BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pusat Pendidikan Latihan dan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Sumatera

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

kemenpora.go.id DATA DAN INFORMASI P P L P

P P L M Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP 2013 DATA DAN INFORMASI PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam konsep pembinaan atlet berbakat untuk mencetak

P P L M 2012 DATA DAN INFORMASI K E M E N T E R I A N P E M U D A DAN O L A H R A G A PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN.

STRATEGI PEMBINAAN OLAHRAGA MAHASISWA MENUJU POMNAS ACEH 2015

P P L M Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP w w w. k e m e n p o r a. g o. i d DATA DAN INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang. dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

P P L P 2012 DATA DAN INFORMASI K E M E N T E R I A N P E M U D A DAN O L A H R A G A PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN.

Studi tentang pembinaan prestasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) kabupaten Wonogiri periode kepengurusan tahun

Analisis Motivasi Berprestasi Atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Nusa Tenggara Timur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gizi atau makanan diperlukan manusia untuk pemeliharaan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal tersebut mendorong Indonesia secara umum dan Kota Medan secara

JALUR PRESTASI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. ditunjang oleh atlet yang berbakat dalam cabang olahraga tertentu maka

BAB I PENDAHULUAN. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat menyadari bahwa olahraga sangat penting bagi kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (2005:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri yang identik dengan

Sejarah Pusat Pendidikan dan Latihan

BAB I PENDAHULUAN. Internasional, dipenghujung tahun 2005 lahir Undang-Undang No. 3 tentang

2017, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Repub

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IV.B.8. Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian

REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

FAKTOR INTRINSIK, FAKTOR EKSTRINSIK, DAN MOTIVASI BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Kemajuan olahraga dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. umum dengan total medali 476 terdiri dari 182 emas, 151 perak dan 143

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan watak dan kepribadian yaitu sikap sportivitas dan disiplin. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya. Pembangunan tersebut sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT KEJUARAAN PEKAN OLAHRAGA PELAJAR WILAYAH (POPWIL) III DI KABUPATEN BANTEN TAHUN 2012.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

EVALUASI PEMBINAAN CABANG OLAHRAGA ATLETIK DI PPLP KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya peningkatan kesehatan jasmani seluruh masyarakat, pemupukan

MANAJEMEN KELAS KHUSUS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA (BIO) DI SMA EKS KARESIDENAN SURAKARTA

MAPPING PEMINATAN DAN MANAJEMEN KELAS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA (KBIO)

BAB I PENDAHULUAN. dan prasarana yang memadai serta sumber daya manusia yang handal. Prestasi

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragan Nasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan politik masih menjadi masalah yang sangat kompleks. Fenomena ini

I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia.

8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. secara individu. Siswa SMP adalah putra-putri bangsa yang duduk dibangku

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sehari-hari, walaupun kini berbagai krisis melanda bangsa kita.

PEDOMAN UMUM PEKAN OLAHRAGA PELAJAR DAERAH (POPDA) TAHUN 2018 DINAS KEPEMUDAAN, OLAHRAGA DAN PARIWISATA PROVINSI JAWA TENGAH

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LOKA KARYA POLA PENGEMBANGAN ATLET JANGKA PANJANG MENUJU MULTI EVENT OLAHRAGA.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perencanaan Club Renang Lumba-Lumba Binjai. dapat disimpulkan bahwa perencanaan meliputi, program latihan dan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perolehan medali tiap cabang olahraga pada SEA GAMES 2011

TUAN RUMAH KEJURNAS ANTAR PPLP TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. ataupun temuan-temuan yang dihasilkan oleh para ilmuan olahraga yang

1. PENDAHULUAN. Siswa SMP merupakan potensi sumber daya manusia yang perlu dibina dan. pertumbuhan dan perkembangan remaja.

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Munculnya klub-klub

BAB I PENDAHULUAN. moral manusia. Olahraga bukan hanya sekedar hobi, tapi olahraga sudah

ASISTEN DEPUTI SENTRA KEOLAHRAGAAN DEPUTI BIDANG PEMBUDAYAAN OLAHRAGA KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA TAHUN 2013 PEDOMAN SELEKSI MASUK

REDESAIN KOMPLEKS OLAHGARA DI KUDUS

BAB I PEDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pencak silat dalam perkembangannya saat ini sudah banyak

PENDAFTARAN DAN PELAKSANAAN

PROPOSAL PROGRAM PEMBINAAN OLAHRAGA KONI KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN. mental, manusia juga dapat saling berinteraksi dengan sesamanya dan dengan

PANDUAN KEGIATAN KOMPETISI OLAHRAGA PELAJAR (PEKAN OLAHRAGA PELAJAR) KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. secara berencana dan bertahap untuk segala bidang diperlukan usaha-usaha untuk

PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data

TINJAUAN KEMAMPUAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2 MAX) ATLET PENCAK SILAT PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP) SUMATERA BARAT TAHUN 2015 JURNAL

Journal of Physical Education and Sports

Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Hari Olahraga Nasional di Yogyakarta tgl. 17 Okt 2013 Kamis, 17 Oktober 2013

PEMERINTAH KOTA MEDAN RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke dan memiliki pulau yang

BAB I PENDAHULUAN. semua cabang olahraga yang dipertandingkan ataupun diperlombakan.

POLA PEMBINAAN CABANG OLAHRAGA PELAJAR DALAM MEMBANGUN PRESTASI OLAHRAGA BALI. Suratmin, I Wayan Artanayasa, dan Made Budiawan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan

MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA SEA GAMES KE-27 DI MYANMAR

NARASI LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ASISTEN REFEREE CABANG OLAHRAGA TENIS POPDA DIY 2011

Universitas Syiah Kuala Vol. 2 No.3, Oktober 2014, hal ISSN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA OLAH RAGA DI KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM LATIHAN

NARASI KEGIATAN PELATIHAN PELATIH TINGKAT DASAR ANGKATAN I

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Tercapainya prestasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

GEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa renang sebenarnya olahraga yang cukup menarik dan unik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profil kondisi fisik adalah keadaan atau potensi dan gambaran dalam diri

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pusat Pendidikan Latihan dan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Sumatera Utara adalah wadah untuk menghimpun serta membina atlet dengan minat dan bakat olahraga yang tinggi. Atlet-atlet binaan PPLP akan dikembangkan agar potensinya makin terasah, hal ini memerlukan sebuah proses dengan menggunakan berbagai tolak ukur sehingga calon atlet yang masuk dan diterima sebagai atlet pelajar di PPLP Sumatera Utara merupakan atlet yang dihasilkan dari kompetisi dan seleksi yang ketat serta terencana, teratur dan berkelanjutan. Seiring dengan pengembangan sistem pembinaan olahraga yang melahirkan PPLP, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga RI melalui Asisten Deputi Pembibitan Olahraga memberikan garis besar operasional PPLP dalam kerangka Sistem Pembibitan Nasional sebagai puncak pengembangan prestasi ditingkat pembibitan olahraga. Dalam pengelolaannya, idealnya PPLP mempunyai struktur organisasi. Struktur ini melibatkan unsur pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Pemuda dan Olahraga sebagai dinas yang membidangi Olahraga, Komite Olahraga Nasional Indonesia Provinsi, dan Pengurus provinsi cabang olahraga. Dengan demikian dalam proses penyelenggaraannya unsur-unsur yang terlibat dalan struktur organisasi tersebut dapat melaksankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan fungsi organisasi masing-masing (Karel Muskanan, 2015 : 106). 1

2 Pemerintah Daerah melalui Dinas Pemuda dan Olahraga selaku salah satu leading sector pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, melakukan koordinasi dengan KONI Provinsi selaku elemen masyarakat olahraga sekaligus sebagai pembina Pengurus Provinsi cabang olahraga. Fungsi KONI Provinsi adalah sebagai pembina sasana, klub, wadah, dan perguruan olahraga yang merupakan elemen dasar atau sebagai sumber pembibitan atlet potensial berprestasi serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan urusan pemerintahan dalam pembangunan olahraga melalui program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga yang diimplementasikan secara berjenjang dan berkesinambungan pada PPLP yang ada ditingkat Provinsi. Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara selaku leading sector penyelenggara PPLP Sumatera Utara dalam pelaksanaanya sampai saat ini telah melaksanakan pembinaan atlet pelajar potensial berprestasi sebanyak 119 orang yang tersebar dalam 11 cabang olahraga, yaitu : Sepak Bola, Atletik, Gulat, Pencak Silat, Tinju, Karate, Bulutangkis, Judo, Angkat Besi, Voli, dan Renang. Setiap tahunnya prestasi atlet mengalami dinamika yang tidak sesuai dengan harapan. Dari 119 orang atlet yang dibina oleh PPLP Sumatera Utara, diharapkan atlet memperoleh prestasi dan mengalami peningkatan prestasi dari apa yang telah dicapai sebelumnya. Namun hasil pada tahun 2015 terdapat beberapa orang yang tidak berprestasi dalam semua kompetisi dan kejuaraan, seperti KEJURNAS Antar PPLP, POPWIL, dan POPNAS, maka yang menjadi permasalahan umum pada atlet-atlet binaan PPLP Sumatera Utara saat ini ialah mengapa atlet-atlet tersebut belum bisa menjadi juara dalam kejuaraan setiap tahunnya.

3 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi seorang atlet gagal atau berhasil menjadi juara diantaranya pelatih, lingkungan, gizi, sarana dan prasarana, pengalaman, motivasi dan lain-lain. Jika kita lihat dari segi pelatih yang melatih atlet-atlet di PPLP Sumatera Utara, tentunya pelatih terbaik yang sudah berpengalaman pada cabang olahraga masing-masing dan sudah memiliki lisensi untuk melatih. Selanjutnya dari segi gizi, atlet memiliki jadwal makan yang teratur setiap harinya, makanan dan minuman yang mereka konsumsi sesuai dengan porsi mereka sebagai atlet, mulai dari nasi, ikan, sayur, dan buah semua tercukupi dengan baik, serta setiap malam mereka diberi puding berupa telur bebek, ada juga telur ayam dan susu. Sarana dan prasarana yang ada di PPLP Sumatera Utara pada saat ini sudah dalam kategari layak sebagai wadah pelatihan atlet, ada lapangan sepak bola, lintasan atletik, gedung olahraga untuk bulutangkis, tinju, karate, gulat, judo dan silat, fasilitas latihan angkat besi, namun ada beberapa sarana untuk beberapa cabang olahraga yang belum ada di PPLP Sumatera Utara seperti kolam renang dan lapangan voli, tetapi untuk atlet renang mereka berlatih dikolam renang selayang dan untuk atlet voli mereka berlatih dilapangan bola voli SMAN 15 Medan. Kamar tidur, kamar mandi, ruang makan, dan mushola semuanya sudah bersih dan rapi, setiap harinya ada petugas kebersihan yang rutin membersihkan. PPLP Sumatera Utara setelah mengalami renovasi gedung utama dan gedung olahraga sudah memiliki standart yang layak sebagai tempat pelatihan dan pembinaan atlet di Sumatera Utara, tetapi ada sedikit kekurangan yang menjadi sebuah pertanyaan bagi peneliti, yaitu tidak adanya pelatih psikologi olahraga di

4 PPLP Sumatera Utara padahal pelatih psikologi olahraga sangat penting bagi atlet salah satunya untuk meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi atlet. Secara empiris, motivasi berprestasi atlet PPLP Sumatera Utara yang dibina melalui pendidikan dan latihan saat ini terbilang masih rendah. Seyogiyanya, setelah dilakukan pembinaan terhadap 119 orang atlet potensial masing-masing cabang olahraga, dan proses melalui penerapan IPTEK dan olahraga sport science oleh personil pengelola (motivator), tentunya akan menghasilkan atau terciptanya peningkatan prestasi dilevel nasional dan internasional. Akan tetapi dalam kenyataannya tidak semua atlet potensial dapat berprestasi. Menurunnya motivasi atlet untuk meningkatkan prestasi setelah direkrut dan menjadi atlet binaan diindikasikan oleh motivasi atlet yang dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam diri atlet (internal/intrinsik) dan dari luar diri atlet (ekstrinsik/eksternal) diukur dari perolehan medali baik emas, perak dan perunggu selama beberapa tahun terakhir. Menurut Robert N. Singer (Singgih D. Gunarsa 1989 : 92) mengemukakan bahwa Motivasi adalah suatu dorongan untuk mencapai tujuan, dorongan dari dalam terhadap aktivitas yang bertujuan. Merurut Singer, motivasi itu dibagi dua yaitu dorongan (drive) fisik dan motif sosial. Dorongan (drive) fisik adalah kecenderungan bertingkah laku ke arah pemuasan kebutuhan biologis. Motif sosial itu lebih kompleks, muncul dan berkembang dari sumber-sumber sosial, seperti hubungan antar manusia. Dorongan fisik tidak dipelajari, sedangkan motif sosial dapat.

5 Prestasi atlet selalu berkaitan dengan motivasi berprestasi karena motif merupakan penggerak atau pendorong seseorang untuk bertindak dan berbuat sesuatu. Dalam pelaksanaan latihan terlihat begitu antusiasnya para atlet yang mengikuti latihan di PPLP Sumatera Utara. Tetapi itu saja tidak cukup apabila motivasi yang dimiliki mereka berbeda-beda. Sebab keberhasilan suatu pekerjaan ditentukan dengan motivasi yang dimiliki seseorang. Motivasi dapat mendorong seseorang untuk mencapai suatu tujuan dan akan terus berusaha untuk melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya. Pada penelitian sebelumnya dalam jurnal yang ditulis oleh Karel Muskanan Volume 19 nomor 2 November 2015 dengan judul Analisis Motivasi Berprestasi Atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Olaharaga Pelajar (PPLP) Provinsi Nusa Tenggara Timur, dapat disimpulkan bahwa motivasi seorang atlet untuk berprestasi dipengaruhi oleh kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam berkarir dan pengakuan dari orang lain, kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku, kematangan pribadi, tingkat pendidikan, keinginan dan harapan pribadi, kelelahan dan kebosanan. Faktor motivasi berlatih dalam mencapai prestasi suatu cabang olahraga memegang peranan yang sangat penting. Motivasi akan tercermin dalam perilaku selama proses latihan. Jika diamati secara sederhana terdapat beberapa tipe seseorang seperti ada yang pendiam dan ada juga yang memperlihatkan tingkah lakunya secara spontan, sehingga motivasi atlet terlihat dalam kegiatan belatih tersebut.

6 Berdasarkan hasil pemantauan dan wawancara langsung kepada beberapa atlet dan Kepala asrama PPLP Sumatera Utara yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 23 November 2016 dapat kita temukan bahwa salah satu penyebab atlet tidak berprestasi dalam setahun terakhir dipengaruhi oleh motivasi. Berdasarkan pembahasan tersebut, maka perlu diadakan suatu penelitian dengan mengangkat judul Survey Motivasi Berprestasi Atlet Binaan PPLP Sumatera Utara. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : 1. Apakah atlet binaan PPLP Sumatera Utara memiliki motivasi berprestasi yang tinggi? 2. Apakah atlet binaan PPLP Sumatera Utara memiliki motivasi berprestasi yang rendah? 3. Faktorfaktor apa yang mempengaruhi motivasi berlatih atlet binaan PPLP Sumatera Utara?. C. Pembatasan Masalah Beranjak dari identifikasi masalah yang dikemukakan agar tidak menimbulkan pembahasan masalah yang terlalu luas, maka perlu dibuat pembatasan masalah. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu Survey Motivasi Berprestasi Atlet Binaan PPLP Sumatera Utara. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah motivasi berprestasi atlet binaan PPLP Sumatera Utara?

7 E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah maka penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui seberapa besar motivasi berprestasi atlet binaan PPLP Sumatera Utara. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Untuk meningkatkan motivasi berprestasi yang tinggi bagi atlet binaan PPLP Sumatera Utara. 2. Memberikan sumbangan pengetahuan dan pikiran sekaligus dapat dijadikan pedoman dalam pelatihan dan pembinaan atlet di PPLP Sumatera Utara. 3. Sebagai masukan tentang pentingnya motivasi berprestasi bagi atlet dalam meningkatkan prestasi olahraga yang lebih tinggi. 4. Sebagai bahan informasi bagi insan olahraga dan mahasiswa olahraga yang akan melakukan penelitian selanjutnya.