BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. meminimalkan kerugian yang diakibatkan oleh peristiwa peristiwa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. dari semakin banyaknya transaksi bisnis antara pihak-pihak yang berasal dari

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam usahanya

BAB I PENDAHULUAN. tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang

: hedging, risiko, leverage, profitabilitas, likuiditas

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan transaksi perdagangan internasional akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. RM Satwika Putra Jiwandhana dan Nyoman Triartyati (2016)

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan dan menerapkan strategi strategi baru untuk memperbaiki arus kas

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. (Madura, 2012:211). Hedging didefinisikan sebagai tindakan untuk membatasi risiko

BAB I PENDAHULUAN. berurusan dengan pasar domestik (Winarto, 2008:45). Mata uang tiap negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan akses informasi yang sudah mendunia. Perdagangan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii. PERNYATAAN ORISINALITAS...iii KATA PENGANTAR...iv ABSTRAK...vi

BAB I PENDAHULUAN. lindung nilai atau biasa dikenal dengan sebutan hedging menjadi topik hangat

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. terhadap keputusan hedging bank konvensional maka semakin tinggi. b. Kesulitan keuangan ( financial distress) mempunyai pengaruh yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. dapat diduga sebelumnya. Risiko dapat dibedakan menjadi risiko murni dan risiko

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan cara ekspor dan impor, franchising, maupun membangun kantor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Growth Opportunity,

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi seperti saat ini, hampir semua komponen tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB V PENUTUP. likuiditas (CR) dan financial leverage (DR) terhadap profitabilitas pada perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meningkatnya hubungan perdagangan antar negara. Proses globalisasi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. (sumber: goldprice.org)

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

Manajemen Keuangan Internasional

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN SEBELUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berlomba-lomba untuk meningkatkan produksi dan kualitas barang yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara termasuk Indonesia. Pemerintah dalam hal ini berupaya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

BAB II URAIAN TEORTIS

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perkembangan dalam dunia bisnis semakin mengalami

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan sebuah komitmen, yang dapat berupa uang atau resources. a. Kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB I PENDAHULUAN. bisnis antara pihak-pihak yang berasal dari berbagai negara. Terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. institution) sendiri mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga

DETERMINASI KEPUTUSAN HEDGING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA. Ida Ayu Putu Megawati 1 Luh Putu Wiagustini 2 Luh Gede Sri Artini 3

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda sejak pertengahan tahun menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pesat yang merupakan salah satu kunci untuk mendorong pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan berinvestasi pada pasar modal. Kegiatan investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, turunnya nilai kurs dan indeks harga saham gabungan dari bursa luar

BAB I PENDAHULUAN. melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik negara-negara di dunia termasuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan yang sangat pesat ini

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan

PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

I. PENDAHULUAN. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah sebuah indikator yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market)

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

ANALISIS PENGGUNAAN TEKNIK HEDGING CONTRACT FORWARD UNTUK MENGURANGI KERUGIAN SELISIH KURS VALAS ATAS HASIL PENJUALAN EKSPOR

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi pasar modal memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perdagangan internasional merupakan salah satu ciri dari era globalisasi yang

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat mempengaruhi iklim usaha di Indonesia. Para pelaku bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba sebesar-besarnya. Pendapat

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat pasca pemulihan krisis ekonomi global pada Tahun 2008, mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi dunia membuat perekonomian dunia lebih erat keterkaitannya yang menyebabkan kejadian di suatu Negara akan lebih cepat memengaruhi Negara lain (Hanafi, 2012:5). Perekonomian setiap Negara saat ini menjadi semakin terkait erat satu sama lain akibat dari adanya perdagangan internasional, sehingga perubahan dalam lingkungan internasional menjadi perhatian utama baik dalam strategi perusahaan maupun kebijakan ekonomi nasional (Krugman dan Obstfeld, 2003:1). Husnan dan Pudijiastuti (2012:417) menyat akan bahwa banyak perusahaan yang dalam menjalankan operasi berhubungan dengan pihak asing (luar negeri) sebagai contoh perusahaan menjual hasil produksi ke luar negeri (ekspor), membeli bahan baku dari luar negeri (impor), menggunakan dana dari luar negeri (kredit), atau bahkan melakukan penanaman modal di luar negeri (investasi). Perusahaan yang dalam menjalankan operasinya berhubungan dengan pihak asing akan memiliki risiko yang lebih besar terhadap risiko valuta asing, risiko tingkat bunga, dan bahkan risiko politik atau Negara. Banyaknya risiko risiko eksternal yang muncul dan mempengaruhi arus kas internal perusahaan multinasional, akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendanai 1

2 investasi tertentu atau yang sering disebut underinvestment problem (Myers, 1977). Banyaknya risiko yang mungkin dihadapi perusahaan multinasional dalam menjalankan bisnisnya menyebabkan perusahaan harus mengelola risiko tersebut. Brigham dan Daves (2009:837) menyatakan beberapa alasan perusahaan mengelola risikonya, yaitu kapasitas utang, menjaga anggaran modal yang optimal dari waktu ke waktu, kesulitan keuangan, keunggulan komparatif dalam lindung nilai, biaya pinjaman, dampak perpajakan, dan sistem kompensasi. Penggunaan instrumen derivatif atau yang sering disebut dengan hedging adalah salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk meminimalisir risiko keuangan. Brigham dan Houston (2011:346) juga menjelaskan bagaimana perusahaan menggunakan instrumen derivatif seperti opsi, transaksi berjangka, dan swap untuk membantu meminimalisasi risiko yang dihadapi. Derivatif merupakan suatu kontrak keuangan antara dua pihak untuk mentransaksikan suatu aset saat harga tetap pada tanggal yang akan terjadi di masa depan (Brigham dan Houston, 2011:347). Derivatif digunakan untuk berspekulasi atas perubahan kurs nilai tukar dimasa depan. MNC (Multi National Corporate) umumnya membentuk posisi derivatif sebagai lindung nilai eksposurnya terhadap risiko nilai tukar (Madura, 2006:147). Perlu diketahui bahwa underlying instrumens dalam derivatif tidak terbatas pada aktiva finansial saja, seperti saham, warrants, dan obligasi, tetapi bisa terdapat pada komoditas, logam berharga, indeks saham, tingkat suku bunga, dan kurs nilai tukar.

3 Brigham dan Houston (2011 : 347) menjelaskan in strumen derivatif yang paling umum digunakan untuk aktivitas hedging adalah kontrak forward, kontrak future, kontrak opsi dan kontrak swap. Kontrak forward merupakan suatu kontrak keuangan yang memperkenankan pembeli kontrak untuk membeli aset tertentu pada harga tertentu di tanggal tertentu di masa depan. Kontrak future pada intinya sama dengan kontrak berjangka, hanya saja spesifikasi kontrak berjangka tersebut telah distandarisasi dan diperdagangkan di bursa. Kontrak opsi (option contract) merupakan suatu kontrak yang memberikan hak kepada pemegangnya namun bukan kewajiban untuk membeli (atau menjual) suatu aset pada harga yang telah ditentukan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu. Yang terakhir kontrak swap adalah dua pihak yang setuju untuk bertukar (swap) sesuatu, biasanya kewajiban untuk melakukan sejumlah pembayaran tertentu. Faktor - faktor yang mempengaruhi aktivitas hedging berasal dari eksternal perusahaan dan juga internal perusahaan. Berikut ini dijelaskan mengenai faktor eksternal yang mempengaruhi aktivitas hedging antara lain BI rate dan nilai tukar yang dijadikan acuan perusahaan dalam melakukan aktivitas hedging.

4 9.00% 8.00% 7.00% 6.00% 5.00% 4.00% 3.00% 2.00% 1.00% 0.00% Grafik 1.1 BI Rate periode Januari 2012 Desember 2014 BI Rate 2012-Jan 2012-Mar 2012-Mei 2012-Jul 2012-Sep 2012-Nov 2013-Jan 2013-Mar 2013-Mei 2013-Jul 2013-Sep 2013-Nov 2014-Jan 2014-Mar 2014-Mei 2014-Jul 2014-Sep 2014-Nov 2015-Jan 2015-Juli 2016-Jan BI Rate Sumber : www.bi.go.id (data diolah) Grafik 1.1 menunjukkan fluktuasi nilai Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia periode 2012-2015 dengan amatan per 3 bulan. Suku bunga bank sentral atau BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik (www.bi.go.id). Pada awal bulan Januari Tahun 2012 BI rate dalam posisi 6.00% seperti yang terlihat dalam grafik, kemudian menunjukkan tingkat yang menurun sampai angka 5.75% pada bulan Februari 2012 hingga bulan Mei 2013. Pada bulan Juni 2013 tingkat suku bunga Bank Indonesia terus meningkat hingga mencapai titik tertinggi di bulan November 2014 sebesar 7.75%. Jika dilihat dari fluktuasi suku bunga tersebut, tentunya akan memberikan dampak kepada perusahaan yang berhubungan dengan suku bunga pinjaman.

5 Grafik 1.2 Nilai Tukar IDR terhadap USD periode Januari 2012 Desember 2014 Grafik 1.2 menunjukkan fluktuasi nilai tukar IDR terhadap USD periode 2012 2015. Mata uang yang lemah dapat merangsang kenaikan permintaan luar negeri terhadap produk ekspor Negara tersebut (Madura, 2006:243). Fluktuasi nilai tukar IDR cenderung melemah terhadap USD sehingga menunjukkan bahwa risiko yang ditimbulkan cenderung meningkat. Ketika mata uang IDR jatuh nilainya atau mata uang USD mengalami apresiasi, hal tersebut dapat meningkatkan asing ke Indonesia. ekspor Indonesia dan bisa saja mengurangi impor produk Apabila terdapat perusahaan yang mengadakan perjanjian pada pertengahan Tahun 2015 saat periode jatuh tempo, perusahaan tersebut akan membayar lebih mahal dari jumlah transaksi yang seharusnya. Perusahaan tersebut tidak perlu membayar lebih mahal apabila sudah menggunakan salah satu instrumen derivatif sebagai aktivitas hedging untuk menutupi kerugian yang akan timbul dari risiko terdepresiasinya nilai mata uang rupiah.

6 Apabila dilihat dari pengaruh BI Rate dan fluktuasi Nilai Tukar, penggunaan hedging sangatlah penting untuk dilakukan oleh perusahaan yang melakukan transaksi antar Negara. Di Indonesia justru terjadi sebaliknya, berdasarkan data rata rata harian pasar valuta asing di Indonesia Tahun 2013, transaksi valas di Indonesia masih didominasi oleh transaksi spot dan transaksi derivatif masih sangat terbatas. Berikut Tabel yang menunjukkan perbandingan komposisi instrumen valas di beberapa Negara : Tabel 1.1 Komposisi Perbandingan Instrumen Valas Emerging Market Negara Transaksi Spot Forward Swap Indonesia 68% 4% 28% Korea 43% 16% 41% Malaysia 46% 26% 28% Meksiko 22% 6% 71% Filipina 43% 8% 49% Singapura 31% 18% 51% Sumber : Laporan Perekonomian Indonesia, 2014 Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa transaksi spot terbesar terjadi di Negara Indonesia. Transaksi valas di Indonesia masih didominasi oleh transaksi spot sebesar 68 persen, kemudian diikuti oleh transaksi swap sebesar 28 persen dan terakhir transaksi forward hanya sebesar 4 persen. Transaksi spot adalah transaksi jual atau beli antara dua valuta dengan penyerahan dananya dilakukan 2 (dua) hari kerja setelah tanggal transaksi. Masih rendahnya perusahaan perusahaan di Indonesia yang menggunakan hedging dapat disebabkan oleh beberapa faktor internal, salah satu faktor internal yang memicu perusahaan untuk melakukan hedging adalah leverage. Perusahaan multinasional yang melakukan transaksi antarnegara juga

7 membutuhkan modal yang lebih besar sehingga untuk memperoleh modalnya, salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan menggunakan utang (leverage keuangan). Perusahaan dapat melakukan pembiayaan melalui Utang Luar Negeri, dimana penggunaan utang selain memiliki potensi memberikan keuntungan yang besar, juga memiliki potensi kerugian besar yang sama. Penggunaan utang dapat membantu perusahaan dalam membiayai kegiatan produksi maupun ekspansi usaha, tapi di sisi lain penggunaan utang luar negeri dalam jumlah besar akan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. Penelitian yang dilakukan oleh Nguyen and Faff (2002) menyatakan bahwa perusahaan lebih suka untuk menggunakan derivatif jika nilainya besar dan memiliki hutang lebih banyak dalam struktur modal. Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Guniarti (2014) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap prediksi probabilitas aktivitas hedging. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Geczy et al. (1997) yang menyatakan bahwa debt to equity ratio memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap keputusan hedging. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi keputusan hedging perusahaan adalah ukuran perusahaan. Perusahaan multinasional memiliki ukuran yang lebih besar dari perusahaan lokal, dikarenakan transaksi yang dilakukan melibatkan beberapa Negara. Semakin besar ukuran suatu perusahaan tentunya akan semakin besar juga risiko yang ditimbulkan dari kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Sang et al. (2013) dalam penelitiannya juga menggunakan variabel ukuran perusahaan untuk mengambil keputusan hedging. Dalam penelitiannya,

8 Sang et al. (2013) menyatakan bahwa karena adanya biaya transaksi lebih tinggi yang disebabkan oleh asimetri informasi pada perusahaan kecil, perusahaan kecil akan menghindari untuk mencari pembiayaan eksternal yang cenderung mahal dan akan lebih memilih cara alternatif seperti lindung nilai untuk membiayai kegiatan operasionalnya terutama yang berhubungan dengan risiko. Penelitian yang dilakukan Sang et al (2013), Ahmad dan Haris (2012) dan Marshal et al. (2013) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan penggunaan hedging. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ameer (2010), Shiu et al. (2010), Takao dan Lantara (2009) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap keputusan penggunaan hedging. Profitabilitas adalah faktor berikutnya yang mempengaruhi perusahaan dalam keputusan hedging. Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan (Brigham dan Daves, 2009:265). Profitabilitas memainkan peran penting dalam semua bisnis, karena profitabilitas menunjukkan efisiensi dan kinerja keseluruhan perusahaan serta yang berkaitan dengan tingkat pengembalian ke investor. Shaari et al. (2013) dalam penelitiannya menyatakan sebuah perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki potensi yang rendah terhadap kesulitan keuangan sehingga perusahaan memiliki kecenderungan untuk tidak terlibat dalam aktivitas lindung nilai. Pernyataan tersebut didukung oleh Jang (2011) yang dalam penelitiannya menyatakan bahwa adanya hubungan yang negatif antara profitabilitas perusahaan dengan keputusan hedging perusahaan dengan alasan

9 semakin tingginya profitabilitas maka perusahaan akan menghadapi risiko financial distress cost yang lebih kecil dan mengakibatkan perusahaan tidak melakukan hedging. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Jiwandhana dan Triaryati (2 016) yang menyatakan variabel return on asset sebagai proksi profitabilitas memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap aktivitas hedging. Ini disebabkan karena suatu perusahaan dengan tingkat keuntungan yang lebih tinggi cenderung lebih cepat untuk melakukan ekspansi bisnisnya, karena kondisi pasar internsional sangat dinamis maka setiap perubahan kecil yang terjadi dapat menyebabkan kerugian besar terhadap perusahaan yang melakukan transaksi dalam jumlah besar, oleh karena itu perusahaan harus selalu mengurangi risiko dengan melakukan hedging. Faktor selanjutnya yang harus diperhatikan juga adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang dapat dilihat dari rasio likuiditasnya. Semakin likuid suatu perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan secara baik memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sehingga ancaman kesulitan keuangan juga kecil yang berdampak pada menurunnya aktivitas hedging yang dilakukan perusahaan. Di sisi lain, perusahaan yang likuid akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mengembangkan usahanya sehingga dana yang dimiliki cenderung digunakan untuk aktivitas lain selain aktivitas hedging instrumen derivatif valuta asing (Guniarti,2014). Ahmad dan Haris (2012), Ameer (2010), Marshall et al. (2013), Sang et al (2013), Shiu et al. (2010), Shaari et al. (2013), dan Chaudrhry et al. (2014) menyatakan bahwa Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap keputusan penggunaan hedging.

10 Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Raghavendra dan Velmurugan (2014) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh tidak signifikan terhadap pengambilan keputusan hedging. Berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan dan pernyataan dari penelitian penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, masih ditemukan adanya research gap dari variabel variabel yang diteliti sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Variabel variabel eksternal tidak dibahas dalam penelitian ini karena dalam prakteknya, para manajer perusahaan lebih banyak memiliki informasi tentang internal perusahaan sehingga lebih mudah melakukan prediksi dibandingkan dengan eksternal perusahaan. Perusahaan juga lebih bisa mengendalikan keadaan internal perusahaan dibandingkan eksternalnya karena adanya informasi yang lebih lengkap dari laporan keuangan perusahaan. 1.2 Rumusan Masalah : Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1) Apakah Leverage berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan hedging? 2) Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan hedging? 3) Apakah Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan hedging?

11 4) Apakah Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan hedging? 1.3 Tujuan Penelitian 1) Mengetahui signifikansi pengaruh Leverage terhadap pengambilan keputusan Hedging. 2) Mengetahui signifikansi pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap pengambilan keputusan Hedging. 3) Mengetahui signifikansi pengaruh Profitabilitas terhadap pengambilan keputusan Hedging. 4) Mengetahui signifikansi pengaruh Likuiditas terhadap pengambilan keputusan Hedging. 1.4 Manfaat Penelitian 1) Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bukti empiris bidang manajemen keuangan khususnya mengenai leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas dan likuiditas dalam pengambilan keputusan hedging. 2) Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi kepada stakeholder membuat keputusan dalam melakukan hedging untuk meminimalisir risiko perusahaan.