I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. rendah hingga makhluk hidup tingkat tinggi. Biologi tidak hanya terdiri atas

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi merupakan bagian dari IPA. Pendidikan Ilmu. hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu

I. PENDAHULUAN. pada kenyataan bahwa pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa, melalui

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia SMA Al-Kautsar

I. PENDAHULUAN. proses kognitif. Proses belajar yang dimaksud ditandai oleh adanya perubahanperubahan

I. PENDAHULUAN. kinerja dari proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan rangkaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mutu lulusan pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi yang ada untuk pembentukan kepribadian yang utuh, memiliki rasa

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Gejala umum yang terjadi pada peserta didik saat ini adalah malas berpikir

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu cabang dari IPA yang mempelajari struktur,

TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle adalah suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:

BAB I. PENDAHULUAN. belajar. Membelajarkan siswa yaitu membimbing kegiatan siswa belajar,

1. PENDAHULUAN. berdasarkan pada fenomena alam. Ada tiga hal yang berkaitan dengan kimia

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang pada awalnya

Optimalisasi Hasil Belajar IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Melalui Model Learning Cycle 5E pada Siswa Kelas IV SD Negeri Mardiharjo

I. PENDAHULUAN. Bicara tantangan dan permasalahan pendidikan di Indonesia berarti berbicara

TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme menurut Von Glasersfeld dalam Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahyu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Devi Esti Anggraeni, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk itu perlu di lakukan pembaruan dalam bidang pendidikan dari waktu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir logis dan keterampilan kognitif yang lebih tinggi pada

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kreativitas siswa. Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan. seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Learning Cycle merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:7), belajar merupakan tindakan dan

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

I. PENDAHULUAN. tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman (Rusman, 2011). Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan siswa yang

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) merupakan ilmu yang berhubungan dengan

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru kimia kelas X 1 SMA Tri

I. PENDAHULUAN. SMA Gajah Mada Bandar Lampung yang berjumlah 35 orang siswa yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Elita Lismiana, 2013

1. PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan sesungguhnya membentuk karakter yang baik, berpikiran cerdas,

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

Titis Dyah Arisanti, Dr. Supriyono Koes H, M.Pd, M.A, Drs. Sumarjono, M.Pd Universitas Negeri Malang

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

I. PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan

1. PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu ilmu kimia yang diperoleh siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan

I. PENDAHULUAN. Siswa sulit untuk mengaplikasikan hasil pembelajaran fisika dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Sains SMP umumnya belum menggunakan metode/strategi. yang dapat menarik minat belajar siswa. Pembelajaran Sains di SMPN 1

I. PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari peranan dunia

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Belajar telah dijadikan alat hidup dan wajib belajar selama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui konteks yang terbatas dan tidak sekoyong-koyong. Pengetahuan

I. PENDAHULUAN. tersebut Kosasih Djahiri (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 2) makna bahwa pendidikan harus dilakukan oleh usaha sadar manusia

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

I. PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip sains yang hanya terdapat dalam buku pelajaran.

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan ilmu yang termasuk dalam rumpun IPA (ilmu pengetahuan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Von Glasersfeld dalam Sardiman ( 2007 ) konstruktivisme adalah salah satu

I. PENDAHULUAN. siswa untuk berfikir dan bertindak berdasarkan pengetahuan sains yang

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP. (Artikel) Oleh DEWI OKTARIA

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus kepada

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. penguasaan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dan. dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikat pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi. sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya

I. PENDAHULUAN. artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang. segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan pembelajaran seperti

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

BAB I PENDAHULUAN. satuan pendidikan (KTSP) adalah mengembangkan aktifitas kreatif dari siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan manusia yang berkualitas bagi

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) memiliki peran penting

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh: BIVIKA PURNAMI A

Firmansyah, Srini M. Iskandar, Darsono Sigit Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usaha-usaha perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan dasar bagi ilmu pengetahuan yang lain, seperti kedokteran,

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Dalam pembelajaran guru berhadapan dengan sejumlah siswa berbagai macam latar belakang, sikap, dan potensi, yang semua itu berpengaruh terhadap kebiasaan dalam mengikuti pembelajaran. Misalnya masih banyak siswa yang kurang antusias untuk belajar dan membolos terutama dalam mata pelajaran yang mereka anggap sulit dan membosankan. Belajar merupakan suatu proses untuk mencapai suatu tujuan belajar. Hasil belajar siswa menjadi tolok ukur dalam suatu pembelajaran. Pengetahuan bukan semata-mata seperangkat fakta, konsep atau prinsip-prinsip yang siap untuk diingat (Sanjaya, 2009:170). Oleh karena itu, guru dituntut untuk dapat membangkitkan motivasi belajar siswa melalui suatu Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Dengan motivasi belajar yang tinggi, diharapkan dapat memberikan dampak yang positif dalam aktivitas dan penguasaan materi (Hanafiah dan Suhana, 2009:26).

2 Sebagaimana pandangan kontruktivisme guru tidak perlu memberikan informasi kepada siswa sepenuhnya, namun siswalah yang aktif dalam membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini senada dengan pendapat Brunner bahwa individu harus secara aktif dalam membangun pengetahuan dan keterampilannya (Baharuddin, 2010:115). Pembelajaran konstruktivistik merupakan suatu pembelajaran dengan siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan pemahamannya terkait dengan belajar mengajar sains, termasuk biologi. Pembelajaran konstruktivistik ini berpengaruh kepada strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Oleh karena itu proses pembelajaran ini guru berperan sebagai fasilitator dan siswa sebagai pembelajar aktif, dengan demikian pembelajaran ini tidak berpusat kepada guru tetapi berpusat pada siswa (student centered). Model pembelajaran yang dapat menjadi pilihan untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa adalah LC. Mengingat biologi merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam maka model pembelajaran LC merupakan pilihan yang tepat. Siswa diharapkan dapat membangun sendiri pengetahuan kognitif melalui indera untuk melihat gejalagejala yang ada di sekitarnya dan kedudukan guru sebagai fasilitator. Hal ini sesuai dengan karakteristik dari model LC sendiri yang pada dasarnya sesuai dengan pendekatan konstruktivistik. Oleh karena itu model LC dirasakan sesuai jika diterapkan pada pembelajaran biologi dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar.

3 LC adalah salah satu model pembelajaran yang mengembangkan daya nalar yang tinggi. Hal tersebut terlihat pada fase kedua exploration, pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk memanfaatkan panca inderanya semaksimal mungkin, sehingga akan muncul pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada berkembangnya daya nalar tingkat tinggi (Fajaroh dan Dasna, 2007:96). Pada fase-fase berikutnya siswa kembali mengembangkan daya nalar tingkat tingginya, sehingga dengan mengembangkan daya nalar tingkat tingginya keterampilan berpikir kritis siswa akan ikut berkembang. Hasil observasi dan diskusi dengan guru bidang studi biologi khususnya kelas VII di SMP Negeri 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014, didapatkan bahwa rata-rata nilai ulangan harian yang diperoleh siswa khususnya pada materi pokok Ekosistem adalah 65,00. Sedangkan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yang telah ditetapkan pada sekolah ini, yaitu 70,00. Hasil ini mengindikasikan bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi pokok ekosistem karena belum sepenuhnya mencapai belajar tuntas. Dari hasil diskusi yang telah dilakukan dengan guru bidang studi biologi khususnya kelas VII di SMP Negeri 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 tersebut, diketahui rendahnya rata-rata hasil belajar tersebut disebabkan selama ini metode yang digunakan oleh guru masih menggunakan metode diskusi. Diskusi yang dilakukan bersifat teoritis dan kurang menyediakan ruang bagi siswa untuk menggali potensi belajarnya sendiri. Selain itu, keterlibatan siswa dalam pelajaran terbatas, siswa kurang tertarik terhadap kegiatan pembelajaran, cenderung malas dan tidak aktif, mereka terbiasa

4 menerima informasi dari guru tanpa berusaha mencarinya secara mandiri dari sumber-sumber yang lain. Kurang efektifnya penggunaan pembelajaran tersebut diduga berdampak terhadap aktivitas dan penguasaan materi yang diserap siswa tidak optimal sehingga secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. LC sangat cocok digunakan untuk mengajarkan materi yang banyak melibatkan konsep, prinsip, aturan serta perhitungan secara matematis sehingga sesuai jika diterapkan pada pokok bahasan ekosistem yang sebagian besar berupa pemahaman materi. Aktivitas dalam model LC lebih banyak ditentukan oleh siswa sehingga siswa menjadi lebih aktif. Dalam proses model LC, setiap fase dapat dilalui jika konsep pada fase sebelumnya sudah dipahami. Setiap fase yang baru dan sebelumnya saling berkaitan sehingga membuat siswa lebih mudah mengerti dan memahami materi. Hal ini di dukung oleh penelitian Hidayati (2008:79) di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta tahun 2007/2008 pada penguasaan materi pokok Sistem Pencernaan siswa dengan model LC meningkat di bandingkan dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle Terhadap Aktivitas dan Penguasaan Materi Pokok Ekosistem pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013-2014.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran LC terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok ekosistem di SMP Negeri 18 Bandar Lampung? 2. Bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran LC terhadap penguasaan materi pokok ekosistem di SMP Negeri 18 Bandar Lampung? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh aktivitas belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran LC terhadap aktivitas materi pokok ekosistem di SMP Negeri 18 Bandar Lampung. 2. Pengaruh penggunaan model pembelajaran LC terhadap penguasaan materi pokok ekosistem di SMP Negeri 18 Bandar Lampung. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi guru biologi Memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan penguasaan materi pada siswa.

6 2. Bagi siswa: a) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam mempelajari materi pokok Ekosistem b) Menumbuhkan motivasi pada diri siswa, karena siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. 3. Bagi peneliti Memberikan pengalaman mengajar sebagai calon guru dalam menggunakan model pembelajaran LC terhadap penguasaan materi pada siswa. 4. Bagi pihak sekolah Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengadakan model pembelajaran guna meningkatkan aktivitas dan penguasaan materi siswa. E. Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghindari kesalahpahaman, maka perlu dikemukakan ruang lingkup penelitian sebagai berikut : 1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah LC yang terdiri dari 5 fase, yaitu: a. fase pendahuluan (Engangement) b. eksplorasi (Exploration) c. fase penjelasan (Explaination) d. fase penerapan konsep (Elaboration) e. fase evaluasi (Evaluation).

7 2. Aktivitas yang diamati yaitu : a. Siswa dalam mengemukakan pendapat/ide b. Kemampuan bertanya c. Bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok d. Bertukar informasi e. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok 3. Penguasaan materi diukur berdasarkan nilai yang diperoleh dari hasil pretes dan postes serta N-gain pada materi pokok Ekosistem. 4. Materi pada penelitian ini adalah materi pokok ekosistem. 5. Penelitian ini dilakukan dengan subjek siswa kelas VII semester genap SMPN 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. F. Kerangka Pikir Biologi merupakan cabang IPA yang membutuhkan pemahaman konsep yang tinggi. Biologi tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau berbagai macam fakta yang dihapal tetapi lebih menekankan pada kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dalam memahami gejala-gejala alam. Salah satu permasalahan mendasar yang dihadapi pendidikan di Indonesia saat ini adalah berkenaan dengan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang dipandang masih belum efektif. Indikasi ke arah sana tampak pada adanya guru yang masih terjebak dalam kegiatan belajar mengajar yang cenderung membosankan bahkan membuat siswa menjadi tertekan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran selama ini masih berpusat pada guru sehingga siswa kurang terlibat secara

8 aktif dalam pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan mempermudah siswa dalam memahami pelajaran Biologi. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu memilih model pembelajaran dan media yang tepat sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Di dalam pembelajaran materi pokok Ekosistem seringkali siswa dihadapkan pada penyampaian materi yang hanya didominasi oleh guru, tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri hal-hal baru. Berdasarkan pengalaman dan pengetahuan siswa yang dimilikinya, materi tersebut sulit dipahami oleh siswa. Metode pembelajaran yang menarik salah satunya dengan pembelajaran model LC. LC merupakan suatu model pembelajaran yang bersiklus, yang terdiri dari 5 tahapan yaitu: Engagement, Exploration, Explanation, Elaboration, Evaluation. LC adalah salah satu model pembelajaran yang berbasis paradigma konstruktivisme yang sangat mementingkan siswa dan berorientasi pada proses belajar siswa. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah LC, sedangkan variabel terikatnya adalah penguasaan materi siswa dan aktivitas. X Y1 Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram di bawah ini: Keterangan: X = Model Learning Cycle 5 Fase Y1 = Aktivitas siswa Y 2 = Penguasaan materi siswa Y2 Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

9 G. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. H 0 = Penggunaan model LC tidak berpengaruh terhadap aktivitas siswa pada materi pokok ekosistem. H 1 = Penggunaan model LC berpengaruh terhadap aktivitas siswa pada materi pokok ekosistem. 2. H 0 = Penggunaan model LC tidak berpengaruh terhadap penguasaan materi pokok ekosistem. H 1 = Penggunaan model LC berpengaruh terhadap penguasaan materi pokok ekosistem.