BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan sosial, politik, regulasi, dan peta persaingan telah mengantarkan suatu perusahaan masuk ke satu pilihan tunggal yaitu berubah. Proses perubahan yang disentuh tersebut mulai dari perubahan pola berpikir, strategi, hingga merasuk pada budaya perusahaan dan kemampuan organisasi. Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan diikuti dengan membangun sistem manajemen perusahaan untuk menunjang visi dan misi, posisi, dan strategi baru yang telah ditetapkan oleh perusahaan, dunia usaha saat ini telah bergeser dari peranan produsen kepada peranan konsumen. Oleh karena itu, semakin ketatnya kompetisi, menyadarkan perusahaan akan pentingnya menghasilkan produk dalam memberikan pelayanan yang bermutu, sesuai dengan persyaratan rekanan (vendor). Peningkatan kemampuan perusahaan yang perlu diperhatikan adalah menggunakan ukuran kinerja yang jelas dan menantang dan dapat membantu mengubah strategi perusahaan menjadi kenyataan. Kemudian isuisu strategis yang akan dihadapi dianalisis, selanjutnya dibuat skenario masa depan yang paling tepat bagi perusahaan. Dengan demikian setiap perusahaan seharusnya melaksanakan rencana tindak yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja. Namun, banyak perusahaan yang membiarkan rencana tindak tersebut tinggal rencana saja dan akhirnya tidak dilaksanakan. Untuk itu 1
2 diperlukan komitmen yang kuat dari seluruh manajemen untuk melaksanakannya. Untuk melakukan berbagai tindakan sebagaimana yang telah direncanakan, tujuan akhir perusahaan adalah harus memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan hidup dan dapat tumbuh. Tanpa hal ini, perusahaan tidak akan bisa bersaing. Dampak lebih lanjut, perusahaan tidak dapat membayar para karyawannya melebihi kontribusi mereka kepada perusahaan melalui kinerjanya. Bila hal ini terjadi, maka akan terjadi kelangkaan sehingga perusahaan akan merancang kembali pekerjaan-pekerjaan dan melatih para karyawan baru untuk menaikkan suplai. Dalam era globalisasi sekarang ini, pola pikir pimpinan sudah seharusnya terbuka dan transparan terutama memandang posisi Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada dalam perusahaan, kenyataan sekarang SDM adalah sebagai aset perusahaan, yang mana pada dahulunya SDM hanya sebagai alat pencapai target dan tujuan perusahaan sama hal nya dengan faktor produksi lainnya (alam, bahan baku, alat atau mesin, dan lain sebagainya). Akibat dari kesalahan di dalam pendekatan sumber daya manusia tersebut menyebabkan sulitnya di lakukan terobosan-terobosan baru ke arah percepatan pengembangan di segala bidang, hal ini amat menguras potensi perusahaan yang ada. Manajemen dituntut pula untuk dapat menyediakan sumber daya manusia yang unggul guna menghadapi persaingan tersebut, baik itu persaingan antar perusahaan dalam negeri maupun persaingan luar negeri.
3 Persaingan mengharuskan perusahaan untuk dapat menyediakan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baik di bidangnya masing-masing. Pengetahuan, keterampilan dan sikap ini menyangkut kualitas sumber daya manusia yang memilki kemampuan teknis, kemampuan berinteraksi dan kemampuan konseptual. Dalam hal ini pihak manajemen harus dapat mengambil langkah-langkah antisipasi dengan mencari metode program yang efektif dan sesuai dengan tuntutan di dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusianya. Untuk memiliki karyawan yang cakap, terampil dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan organisasi tidaklah mudah walaupun mereka telah memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar yang dibutuhkan tetapi jarang yang benar-benar mampu dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan efektif. Karena dalam setiap kegiatan perusahaan sering kita temui adanya kesenjangan antara unsur-unsur yang dimiliki pekerja dengan unsur-unsur yang dikehendaki perusahaan atau organisasi yang menyebabkan perlunya perusahaan menjembatani kesenjangan tersebut melalui program pelatihan. Program pelatihan kerja tersebut dimaksudkan untuk dapat meningkatkan kemampuan yang dimiliki karyawan agar dapat mewujudkan tujuan perusahaan atau organisasi, dan juga untuk membentuk sumber daya manusia yang profesional dan produktif serta mampu mendukung daya saing perusahaan atau organisasi secara berkesinambungan. Disamping itu pelaksanaan pelatihan kerja memerlukan biaya yang tidak sedikit maka diperlukan suatu perencanaan yang matang, sistematis dan
4 terarah dengan baik agar dana yang dikeluarkan tidak sia-sia melainkan dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi yang positif bagi kemajuan perusahaan. Melalui pelaksanaan pelatihan kerja yang terarah dan berkesinambungan sehingga diperoleh tenaga kerja yang memiliki kemampuan yang tinggi baik dalam hal keterampilan, pengetahuan dan sikap untuk memenuhi tuntutan perubahan teknik penyelesaian tugas yang dibebankan kepada mereka. Strategi pengembangan Sumber Daya Manusia yang selama ini dilakukan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk cabang Jakarta Tangerang adalah untuk mengembangkan keahlian karyawan dan untuk memperoleh kualitas manusia yang baik bagi perusahaan. kualitas manusia dan tenaga kerja merupakan masalah perusahaan atau organisasi yang semakin penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu masalah tenaga kerja merupakan masalah yang tidak mudah dipecahkan, karena tenaga kerja adalah unsur manusia dalam organisasi yang merupakan tulang punggung organisasi atau perusahaan yang dapat menentukan kelangsungan hidup kegiatan di dalam perusahaan atau organisasi tersebut. Mengingat strategi pelatihan kerja karyawan sangat penting bagi perusahaan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap strategi pelatihan kerja tersebut berdasarkan analisa SWOT.
5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang penulis coba identifikasikan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelatihan kerja karyawan yang dilakukan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk cabang Jakarta Tangerang dalam peningkatan kualitas pelayanan kepada konsumen? 2. Analisa SWOT atas strategi pelatihan kerja karyawan yang terdapat pada PT Jasa Marga (Persero) Tbk cabang Jakarta Tangerang dalam meningkatkan kualitas pelayanan? C. Pembatasan Masalah Untuk mencegah terjadinya penafsiran yang berbeda-beda kiranya sangat perlu diberikan batasan-batasan, sehingga ruang lingkup penelitian ini menjadi jelas dan dapat dikontrol. Masalah dalam penelitian ini dibatasi khusus pada analisa SWOT atas strategi pelatihan kerja karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk cabang Jakarta Tangerang. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada pembatasan masalah, maka tujuan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
6 1. Untuk mengetahui pelatihan kerja karyawan yang dilakukan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk cabang Jakarta Tangerang dalam peningkatan kualitas pelayanan kepada konsumen. 2. Untuk mengetahui analisa SWOT atas strategi pelatihan kerja karyawan yang terdapat pada PT Jasa Marga (Persero) Tbk cabang Jakarta Tangerang dalam meningkatkan kualitas pelayanan E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah meliputi: 1. PT Jasa Marga (Persero) Tbk cabang Jakarta Tangerang: Hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan dan evaluasi mengenai strategi pelatihan kerja karyawan dan diharapkan masukan ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk menentukan strategi pelatihan kerja bagi karyawan serta kebijaksanaan di masa mendatang. 2. Bagi penulis: Hasil dari penelitian ini merupakan tambahan pengetahuan di dalam menerapkan disiplin ilmu manajemen yang penulis dapatkan di bangku kuliah dalam bentuk praktis dan sebagai syarat untuk menyelesaikan program S1 manajemen dari Fakultas Ekonomi.
7 3. Bagi pembaca: Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian-penelitian selanjutnya mengenai MSDM secara umum dan khususnya tentang pelatihan kerja karyawan.