BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan kaum perempuan pada tahap dewasa dini pada saat ini secara umum

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Rencana Hidup. yang akan datang. Individu dapat merencanakan hal-hal spesifik untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus

Puji Hastuti F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan perempuan dalam masyarakat, sebagai contoh perempuan tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki peranan dalam sistem sosial, yang ditampilkan

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi pekerja perempuan di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Jika

PELUANG WANITA BERPERAN GANDA DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG KEMITRASEJAJARAN PRIA DAN WANITA DI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan bagi sumber daya wanita untuk berkarya. Khususnya di kota-kota besar dimana

BAB I PENDAHULUAN. bagi mahasiswa-mahasiswi sangat beragam. Mereka dapat memilih jurusan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. dimasuki oleh kaum wanita baik sebagai dokter, guru, pedagang, buruh, dan

BAB I PENDAHULUAN. individu tersebut. DEPKES RI (1988) Keluarga merupakan unit terkecil dari

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN SIKAP TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN KETAKUTAN AKAN SUKSES PADA WANITA KARIR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keadaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap keluarga di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Siswoyo (2007) mahasiswi adalah individu yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang dapat dicapai oleh individu. Psychological well-being adalah konsep keberfungsian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kaum perempuan di sektor publik. Tampak tidak ada sektor publik yang belum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi dari pekerja perempuan di Indonesia untuk setiap tahun semakin

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Sejak awal tahun 70-an, isu mengenai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rini Yuniati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wanita dalam dunia bisnis saat ini menunjukkan fenomena

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga dan anak-anaknya saja, kini mempunyai peran kedua yaitu

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki biaya menikah, baik mahar, nafkah maupun kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia seringkali terjadi konflik yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan dibidang akademik. Dalam dunia mahasiswa mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa pada dasarnya tempat wanita adalah di dapur, yang berarti bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dewasa (Frone et al,1992). Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era modern ini kedudukan wanita dan pria bukanlah sesuatu yang

Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bahasan dalam psikologi positif adalah terkait dengan subjective well being individu.

BABI PENDAHULUAN. menyambung nafkah dan ada pula yang ingin mengaktualisasikan diri. Kaum

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seperti kesehatan, ekonomi, sosial, maupun politik. Pergeseran peran tersebut terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sehubungan dengan pesatnya pembangunan dan didukung dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring dengan berkembangnya zaman manusia untuk mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Di dalam suatu pernikahan, selain sebagai seorang istri, perempuan juga berfungsi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Peran wanita di masa sekarang sudah tidak hanya mengerjakan urusan

KEPUTUSAN HIDUP MELAJANG PADA KARYAWAN DITINJAU DARI KEPUASAN HIDUP DAN KOMPETENSI INTERPERSONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bekerja bukanlah suatu hal yang baru di kalangan masyarakat. Berbeda dari

1. PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. daya saing dalam dunia usaha. Hal ini merupakan suatu proses kegiatan ekonomi

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perekonomian keluarga, mengisi waktu luang daripada menganggur,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum,

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta (BEJ) Nomor Kep-306/BEJ/ menyebutkan bahwa perusahaan yang go

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan. Semakin dini stimulus yang diberikan, semakin banyak peluang

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar, sebab seiring dengan bertambahnya usia seseorang maka

BAB I PENDAHULUAN. individu yang belajar di Perguruan Tinggi. Setelah menyelesaikan studinya di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam

BAB I PENDAHULUAN. keduanya merupakan peran bagi pria, sementara bagi wanita akan menjadi

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. terbitnya. Keberagaman suatu majalah tersebut ditentukan berdasarkan target

PENGALAMAN SUAMI MENJADI STAY-AT-HOME DAD

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN. FEAR of SUCCESS PADA WANITA BEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Urbanisasi merupakan salah satu gejala yang banyak menarik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada rentang kehidupan manusia akan selalu terjadi proses perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihentikan penyebarannya, tanpa mengabaikan usaha pencengahan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat membuat

BAB I PENDAHULUAN. suami-istri yang menjalani hubungan jarak jauh. Pengertian hubungan jarak jauh atau

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial kemasyarakatan (Fatimah, 2006, h. 188). Menurut Soebekti (dalam Sulastri, 2015, h. 132) perkawinan adalah

2015 PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar waktunya. Walaupun berbeda, pekerjaan dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Ilma Kapindan Muji,2013

2016 HUBUNGAN ANTARA WORK-FAMILY CONFLICT DENGAN KEPUASAN HIDUP PADA PERAWAT PEREMPUAN BAGIAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM (RSU) A KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpasang-pasangan. Allah SWT telah menentukan dan memilih jodoh untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kerja wanita menunjukkan jumlah yang signifikan, baik di sektor formal

BAB I PENDAHULUAN. muda (youth) adalah periode kesementaraan ekonomi dan pribadi, dan perjuangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tingkat produktifitas maksimal. Persaingan yang ketat juga

BAB IV KESIMPULAN. publik. Secara lebih khusus, Mansfield Park menceritakan posisi perempuan pada

BAB I PENDAHULUAN. makin banyak wanita yang bekerja di sektor formal. Ada yang sekedar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB V BEBAN GANDA WANITA BEKERJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB I PENDAHULUAN. 2000, p.11

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan zaman melalui kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. wilayahnya masing-masing. Budaya sebagai tuntunan kehidupan tersebut

BAB VI PENUTUP. terutama pada posisi jabatan struktural. Hal ini dapat diindikasikan bahwa terdapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perempuan pada saat ini dihadapkan pada berbagai macam peran. Perempuan juga diharapkan dapat memilih dan bertanggung jawab atas peranan yang telah dipilihnya ketika ia memasuki tahap perkembangan dewasa dini. Peranan kaum perempuan pada tahap dewasa dini pada saat ini secara umum memang mulai bergeser dalam peran gender yang dianutnya ke arah egaliter. Perempuan mulai meninggalkan peran gender tradisionalnya karena peran ini bertentangan dengan kompetensi dan pencapaian prestasi, dua aspek yang sangat dihargai masyarakat namun masih sulit diperoleh oleh perempuan (Lianawati, 2008). Meskipun begitu, di Indonesia kaum perempuan memang terus diberi peluang makin besar untuk ikut serta dalam proses pembangunan. Namun di samping itu masyarakat sadar bahwa peranan perempuan dalam pembangunan tidak bisa dipisahkan dengan peranannnya sebagai ibu di dalam lingkungan keluarga, yakni sebagai ibu rumah tangga, fungsi ibu lebih dikaitkan dengan peran mereka sebagai pendamping suami, pengasuh anak, sehingga penghargaan pada ibu lebih dikaitkan dengan peran ibu dalam keluarga. Hal ini dikarenakan masih kentalnya adat budaya yang ada di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan indonesia memiliki budaya patriarki yang masih kuat di tengah-tengah masyarakat dan beberapa wilayah di Indonesia. Sehingga 1

perempuan seringkali tidak mendapatkan kesempatan untuk menempuh pendidikan dan berkarir seperti anak laki-laki. Oleh karena itu perempuan berkarier masih dipandang sebelah mata dan sulit mencapai posisi tertinggi dalam sebuah perusahaan (Viva, 2013). Mastuti (dalam Putrianti, 2007) juga berpendapat bahwa dalam usaha mengembangkan karir, kaum perempuan sering dihadapkan pada pilihan yang dilematis terutama bagi perempuan yang telah mengenyam pendidikan tinggi. Dilema tersebut adalah dapat tidaknya kaum perempuan membuat keseimbangan antara karir dan rumah tangga tanpa mengorbankan tugas-tugas kewanitaannya. Ketimpangan dalam menjatuhkan pilihan, misalnya terlihat pada perempuan yang harus meninggalkan dunia pendidikan (baik pendidikan menengah ataupun pendidikan tinggi) kemudian tenggelam dalam kehidupan rumah tangga. Hal ini menyebabkan sulitnya mencari bentuk penyaluran yang dapat memberikan keseimbangan perkembangan intelektual dan spiritual bagi wanita. Selain itu, salah satu hal yang dapat mempengaruhi perempuan dalam menentukan peran yang akan diambilnya adalah pengaruh dari media massa seperti majalah. Majalah wanita, secara tidak langsung memberikan pengaruh kepada pemikiran para perempuan dalam menentukan tujuan hidupnya. Banyak para perempuan yang menjadi pembaca majalah wanita yang secara tidak langsung terpengaruh untuk mengikuti gaya hidup yang ditampilkan di dalam majalah wanita. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yue Yin (2010) Cultural Changes as Reflected in Portrayals of Women and Gender in Chinese

Magazines Published in Three Area menyatakan bahwa peran perempuan yang dimuat dalam frame tiga majalah wanita di Cina adalah; 1) Perempuan sebagai ibu rumah tangga yang bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak mereka, 2) Perempuan sebagai ibu rumah tangga yang bertanggung jawab untuk pekerjaan rumah tangga, 3) Perempuan yang menyeimbangkan antara keluarga dan karir, 4) perempuan yang menyeimbangkan tugas kepada keluarga dan kepada negara, 5) Perempuan sebagai pegawai negeri, 6) Perempuan yang sukses pada karir, 7) Perempuan yang mengejar kekayaan materi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, majalah wanita memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap pilihan peran serta rencana hidup yang akan dipilih oleh perempuan pada masa dewasa dini. Selain majalah, televisi juga memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap pilihan peran dan rencana hidup yang akan diambil oleh perempuan pada masa dewasa dini. Menurut Khadiz, bahwa televisi lewat sajiannya yang menarik mengakibatkan penonton seringkali terpaku dan hanyut dalam dramatisasi acara. Dalam posisi inilah kesadaran pemirsa seolah-olah terhipnotis oleh sugesti daya pikat televisi, sebagai akibatnya televisi akan berpengaruh pada sikap, pandangan, persepsi sampai pada perilaku pemirsanya (Rinawati, 2002). Salah satu hasil penelitian dari Rinawati Pengaruh Sinetron terhadap Sikap Ibu-Ibu mengenai Peran Ganda Wanita pada tahun 2002 adalah sikap positif mengenai peran ganda wanita pada penonton dapat dipengaruhi oleh tayangan sinetron secara keseluruhan, artinya isi cerita dan juga penyajian sinetron dapat berpengaruh terhadap sikap mengenai peran ganda wanita.

Perempuan pada saat ini dihadapkan pada dua pilihan yang bertentangan, yaitu peran tradisional dan peran transisi. Peran tradisional adalah peran perempuan yang mencakup sebagai seorang istri, ibu, dan pengelola rumah tangga. Sedangkan peran transisi, menuntut pengertian peran perempuan sebagai tenaga kerja, anggota masyarakat, dan manusia pembangunan. Pada peran transisi perempuan sebagai tenaga kerja turut aktif dalam kegiatan ekonomis (mencari nafkah) di berbagai kegiatan sesuai dengan keterampilan dan pendidikan yang dimiliki serta lapangan pekerjaan yang tersedia (Yusuf, 2006) Dalam sebuah artikel yang membahas tentang perempuan di negara Jepang, sudah banyak perempuan di Jepang yang mengenyam pendidikan tinggi. Namun beberapa fakta menyebutkan bahwa streotipe peran ibu sebagai pengatur rumah tangga belum sepenuhnya pupus dalam norma keluarga Jepang modern. Ada tiga kesimpulan yang bisa diambil; 1) Perempuan Jepang bekerja sebelum ia menikah atau setelah anak-anaknya bisa ditinggal sendiri; 2) semakin tinggi tingkat pendidikan perempuan di Jepang, tidak menjamin mereka akan menekuni karirnya di dunia kerja; 3) bahkan ketika kondisi ekonomi makin baik, maka paradigma bahwa wanita perannya dalam rumah kembali mendapat tempat dalam khasanah keluarga Jepang modern. Itu semua menunjukkan fenomena meski kehidupan di Jepang semakin modern, namun norma-norma yang mereka anut dalam keluarga tetap berpegang pada norma tradisional. (Oemar, 2012) Berdasarkan hasil penelitian Cristensen (dalam Mappi are, 1983) Post Graduate Role Preferences of Senior Women in College menyatakan bahwa para gadis dalam perguruan tinggi, jika mereka ditanyakan tentang persiapan mereka

dalam peranannya sebagai orang dewasa, mereka sepakat akan berkarir sebelum dan sesudah berkeluarga sampai mereka memperoleh anak. Mereka akan bekerja part-time atau mengikuti keaktifan dalam masyarakat sampai mereka mencapai usia setengah baya, jika anak mereka telah cukup besar dan mereka sendiri telah terbebas dari karir. Adanya berbagai macam tawaran serta pilihan yang diberikan kepada seorang perempuan, menuntut perempuan yang berada pada usia dewasa dini untuk dapat merencanakan kehidupannya dengan baik. Mereka diharapkan telah memiliki rencana hidup, serta memiliki tanggung jawab dan telah mengetahui apa saja resiko yang akan mereka hadapi ketika memilih untuk menjalankan rencana tersebut. Terutama bagi perempuan yang telah duduk di jenjang pendidikan yang lebih tinggi, karena tentu saja mereka tidak akan menyia-nyiakan keilmuan yang telah mereka dapatkan selama duduk di bangku perkuliahan. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan kepada beberapa orang mahasiswi mengenai rencana hidup mereka setelah menamatkan pendidikan S1, penulis menemukan jawaban yang beragam. Diantaranya ada yang merencanakan untuk menikah terlebih dahulu, namun ada juga yang memilih untuk bekerja dulu baru nanti menikah, dan ada juga yang memberi jawaban bahwa mereka ingin melanjutkan studi S2 sebelum mereka bekerja dan menikah. Berdasarkan jawaban beberapa orang tersebut membuat penulis menjadikan ini sebagai suatu penelitian mengenai rencana hidup mahasiswi setelah menamatkan pendidikan S1. Hal ini menarik minat penulis untuk mengetahui bagaimana kesiapan rencana hidup para perempuan yang berada pada usia dewasa dini, terutama yang

berstatus sebagai mahasiswi tentang rencana hidup mereka setelah mereka menyelesaikan studi S1-nya terkait dengan peran perempuan yang tidak hanya sebagai seorang ibu, tetapi juga bisa sebagai wanita karir. Pilihan apakah yang akan menjadi rencana hidup mereka, mengapa mereka memilih pilihan tersebut, dan konseskuensi apa yang harus mereka hadapi ketika mereka memilih pilihan tersebut. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: a. Apakah perempuan pada masa dewasa dini, khususnya mahasiswi telah memiliki rencana hidup setelah menamatkan pendidikan S1? b. Apa alasan perempuan pada masa dewasa dini merencanakan hal tersebut dan bagaimana langkah-langkah yang mereka lakukan dalam mewujudkan rencana tersebut. c. Apakah perempuan pada masa dewasa dini ini telah mengetahui konsekuensi atau resiko dan cara mengatai resiko dari rencana hidup yang telah mereka rencanakan? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang menjadi rencana hidup perempuan pada masa dewasa dini khususnya mahasiswi setelah mereka menamatkan pendidikan S1 di UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Pilihan yang mereka rencanakan tentu akan menentukan peranan apa yang harus mereka

perankan di masa yang akan datang. Apakah mereka telah mengetahui tanggung jawab serta konsekuensi yang harus mereka tanggung setelah memilih peranan yang mereka inginkan. Apakah mereka lebih memilih peran tradisional, atau peran sebagai wanita modern saat ini dimana perempuan juga memiliki kesempatan yang sama untuk dapat mengaktualisasikan kemampuan dirinya di dunia kerja. D. Keaslian Penelitian Penelitian ini dilakukan karena ketertarikan peneliti dengan adanya peran ganda yang harus dijalani oleh perempuan pada masa kini. Pada saat ini, perempuan sudah mendapatkan kesempatan untuk dapat mengaktualisasikan dirinya dengan menuntut ilmu di perguruan tinggi dan mengejar karir. Namun, walaupun perempuan diberikan kebebasan untuk berkarir, peran tradisional perempuan untuk menjadi seorang istri dan ibu tidak dapat disingkirkan begitu saja. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui apakah perempuan pada masa dewasa dini telah memiliki rencana hidup setelah mereka menamatkan pendidikan S1, apakah mereka memilih menjalankan peran tradisionalnya sebagai seorang ibu atau memilih untuk lebih mengaktualisasikan dirinya dengan bekerja. Sejauh yang peneliti temukan, belum ada penelitian mengenai rencana hidup mahasiswi setelah mematkan pendidikan S1. Adapun penelitian yang menginspirasi peneliti untuk melakukan penelitan ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Nicole Arthur dan Christina Lee pada tahun 2008 yang berjudul

Young Australian Women Aspirations for work, Marriage and Family, I Guess I am Just Another Person Who Wants It All. Penelitian ini menjelaskan bagaimana aspirasi perempuan muda Australia ketika mereka berusia 35 tahun, dengan referensi memiliki hubungan, menjadi ibu dan bekerja, dan menginginkan menamatkan pendidikan S2 secara profesional. Namun dalam hal ini hasil dari penelitian yang didapatkan dihubungkan dengan stress dan emotional well-being subjek. Selain itu, yang membedakan penelitian ini dengan penelitian peneliti terletak pada metode. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif, sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisasikan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan metode survei. Untuk subjek penelitian, penelitian ini melakukan wawancara kepada 13 mahasiswi Psikologi Australia dengan rata-rata usia 19 tahun. Sedangkan subjek penelitian peneliti adalah 362 mahasiswi UIN SUSKA Riau dengan rata-rata usia 21 tahun. a. Manfaat Ilmiah E. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada ilmu psikologi, khususnya pada psikologi perkembangan untuk mengetahui apa rencana hidup perempuan yang berada pada masa dewasa dini setelah mereka menamatkan pendidikan S1.

2. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan untuk memunculkan penelitian-penelitian baru di bidang ilmu psikologi, seperti rencana hidup anak-anak berkebutuhan khusus, dll. b. Manfaat Praktis 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai apa rencana hidup mahasiswi setelah mereka menamatkan pendidikan S1, mengapa mereka merencanakan hal tersebut serta apa resiko yang akan dihadapi dan bagaimana cara mengatasi resiko tersebut. 2. Bagi masyarakat dapat memberikan informasi baru mengenai pentingnya merencanakan kehidupan untuk masa yang akan datang, karena masa depan harus direncakan dengan segala kemampuan yang dimiliki oleh individu.