FUNGSI SITUS PAGAR BATU DI DESA PARDOMUAN, SIMANINDO, SAMOSIR, SUMATERA UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
TINGGALAN TRADISI MEGALITIK DI DESA BASANGALAS, KECAMATAN ABANG, KABUPATEN KARANGASEM. Kadek Yogi Prabhawa Program Studi Arkeologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tinggalan budaya masa lalu sebagai hasil kreativitas merupakan buah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2003: 13). Megalitik berasal dari kata mega yang berarti besar dan lithos yang

BAB I. PENDAHULUAN. Secara kronologis, sejarah Indonesia meliputi masa prasejarah, hindu-budha, masa

KUBUR BATU (RETI) DI KAMPUNG KAWANGU KECAMATAN PANDAWAI KABUPATEN SUMBA TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

TINGGALAN MEGALITIK DI DESA TUHAHA KECAMATAN SAPARUA KABUPATEN MALUKU TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Situs Megalitikum Pagar Batu terdapat di Kecamatan Simanindo tepatnya

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk dapat memecahkan masalah-masalah yang akan

I.PENDAHULUAN. provinsi di Indonesia. Sebagai bagian dari Indonesia, Lampung tak kalah

BAB I PENDAHULUAN. berarti batu, sehingga dapat diartikan sebagai batu besar (Soejono, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Wilayah Kerinci secara administratif merupakan salah satu

Gusti Ngurah Ary Kesuma Puja Program Studi Arkeologi Fakultas Sastra dan Budaya Unud

1. PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia adalah tuan rumah budaya megalitik Austronesia di masa lalu

DESKRIPSI PEMETAAN LOKASI SITUS MEGALITIK PAJAR BULAN KECAMATAN PAJAR BULAN KABUPATEN LAHAT

TINJAUAN PUSTAKA. rendah, hutan gambut pada ketinggian mdpl, hutan batu kapur, hutan

SARKOFAGUS SAMOSIR: KREATIVITAS LOKAL MASYARAKAT SAMOSIR

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah memiliki kebudayaan dan karya sastra tersendiri.

Kata Kunci: Punden Berundak, Sumber Belajar Sejarah. Dosen Pembimbing Artikel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Nias merupakan salah satu pulau yang kaya dengan peninggalan megalitik

NISAN ARCA SITUS MAKAM KUNO MANUBA KECAMATAN MALLUSETASI KABUPATEN BARRU

PENGELOLAAN SITUS PURA MAOSPAHIT TONJA DENPASAR DALAM UPAYA PELESTARIANNYA

ARCA PERWUJUDAN PENDETA DI PURA CANDI AGUNG DESA LEBIH, KABUPATEN GIANYAR

PEMANFAATAN SITUS SEPUTIH DI DESA SEPUTIH KECAMATAN MAYANG KABUPATEN JEMBER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH

MEGALITIK DI MALUKU. Marlyn Salhuteru*

IDENTIFIKASI BANGUNAN BERUNDAK PASIR KARAMAT DI KAMPUNG SINDANGBARANG DESA PASIR EURIH BOGOR JAWA BARAT

PENELITIAN ASPEK MEGALITIK PADA BATU MEJA DI SITUS DESA WAEYASEL, KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT PROVINSI MALUKU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

JEJAK MIGRASI PENGHUNI PULAU MISOOL MASA PRASEJARAH

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1. Menhir. Waruga. Sarkofagus. Dolmen

SITUS-SITUS MEGALITIK DI MALANG RAYA: KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. ciri khas masing-masing yang menjadi pembeda dari setiap suku.

FUNGSI KAPAK BATU PAPUA DALAM MEMPERSATUKAN KERAGAMAN

PENGGUNAAN TINGGALAN BATU PAMALI SEBAGAI MEDIA PELANTIKAN RAJA DI DESA LIANG KEC. TELUK ELPAPUTIH KABUPATEN MALUKU TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau

SIMBOLISME KEPURBAKALAAN MEGALITIK DI WILAYAH PAGAR ALAM, SUMATERA SELATAN

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI. pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan daerah pemekaran

BAB I PENDAHULUAN. cukup kaya akan nilai sejarah kebudayaannya.

GERABAH MAMBANG JOMBANG: TRADISI PRASEJARAH YANG MASIH BERLANGSUNG SAMPAI SEKARANG SEBAGAI WUJUD ENKULTURASI. Oleh: Andik Suharyanto

MEREPOSISI FUNGSI MENHIR DALAM TRADISI MEGALITIK BATAK TOBA REPOSITIONING OF THE MENHIRS FUNCTIONS IN MEGALITHIC OF BATAK TOBA TRADITION

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

ARTIKEL Judul. Oleh Ni Komang Sukasih NIM

POLA PERSEBARAN TINGGALAN BUDAYA MEGALITIK DI LEUWISARI, TASIKMALAYA The Distribution Pattern of Megalithic Cultural Remains in Leuwisari, Tasikmalaya

ARCA MEGALITIK DI PURA SIBI AGUNG, DESA PAKRAMAN KESIAN,GIANYAR, BALI, DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA BERDASARKAN KURIKULUM

Naskah diterima: Naskah direvisi: Naskah disetujui terbit:

PERUBAHAN FUNGSI TINGGALAN TRADISI MEGALITIK DI DESA BEDULU, KECAMATAN BLAHBATUH, KABUPATEN GIANYAR

SITUS RAMPI: MASA PERSEBARAN ARCA MENHIR DAN HUBUNGANNYA DENGAN WILAYAH SITUS TERDEKAT

SIHOTANG. Profil Pantai dan Perairan Danau Toba ~ Daerah tanpa pemanfaatan di Sihotang 2. Daerah tanpa pemanfaatan di Sihotang

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL, BAGAN, DAN GAMBAR... ABSTRACT...

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan lingkungannya (Rossler, 2009: 19). Warisan Budaya dapat diartikan

BAB 3 PERBANDINGAN BANGUNAN PASIR KARAMAT DENGAN BANGUNAN BERKONSEP MEGALITIK

Kosmologi dalam Arsitektur Masyarakat Kasepuhan Banten Kiduldi Lebak Sibedug

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang akan

Hasil Kebudayaan masa Praaksara

Lampiran 1: Detail Pengambilan Data Lapangan

MASA BERCOCOK TANAM DAN DAN BERTERNAK a. Kehidupan sosial-ekonomi Manusia Purba pada Masa Bercocok Tanam Kehidupan manusia senantiasa mengalami

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal ,2,3,4, dan 5. 2,3,4,5, dan 1. 3,4,5,1, dan 2.

PERSEPSI MASYARAKAT TINGGIHARI TERHADAP KEBERADAAN SITUS MEGALITIK TINGGIHARI KECAMATAN GUMAYULU KABUPATEN LAHAT

MASYARAKAT PENDUKUNG TRADISI MEGALITIK: PENGHUNI AWAL SITUS TANJUNGRAYA, KECAMATAN SUKAU, LAMPUNG BARAT

Profil Kabupaten Aceh Singkil

Seni Rupa Pasemah: Arah Hadap dan Orientasi Karya Seni Rupa Pasemah

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur. Di pulau ini ditemukan banyak tinggalan arkeologis yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah adat Batak Toba atau yang disebut (Jabu) juga sangat sangat banyak ditemukan.

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata itu sendiri, dimana pariwisata memiliki cerita tersendiri dalam sejarah

MAKNA PENGUBURAN BERSAMA MASA PRASEJARAH DAN TRADISINYA DI SUMATERA BAGIAN UTARA

BAB 1: SEJARAH PRASEJARAH

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

BAB I PENDAHULUAN. Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

BAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun

SEKILAS BERBURU BAWANG MERAH DI PULAU SAMOSIR

(Keywords: archaeological relics, form, function, religious background)

E-SUMUTSIANA RELIEF. Abstrak. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di sektor industri pariwisata menjadi perhatian serius

VISUALISASI KUBUR SEKUNDER KOMUNAL DI PULAU SAMOSIR (Pendekatan Komunikasi Visual dalam Usaha Meningkatkan Kunjungan Wisata)

TRADISI PENGUBURAN DALAM GUA DAN CERUK PADA MASYARAKAT WEB DI KAMPUNG YURUF DISTRIK WEB KABUPATEN KEEROM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini

Wilangan 17 Kota Emas

BAB I PENDAHULUAN. zaman itu masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai nilai budaya yang termasuk

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

SITUS DUPLANG DI DESA KAMAL KECAMATAN ARJASA KABUPATEN JEMBER : HISTORISITAS DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA MENHIR DI NAGARI MAHAT (Kajian Etnoarkeologi)

LIMBANGAN ARCHAEOLOGICAL SITE CULTURE AS A SOURCE TO STUDENTS OF JUNIOR HIGH SCHOOL. Ani Suhartini

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adimistratif Nias merupakan kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pelosok tanah air termasuk daerah Bali, sesungguhnya sudah sejak lama

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya

MENENGOK KEMBALI BUDAYA DAN MASYARAKAT MEGALITIK BONDOWOSO. Muhammad Hidayat (Balai Arkeologi Yogyakarta)

ABSTRAK. Kata kunci: sarkofagus, bentuk perubahan fungsi, penyebab perubahan fungsi, makna perubahannya.

Danau Toba: Pesona Sumatera Utara

ABSTRAK. Kata Kunci: watu lawang, bentuk, sumber belajar ABSTRACT

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

Situs Gunung Padang. Nopsi Marga Handayani Gregorian Anjar Prastawa

Transkripsi:

1 FUNGSI SITUS PAGAR BATU DI DESA PARDOMUAN, SIMANINDO, SAMOSIR, SUMATERA UTARA Anugrah Syahputra Singarimbun Program Studi Arkeologi Fakultas Sastra dan Budaya Unud Abstract Archeology studies attempting to reconstruct human culture in the past and the culture transformation in the past through materials remains of the past societies. The relics in the past basically had highly historical value. Elements of culture in the past in the this research concerning the remains of megalithic elements contained in the Pagar Batu Site, Pardomuan Village, Simanindo, Samosir, North Sumatra. The megalithic remains of the grave stone, mortar stone, manger stone, monolith, and foot washing stone. The purpose of this research is to determine the function of megalithic remains found in Pagar Batu Site and function of Pagar Batu site. Pagar Batu site was functioned as a site of worship, site of burial, and the site of settlements, whereas in the present work as remains people of Pagar Batu Village that not used again as well as identity indicator clan of Situmorang people. Megalithic remains as well as Pagar Batu site is is a megalithic remains as well as a site categorized as death monument because not used again such as the orginal function it was created. Keywords : megalithic remains, Pagar Batu Site, function. 1. Latar Belakang Indonesia sebagai sebuah bangsa tidak dapat terlepas dari akar kebudayaannya, baik yang baru berkembang maupun yang sudah ada sejak masa lampau. Kebudayaan masyarakat masa lampau merupakan catatan sejarah yang sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau pegangan hidup bagi masyarakat pada masa kini dan masa yang akan datang, sehingga perlu untuk tetap mempelajari dan mewariskannya (Koentjaraningrat, 2000: 186). Tinggalan megalitik merupakan bagian dari hasil budaya masyarakat yang diciptakan untuk tujuan-tujuan tertentu, baik untuk kegunaan kehidupan seharihari maupun bersifat religius magis. Pendirian bangunan megalitik salah satu dasarnya adalah kepercayaan adanya hubungan antara yang hidup dan yang sudah mati. Terutama kepercayaan terhadap adanya pengaruh kuat dari yang telah mati terhadap kesejahteraan masyarakat dan terhadap kesuburan tanaman. Bentuk dan

2 bahan yang dipergunakan tergantung pada situasi dan kondisi alam lingkungan pendukung kebudayaan tersebut (Asmar, 1975: 22-23). Pemujaan terhadap roh leluhur melalui tinggalan megalitik seperti punden berundak, tahta batu, menhir, maupun batu-batu alam memiliki latar belakang konsepsi yang sama dengan unsur-unsur megalitik lainnnya. Konsep ini didasarkan pada pandangan masyarakat pendukung tradisi megalitik tentang adanya hubungan antara yang sudah mati dengan yang masih hidup. Arwah orang yang sudah mati dianggap memiliki kekuatan gaib sehingga dibuatkan prasarana yang berfungsi sebagai penghubung antara roh leluhur dengan manusia yang masih hidup. Prasarana atau perlambang tersebut diwujudkan dalam berbagai bentuk diantaranya tahta batu, menhir, dan sebagainya yang merupakan prasarana untuk memohon perlindungan dan kesuburan. Alam pemikiran masyarakat pendukung tradisi megalitik tersebut tertuang dalam monumen-monumen megalitik itu sendiri (Sukendar, 1981: 83). Situs Pagar Batu yang terletak di Desa Pardomuan, Simanindo, Samosir, Sumatera Utara merupakan situs yang berbentuk punden berundak yang memiliki empat undakan yang masing-masing undakan dibatasi oleh pagar yang terbuat dari tumpukan batu andesit yang disusun mengelilingi areal situs dengan posisi melingkar. Situs Pagar Batu memperlihatkan suatu komplek yang terdapat tinggalan megalitik di dalamnya. Tinggalan megalitik yang terdapat di Situs Pagar Batu merupakan tinggalan megalitik yang bervariasi bentuknya dan memiliki ciri tersendiri yang membedakannya dengan tinggalan megalitik di wilayah Kabupaten Samosir lainnya. Tinggalan megalitik yang terdapat di Situs Pagar Batu yaitu kubur batu, lesung batu, palungan batu, monolit, dan batu cekungan. Penelitian di Situs Pagar Batu pernah dilakukan oleh Tim peneliti Balai Arkeologi Medan yang bekerjasama dengan Tim peneliti Pusat Penelitian Arkeologi Nasional pada tahun 1996. Penelitian yang dilakukan tersebut tidak dilakukan secara mendalam, hanya sekedar mengeksplorasi saja yang difungsikan sebagai inventarisasi warisan budaya di Kabupaten Samosir, sehingga sangat menarik untuk dibahas dan dikaji lebih lanjut mengenai unsur-unsur tradisi megalitik di wilayah ini.

3 2. Pokok Permasalahan Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. a. Apa fungsi tinggalan megalitik yang terdapat di Situs Pagar Batu, Desa Pardomuan, Simanindo, Samosir, Sumatera Utara? b. Apa fungsi Situs Pagar Batu yang terletak di Desa Pardomuan, Simanindo, Samosir, Sumatera Utara? 3. Tujuan Penelitian Penelitian apapun yang dilakukan tentunya memiliki tujuan umum dan tujuan khusus yang pada dasarnya untuk mengetahui secara umum karakteristik objek penelitian dan mengetahui secara rinci tujuan yang ingin dicapai. Tujuan umum dari penelitian ini tujuan umum dari penelitian ini yaitu merekonstruksi sejarah kebudayaan manusia masa lampau dan penggambaran proses perubahan budaya manusia masa lampau masyarakat Batak Toba di Kabupaten Samosir berdasarkan tinggalan megalitik yang terdapat di Situs Pagar Batu yaitu kubur batu, lesung batu, palungan batu, monolit, dan batu cekungan. Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu untuk menjawab pokok permasalahan yaitu sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan fungsi tinggalan megalitik yang terdapat di Situs Pagar Batu, Desa Pardomuan, Simanindo, Samosir, Sumatera Utara. 2. Mendeskripsikan fungsi Situs Pagar Batu yang terletak di Desa Pardomuan, Simanindo, Samosir, Sumatera Utara. 4. Metode Penelitian a) Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan yang bersifat kualitatif. Pendekatan kualitatif yang dimaksud yaitu pendekatan yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis ataupun lisan dari objek yang diamati. Penelitian kualitatif dilaksanakan untuk memahami fenomena dan menginterpretasi suatu objek penelitian. Objek yang akan diteliti dalam penilitian

4 ini terfokus pada tinggalan megalitik yang terdapat di Situs Pagar Batu, Desa Pardomuan, Simanindo, Samosir, Sumatera Utara yaitu kubur batu, lesung batu, palungan batu, monolit, dan batu cekungan. b) Jenis dan Sumber Data Berdasarkan jenisnya, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer merupakan data yang diperoleh langsung di lokasi penelitian, Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan pihak lain antara lain data berupa laporan penelitian, dokumen-dokumen, buku-buku, serta artikel-artikel yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. c) Instrumen Penelitian Peneliti sendiri merupakan instrumen utama dalam penelitian ini, yaitu sebagai pengumpul data sekaligus sebagai penganalisis data. Instrumen lainnya yaitu pedoman wawancara yang digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh melalui kegiatan pengamatan di lokasi penelitian. Wawancara yang dilakukan bersifat terbuka dan tidak terstruktur, dalam artian wawancara atau daftar pertanyaan hanya dibuat secara garis besar yang dikembangkan pada saat berada di lokasi penelitian. d) Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data digunakan oleh peneliti bertujuan untuk memperoleh data yang maksimal dan akurat, maka teknik yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. e) Teknik Analisis Data Analisis data ini dilakukan dengan memanfaatkan beberapa jenis data yang diperoleh baik data primer dan skunder yang bersumber dari hasil wawancara, dokumentasi, hasil penelitian, dan hasil pengamatan langsung. Metode analisis

5 yang digunakan yaitu analisis artefaktual, analisis stilistik, analisis kontekstual, dan analisis komparatif. 5. Hasil dan Pembahasan a) Lokasi dan Lingkungan Situs Pagar Batu Situs Pagar Batu secara administratif terletak di Desa Pardomuan, Simanindo, Samosir, Sumatera Utara. Letak astronomis Situs Pagar Batu terletak di titik koordinat 02º 34 58,8 LU - 98º 53 58.9 BT. Lokasi Situs Pagar Batu dapat ditelusuri dari Kota Medan dengan rambu-rambu seperti berikut. Berangkat dari Bandara Kuala Namu Medan menuju Pelabuhan Tuk-Tuk Samosir (menghabiskan waktu sekitar 4 jam dengan transportasi darat), kemudian dari pelabuhan menuju Desa Pardomuan (menghabiskan waktu 30 menit menggunakan perahu bermotor), dan dari Desa Pardomuan tempat berlabuh perahu bermotor menuju ke lokasi situs Situs Pagar Batu (menghabiskan waktu sekitar 2 jam dengan menggunakan transportasi darat). Jalanan aspal tempat berhenti kendaraan bermotor, untuk menuju lokasi situs hanya dapat dilewati dengan berjalan kaki melewati areal hutan yang tidak begitu rimba dan areal persawahan, dan setibanya di lokasi situs harus melalui jalanan batu yang disusun dari blok-blok batuan andesit dengan posisi agak mendaki untuk masuk ke lokasi situs. Situs Pagar Batu memiliki luas keseluruhan seluas 22.500 m². Daerah di sekitar Situs Pagar Batu merupakan daerah hutan dengan vegetasi berupa tanaman keras dan semak belukar yang luas dan jika diperhatikan dari jarak jauh sekilas tidaklah lebih dari sebuah tempat yang dipenuhi dengan pepohonan besar dan tinggi yang menjulang serta banyak bebatuan. Jenis bebatuan yang terdapat di Situs Pagar Batu yaitu batuan andesit dan batuan tufa, sedangkan jenis pepohonan yang terdapat di daerah ini yaitu pohon kemiri, aren kelapa,pisang, mangga, jambu, durian, asem, dan pinang. Batas-batas wilayah Situs Pagar Batu yaitu sebagai berikut. a. Timur dan Timur laut : Danau Toba b. Barat dan Barat Daya : Kampung Pagar Bolak c. Laut : Areal hutan dan persawahan

6 d. Utara : Areal hutan dan persawahan b) Fungsi Tinggalan Megalitik di Situs Pagar Batu Tinggalan tradisi megalitik di Indonesia banyak ditemukan terutama di daerah Pulau Sumatera dan Jawa (Soekmono, 1973: 74). Bentuk tinggalan tradisi megalitik tersebut bermacam-macam, namun maksud utama dari pendirian tinggalan megalitik ini tidak luput dari latar belakang pemujaan nenek moyang, dan pengharapan kesejahteraan bagi yang masih hidup, serta kesempurnaan bagi yang sudah mati. Tinggalan megalitik yang terdapat di Situs Pagar Batu yaitu kubur batu, lesung batu, palungan batu, monolit, dan batu cekungan. Kubur batu yang ditemukan di Situs Pagar Batu berjumlah 1 buah dan disebut Kubur Pahat Batu Parholian oleh masyarakat sekitar difungsikan sebagai wadah kubur primer ataupun primer-sekunder, lesung batu sebanyak 5 buah (salah satu lesung memiliki lima lubang disebut Losung Batu Si Lima Mata) difungsikan sebagai alat untuk menumbuk padi, palungan batu sebanyak 1 buah yang disebut Batu Pamelean difungsikan sebagai tempat meletakkan hasil panen terbaik, monolit sebanyak 2 buah yaitu Batu Tiga Muka yang difungsikan sebagai media pemujaan dan Batu Panghulu Balang yang difungsikan sebagai penolak bala maupun untuk melindungi hasil-hasil pertanian, serta 1 buah batu cekungan yang disebut Batu Panusian Ni Pat yang difungsikan sebagai wadah untuk membersihkan kaki. c) Fungsi Situs Pagar Batu Situs Pagar Batu dikategorikan sebagai death monument karena situs tersebut sudah ditinggalkan oleh masyarakat dan (sudah tidak difungsikan seperti fungsi semula ketika diciptakan) Fungsi Situs Pagar Batu yang terletak di Desa Pardomuan, Simanindo, Samosir, Sumatera Utara dibagi menjadi 2, yaitu fungsi masa lampau dan fungsi masa kini. Berdasarkan hasil analisis terkait fungsi masing-masing tinggalan megalitik yang ada di Situs Pagar Batu, maka dapat diasumsikan bahwa fungsi Situs Pagar Batu pada masa lampau yaitu sebagai Situs Pemujaan, Situs Penguburan, dan Situs Permukiman. Pada masa kini Situs Pagar Batu hanya difungsikan sebagai tinggalan masyarakat Kampung Pagar Bolak yang

7 tidak difungsikan lagi maupun sebagai penunjuk identitas bagi masyarakat marga Situmorang. 6. Simpulan Kesimpulan yang dapat ditarik terhadap tinggalan megalitik yang terdapat di Situs Pagar Batu yaitu tinggalan megalitik di Situs Pagar Batu dikategorikan dalam tinggalan tradisi megalitik yang tidak difungsikan lagi ( death monument). Situs Pagar Batu pada masa lalu merupakan situs yang difungsikan masyarakat sebagai situs pemujaan, situs penguburan, dan situs permukiman, yang dapat dibuktikan berdasarkan fungsi tinggalan megalitik yang terdapat di situs, maupun berdasarkan hasil ekskavasi, sedangkan fungsi masa kini Situs Pagar Batu yaitu sebagai tinggalan masyarakat Kampung Pagar Bolak yang tidak difungsikan lagi maupun sebagai penunjuk identitas bagi masyarakat marga Situmorang. 7. Daftar Pustaka Asmar, 1975. Tinjauan Tentang Arkeologi Prasejarah Daerah Jawa Barat, Bulletin Yaperna, No.9., th. II. Oktober: 14-16. Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Soekmono, R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1. Jogjakarta: Kanisius. Sukendar, Haris. 1981. Tradisi Megalitik di Indonesia. Analisis Kebudayaan. Tahun II. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.