BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebakaran merupakan salah satu bencana yang cukup sering melanda beberapa wilayah di Indonesia, khususnya di wilayah perkotaan dengan kepadatan permukiman yang tinggi. Kebakaran terjadi dikarenakan adanya faktor pemicu/ penyebab kebakaran diantaranya yaitu putung rokok maupun konslet pada aliran listrik. Padatnya suatu permukiman juga menyebabkan rentannya suatu permukiman terhadap ancaman bencana kebakaran. Dengan semakin padatnya suatu permukiman, maka semakin cepat menjalarnya api dari satu bangunan/rumah ke bangunan sekitarnya. Selain itu, jarak antar bangunan yang sempit dapat mempersulit petugas pemadam kebakaran mendekati lokasi kebakaran. Kota Palembang merupakan salah satu kota besar di Indonesia dengan kepadatan permukiman yang tinggi. Permukiman padat umumnya tersebar di sepanjang tepi sungai Musi dan di pinggiran Kota Palembang. Khusus di tepi sungai Musi, permukimannya memiliki karakteristik bermaterial kayu dan semi batu bata yang dikenal dengan nama rumah rakit dan rumah panggung. Adapun dahulu, sungai Musi merupakan akses utama transportasi di Kota Palembang khususnya perdagangan, sehingga penduduk terutama pedagang dan pendatang dari hulu memilih untuk tinggal di sepanjang sungai Musi demi kemudahan aksesibilitas. Permukiman tepi sungai Musi sangat erat kaitannya dengan bencana kebakaran. Hal ini didukung dengan kondisi permukiman yang padat, material bangunan yang berbahan kayu, serta sulitnya aksesibilitas menuju lokasi yang menimbulkan kerentanan wilayah akan ancaman bencana kebakaran. Berdasarkan riwayatnya, permukiman di tepi musi ini cukup sering mengalami bencana kebakaran 1
terutama pada musim kemarau. Tidak hanya menimbulkan kerugian dalam bentuk materi, kebakaran yang terjadi di permukiman padat tepi sungai Musi ini juga menewaskan beberapa korban jiwa. Adapun pihak pemerintah, swasta dan masyarakat saling berupaya dalam menanggulangi ancaman bencana kebakaran yang ada baik dengan penambahan pos-pos pemadam kebakaran, penambahan pompa air dan sosialisasi terhadap masyarakat setempat. Penelitian ini membahas secara menyeluruh mengenai ketahanan yang dimiliki wilayah permukiman padat di tepi sungai Musi akan bencana kebakaran. Lokasi yang diambil pada penelitian ini ialah permukiman padat di Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu, Kota Palembang. Wilayah ini merupakan wilayah rawan bencana kebakaran yang memiliki kepadatan penduduk dan kepadatan bangunan yang tinggi. Menurut data dinas kebakaran, dari tahun 2009 hingga tahun 2014 terdapat 11 kejadian kebakaran baik kebakaran skala kecil maupun besar. Berdasarkan riwayat kebakaran, kelurahan 5 Ulu mengalami kerusakan yang paling besar akibat bencana kebakaran dibandingkan wilayah permukiman padat lainnya. 1.2 Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan PP No.38 Tahun 2011, tepian sungai Musi tidak diperuntukkan sebagai kawasan permukiman. Sempadan sungai tidak boleh dibangun bangunan terkecuali bangunan prasarana sumberdaya air, fasilitas jembatan dan dermaga, jalur pipa gas dan air minum serta rentangan kabel listrik dan telekomunikasi. Meskipun secara fisik lingkungan kawasan tepian sungai musi tidak layak dan berbahaya bagi masyarakat, masyarakat tetap ingin bermukim di bantaran sungai Musi. Baik dilatarbelakangi oleh masalah ekonomi maupun sudah kerasan untuk tinggal karena sudah turun temurun keluarga menetap di wilayah tersebut. Bencana kebakaran merupakan bencana sosial yang tidak dapat diperkirakan dan dapat terjadi sewaktu-waktu tidak seperti halnya bencana alam. Bencana kebakaran kerap kali terjadi di permukiman tepian sungai Musi. Munculnya suatu 2
ketahanan masyarakat pada masyarakat yang bermukim di tepian sungai Musi khususnya pada Kelurahan 5 Ulu. Ketahanan masyarakat yang timbul tersebut merupakan pokok permasalahan yang perlu dikaji lebih mendalam, sehingga dapat memberikan gambaran yang utuh mengenai sebaran ketahanan masyarakat yang dimiliki permukiman padat tepi sungai Musi terhadap bencana kebakaran sebelum dan sesudah terjadinya bencana. Adapun pertanyaan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana sebaran tingkat ketahanan masyarakat di permukiman padat tepi sungai Musi terhadap bencana kebakaran? 2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran tingkat ketahanan masyarakat di permukiman padat tepi sungai Musi terhadap bencana kebakaran? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yakni mendeskripsikan bagaimana tingkat dan sebaran ketahanan masyarakat di permukiman tepi sungai Musi terhadap bencana kebakaran serta mengidentifikasi faktor-faktor apakah yang mempengaruhi sebaran tingkat ketahanan yang dimiliki masyarakat di permukiman padat tepi sungai Musi dalam menghadapi bencana kebakaran. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang diharapkan peneliti yaitu: 1. Menjadi referensi ilmiah untuk kegiatan perkuliahan maupun penelitian terkait ketahanan terhadap bencana kebakaran di masa depan. 2. Menambah wawasan dan khasanah keilmuan mengenai bencana kebakaran dan peningkatan ketahanan masyarakat terhadap bencana kebakaran baik bagi masyarakat setempat maupun masyarakat luas. 3
3. Memberi masukan dan informasi kepada pemerintah, LSM, konsultan maupun pihak lain yang berkecimpung dalam perencanaan dan program yang ditujukan pada masyarakat tepi sungai Musi khususnya kelurahan 5 Ulu, kecamatan Seberang Ulu, Palembang. 1.5 Batasan Penelitian 1.5.1. Batasan Substansi Penelitian (Fokus) Lingkup substansi pada penelitian ini yakni melakukan kajian terhadap sebaran tingkat ketahanan masyarakat yang dimiliki permukiman padat tepi sungai Musi terhadap bencana kebakaran. Penelitian ini dititikberatkan pada ketahanan masyarakat suatu perkampungan yang menjadi kerangka penelitian yang dibuat oleh peneliti. Batasan definisi yang dimaksud yaitu akan dijelaskan pada bab metode penelitian dalam unit amatan dan unit analisis penelitian. 1.5.2. Batasan Wilayah Penelitian (Lokus) Lingkup wilayah penelitian yang dikaji oleh peneliti secara makro yaitu wilayah Palembang, Sumatera Selatan. Adapun batasan wilayah mikro penelitian pada penelitian ini yaitu kelurahan 5 Ulu, kecamatan Seberang Ulu, Palembang. 1.6 Keaslian Penelitian Penelitian ini difokuskan pada ketahanan bencana kebakaran yang dimiliki permukiman padat di kelurahan 5 Ulu, kecamatan Seberang Ulu, Palembang. Terdapat 4 (empat) penelitian yang membahas terkait bencana kebakaran dan ketahanan, yakni sebagai berikut ini. 4
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Judul Penelitian Nama Peneliti Tahun Fokus Penelitian Kajian Kerentanan Kawasan Dimas Andhi 2008 Kerentanan fisik ruang Permukiman Padat Terhadap Ismawan kawasan yang terjadi pada Bencana Kebakaran Di kawasan Kecamatan Tambora, Jakarta permukiman Barat Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Resiko Bahaya R. Bambang 2012 Analisis resiko bahaya Studi Kasus Kebakaran Dan Metode Prambudi kebakaran di wilayah Mengatasinya Pada Hery Yuliarso pemukiman padat dan Pemukiman Padat (Studi merencanakan jaringan pipa kasus : Pemukiman untuk sistem hidran Gondokusuman) Tingkat Resiko Kebakaran Rr. Ukkhi 2012 Analisis resiko kebakaran di di Permukiman Padat Permanasari permukiman padat Kualitatif Kelurahan Terban, Kota Yogyakarta Ketahanan Bermukim Masyarakat Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi Nur Hidayah 2013 Ketahanan bermukim masyarakat di kawasan rawan bencana gunung berapi Induktif kualitatif Sebaran Tingkat Ketahanan Bulan 2014 Mengukur tingkat ketahanan Masyarakat Terhadap Nirwana Sari tiap RW di Kampung Kuantitatif Bencana Banjir Lahar Hujan Jogoyudan terhadap bencana Kualitatif Sungai Code banjir lahar hujan Sungai Code dan mendeskripsikan sebarannya Bersambung 5
Judul Penelitian Nama Peneliti Tahun Fokus Penelitian lanjutan tabel 1.1 Metode Penelitian Analisis Kerentanan Aryasa Bijak 2014 Tingkat kerentanan Permukiman Terhadap Utama permukiman terhadap Kualitatif Terjadinya Kebakaran di bencana kebakaran dilihat Kecamatan Pontianak dari aspek fisik, sosial, Selatan, Kota Pontianak, ekonomi Kalimantan Barat Sumber : Analisis, 2014 Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dijabarkan pada tabel diatas, terdapat dua penelitian yang paling mendekati yaitu penelitian oleh Bulan Nirwana Sari (2014) dan Nur Hidayah (2013). Namun, berdasarkan fokus dan lokus penelitian dari keduanya tidak memiliki kesamaan dengan penelitian ini. Belum adanya penelitian mengenai ketahanan permukiman padat terhadap bencana kebakaran ini, sehingga keaslian penelitian dapat dipertanggungjawabkan. 1.7 Kerangka Berfikir Penelitian ini didasarkan pada pemikiran peneliti mengenai tingkat ketahanan masyarakat terhadap bencana kebakaran di lokasi penelitian di Kelurahaan 5 Ulu. Besaran ketahanan yang dimiliki masyarakat dapat dinilai berdasarkan teori komponen ketahanan yang terdiri dari lima variabel diantaranya yaitu ketahanan sosial, ketahanan ekonomi, ketahanan fisik-infrastruktur, ketahanan institusi dan modal masyarakat. Oleh karenanya, peneliti ingin mengetahui seberapa besar sebaran tingkat ketahanan masyarakat terhadap bencana kebakaran dilihat dari kelima variabel dan faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran tingkat ketahanan masyarakat terhadap bencana kebakaran, sehingga kerangka berfikir dalam pembatasan substansi dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 6
Pertanyaan Penelitian Fakta Lapangan Kerentanan bencana kebakaran yang dimiliki masyarakat di tepi sungai Musi tidak mengurangi keinginan masyarakat untuk tetap tinggal dengan meningkatkan ketahanan mereka terhadap bencana kebakaran 1. Bagaimana sebaran tingkat ketahanan masyarakat di permukiman padat tepi Sungai Musi terhadap bencana kebakaran? 2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran tingkat ketahanan masyarakat di permukiman padat tepi Sungai Musi terhadap bencana kebakaran? Pengumpulan Data Sekunder Survey Lapangan Observasi dan Wawancara Skoring dan Analisis Kualitatif Sebaran tingkat ketahanan yang dimiliki masyarakat di permukiman padat tepi sungai musi terhadap bencana kebakaran Faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran tingkat ketahanan masyarakat terhadap bencana kebakaran di permukiman padat tepi sungai musi Gambar 1.1 Kerangka Berfikir Sumber : Analisis, 2014 7