BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengalami kemajuan ataupun kemunduran dalam menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Krisis perekonomian global telah mengubah tatanan perekonomian dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. seperti beban bunga dan hutang lancar. Kebangkrutan telah digunakan sebagai istilah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN. maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dalam menjaga dan memaksimalkan profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. operasional, terutama yang berkaitan dengan keuangan perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Sedangkan menurut Hendra (2010

BAB II LANDASAN TEORI

BAB-II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ekonomi global mengalami perubahan yang

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. prospektif untuk dikembangkan. Dengan populasi lebih dari 250 juta penduduk, Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya artinya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA POTENSI KEBANGKRUTAN PT HERO SUPERMARKET Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN PERIODE

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Analisis Laporan keuangan. Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan (Laba) yang optimal serta pengendalian yang seksama yang berkaitan

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan menjadi semakin ketat, baik perusahaan konvensional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan memiliki persediaan yang dimiliki dan digunakan atau

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan krisis ekonomi global yang melanda dunia, banyak masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Dimana faktor terpenting untuk melihat perkembangan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Andri Helmi M, SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB II LANDASAN TEORI. Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami

PRAKATA... ABSTRACK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

ANALISIS PENGGUNAAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT PYRIDAM FARMA, TBK PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. merupakan suatu ringkassan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna kepada investor, kreditor,

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Modal merupakan salah satu unsur yang penting dalam suatu kegiatan ekonomi.

BAB II TINJAUAN TEORI. Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan menyediakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang biasanya ditandai dengan mengalami kerugian.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. saham merupakan surat berharga sebagai bukti pemilikan individu atau

BAB I PENDAHULUAN. Kegagalan dan keberhasilan usaha tidak selalu disebabkan oleh kurangnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis global telah menyebabkan kegiatan dunia usaha di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Masalah keuangan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan apabila

BAB-I. mengalir ke dalam perbankan, juga melimpahnya jenis tabungan yang di. fungsi kebijakan moneter. Bank sebagai institusi yang bertujuan untuk

BAB II LANDASAN TEORITIS

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis laporan keuangan Laporan keuangan merupakan dasar menyediakan banyak informasi yang diperlukan para pemakai untuk membuat keputusan ekonomis sehubungan dengan kegiatan usaha. Laporan keuangan bermaksud memberikan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan alat penguji dari pekerjaan seorang pembukuan dalam suatu perusahaan. Tetapi pada saat ini, laporan keuangan bukan hanya sebagai alat penguji melainkan sebagai bahan untuk dapat menentukan dan menilai posisi keuangan perusahaan, di mana hasil analisanya menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Salah satu tugas penting dari manajeman dan para investor setelah akhir tahun adalah menganalisis laporan keuangan yang sudah disusun dan telah diyakini tingkat kewajarannya, yang mana tingkat kewajaran tersebut didapat dari pendapat akuntan publik atas hasil pemeriksaannya terhadap laporan keuangan perusahaan. Analisis terhadap laporan keuangan merupakan tindakan yang sangat penting untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi suatu perusahaan, terutama bagi para manajer untuk mengambil keputusan dalam aktivitas perusahaan. Informasi hasil dari analisis tersebut dijadikan sebagai alat dalam memutuskan kebijakan disamping alat-alat financial lainnya.

Menurut Ardios dalam kamus Akuntansinya (2010) analisis laporan keuangan adalah suatu metode analisa ekonomi yang memasukkan pergerakan kas yang positif (aliran kas masuk) dan pergerakan kas yang negatif (aliran kas keluar) yang disebabkan oleh aktivitas untuk menentukan kebutuhan relatif dari aktivitas tersebut. Analisis laporan keuangan dapat digunakan untuk membandingkan pos-pos keuangan pada laporan tahunan berjalan dengan pos-pos terkait pada periode sebelumnya. Analisis laporan keuangan juga digunakan secara luas untuk memeriksa keterkaitan dalam laporan keuangan. Sama halnya dengan pendapat yang dikemukakan oleh Harahap (2010) tentang pengertian analisis laporan keuangan dapat disimpulkan sebagai sebuah uraian tentang pos-pos dalam laporan keuangan secara lebih detail. Uraian ini berguna untuk melihat hubungan yang signifikan antara satu pos dengan pos lainnya. Dari uraian itu diharapkan dapat diambil kesimpulan kondisi keuangan perusahaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Analisis laporan keuangan yang dilakukan dimaksudkan untuk menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan. Laporan keuangan bisa saja menyembunyikan sesuatu informasi yang salah tetapi hasil analisa dari laporan keuangan tersebut tidak akan mungkin menyembunyikan informasi yang salah. Hal ini juga membuktikan bahwa akuntansi memiliki disiplin ilmu tersendiri yang sifatnya objektif dan ilmiah. Hasil dari analisis laporan keuangan akan bisa membuka kesalahankesalahan yang terdapat dalam laporan keuangan seperti:

a. Kesalahan proses akuntansi seperti : kesalahan pencatatan, kesalahan pembukuan, kesalahan jumlah, kesalahan perkiraan, kesalahan posting, kesalahan jurnal. b. Kesalahan lain yang disengaja. Misalnya tidak mencatat, pencatatan harga yang tidak wajar, menghilangkan data, income smoothing, dan lain sebagainya. Hasil analisis laporan keuangan juga dapat menghilangkan situasi mendugaduga, ketidakpastian, intuisi, pertimbangan pribadi, dan lain sebagainya. Maka dari itu, analisis laporan keuangan dapat memperkuat keyakinan kita pada informasi yang ada sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dalam menjalankan aktivitas usaha. Secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut : a. Dapat diberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa. b. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit). c. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. d. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan (rating). 2. Analisis rasio keuangan Jika analis hanya menganalisis item atau akun yang ada dalam laporan keuangan, maka analis kesulitan untuk menilai seberapa baik perusahaan beroperasi. Untuk mengevaluasi kondisi dan kinerja keuangan perusahaan, analis keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap kesehatan perusahaan. Untuk mempermudah dalam menganalisis, alat bantu yang digunakan adalah analisis rasio. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Sama halnya dengan pendapat yang dikemukakan oleh Lukman (2009) analisa laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan perhitungan rasiorasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan. Perhitungan rasio tersebut diperjelas lagi oleh pendapat Darsono dan Ashari (2005) yang dapat disimpulkan bahwa dalam analisis rasio ada dua jenis perbandingan yang digunakan yaitu perbandingan internal dan perbandingan eksternal. Perbandingan internal yaitu membandingkan rasio saat ini dengan rasio masa lalu dan rasio yang akan datang dari perusahaan yang sama, sedangkan perbandingan eksternal yaitu membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan rasio keuangan perusahaan lain yang sejenis atau dengan rata-rata industri pada titik yang sama

Oleh karena itu, pada intinya perbandingan-perbandingan berupa rasio tersebut dapat digunakan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai kondisi dan kinerja perusahaan sehingga dapat diketahui kesehatan perusahaan tersebut, baik pada masa lalu, saat ini, dan masa yang akan datang. Terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar dalam suatu perusahaan. Analisis rasio keuangan ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah sebagai berikut: a. Lebih mudah dibaca dan ditafsirkan karena rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik b. Informasi yang sangat sederhana dibandingkan dengan informasi yang disajikan laporan keuangan yang rinci dan rumit c. Dapat mengetahui kondisi keuangan di tengah industri lain d. Sebagai bahan yang bermanfaat untuk mengisi model-model pengambilan keputusan bagi aktivitas perusahaan e. Lebih mudah membandingkan perkembangan perusahaan dengan perusahaan lain secara periodik f. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Di samping keunggulan yang dimiliki, analisis rasio juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar tidak terjadi kekeliruan dalam penggunaannya. Adapun keterbatasan analisis rasio tersebut adalah sebagai berikut :

a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat, yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya b. Keterbatasan yang dimiliki oleh akuntansi atau laporan keuangan c. Kesulitan dalam menghitung rasio jika data yang diperlukan untuk menghitung rasio tidak tersedia d. Kesulitan juga terjadi apabila data yang dibutuhkan tidak sinkron e. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karena itu, apabila dilakukan perbandingan dapat menimbulkan kesalahan. 3. Kesehatan perusahaan Kesehatan perusahaan menggambarkan kondisi dan kinerja suatu perusahaan baik masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang. Pemegang saham, kreditor, manajemen perusahaan menggunakan tingkat kesehatan perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Bagi pemegang saham, tingkat kesehatan perusahaan yang baik dapat memberi semacam jaminan kepada pengembalian dividen bagi pemilik saham. Bagi kreditor, tingkat kesehatan perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam pembayaran kembali kredit yang dipinjam, dan bagi manajemen perusahaan sendiri, kondisi kesehatan perusahaan menunjukkan kinerja perusahaan dan dapat digunakan dalam pengambilan keputusan atau kebijakan sebuah perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa jika kondisi perusahaan sehat maka perusahaan tersebut dapat menjalankan aktivitasnya dan pihak eksternal perusahaan pun dapat

mempercayai investasinya pada perusahaan tersebut. Sebaliknya, jika kondisi perusahaan dalam keadaan tidak sehat maka perusahaan terancam akan mengalami kebangkrutan. Oleh karena itu, sangat diperlukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan karena laporan keuangan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang menggunakannya yaitu pihak internal dan pihak eksternal perusahaan. Tujuan dari dilakukannya analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut yaitu untuk mengukur kesehatan perusahaan tersebut. 4. Metode Altman Berdasarkan formulasi dari Dr. Edward I. Altman, pada jurnalnya tahun 1968, untuk melihat kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan usaha atau disebut kebangkrutan, dapat digunakan analisis diskriminan. Altman menemukan lima rasio dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang sehat dan yang bangkrut. Prediksi yang diformulasikan oleh Altman (1968) dalam bentuk persamaan yang kemudian dikenal dengan formula Z-Score: Fungsi Z yang ditemukan adalah: Z= W 1 X 1 + W 2 X 2 + W 3 X 3 + W 4 X 4 + W 5 X 5 Z = 0,012X 1 + 0,014X 2 + 0,033X 3 + 0,006X 4 + 0,999X 5 Dengan kriteria penilaian : a. Jika nilai Z < 1,81 maka termasuk perusahaan yang bangkrut. b. Jika nilai 1,81 < Z < 2,99 tidak dapat ditentukan apakah perusahaan sehat ataupuan mengalami kebangkrutan). c. Jika nilai Z > 2,99 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.

Rasio-rasio tersebut merupakan rasio yang mendeteksi kondisi keuangan perusahan yang berkaitan dengan likuiditas, profitabilitas, dan aktivitas perusahaan. Rasio-rasio prediksi kebangkrutan perusahaan Rasio-rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kebangkrutan perusahaan ada lima yaitu: a. Perbandingan working capital terhadap total assets (X 1 ) Modal kerja di sini dimaksud adalah selisih antara aktiva lancar (current assets) dengan hutang lancar (current liabilities). Sedangkan current assets pada perusahaan terdiri dari cash on hand and banks, placement in other banks, notes and securities, loan and investment. Current liabilities terdiri dari demand deposit, time deposit, dan saving deposit. Sedangkan total assets adalah semua assets yang ada di dalam perusahaan tersebut. Rasio ini pada dasarnya merupakan salah satu rasio likuiditas yang mengatur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. b. Perbandingan retained earning terhadap total assets (X 2 ) Rasio ini merupakan rasio profitabilitas yang mendeteksi atau mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dalam periode tertentu. Retained earnings di sini adalah laba ditahan. Perbandingan retained earning terhadap total assets merupakan rasio profitabilitas yang dapat mendeteksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, yang ditinjau dari kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dibandingkan dengan kecepatan perputaran operating assets sebagai ukuran efisiensi usaha.

c. Perbandingan earning before interest and tax terhadap total assets (X 3 ) Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Rasio Earning Before Interest and Tax di sini adalah operating income. Rasio ini merupakan kontributor terbesar dari model tersebut. d. Perbandingan market value equity terhadap book value of debt (X 4 ) Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan kepada setiap hutangnya melalui modalnya sendiri. Rasio market value equity di sini adalah closing price tahunan dikali dengan total share tahunan. Modal yang dimaksud di sini adalah gabungan nilai pasar dari modal biasa dan saham preferen, sedangkan hutang mencakup hutang lancar dan hutang jangka panjang. e. Perbandingan sales terhadap total assets (X 5 ) Rasio ini merupakan rasio yang mendeteksi kemampuan dana perusahaan yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar dalam satu periode tertentu. Rasio ini mengukur kemampuan manajemen dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan penjualan. Sales yang dipakai pada perusahaan adalah revenue. Sejak 1968, Edward Altman telah menguji Z-Score yang model untuk beberapa perusahaan dan selama waktu ia mencoba untuk meningkatkan skor-z. Pada tahun 1983, model yang dikembangkan oleh Altman ini mengalami suatu revisi. Revisi yang dilakukan oleh Altman merupakan penyesuaian yang dilakukan agar model prediksi kebangkrutan ini tidak hanya untuk perusahaan

manufaktur yang go publik melainkan juga dapat diaplikasikan untuk perusahaanperusahaan di sektor swasta. Model yang lama mengalami perubahan pada salah satu variabel yang digunakan. Altman mengubah pembilang market value of equity pada X 4 menjadi book value of equity karena perusahaan privat tidak memiliki harga pasar untuk ekuitasnya. Z = 0,717 X 1 + 0,847 X 2 + 3,107 X 3 + 0,420 X 4 + 0,988X 5 Z = bankrupcy index X1 X2 X3 X4 X5 = working capital / total asset = retained earnings / total asset = earning before interest and taxes/total asset = book value of equity / book value of total debt = sales / total asset Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z- Score model Altman (1983), yaitu: a. Jika nilai Z < 1,23 maka termasuk perusahaan yang bangkrut. b. Jika nilai 1,23 < Z < 2,9 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan apakah perusahaan sehat ataupuan mengalami kebangkrutan). c. Jika nilai Z > 2,9 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut. Altman modifikasi formula tersebut seiring dengan berjalannya waktu dan penyesuaian terhadap berbagai jenis perusahaan. Altman kemudian memodifikasi modelnya supaya dapat diterapkan pada semua perusahaan, seperti manufaktur, non manufaktur, dan perusahaan penerbit obligasi di negara berkembang (emerging market). Dalam Z-Score modifikasi ini Altman mengeliminasi variable

X 5 (perbandingan sales terhadap total assets) karena rasio ini sangat bervariatif pada industri dengan ukuran aktiva yang berbeda-beda. Berikut persamaan Z- Score yang dimodifikasi Altman dkk (1995): Keterangan: Z = bankrupcy index Z = 6,56 X 1 + 3,26 X 2 + 6,72 X 3 + 1,05 X 4 X 1 X 2 X 3 X 4 = working capital / total asset = retained earnings / total asset = earning before interest and taxes / total asset = book value of equity / book value of total debt Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z- Score model Altman Modifikasi yaitu: a. Jika nilai Z < 1,1 maka termasuk perusahaan yang bangkrut. b. Jika nilai 1,1 < Z < 2,6 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan). c. Jika nilai Z > 2,6 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut. Jadi, karena penelitian ini menggunakan sampel perusahaan-perusahaan manufaktur yang khususnya pada industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka penelitian ini, menggunakan formula Altman yaitu: Z = 0,717X 1 + 0,847X 2 + 3,107X 3 + 0,420X 4 + 0,998X 5

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Di bawah ini terdapat tiga buah hasil penelitian terdahulu yang menjadi panduan peneliti untuk membuat skripsi ini. Penelitian-penelitian tersebut yaitu : Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama Ailando Siregar (2008) Judul Penelitian Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Manufaktur Terbuka di Bursa Efek Indonesia Variabel Dependen = Harga saham. Independen = model Z-Score Hasil Penelitian Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa pergerakan harga saham perusahaan manufaktur di BEI dipengaruhi oleh potensi kebangkrutan Altman, meskipun pengaruh yang diberikan relatif kecil. Haryadi Sarjono, ST, MM Analisis Laporan Keuangan sebagai Alat Prediksi Kemungkinan Kebangkrutan dengan Model Diskriminan Altman pada Sepuluh Perusahaan Properti di Bursa Efek Jakarta Dependen = Prediksi kemungkinan kebangkrutan. Independen = model diskriminan Altman Dari hasil penelitian menggunakan model diskriminan Altman maka dari sepuluh perusahaan properti yang terdapat di BEJ yang menjadi sampel penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat enam perusahaan yang mengalami ancaman kebangkrutan serius. 2. Terdapat satu perusahaan yang berada dalam daerah abu-abu. 3. Terdapat tiga perusahaan yang berada dalam keadaan sehat Josep Hasiholan Sianturi (2010) Analisis Kebangkrutan Perusahaan dengan Menggunakan Metode Altman Z- Score pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dependen = Prediksi Kebangkrutan Perusahaan kebangkrutan. Independen = model diskriminan Altman Hasil penelitiannya tersebut menemukan bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki masingmasing X 1 (Working Capital / Total Assets) dan X 4 (Market Value of Equity / Book Value of Total Liabilities) menunjukkan bahwa rasio keuangan tidak signifikan untuk memprediksi kondisi financial bankcruption perusahaan.

C. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu variabel bebas dengan variabel terikat. Pengukuran rasio Altman yaitu untuk mengetahui kesehatan perusahaan menggunakan perhitungan Z-Score. Nilai Z-Score akan menjelaskan kondisi keuangan perusahaan manufaktur yang dibagi dalam beberapa tingkatan. Metode Altman Z-Score memiliki rasio yang terdiri dari perbandingan working capital terhadap total assets, perbandingan retairned earnings terhadap total assets, perbandingan earning before interest and taxes terhadap total assets, perbandingan book value of equity terhadap book value of total debt, perbandingan sales terhadap total assets. Tingkat kesehatan perusahaan sangat penting untuk menilai kondisi perusahaan tersebut, apakah dalam keadaan baik atau bahkan sebaliknya yaitu bangkrut. Kebangkrutan akan cepat terjadi pada perusahaan yang berada di negara yang sedang mengalami kesulitan ekonomi, karena kesulitan ekonomi akan memicu semakin cepatnya kebangkrutan perusahaan yang mungkin tadinya sudah sakit kemudian tambah sakit dan bangkrut. Selain kesulitan ekonomi, pemacu kebangkrutan dapat berasal dari adanya permasalahan yang timbul mempengaruhi operasi utama dari perusahaan seperti kekurangan bahan baku. Kebangkrutan tidaklah terjadi secara tiba-tiba dan dapat diramalkan sebelumnya. Sebelum perusahaan dinyatakan bangkrut, biasanya ditandai oleh

berbagai situasi atau keadaan khususnya berhubungan dengan efektivitas dan efisiensi operasinya, seperti volume penjualan yang relatif rendah atau adanya trend penjualan yang menurun, cash flow yang negatif, kerugian yang terusmenerus, dan hutang yang semakin membengkak. Keadaan ini dapat dilihat di laporan keuangan perusahaan. Penyusunan laporan keuangan merupakan hal penting bagi perusahaan, laporan keuangan sendiri merupakan hal mutlak bagi perusahaan yang go public. Melalui laporan keuangan dapat dilihat kinerja keuangan perusahaan yang meliputi posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan bisa dipakai untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan. Laporan keuangan menjadi sangat penting karena memberikan input yang bisa dipakai untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan akan memberikan informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas, yang kesemuanya akan memberikan pengaruh harapan pihak-pihak yang berkepentingan. Harapan tersebut pada gilirannya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio akan dapat memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan tentang posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.

Formula Altman Z-Score merupakan sebuah multivariate formula yang digunakan untuk mengukur kesehatan finansial dari sebuah perusahaan. Altman menemukan lima jenis rasio keuangan yang dapat dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang bangkrut dan yang tidak bangkrut. Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada skema gambar di bawah ini : working capital / total assets (X 1 ) retained earnig / total assets. (X 2 ) EBIT / total assets (X 3 ) Kesehatan Perusahaan (Y) book value of equity / book value of total debt (X 4 ) sales / total assets (X 5 ) Sumber: Peneliti, 2011 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

D. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan di awal maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: H 1 : rasio keuangan (perbandingan working capital terhadap total assets, perbandingan retairned earnings terhadap total assets, perbandingan earning before interest and taxes terhadap total assets, perbandingan book value of equity terhadap book value of total debt, perbandingan sales terhadap total assets) berpengaruh baik simultan maupun parsial serta mampu untuk memprediksi kebangkrutan pada perusahaan manufaktur industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.