BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitive sampai manusia. Darah dalam keadaan fisiologik selalu berada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. non-polar. Lipid adalah senyawa yang berisi karbon dan hidrogen, yang tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Batasan Masalah C. Rumusan Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya

HASIL PRAKTIKUM METABOLISME II Perbedaan Kadar Trigliserida Pada Pria Dan Wanita Setelah Mengkonsumsi Kuning Telur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. volume darah dan elastisitas pembuluh darah (Gunawan,Lany, 2007).

tumbuh tumbuhan, madu, sirup jagung, dan tetesan tebu. Pada manusia dan dan laktosa ( Hertog Nursanyoto, dkk, 1992 ).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manusia lanjut usia adalah seorang yang karena usianya mengalami perubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam pembuluh darah yang kadarnya tinggi akan membuat endapan / kristal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hati merupakan organ sentral dalam metabolisme di tubuh. Berat rata

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME II EFEK SUSU KEDELAI TERHADAP PENURUNAN KADAR TRIGLISERIDA DARAH

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

PENGARUH WAKTU PADA PENYIMPANAN SERUM UNTUK PEMERIKSAAN KOLESTEROL TOTAL. Dwi Purbayanti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

Lampiran 1 Prosedur penentuan lipid serum 1) Prosedur analisis kolesterol total

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MEMBANDINGKAN METABOLISME TRIGLISERIDA ANTARA KONSUMSI MIE AYAM DAN LONTONG PECAL

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

Mitos dan Fakta Kolesterol

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk akhir metabolisme karbohidrat serta sumber energi utama pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam hati dan otot rangka (Kee Joyce LeFever, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

Ilmu Pengetahuan Alam

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian R. Mia Ersa Puspa Endah, 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pendahuluan kebutuhan energi basal bertahan hidup Lemak sumber energi tertinggi asam lemak esensial Makanan mengandung lemak Pencernaan

BAB I PENDAHULUAN. Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.. Tempat pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel di Laboratorium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan di dalam tubuh untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

EFEK INFUS DAUN SELEDRI (Apium graviolens L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

repository.unimus.ac.id

PERCOBAAN IV: PENENTUAN KADAR KOLESTEROL (METODA CHOD-PAP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, gagal jantung, serangan

BAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pola konsumsi pangan adalah berbagai informasi yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan cairan yang terdapat didalam tubuh manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid)

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS KLINIK PERCOBAAN II PENETAPAN KADAR KOLESTEROL TOTAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

Metabolisme lipid. Metabolisme lipoprotein plasma Metabolisme kolesterol

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi ilmu kimia kolesterol merupakan senyawa lemak yang kompleks

BAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa

GAMBARAN GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA ORANG YANG KURANG TIDUR DI USIA PRODUKTIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir

UNDERSTANDING CHOLESTEROL. Djadjat Tisnadjaja Puslit Bioteknologi-LIPI

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lipid adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Komponen lipid utama yang dapat dijumpai dalam plasma adalah trigliserida, kolesterol dan fosfolipid. Kolesterol berasal dari makanan dan sintesis endogen di dalam tubuh. Sumber kolesterol dalam makanan seperti kuning telur, susu, daging, lemak, dan sebagainya terutama dalam keadaan ester. Dalam usus, ester tersebut kemudian dihidrolisis oleh kolesterol esterase yang berasal dari pankreas dan kolesterol bebas yang terbentuk diserap oleh mukosa usus dengan kilomikron sebagai alat transport ke sistem limfatik dan akhirnya ke sirkulasi vena. Kira-kira 70% kolesterol yang diesterifikasi (dikombinasikan dengan asam lemak), serta 30% dalam bentuk bebas. Kolesterol disintesis di hati dan usus serta ditemukan dalam eritrosit, membran sel, dan otot. Sebagian besar kolesterol yang dibutuhkan tubuh disintesis dari asetil koenzim A melalui betahidroksi-betametil glutamil KoA. Kolesterol penting dalam struktur dinding sel dan dalam bahan yang membuat kulit kedap air. Kolesterol digunakan tubuh untuk membentuk garam empedu sebagai fasilitator untuk pencernaan lemak dan untuk pembentukan hormon steroid (misal kortisol, estrogen, androgen) oleh kalenjar adrenal, ovarium, dan testis. Makanan yang kaya lemak dianggap sebagai penyebab aterosklerosis yaitu penimbunan kolesterol dalam dinding pembuluh darah. Penimbunan tersebut secara perlahan-lahan akan menyempitkan dan mengeraskan pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi sulit dan terhambat. Oleh karena itu sangatlah penting untuk periksa kolesterol ke laboratorium supaya kadar kolesterol dalam tubuh bisa terpantau. Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lipid

2 atau lemak. Seperti kita ketahui, lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Lemak juga merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori penting tinggi. Disamping sebagai salah satu sumber energi, sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang merupakan zat sangat dibutuhkan tubuh kita terutama untuk membentuk dinding sel-sel dalam darah. Kolesterol diperiksa menggunakan sampel serum dan plasma EDTA juga plasma heparin, dimana kadar kolesterol yang normal adalah < 200 mg/dl (DEPKES RI, 2011). Dari pengalaman dan hasil survei yang di dapat dari beberapa laboratorium pemeriksaan kolesterol hampir tidak pernah menggunakan sampel plasma EDTA ataupun plasma heparin dan yang digunakan adalah sampel serum. Tetapi bukan berarti pemeriksaan kolesterol di laboratorium tidak pernah menggunakan sampel plasma. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul perbedaan hasil pemeriksaan kolesterol total antara plasma dan serum. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian dari lipid dan kolesterol? 2. Apa fungsi kolesterol didalam tubuh? 3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan kolesterol? 4. Apakah ada perbedaan hasil pemeriksaan kolesterol antara plasma dan serum? C. Rumusan Masalah serum? Apakah ada perbedaan hasil pemeriksaan kolesterol antara plasma dan

3 D. Batasan Masalah Didalam penelitian ini penulis hanya membedakan hasil pemeriksaan kolesterol menggunakan serum dan plasma Mahasiswa angkatan 2010 Program Studi Analis Kesehatan. E. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil pemeriksaan kolesterol antara plasma dan serum. F. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang perbedaan hasil pemeriksaan kolesterol antara plasma dan serum, khususnya bagi pelayanan di laboratorium dan bagi semua kalangan yang berkepentingan. 2. Bagi Mahasiswa dan pengguna jasa laboratorium dapat memperoleh informasi tentang perbedaan hasil pemeriksaan kolesterol antara plasma dan serum.

4 BAB II TELAAH PUSTAKA A. Kolesterol 1. Pengertian kolesterol Lipid atau lemak didefinisikan sebagai senyawa organik heterogen yang terdapat di alam dan bersifat relatif tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut non-polar. Lipid adalah senyawa yang berisi karbon dan hidrogen, yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik (Widman, 1989). Lemak disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar didalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan didalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi (Madja, 2007). Kolesterol merupakan salah satu komponen lipid. Kolesterol berasal dari makanan dan biosintesis dengan jumlah yang kurang lebih sama, sedikit dari jumlah kolesterol tubuh berasal dari sintesis dan sisanya berasal dari makanan hari-hari. Kolesterol terdapat hampir di seluruh sel hewan dan semua manusia. Pada tubuh manusia, kolesterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenalin bagian luar dan jaringan saraf. Kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon-hormon steroid. Tetapi bila kolesterol dalam tubuh berlebih akan tertimbun didalam dinding pembuluh darah dan menimbulkan suatu kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kolesterol yang kita butuhkan tersebut, secara normal diproduksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang tepat. Dalam keadaan normal, kolesterol disintesis dalam tubuh sejumlah dua kali lipat dari kadar kolestrol dalam makanan yang dimakan. Kolesterol yang disintesis diubah menjadi jaringan, hormon dan vitamin yang kemudian disebarkan ke seluruh tubuh melalui darah.tetapi ada juga kolesterol yang

5 kembali ke hati untuk diubah menjadi asam empedu dan garamnya. Dalam keadaan normal, bila terjadi gangguan dalam konsumsi kolesterol, maka akan terjadi mekanisme untuk mempertahankan keseimbangan kolesterol dengan semua faktor diatas sebagai mekanisme pertahanan. 2. Sifat dan struktur dari kolesterol Lipid di dalam semua bagian tubuh manusia dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses metabolisme tubuh. Lipid yang terdapat didalam tubuh tidak berbentuk bebas, akan tetapi terikat dengan protein spesifik membentuk suatu lipoprotein yang larut dalam air. Kolesterol berasal dari makanan dan sintesis endogen di dalam tubuh. Sumber kolesterol dalam makanan seperti kuning telur, susu, daging, lemak, dan sebagainya terutama dalam keadaan ester. Dalam usus, ester tersebut kemudian dihidrolisis oleh kolesterol esterase yang berasal dari pankreas dan kolesterol bebas yang terbentuk diserap oleh mukosa usus dengan kilomikron sebagai alat transport ke sistem limfatik dan akhirnya ke sirkulasi vena. Kirakira 70% kolesterol yang diesterifikasi (dikombinasikan dengan asam lemak), serta 30% dalam bentuk bebas. Kolesterol merupakan salah satu komponen lemak. Seperti kita ketahui, lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping zat gizi seperti karbohidrat, protein vitamin dan mineral. Lemak juga merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori penting tinggi. Di samping sebagai sumber energi, sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk membentuk dinding sel yang ada di dalam darah. Pada hakikatnya semua jaringan yang mengandung sel-sel berinti mampu mensintesis kolesterol. Retikulum endoplasma dan sitosol sel bertanggung jawab atas sintesis kolesterol (Peter A. Mayes, 2003).

6 Struktur lipid dapat dilihat pada gambar 1 Gambar 1. struktur lipid (Dawn B. Marks:2000) Sifat Kolesterol tidak larut dalam cairan darah sehingga untuk mengangkutnya ke seluruh tubuh dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut lipoprotein yang dapat dianggap sebagai pembawa kolesterol dalam darah. Bila asupan kolesterol tidak mencukupi, sel hati akan memproduksinya. Dari hati, kolesterol diangkut oleh lipoprotein yang bernamaa LDL untuk dibawa ke sel sel tubuh yang memerlukan agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kelebihan kolesterol akan diangkut kembali oleh lipoprotein HDL untuk dibawa ke hati. Selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang ke dalam kandung empedu sebagai asam (cairan) empedu.

7 Makanan yang mengandung kolesterol adalah makanan yang berasal dari hewani, seperti kulit ayam, kuning telur, dan makanan produk susu. Makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak seperti daging, margarin, mentega, keju, dan minyak kelapa dapat pula dibentuk dari hati atau lever. 3. Fungsi Kolesterol Lipid berfungsi sebagai sumber energi, perlindungan organ tubuh, pembentukan sel, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas, dan memelihara suhu tubuh. Peningkatan kadar lipid yang tinggi dalam darah dinamakan Hiperlipidemia, yang ditandai dengan meningkatnya kadar kolesterol dan atau trigliserida dalam darah. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah dinamakan Hiperkolesterolemia yang bisa menyebabkan aterosklerosis dan peningkatan tekanan darah (hipertensi), yang selanjutnya dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner bila disertai komplikasi yang lain. Pemeriksaan kolesterol dalam darah merupakan salah satu pemeriksaan yang sering diminta oleh dokter untuk membantu mendiagnosa beberapa jenis penyakit yang berhubungan dengan lipid. Kolesterol tinggi adalah faktor resiko utama penyebab penyakit jantung. Dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan senyawa lemak yang kompleks yang dihasilkan oleh tubuh dengan bermacam-macam fungsi, antara lain membuat hormon seks, adrenal, dan membentuk dinding sel. Disebabkan pentingnya fungsi kolesterol, tubuh membuatnya sendiri di dalam hati atau lever. Peningkatan kadar kolesterol (hiperkolesterolemia) menyebabkan penumpukan kerak lemak di arteri koroner dan resiko penyakit jantung. Kadar kolesterol serum tinggi dapat berhubungan dengan kecenderungan genetik dan asupan diet.

8 Peningkatan kadar kolesterol dapat dijumpai pada : infark miokardial akut, aterosklerosis, hiperkolesterolemia keluarga, diet tinggi kolesterol (lemak hewani). Selain itu juga dijumpai pada hipotiroidisme, obstruksi bilier, sirosis bilier, miksedema, hepatitis infeksiosa, Diabetes Melitus yang tidak terkontrol, sindrom nefrotik, pankreatektomi, kehamilan trimester III, periode stress berat. Pengaruh obat aspirin, kostikosteroid, steroid, kontrasepsi oral, epinefrin dan norepinefrin, bromide, fenotiazin, trifluoperazin, Vitamin A dan D, sulfonamide, fenitoin. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan kolesterol temuan laboratorium (A. P. Bangun, 2010) : a. Obat aspirin dan kortison dapat menyebabkan penurunan atau peningkatan kadar kolesterol serum, b. Diet tinggi kolesterol yang dikonsumsi sebelum pemeriksaan menyebabkan peningkatan kadar kolesterol serum, c. Hipoksia berat dapat meningkatkan kadar kolesterol serum, d. Hemolisis pada sampel darah dapat menyebabkan hasil uji kolesterol serum meningkat. B. Kadar Kolesterol Kolesterol diperiksa dari serum atau plasma, dimana kadar kolesterol yang normal adalah < 200 mg/dl (DEPKES RI, 2011). Untuk sampel pemeriksaan fraksi lipid terutama kolesterol yaitu menggunakan sampel serum, plasma EDTA dan plasma heparin. Antikoagulan yang dapat digunakan dalam pemeriksaan kolesterol antara lain heparin, Etylene Diamine Tetra Acetat (EDTA), oksalat, dan Natrium Florida. EDTA mengubah Ion kalsium dari darah menjadi bentuk bukan ion. Umumnya EDTA tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium) atau potassium (kalium), mencegah koagulasi dengan cara mengikat kalsium. Menurut Lab Technologist

9 (2010) dalam Hematologi EDTA memiliki keunggulan dibandingakan dengan antikoagulan yang lain, yaitu tidak mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal untuk pengujian. Pemeriksaan kolesterol dengan metode Enzimatik CHOD-PAP (Cholesterol Oksidase Para Amino Phenazone) dan prinsipnya yaitu Ester diurai menjadi kolesterol dan asam lemak menggunakan enzim kolesterol esterase. Kolesterol yang terbentuk kemudian diubah menjadi Cholesterol-3-one dan hidrogen peroksida oleh enzim kolesterol oksidase. Hydrogen peroksida yang terbentuk beserta fenol dan 4-aminoantipirin oleh peroksidase diubah menjadi zat yang berwarna merah. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kadar kolesterol total dalam sampel, diukur pada panjang gelombang 546 nm. Adapun reaksi dari metode ini yaitu (Hardjoeno, 2003) : Ester Kolesterol Kolesterol Esterase Kolesterol + As. Lemak bebas Kolesterol + O 2 Kolesterol Esterase Kolesten-3,4 on + H 2 O 2 2 H 2 O 2 + 4-amino Peroksidase Kuinoneimine + H 2 O Phenazon + Phenol C. Sampel Untuk Pemeriksaan Kolesterol Kolesterol dalam darah dapat diperiksa menggunakan plasma dan serum. 1. Serum Serum yaitu darah yang dalam tabung setelah membeku akan mengalami retraksi bekuan dengan akibat terperasnya cairan dalam bekuan tersebut atau darah dalam tabung yang disentrifuge dengan kecepatan dan waktu tertentu sehingga akan terbentuk tiga bagian yaitu serum, buffycoat dan eritrosit. Dalam serum terdapat zat antibodi untuk membinasakan protein asing

10 (antigen, artinya zat yang merangsang pembentukan zat antibodi) yang masuk dalam tubuh. Serum didapat dengan cara membiarkan darah dalam tabung reaksi tanpa antikoagulan membeku dan kemudian di sentrifuge dengan kecepatan tinggi untuk mengendapkan semua sel-selnya. Cairan diatasnya yang berwarna kuning jernih disebut serum. Pada proses pembekuan darah fibrinogen diubah menjadi fibrin maka serum tidak mengandung fibrinogen lagi tetapi zat-zat lainnya masih tetap terdapat di dalamnya (Santoso, 1989). Fibrinogen adalah protein dalam plasma darah yang berubah menjadi fibrin sehingga menimbulkan pembekuan darah. Menurut Widmann (1995) serum pada hakikatnya mempunyai susunan yang sama seperti plasma, kecuali fibrinogen dan faktor pembekuan II, V, VIII, XIII yang sudah tidak ada. 2. Plasma Plasma adalah darah dalam tabung yang berisi antikoagulan lalu disetrifuge dalam waktu dan kecepatan tertentu, sehingga terpisah plasma dan bagian yang lainnya. Plasma masih mengandung fibrinogen, tidak mengandung faktor-faktor pembekuan antara lain : faktor ll, faktor V dan faktor Vlll, serta mengandung serotinin tinggi oleh karena perusakan platelete. Menurut Santoso (1989) plasma masih mengandung fibrinogen, karena disebabkan penambahan antikoagulan yang mencegah terjadinya pembekuan darah tersebut. Menurut widman (1995 : 250) Plasma yakni, cairan ekstra sel dari darah beredar, mengandung fibrinogen yang sangat besar molekulnya (berat molekul 340.000 dalton) dan yang berubah menjadi fibrin bila darah membeku. Setelah darah membeku tetap ada cairan yang bernama serum. Serum dan plasma sama susunannya kecuali fibrinogen dan beberapa faktor koagulasi yang tidak ada dalam serum.

11 3. Perbedaan serum dan plasma Bedasarkan pernyataan diatas yaitu tentang serum dan plasma. Maka dapat disimpulkan bahwa serum dan plasma diperoleh dengan cara pemisahan yang berbeda. Perbedeaan tersebut dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini. Gambar 2. Serum dan Plasma Serum Plasma Rangkuman pemisahan cairan darah menjadi plasma dan serum diringkaskan dalam Tabel 1. Tabel 1 ciri-ciri plasma dan serum (Sadikin, 2001). Ciri-ciri Plasma Serum Warna Agak kuning dan jernih Agak kuning dan jernih Kekeruhan Lebih kental dari air Lebih kental dari air Fibrinogen Masih ada Tidak ada lagi Antikoagulan Pakai Tidak pakai Serat fibrin Tidak ada Ada dalam gumpalan Pemisahan sel Pemusingan Penggumpalan spontan Sel terkumpul Endapan (sedimen) Gumpalan didalam Suspensi kembali Dapat Tidak dapat sel Dari tabel 1 tampak bahwa sel-sel yang terpisah dalam proses pembuatan pasma atau serum berada dalam keadaan berbeda. Perbedaan itu terjadi karena cara pemisahan cairan yang berbeda. Serum dipisahkan dengan cara membiarkan darah beberapa lama dalam tabung kemudian darah tersebut akan membeku dan selanjutnya akan mengalami penggumpalan dengan akibat terperasnya cairan dari dalam bekuan. Darah biasanya sudah membeku dalam

12 jangka waktu 10 menit dan pembekuan sempurna terjadi dalam waktu 24 jam (Depkes RI). Pemisahan tersebut dapat dilakukan dengan alat pemusing (sentrifuge) dengan kecepatan 6000 rpm selama 10 menit. Sedangkan plasma menurut Depkes RI dipisahkan dengan cara menambahkan antikoagulan secukupnya pada wadah misalnya tabung yang kemudian di isi sejumlah volume darah lalu diputar (sentrifuge) dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Menurut Sadikin (2001:6) Dalam pembuatan serum, sel-sel darah menggumpal secara baur dan terjebak dalam suatu anyaman yang luas dan kontraktif dari jaring seratserat fibrin. sebaliknya, dalam penyiapan plasma, sel-sel darah terendapkan dengan jelas didasar tabung, seperti pengendapan suspensi partikel lain. Bahkan dengan jelas sekali pengendapan sel-sel darah pada pembuatan plasma tersebut menghasilkan pemisahan sel berdasarkan masa jenis menjadi 2 bagian. Sel-sel darah dengan cara ini akan terpisah menjadi lapisan eritrosit atau sel darah merah yang merupakan lapisan yang tebal yang dapat mencapai hampir separuh volume darah. Selain itu, ada pula lapisan yang tipis dan putih diatas lapisan eritrosit. Yang terdiri atas sel-sel leukosit dan sejumlah trombosit atau keeping darah (Flatelete). Secara garis besar, plasma atau serum terdiri atas air pelarut dan berbagai bahan terlarut yang ada di dalamnya. Menurut Sacher (2004:168) Perbandingan antara plasma dan serum yaitu plasma adalah bagian cair dari darah. Diluar sistem vaskuler, darah dapat tetap cair dengan mengeluarkan fibrinogen atau menambahkan antikougulan, yang sebagian besar mencegah kougulasi dengan mengelasi atau menyingkirkan ion-ion kalsium. Sitrat, oksalat, dan EDTA (Etylene Diamene Tetra Acetat) adalah anti koagulan dari golongan kelasi. Plasma yang baru diambil mengandung semua protein yang terdapat di dalam darah yang bersirkulasi. Sedangkan serum adalah cairan yang tersisa setelah darah menggumpal atau membeku. Koagulasi mengubah semua fibrinogen menjadi fibrin yang padat. Serum normal tidak mangandung fibrinogen dan beberapa faktor koagulasi lainnya.

13 D. Hipotesis Statistik Ho : Tidak ada perbedaan hasil pemeriksaan kolesterol antara plasma dan serum Ha : Ada perbedaan hasil pemeriksaan kolesterol antara plasma dan serum

14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di ruang laboratorium klinik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya dan dilaksanakan pada bulan juni tahun 2012. B. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2010 Program Studi Analis Kesehatan sebanyak 45 mahasiswa. 2. Sampel Teknik pengambilan sampel dengan cara Quota Sampling, dimana sampel yang di pilih hanya Mahasiswa yang mau bersedia untuk diperiksa kadar kolesterolnya dan ditentukan hingga jumlah 30 sampel. C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel a. Variabel bebas: plasma dan serum b. Variabel terikat: kadar kolesterol total 2. Definisi Operasional Variabel a. Pemeriksaan kolesterol dengan metode Enzimatik CHOD-PAP (Cholesterol Oksidase Para Amino Phenazone) dan prinsipnya yaitu Ester diurai menjadi kolesterol dan asam lemak menggunakan enzim kolesterol esterase. Kolesterol yang terbentuk kemudian diubah menjadi Cholesterol-3- one dan hidrogen peroksida oleh enzim kolesterol oksidase. Hydrogen peroksida yang terbentuk beserta fenol dan 4-aminoantipirin oleh peroksidase diubah menjadi zat yang berwarna merah dan diukur

15 menggunakan fotometer dengan nilai normal < 200 mg/dl dan standar 200 mg/dl pada panjang gelombang 546 nm. b. Serum adalah cairan yang berwarna kuning jernih yang diperoleh dari hasil darah yang dibekukan dan dipusingkan menggunakan sentrifuge. c. Plasma adalah cairan kuning jernih yang diperoleh dengan cara darah diberikan antikoagulan di dalam tabung reaksi lalu di pisah menggunakan sentrifuge. D. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi ekperimental yaitu pengamatan di laboratorium klinik dengan mengukur kadar kolesterol dengan fotometer yang langsung diperiksa menggunakan sampel serum dan plasma. Dalam penelitian ini plasma didapat dengan cara menggunakan antikoagulan Etylene Diamine Tetra Acetat (EDTA). 1. Alat : a. Photometer 5010V 5+ b. Sentrifuge c. Mikorpipet 1000 µl & 10 µl d. Tabung reaksi 12x75 mm & 15x100 mm e. Tip putih dan tip biru f. Rak tabung g. Tissue h. Stopwatch 2. Bahan : a. Kit Reagen koleterol b. Antikoagulan (EDTA) c. Aquades d. Sampel : serum dan plasma EDTA

16 3. Prosedur Penelitian a. Pengambilan Sampel Sampel serum dan plasma diperoleh dari darah vena yang diambil sebanyak 3 cc lalu darah di bagi 2 masing-masing 1,5 cc untuk plasma dan serum yang dimasukkan dalam tabung reaksi ukuran 15x100 mm. 1) Cara pembuatan serum Darah yang berada didalam tabung reaksi dibiarkan dalam suhu ruang 20-25 o C selama 10 menit, kemudian disentrifuge dengan kecepatan 6000 rpm selama ± 10 menit. 2) Cara pembuatan plasma Darah yang berada di dalam tabung reaksi yang sudah berisi EDTA segera dikocok perlahan-lahan, kemudian disentrifuge dengan kecepatan 6000 rpm selama ± 10 menit. Sumber (Leaflet Kit Reagen Kolesterol) b. Langkah-langkah Pemeriksaan Pemeriksaan ini dilakukan secara photometris, maka perlu dilakukan preparasi blanko, blanko reagen, standar dan sampel sebagai berikut: 1) Pembuatan blanko reagen kolesterol a) Pipet reagen kolesterol sebanyak 1000 µl lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi b) Inkubasi selama 10 menit pada suhu 20-25 o C c) Kemudian ukur menggunakan photometer 5010 V 5+ dengan panjang gelombang 546 nm. 2) Pembuatan standar kolesterol a) Pipet reagen kolesterol sebanyak 1000 µl lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi b) Kemudian tambahkan dengan larutan standar sebanyak 10 µl lalu homogenkan

17 c) Inkubasi selama 10 menit pada suhu 20-25 o C d) Kemudian ukur menggunakan photometer 5010 V 5+ dengan panjang gelombang 546 nm. 3) Pembuatan sampel kolesterol (serum) a) Pipet reagen kolesterol sebanyak 1000 µl lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi b) Kemudian tambahkan dengan serum sebanyak 10 µl lalu homogenkan c) Inkubasi selama 10 menit pada suhu 20-25 o C d) Kemudian ukur menggunakan photometer 5010 V 5 + dengan panjang gelombang 546 nm. 4) Pembuatan sampel kolesterol (plasma EDTA) a) Pipet reagen kolesterol sebanyak 1000 µl lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi b) Kemudian ditambahkan dengan plasma sebanyak 10 µl lalu homogenkan c) inkubasi selama 10 menit pada suhu 20-25 o C d) Kemudian ukur menggunakan photometer 5010 V 5 + dengan panjang gelombang 546 nm. Sumber (Leaflet Kit Reagen Kolesterol) E. Pengolahan dan Analisis Data Data hasil penelitian kadar kolesterol antara serum dan plasma dianalisis menggunakan uji-t untuk 2 sampel bebas. Uji t-test untuk 2 sampel bebas adalah uji statistik parametrik yang digunakan untuk menguji perbedaan dari data independen (sampel bebas). Dengan dua jenis sampel diukur dengan metode yang sama dan hasil pengukuran sampel pertama dan kedua dibandingkan dengan taraf signifikansi α = 0,01dan t-tabel = 2,756 (Fajar, 2009:127).

18 Uji Hipotesis adalah : Ho : µ 1 = µ 2 Ha : µ 1 # µ 2 Keterangan: µ 1 = kadar kolesterol pada serum µ 2 = kadar kolesterol pada plasma Kriteria: Jika, t hitung < t tabel maka Ho diterima Jika, t hitung > t tabel maka Ha diterima Rumus t-test untuk dua sampel bebas (Ibnu Fajar, 2009) : t h = S p 2 = ( ). ( ). Keterangan : 2 S p = standar devisiasi 1 dan 2 = jumlah sampel serum = jumlah sampel plasma = jumlah nilai rata-rata serum = jumlah nilai rata-rata plasma S 1 = nilai rata-rata standar devisiasi serum S 2 = nilai rata-rata standar devisiasi plasma t h = nilai rata-rata pada t-hitung

19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2010 Program Studi Analis Kesehatan sebanyak 30 sampel. Hal ini dilakukan untuk memperoleh keseragaman dari sampel dan kemudahan dalam memperoleh sampel. Data penelitian hasil pemeriksaan kolesterol antara plasma dan serum pada Mahasiswa angkatan 2010 Program Studi Analis Kesehatan di Laboratorium Klinik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya pada bulan Juni 2012 dapat di lihat pada lampiran 2. Hasil penelitian dengan jumlah sampel 30 diperoleh nilai rata-rata (mean) kadar kolesterol pada tabel 2. Tabel. 2 Hasil penelitian nilai rata-rata kadar kolesterol No Pemeriksaan Kolesterol nilai rata-rata (mean) kadar kolesterol 1 Serum 147,67 mg/dl 2 Plasma 141,17 mg/dl Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat terjadi penurunan kadar kolesterol setelah di lakukan pemeriksaan terhadap sampel yang menggunakan EDTA yaitu plasma. Data ini membuktikan bahwa ada perbedaan yang tidak terlalu signifikan pada hasil pemeriksaan kolesterol antara serum dan plasma.

20 Diagram perbedaan nilai rata-rata kadar kolesterol antaraa plasma dan serum dapat dilihat pada gambar 3. 148 146 144 142 140 138 136 147,67 141,17 147.67 141.17 serum plasma diagram nilai rata-rata antara plasma dan serum Dari gambar 3 di atas dapat dilihat adanya perbedaan yang tidak terlalu signifikan hasil pemeriksaan kadar kolesterol antara plasma dan serum. Nilai rata- sedangkan rata kadar kolesterol yang menggunakan serum sebesar 147,67 mg/dl yang plasma sebesar 141,17 mg/dl. Perbedaan hasil yang terjadi sebesar 6,5 mg/dl. B. Analisis Data Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji statistik t-test untuk 2 sampel bebas. Setelah di lakukan pengujian statistik menggunakann uji t-test dua sampel bebas dengann taraf signifikansi α = 0,01 di dapat hasil t-hitung = 0,847 dan t-tabel = 2,6644. Hipotesis yang digunakan yaitu Ho menyatakan tidak ada perbedaan hasil pemeriksaan kolesterol antara plasma dan serum sedangkan Ha menyatakan ada perbedaan hasil pemeriksaan kolesterol antara plasma dan serum. Berdasarkan kriteria penarikan kesimpulan dalam uji-t, jika nilai t-hitung < t-tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang siginifikan pada hasil pemeriksaan kadar kolesterol antara plasma dan serum.

21 C. Pembahasan Dari hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswa angkatan 2010 Program Studi Analis Kesehatan tidak terdapat kadar kolesterol yang abnormal, meskipun ada beberapa sampel yang hampir mendekati abnormal, hal ini bisa juga Karena pengaruh makanan yang di konsumsi oleh para mahasiswa tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, perbedaan hasil pemeriksaan kolesterol antara plasma dan serum dimana kadar serum sebesar 147,67 mg/dl dan plasma sebesar 141,17 mg/dl maka perbedaan antara plasma dan serum sebesar 6,5 mg/dl. Perbedaan itu terjadi karena pemakaian plasma yang rentan tercampur dengan eritrosit akan mempengaruhi hasil-hasil pemeriksaan dan cara pemisahan cairan yang berbeda. Serum dipisahkan dengan cara membiarkan darah beberapa lama dalam tabung kemudian darah tersebut akan membeku dan selanjutnya akan mengalami penggumpalan dengan akibat terperasnya cairan dari dalam bekuan. Darah biasanya sudah membeku dalam jangka waktu 10 menit dan pembekuan sempurna terjadi dalam waktu 24 jam. Dalam pembuatan serum, sel-sel darah menggumpal secara baur dan terjebak dalam suatu anyaman yang luas dan kontraktif dari jaring serat-serat fibrin. sebaliknya, dalam penyiapan plasma, selsel darah terendapkan dengan jelas didasar tabung, seperti pengendapan suspensi partikel lain (Sadikin 2001). Perbedaan yang terjadi antara plasma dan serum juga disebabkan karena pada plasma yang di dalamnya masih terdapat fibrinogen dan juga ada partikel EDTA yang ada di dalam plasma sehingga dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan sedangkan pada sampel serum sudah tidak terdapat fibrinogen dan tidak adanya patikel EDTA yang terdapat pada serum tersebut sehingga dapat memberikan hasil yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Namun setelah dilakukan uji statistik mengunakan uji-t untuk 2 sampel bebas maka di dapat hasil dengan t-hitung = 0,847 < t-tabel = 2,6644 maka Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dari hasil pemeriksaan kolesterol antara plasma dan serum.

22 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari hasil penelitian tentang perbedaan hasil pemeriksaan kolesterol antara plasma dan serum pada Mahasiswa Angkatan 2010 Program Studi Analis Kesehatan dengan jumlah sampel 30 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Nilai rata-rata hasil pemeriksaan kolesterol yang menggunakan sampel serum sebesar 147,67 mg/dl sedangkan sampel yang menggunakan plasma 141,17 mg/dl. 2. Berdasarkan hasil uji-t untuk 2 sampel bebas maka didapat t-hitung = 0,847 dan t-tabel = 2,6644 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada hasil pemeriksaan kolesterol antara plasma dan serum. B. Saran 1. Kepada petugas laboratorium klinik, untuk pemeriksaan kimia klinik khususnya pemeriksaan kolesterol sebaiknya menggunakan sampel serum, agar dapat memberikan hasil yang sesuai dengan keadaan pasien. 2. Kepada peneliti selanjutnya, perlu adanya penelitian lanjutan tentang perbedaan hasil antara plasma dan serum terutama untuk Asam Urat, SGOT, SGPT dan Kreatinin. 3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar bisa lebih baik lagi dalam penggunaan prosedur supaya tidak terjadi kesalahan pada saat penelitian.