BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN. diambil dari para wanita akseptor kontrasepsi oral kombinasi dan injeksi

BAB V PEMBAHASAN A. PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP. kelompok kontrol pemberian pisang ambon, rata-rata tekanan darah sistolik

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. menggunakan uji One Way Anova. Rerata tekanan darah sistolik kelompok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Umum Responden

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. bertahap dengan bertambahnya umur. Proses penuaan ditandai dengan. kehilangan massa otot tubuh sekitar 2 3% perdekade.

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN. psikologis akibat proses menua. Lanjut usia merupakan tahapan dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang


BAB II TINJAUAN PUSTAKA A

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH PEGAWAI DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun.

Apakah labu siam menurunkan tekanan darah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

Mengetahui Hipertensi secara Umum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menopause merupakan berhentinya masa menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai silent killer, karena hampir tidak ditemukan gejala sama. mendadak meninggal dunia (Rofi ie I, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi dimana jika tekanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN kematian akibat hipertensi di Indonesia. Hipertensi disebut sebagai. (menimbulkan stroke) (Harmilah dkk., 2014).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORITIS. antara curah jantung (Cardiac Output = CO) dan tekanan vaskuler

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju hidup sehat 2010 yaitu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan usia banyak terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. minuman pahit (Soeria, 2013). Coklat berasal dari tanaman kakao dan proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari penyakit infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Terjadinya transisi

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012).

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. lebih atau sama dengan 90 mmhg (Chobanian et al., 2003). Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 249 juta jiwa dan sekaligus menduduki posisi ke-5 di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) yang kita kenal seperti. sekarang ini adalah buah perjuangan yang cukup lama yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat melaksanakan masing-masing tugasnya (Kertohoesodo, 1979).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...i. DAFTAR ISI.iii. DAFTAR GAMBAR...vii. DAFTAR SKEMA..viii. DAFTAR TABEL.ix. DAFTAR GRAFIK...x. DAFTAR LAMPIRAN.

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Menurut Basha (2009) hipertensi adalah satu keadaan dimana seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah Beberapa faktor yang memengaruhi tekanan darah antara lain usia, riwayat hipertensi, dan aktivitas atau pekerjaan. Menurut tabel 4.1 usia responden paling banyak adalah 60-74 tahun (87,5%). Hal ini terjadi karena semakin tua maka risiko mengalami hipertensi semakin tinggi karena elastisitas dinding pembuluh darah semakin menurun sehingga menyebabkan peningkatan nadi dan pembuluh darah. Sebagian besar hipertensi terjadi pada usia lebih dari 65 tahun. Hasil tersebut juga didukung oleh penelitian Andriansyah ( 2010) dengan yang menyatakan bahwa umur berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya hipertensi. Seseorang yang berumur 45 tahun memiliki risiko hipertensi sebesar 8,5 kali daripada responden yang berumur 45 tahun. Perubahan tekanan darah yang fisiologis mungkin merupakan tanda penuaan yang normal (Azizah, 2011; Purwanto, 2012). Menurut tabel 4.2 sebagian besar responden tidak memiliki riwayat keturunan hipertensi (65,6%). Hal ini sesuai dengan penelitian Yeni et al. (2010) yang menyatakan bahwa dari 58 responden yang memiliki riwayat hipertensi, 38 diantaranya tidak menderita hipertensi. Menurut Kalangi et al. (2015) dan Setiadhi et al. (2016) tidak ada hubungan antara riwayat keluarga dengan tekanan darah. Hasil ini berbeda dengan Purwanto (2012) bahwa adanya riwayat keluarga terhadap hipertensi dan penyakit jantung akan 36

37 meningkatkan risiko terjadinya hipertensi karena keturunan dan ras merupakan salah satu faktor risiko hipertensi yang tidak dapat dimodifikasi. Berdasarkan hasil wawancara, responden mengalami hipertensi karena pengaruh pola hidup yang sering mengonsumsi makanan tinggi garam (natrium). Natrium berfungsi sebagai nutrisi penting yang membantu saraf dan otot berfungsi dengan baik serta sebagai pengatur air dan keseimbangan cairan dalam tubuh. Asupan tinggi natrium menjadi tantangan berat bagi ginjal untuk mengeluarkan garam dalam jumlah besar. Salah satu sistem organ utama yang rentan terhadap efek buruk natrium yang berlebih dalam makanan adalah sistem kardiovaskular. Diet tinggi natrium menjadi faktor predisposisi tekanan darah tinggi (Kyu Ha, 2014) Berdasarkan tabel 4.3 responden yang menderita hipertensi tidak bekerja (53,1%). Lanjut usia yang tidak bekerja rata-rata kurang aktivitas yang teratur dan efektif. Menurut hasil wawancara, baik responden yang tidak bekerja maupun yang bekerja tidak memiliki aktivitas fisik atau olahraga yang teratur. Hal ini sesuai dengan Larsen dan Matchkov (2016) bahwa latihan fisik dapat menjadi terapi non farmakologis potensial dalam pengobatan hipertensi dan penyakit kardiovaskular karena efeknya menguntungkan fungsi endotel melalui pengurangan stres oksidatif. Penting untuk memilih intensitas, durasi, frekuensi, dan jenis latihan yang tepat karena latihan yang tidak efektif menyebabkan disfungsi endotel dan cedera jantung terutama bagi atlet olahraga ekstrem dan lanjut usia. Hasil penelitian Mori et al. (2011) menyebutkan pada kelompok lanjut usia yang diberikan perlakuan aktivitas

38 ringan dapat menurunkan hipertensi dan metabolisme glukosa serta lemak darah. Menurut Purwanto (2012) dan Pescatello et al. (2015), olahraga ringan dan aktivitas fisik lain setiap hari secara teratur selama kurang lebih 30 menit per hari yang dilakukan setiap hari atau 2-3 hari dalam seminggu dapat menurunkan tekanan darah dengan efektif sekitar 5-7 mmhg. B. Pengaruh Pemberian Jus Labu Siam terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Wanita Lanjut Usia dengan Hipertensi Berdasarkan data penelitian didapatkan rerata tekanan darah responden sebelum perlakuan adalah 153,13/93,75 mmhg pada kelompok intervensi dan 148,75/91,88 mmhg pada kelompok kontrol sedangkan rerata tekanan darah setelah perlakuan adalah 133,13/81,88 mmhg pada kelompok intervensi dan 143,13/91,25 mmhg pada kelompok kontrol dengan penurunan sebesar 20/11,88 mmhg pada kelompok intervensi dan 5,63/0,63 mmhg pada kelompok kontrol. Penurunan kadar estrogen dalam darah terjadi pada wanita menopause dan postmenopause menyebabkan perubahan pada sistem kardiovaskular yang berisiko untuk menderita penyakit arteri koroner dan hipertensi. Estrogen mempunyai efek vasodilatasi yang dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada wanita dengan hipertensi. Sistem renin-angiotensin adalah salah satu sistem hormonal utama yang mengatur tekanan darah. Beberapa penelitian telah melaporkan perbedaan jenis kelamin dalam berbagai komponen renin-angiotensin pada tekanan darah. Aktivitas

39 renin plasma (ARP) pada populasi normotensi lebih tinggi pada pria daripada wanita tanpa memandang usia dan keturunan. Hormon seks wanita eksogen yang diberikan untuk kontrasepsi oral juga terbukti dapat merangsang produksi angiotensinogen, yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah pada beberapa wanita. Penelitian lain menemukan bahwa ARP lebih tinggi pada pascamenopause daripada pada wanita pramenopause, meskipun ARP tetap lebih tinggi pada pria daripada wanita pada usia yang sama (Bertschi dan Burnier, 2004; Nurdiana, 2008). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian jus labu siam terhadap perubahan tekanan darah pada wanita lanjut usia dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan. Kalium berguna untuk memelihara fungsi normal jantung dan sebagai regulator utama pembuluh darah. Kalium berfungsi sebagai vasodilator pembuluh darah yang dapat menurunkan tahanan perifer dan curah jantung sehingga tekanan darah menjadi normal, serta memperbaiki kepekaan terhadap natrium. Kalium menurunkan kontraksi otot polos vaskular dengan mengubah potensi membran atau mengembalikan vasorelaksasi endotelium dan menimbulkankan efek seperti tiazid pada obat antihipertensi dengan cara menghambat reabsorbsi natrium klorida (Stanford Primary Care Clinic, 2009; Kowalski, 2010; Houston, 2011; Bazzano et al., 2013). Hal ini sesuai dengan Samadian et al. (2016) bahwa meningkatkan konsumsi kalium dapat menurunkan tekanan darah pada orang dengan hipertensi serta tidak memiliki efek samping pada konsentrasi lemak darah,

40 katekolamin, dan fungsi ginjal. Meta analisis yang mengevaluasi efek asupan kalium menyimpulkan bahwa konsumsi kalium 60 mmol (2.350 gram) per hari dapat menurunkan rerata tekanan darah sistolik sebesar 4,4 mmhg dan 2,5 mmhg tekanan darah diastolik pada responden dengan hipertensi. Penelitian Djaelani (2015) menunjukkan hasil sari buah labu siam berpengaruh menurunkan tekanan darah pada lanjut usia penderita hipertensi dengan rerata tekanan darah 170,71/96,82 mmhg menjadi 148,94/87,52 mmhg dan penurunan sebesar 21,57/9,3 mmhg setelah diberikan sari buah labu siam selama lima hari. Hasil yang sama juga ditunjukkan Puspito (2014) pada 10 responden penderita hipertensi primer kelompok labu siam sebelum dan setelah mengonsumsi labu siam terdapat perbedaan rerata tekanan darah sebesar 16,2/8,8 mmhg.