dari perawatan saat lahir oleh American Academy of Pediatrics

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. 45% dari kematian anak dibawah 5 tahun di seluruh dunia (WHO, 2016). Dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup manusia dan derajat kesehatan masyarakat dalam aspek pencegahan,

I. PENDAHULUAN. asfiksia, hampir 1 juta bayi meninggal (WHO, 2002). Di Indonesia, dari

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan sehingga mampu meningkatkan rata-rata usia harapan hidup.

PROFIL PNEUMONIA NEONATAL DI SUB BAGIAN NEONATOLOGI BLU RSU PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2009-JULI 2011

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,

BAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang

EVALUASI PENGGUNAAN TOKOLITIK PADA PASIEN DENGAN RISIKO KELAHIRAN PREMATUR DI TIGA RUMAH SAKIT DI YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Di Amerika Serikat, frekuensi Perdarahan Defisiensi Vitamin K (PDVK)

Sepsis neonatorum merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pneumonia merupakan penyebab kematian tersering. pada anak di bawah usia lima tahun di dunia terutama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Studi yang dilakukan pada bayi baru lahir didapatkan 2-3/1000 bayi lahir

Bab 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN. Bedah Kepala dan Leher subbagian Neuro-otologi. Perawatan Bayi Resiko Tinggi (PBRT) dan Neonatal Intensive Care Unit (NICU)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan. Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Ketuban pecah dini (KPD) terjadi pada sekitar sepertiga dari

BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan dan pertumbuhan bayi selanjutnya. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. Meningitis adalah kumpulan gejala demam, sakit kepala dan meningismus akibat

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di

BAB I PENDAHULUAN. invasif secara umum dikenal sebagai infeksi daerah operasi (IDO). 1. dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC)

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR DAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM

ABSTRAK. Kata kunci: Sepsis neonatus, Jenis Kelamin, BBLR, Persalinan Premature, Ketuban Pecah Dini, Tindakan Persalinan

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara global, sepsis masih merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada neonatorum, yaitu 40 % dari kematian balita di dunia dengan kematian bayi baru lahir setiap tahunnya 3,1 juta. Pada negara berpenghasilan rendah, sepsis neonatorum adalah penyebab hampir 1 juta kematian yang disebabkan infeksi selain meningitis dan pneumonia (El-Din, 2015). Penyebab kematian bayi di seluruh dunia adalah infeksi 36% (sepsis, radang paru-paru, tetanus, diare), preterm 28 % dan kelahiran 23% (asfiksia) (WHO, 2013). Sepsis neonatorum dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, namun umumnya hal ini dipengaruhi kondisi sebelumnya pada bayi ataupun ibu. Permasalahan kondisi pada bayi dapat dikaitkan dengan sistem imunitas dan gangguan pada kondisi fisik (asfiksia, bayi berat lahir rendah, kurang bulan) yang dapat meningkatkan resiko infeksi pada neonatus. Sepsis neonatorum juga dapat dipengaruhi pada kondisi ibu yaitu infeksi yang dimiliki ibu melalui cairan amnion atau didapat bayi pada saat melewati jalan keluar persalinan (Aminullah, 2007). Upayaupaya dalam mengatasi sepsis neonatorum telah dilakukan dan diprakarsai oleh lembaga kesehatan dunia yaitu WHO serta Centers for Disease Control(CDC) telah membuat Perinatal Prevention Guidelines terutama yang disebabkan oleh bakteri. Di indonesia, Departemen Kesehatan RI bersama Health Technology Assesment (HTA) telah melakukan penilaian 1

dan kajian dari berbagai aspek dalam penegakan diagnosis, penatalaksanaan dan pencegahan (CDC, 2010) (Aminullah, 2007). Faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko sepsis neonatorum ini perlu mendapat perhatian terutama kondisi ini akan berbeda pada setiap negara (negara berkembang atau negara maju), tempat pelayanan kesehatan, maupun agen penyebabnya dapat dipengaruhi perubahan waktu. Alternatif dan upaya dalam mengatasi sepsis neonatorum ini adalah dengan melakukan riset atau penelitian terutama di pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit untuk menilai kejadian sepsis neonatorum tersebut. Melihat angka kejadian di negara berkembang dan di Indonesia yang masih cukup tinggi dan angka kematian bayi yaitu 34 per 1000 kelahiran hidup, dengan 10,6% kematian disebabkan sepsis neonatorum di Indonesia, maka penelitian tentang faktor risiko terjadinya sepsis neonatorum dirasakan perlu dilakukan, dengan harapan diperoleh hasil penelitian yang bermanfaat dan dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya. Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan rekam medis pasien sepsis neonatorum di RS Bethesda Yogyakarta (Aminullah, 2007). 1.2 Rumusan masalah 1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi terjadinya sepsis neonatorum? 2. Faktor apakah yang paling mempengaruhi terjadinya sepsis neonatorum? 3. Kondisi klinis apa yang terjadi pada sepsis neonatorum? 2

1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya sepsis neonatorum 2. Mengetahui faktor yang paling mempengaruhi terjadinya sepsis neonatorum 3. Mengetahui kondisi klinis yang terjadi pada sepsis neonatorum 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti tentang faktor resiko terjadinya sepsis neonatorum di ruang NICU. Peneliti juga menambah kemampuan dan pengalaman untuk melakukan penelitian. 2. Bagi rumah sakit Bethesda dan tenaga kesehatan (dokter) Mengetahui faktor prediktor yang menyebabkan terjadinya sepsis neonatorum di NICU sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan terutama dalam hal manajemen pasien sepsis neonatorum. 3

1.5 Keaslian Penelitian Tabel 1. Hasil Penelitian Terdahulu Nama(tahun) Metode Subjek Hasil Putra, (2012) Insiden dan faktorfaktor yang berhubungan dengan sepsis neonatus di RSUP Sanglah Denpasar Turhan et al, (2015) Factors which affect mortality in neonatal sepsis retrospektif 125 pasien dengan sepsis neonatus Kohort prospektif 3129 bayi rawat inap di unit perawatan nicu 125 kasus sepsis neonatus dengan gambaran 56,8% dari subjek laki-laki, 72% lahir secara spontan,64% lahir dengan asfiksia, 26% dengan berat lahir rendah,68,8% prematur dan 86,4% dengan sepsis neonatus awitan dini(snad). Kematian sepsis 30,4%. BBLR dan prematuritas terkait dengan kematian sepsis neonatus. 351 bayi didiagnosa sepsis dengan usia kehamilan ditemukan 30,1 ± 4,1 minggu, berat rata-rata kelahiran ditemukan 1.417,4 ± 759,1 g dan waktu perawatan di rumah sakit rata-rata ditemukan menjadi 43,6 ± 34,4 hari. Kultur darah yang ditemukan positif di 167 (47,6%) pasien, kultur urine ditemukan positif dalam 6 (7,1%) pasien dan Cairan serebrospinal ditemukan positif dalam 34 (9,6%) kasus. 4

Nama(tahun) Metode Subjek Hasil El-Din, (2015) Epidemiology of Neonatal Sepsis and Implicated Pathogens: A Study from Egypt Prospektif cohort 778 bayi dalam perawatan di NICU Kultur darah yang ditemukan positif di 167 (47,6%) pasien, kultur urine ditemukan positif dalam 6 (7,1%) pasien dan Cairan serebrospinal ditemukan positif dalam 34 (9,6%) kasus. Penyebab paling umum dari sepsis ditemukan stafilokokus (koagulase negatif staphylococcus ditemukan pada 65 pasien (51%) dan Staphylococcus aureus ditemukan pada 38 pasien (39%). 49,6% (n = 63) dari bacteriae gram positif dan 60% (n = 21) dari gram negatif. 357 kasus didiagnosa sepsis dengan kejadian 45,9%. Dimana diantaranya 344 kasus yaitu 152 neonatus (44,2%) diklasifikasikan sebagai onset awal sepsis (EOS) ( 72 jam) dan 192 (55,8%) sebagai late onset sepsis (LOS) (> 72 jam). Di antara kasus LOS, 33,9% (65/192) yang disebabkan oleh infeksi nosokomial. 5