PENGARUH BERBAGAI MACAM PANJANG STEK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT ANGGUR (Vitis vinivera L.)

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI AGRI-TEK: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Eksakta Volume 17 Nomor 1 Maret 2016 ISSN :

PENGEMBANGAN TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) SEBAGAI SUMBER BAHAN BAKAR ALTERNATIF

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 1 MARET 2013 ISSN PENGARUH PANJANG ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH JARAK PAGAR HASIL PENYAMBUNGAN

PENGARUH PANJANG DAN LINGKAR STEK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN BUAH NAGA

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

EFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum)

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI

Repositori FMIPA UNISMA

Alamat korespondensi :

HASIL DAN PEMBAHASAN

Saijo & Hairu Suparto, Efektifitas Lama Penirisan Stek Dan Beberapa Media Tanam Berbeda

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia,

HASIL. Tabel 2 Pengaruh media terhadap pertumbuhan tajuk dan sistem perakaran pada sebelas aksesi jarak pagar

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

PENGARUH BERBAGAI JENIS PUPUK ORGANIK PADA PANJANG STEK YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BUAH NAGA ( Hylocereus costaricensis)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT

RESPON PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK (Vanda douglas L.) TERHADAP PEMBERIAN HORMON TUMBUH ROOT-UP

HASIL DAN PEMBAHASAN

2. METODE PELAKSANAAN

PENGARUH BERBAGAI PANJANG STEK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BUAH NAGA (Hylocereus polyryzus) ABSTRAK

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR

RESPONS ASAL BAHAN STEK SIRIH MERAH

PENGARUH BAGIAN TUNAS TERHADAP PERTUMBUHAN STEK KRANJI (Pongamia pinnata Merril)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PENGARUH MEDIA DAN SUMBER BAHAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN STEK LIDAH MERTUA (Sansevieria trivaciata Lorentii ) Oleh:

Tingkat Keberhasilan Okulasi Varietas Keprok So E dan Keprok Tejakula Pada Berbagai Dosis Pupuk Organik

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

Perbandingan Pertumbuhan Jumlah Mata Tunas Bibit Bagal Tebu (Saccharum officinarum L.) Varietas GMP2 dan GMP3

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

Staf pengajar PS Pemuliaan Tanaman, Jurusan BDP FP USU Medan

Pengaruh Lama Penyimpanan dan Diameter Stum Mata Tidur terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.)

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH NAUNGAN DAN PUPUK FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI NILAM (Pogostemon cablin Benth.)

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BERBAGAI JENIS PUPUK ORGANIK PADA PANJANG STEK YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BUAH NAGA ( Hylocereus costaricensis)

RESPON SETEK CABANG BAMBU KUNING (Bambusa vulgaris) TERHADAP PEMBERIAN AIA

Tanggap Pertumbuhan Bibit Tebu (Saccharum officinarum L.) Varietas PSJT 941 pada Berbagai Panjang Setek dan Cara Penanaman di Lahan Kering

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN ROOTONE-F PADA PERTUMBUHAN PULE PANDAK (Rauwolfia serpentina Benth)

HASIL DAN PEMBAHASAN

PRODUKSI BIBIT KENTANG (Solanum tuberosum L.) G1 DARI STEK BATANG. (PRODUCTION OF SEED POTATO (Solanum tuberosum L.) G1 FROM CUTTINGS)

PERTUMBUHAN BIBIT BUAH NAGA MERAH(Hylocereuscostaricensis(Web) Britton & Rose) PADA BERBAGAI PANJANG SETEK DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian energi global saat ini mencapai sekitar 400 Exajoule (EJ)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Riau-Pekanbaru

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (564) :

I. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh

PENGARUH KONSENTRASI DAN FREKWENSI PEMBERIAN PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN PANILI DI PEMBIBITAN

JurnalAgroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.6.No.1, Januari 2018 (3): 14-19

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

THE EFFECT OF GIFT NAPTHALENE ACETIC ACID (NAA) AND BENZYL ADENINE (BA) ON THE GROWTH OF LEAF CUTTAGES OS Sansevieria masoniana Giant ABSTRACT

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PANJANG STEK AKAR DAN KONSENTRASI NATRIUM- NITROFENOL TERHADAP PERTUMBUHAN STEK AKAR SUKUN (Artocarpus communis F.)

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

~. ~ ~ ~, ~~~~ ~~ ~~ ~ ~,~-.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

PENGARUH KETINGGIAN BATANG BAWAH TERHADAP KEBERHASILAN TUMBUH DURIAN KLETING KUNING DALAM SISTEM TOP WORKING

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY CORN (Zea mays L) PADA BEBERAPA MACAM PENYIAPAN LAHAN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI

PERBANYAKAN VEGETATIF TANAMAN BEBERAPA HASIL PENELITIAN

PERBANYAKAN VEGETATIF DAN GENERATIF TUMBUHAN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) SEBAGAI UPAYA KONSERVASI TUMBUHAN OBAT

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

Pengaruh Kombinasi Pupuk Kandang Sapi dan Abu Sabut Kelapa sebagai Pupuk Utama dalam Budidaya Tanaman Brokoli (Brassica oleracia L.

TANGGAP STEK CABANG BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) PADA PENGGUNAAN BERBAGAI DOSIS HORMON IAA DAN IBA

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

PENGARUH BAHAN SETEK DAN PEMBERIAN ZPT NAA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN BUAHNAGA MERAH(Hylocereus costaricensis (Web) Britton & Rose)

PERBEDAAN UMUR BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L)

Volume 11 Nomor 2 September 2014

PENGARUH BEBERAPA KONSENTRASI ATONIK PADA PERTUMBUHAN SETEK BUAH NAGA BERDAGING MERAH (Hylocereus costaricensis (Web.) Britton & Rose) Oleh

PENGARUH JUMLAH RUAS SETEK DAN DOSIS UREA TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK PUCUK NILAM (Pogostemon cablin Benth.)

Pertumbuhan Tunas Sansevieria trifaciata Prain Laurentii pada Beberapa Komposisi Media Tanam dan Konsentrasi GA3

I. PENDAHULUAN. Lada (Piper nigrum Linn.) merupakan tanaman rempah-rempah yang memiliki

Pengaruh Bahan Setek dan Pemberian ZPT NAA Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Buah Naga Merah (Hylocereus costaricensis(web)britton & Rose)

KAJIAN PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT BIJI BOTANI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA BEBERAPA MACAM MEDIA

PENGARUH MEDIA TANAM DAN PERLAKUAN ROOTONE F PADA PERTUMBUHAN STEK BATANG Aglaonema Donna Carmen

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

PENGARUH MACAM MEDIA TANAM DAN ZAT PENGATUR TUMBUH GROWTONE TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG TANAMAN JARAK PAGAR ( Jatropa curcas Linn )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH JUMLAH MATA TUNAS DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Lama Perendaman Auksin pada Bibit Tebu Teknik Bud Chip

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN ROOTONE-F TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG MAWAR (Rosa damascena Mill.)

PENGARUH KONSENTRASI INDOLE BUTYRIC ACID (IBA) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK PUCUK JAMBU AIR (Syzygium semarangense Burm. F.

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

PERTUMBUHAN STUMP KARET PADA BERBAGAI KEDALAMAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH : JENNI SAGITA SINAGA/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

JURNAL SAINS AGRO

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

Pengaruh Berbagai Waktu Pemotongan Pucuk Bahan Setek dan Taraf Dosis Rootone F Terhadap Pertumbuhan Setek Pendek Panili (Vanilla Planifolia Andrews)

PERTUMBUHAN STEK MAWAR (Rosa damascena Mill.) PADA WAKTU PERENDAMAN DALAM LARUTAN URINE SAPI

ORGANOGENESIS TANAMAN BAWANG MERAH (ALLIUM ASCALONICUM L.) LOKAL PALU SECARA IN VITRO PADA MEDIUM MS DENGAN PENAMBAHAN IAA DAN BAP ABSTRACT

POSISI MATA TUNAS BATANG ATAS DAN KONSENTRASI IAA TERHADAP PERTUMBUHAN GRAFTING BOUGENVILLEA SPECTABILIS DENGAN Bougenvillea variegata

Transkripsi:

PENGARUH BERBAGAI MACAM PANJANG STEK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT ANGGUR (Vitis vinivera L.) Tri Kurniastuti Staf Pengajar di Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi Universitas Islam Balitar Blitar Email : kurniastuti5@gmail.com Abstract This study aims to determine the length of the cuttings are best for growing grape seeds. This research was conducted at the experimental station of Agriculture Faculty of Islamic University Balitar Blitar in September 2015 to November 2015. This study used a randomized block design (RAK) with seven treatments, the cuttings are terdidi length of A = 10 cm, B = 12.5 cm, C = 15 cm, D = 17.5 cm, D = 17.5 cm, 20 cm E = F = G = 22.5 cm and 25 cm and 3 replicates, obtained 21 experimental unit. Data analysis was performed using F test showed significant differences If then tested further by using Duncan s test at 5% level. The results showed that the length of cuttings significantly affect the percentage of cuttings grow, the time appears buds, percentage of cuttings sprouted buds shoot length, number and length of root cuttings of wine. The growth of seedlings cuttings of the best wines on the length of cuttings 20 cm at the variable percentage of cuttings grow, sprout cuttings percentage, shoot length and root length. Keywords: long cuttings, growing, grape seed PENDAHULUAN Anggur adalah jenis buah-buahan asli sub tropis yang telah beradaptasi pada iklim tropis di Indonesia dan khususnya di Jawa Timur. Anggur merupakan komoditas unggulan daerah yang pada era otonomi memegang peranan strategis. Kebijakan otonomi daerah memungkinkan Pemerintah Daerah (Pemda) dapat lebih leluasa mengatur bagi kebutuhan, potensi dan keunggulan daerahnya termasuk upaya untuk meningkatkan pendapatan penduduknya ( Krismawati, dan Sugiono, 2012). Tanaman Anggur merupakan tanaman buah merambat dalam bentuk semak milik keluarga Vitaceae. Buah ini biasanya digunakan untuk membuat jus anggur, jelly, anggur, minyak biji anggur dan kismis, atau dimakan langsung. Buah ini juga mengandung banyak senyawa yang dikenal sebagai polifenol dan resveratrol aktif dalam berbagai metabolisme, dan mampu mencegah pembentukan sel kanker dan penyakit lainnya (Cahyono, 2010). Tanaman anggur dapat diperbanyak secara generatif dan vegetatif, tetapi umumnya dilakukan secara vegetatif karena biji yang dihasilkan sedikit, sulit tumbuh, dan sering terjadi segregasi. Secara vegetatif, tanaman anggur dapat diperbanyak melalui batang. Salah satu perbanyakan tanaman AGRI-TEK: Jurnal Ilmu Pertanian, Kehutanan dan Agroteknologi Volume 17 Nomor 1 Maret 2016; ISSN : 1411-5336

Tri Kurniastuti anggur yaitu dengan metode stek. Metode stek merupakan metode pengembangan tanaman yang dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman tersebut terutama batang. Perbanyakan stek tanaman anggur ada dua macam, yaitu stek batang dan stek mata. Pengembangan tanaman dengan metode stek memerlukan bahan stek untuk batang bawah dan batang atas dalam jumlah yang cukup dan teknologi perbanyakan yang efisien. Batang tanaman anggur berupa ruasruas yang tiap ruasnya terdapat calon mata tunas yang selanjutnya akan terus tumbuh membentuk cabang baru. Bahan stek batang yaitu berupa batang atau cabang dengan tiga mata tunas. Sedangkan bahan untuk stek mata berupa batang atau cabang dengan satu mata tunas (Yuniastuti, 2004). Kendala dalam pengembangan stek anggur adalah kurang tersedianya jumlah bibit yang bermutu pada saat tanam, biaya transportasi mahal, dan bibit anggur sulit untuk didapatkan. Bahan tanam (bibit) yang umum digunakan yaitu stek batang dengan panjang sekitar ± 20 cm dengan jumlah mata tunas 3 mata. Jika satu batang tanaman anggur dengan ukuran 1-2 m digunakan untuk bibit, hanya akan diperoleh 5-10 stek. Sehingga akan memerlukan bahan tanam yang banyak untuk pengembangan anggur (Yuniastuti, 2004). Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah penghematan penggunaan bahan stek dengan memperpendek ukuran atau mengurangi jumlah mata tunas. Namun penghematan stek tersebut harus tetap mampu menghasilkan pertumbuhan yang baik dan produksi yang tinggi. Maka dari permasalahan tersebut dicoba pengembangan stek anggur melalui penghematan bahan stek. Hasil penelitian Hayati, E dkk (2007) dilaporkan bahwa jumlah mata tunas berpengaruh terhadap jumlah daun per stek, panjang tunas dan jumlah daun per tunas tanaman tanaman jarak pagar. Jumlah mata tunas 12 merupakan perlakuan terbaik pada perttumbuhan setek tanaman jarak pagar. Hasil penelitian Sparta A, dkk (2012) dilaporkan bahwa waktu muncul tunas, jumlah tunas, panjang tunas dan panjang akar pada stek buah naga dipengaruhi secara nyata oleh panjang stek. Pertumbuhan stek yang terbaik pada stek buah naga di atas 20 cm. RUMUSAN MASALAH Berapa panjang setek terbaik untuk pertumbuhan bibit anggur? TUJUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui panjang setek yang terbaik untuk pertumbuhan bibit anggur. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Balitar Blitar pada bulan September 2015 sampai bulan November 2015. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan setek anggur varietas Bali, media tanam berupa tanah, pasir, pupuk kandang dan sekam serta alat-alat lain yang membantu pelaksanaan penelitian. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan yaitu panjang setek yang terdidi dari A = 10 cm, B = 12,5 cm, C = 15 cm, D = 17,5 cm, D = 17,5 cm, E= 20 cm F = 22,5 cm dan G = 25 cm dan 3 ulangan, diperoleh 21 satuan percobaan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji F. Apabila menunjukkan perbedaan nyata maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Duncan s pada taraf 5%. Peubah yang diamatai adalah persentase stek tumbuh (%), waktu muncul tunas 2 AGRI-TEK, Volume 17 Nomor 1 Maret 2016

Pengaruh Berbagai Macam Panjang Stek (hari), prosentase stek bertunas (%) jumlah tunas (buah), panjang tunas (cm), Panjang akar (cm). Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 2,4,6 dan 8 minggu setelah tanam (MST) kecuali pengamatan waktu muncul tunas dilakukan setiap hari. HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase Setek Tumbuh panjang setek berpengaruh nyata terhadap persentase setek tumbuh. Hasil uji Duncan s taraf 5 %, diperlihatkan pada tabel 1. Tabel 1. Pengaruh panjang stek terhadap persentase stek tumbuh bibit anggur 8 MST. Persentase stek tumbuh 75,24 a 77,94 a 82,14 ab 88,25 b 89,61 b 83,58 ab 84,90 ab Dari tabel 1 ditunjukkan bahwa persentase stek tumbuh berkisar 75,24 % - 89,25%, hal ini menunjukkan bahwa persentase tumbuh stek sudah baik walaupun belum maksimal karena dari ke tujuh perlakuan tersebut persentase stek tumbuh belum ada yang 100 % yang tumbuh. Beberapa stek yang tidak tumbuh karena terjadi kematian seluruh stek batang, hal tersebut menyebabkan tidak tersedianya karbohidrat yang cukup selama inisiasi tunas baru dan akar primordia. Hal ini diduga ketersediaan karbohidrat dari bahan stek batang maksimal hanya dapat bertahan hingga sekitar 8 MST karena setelah 8 MST tidak ada lagi bahan stek batang yang bertahan hidup sebelum terbentuknya tunas baru. Dari hasi uji Duncan s taraf 5% ditunjukkan bahwa persentase stek tumbuh tertinggi terdapat pada perlakuan E ( panjang stek 20 cm) yaitu sebesar 89,61 % namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan D (panjang stek 17,5 cm) dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan C (panjang stek 17,5 cm) dan F (panjang stek 22,5 cm) dan G (panjang stek 25 cm). Hal ini menunjukkan bahwa pada panjang stek kisaran 15 cm hingga 25 cm sama baiknya dalam persentase stek tumbuh jika dibandingkan dengan panjang stek 10 cm. Hal ini diduga panjang stek berkaitan dengan cadangan makanan yang terdapat pada stek, semakin panjang ukuran stek maka cadangan makanan yang terdapat pada stek lebih banyak dibandingkan dengan stek yang lebih pendek. Cadangan makanan ini selanjutnya digunakan untuk pertumbuhan bibit. Harjadi (1996) menyatakan bahwa pembelahan sel pada titik tumbuh batang tergantung pada ketersediaan karbohidrat. Karbohidrat yang tinggi dan nitrogen yang cukup akan membentuk akar dan tunas ( Hartmann dan Kester, 1978). Waktu Muncul Tunas waktu muncul tunas bibit sek anggur. Hasil uji Duncan s taraf 5 % ditunjukkan pada tabel 2. Tabel 2. Pengaruh panjang stek terhadap waktu muncul tunas setek bibit anggur 8 MST. Waktu Muncul Tunas 49,57 e 43,66 d 34,33 b 40,52 cd 31,67 ab Volume 17 Nomor 1 Maret 2016, AGRI-TEK 3

Tri Kurniastuti Waktu Muncul Tunas 26,32 a 28,67 a Dari tabel 2 ditunjukkan bahwa waktu muncul tunas yang paling cepat adalah perlakuan F (panjang tunas 22,5 cm) yaitu pada hari ke 26,32, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan E ( panjang setek 20 cm), dan G ( panjang setek 25 cm). Waktu muncul tunas paling lambat pada perlakuan A ( panjang setek 10 cm), yaitu hari ke 49,57. Waktu muncul tunas yang lambat diduga berkaitan dengan ukuran stek yang pendek, karena dengan ukuran stek yang pendek maka jumlah tunas sedikit, sedangkan di dalam tunas terdapat karbohidrat dan hormon yang berfungsi untuk pembelahan sel. Jika karbohidrat sedikit maka energi yang dihasilkan juga sedikit sehingga pembelahan sel menjadi lambat. Harjadi, SS (1996) menyatakan bahwa persediaan karbohidrat yang cukup akan menyebabkan terjadinya pembelahan sel pada titik tumbuh batang dan ujung-ujung akar. Persentase Stek Bertunas persentase setek bertunas bibit anggur. Hasil uji Duncan s taraf 5 % ditunjukkan pada tabel 2. Tabel 3. Pengaruh panjang setek terhadap persentase setek bertunas bibit anggur 8 MST. persentase setek bertunas 52,31 a 79,67 bc 82,21 bc 80.95 bc 92,03c 86,76 bc 87,66 bc Hasil uji Duncan s taraf 5 % menunjukkan persentase setek bertunas terendah diperoleh pada perlakuan bahwa perlakuan yaitu sebesar 52, 31 % dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Persentase setek bertunas menunjukkan hasil rata-rata terbaik pada perlakuan E( panjang setek 20 cm) yaitu sebesar 92,3 %. Hal ini diduga karena pada panjang stek 10 cm mempunyai cadangan makanan yang lebih sedikit dibandingkan perlakuan lainnya sehingga mempengaruhi jumlah tunas yang terbentuk karena stek yang pendek cadangan makanannya lebih sedikit. Dari tabel 3 ditunjukkan hasil rata-rata terbaik pada perlakuan E (panjang setek 20 cm) yaitu sebesar 92,3 %. Pada stek dengan ukuran yang lebih panjang menunjukkan hasil persentasi yang lebih baik karena diduga cadangan makanannya cukup untuk membentuk tunas baru. Pertumbuhan tunas sangat tergantung pada cadangan makanan, karena tunas belum tanaman belum mampu menyediakan makanan melalui fotosintesis, sehingga pertumbuhannya sangat tergantung pada ketersediaan cadangan makanan. Sutopo (1992) rnenyatakan, bahwa pertumbuhan awal suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh cadangan makanan yang terdapat pada bahan tanamnya. Pada saat akar belum berfungsi sebagai penyerap unsur hara, cadangan makanan ini yang akan dirombak menjadi bahan yang dapat 4 AGRI-TEK, Volume 17 Nomor 1 Maret 2016

Pengaruh Berbagai Macam Panjang Stek diserap oleh tanaman untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Jumlah Tunas jumlah tunas bibit anggur. Hasil uji Duncan s taraf 5 % ditunjukkan pada tabel 4. Tabel 4. Pengaruh panjang setek terhadap jumlah tunas setek bibit anggur 8 MST. jumlah tunas 6,90 a 10,07 a 14,23 b 14,27 b 14,78 b 16,70 b 17,14 b Hasil uji Duncan s taraf 5 % menunjukkan jumlah tunas terendah diperoleh pada perlakuan yaitu sebesar 6,90 namun tidak berbeda nyata denga perlakuan dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Jumlah tunas tertinggi pada perlakuan G ( panjang setek 25 cm) yaitu sebesar 17,14 buah namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan C,D E dan F. Jumlah tunas dipengaruhi oleh panjang stek yang digunakan, dari table 4 ditunjukkan bahwa jumlah tunas lebih banyak pada panjang stek 15-25 cm. Hal ini diduga karena terjadi perbedaan cadangan makanan yang tersimpan dalam setiap perlakuan. Stek berukuran lebih panjang mempunyai jumlah mata tunas yang lebih lebih banyak hal ini mengakibatkan jumlah cadangan makanan, yang lebih besar sehingga berpengaruh pada pertumbuhan bibit dan sebaliknya. Stek yang lebih pendek diduga kehilangan cadangan bahan makanan akan lebih cepat sehingga daya tumbuh pada stek yang pendek akan lebih kecil dan jumlah tunas yang tumbuh pada stek akan lebih sedikit. Sudomo et al. (2007) mengatakan bahwa ukuran jumlah mata tunas yang berbeda mempunyai cadangan makanan dan kandungan hormon yang berbeda pula. Panjang Tunas panjang tunas bibit anggur. Hasil uji Duncan s taraf 5 % ditunjukkan pada tabel 5. Tabel 5. Pengaruh panjang setek terhadap panjang tunas setek bibit anggur 8 MST. panjang tunas 0, 47 a 0,63 a 1,94 b 1,56 b 1,90 b 1,61 b 1,87 b Hasil uji Duncan s taraf 5 % menunjukkan panjang tunas terendah diperoleh pada perlakuan yaitu sebesar 0, 47 cm, tidak berbeda nyata dengan perlakuan B namun berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Panjang tunas terbesar pada perlakuan yaitu sebesar 1,90 cm namun tidak berbeda dengan perlakuan C, D,E, F dan G. panjang stek 15 cm- 25 cm mempunyai panjang tunas yang lebih panjang dibandingkan dengan panjang stek di bawah 15 cm, hal ini diduga terkait dengan perbedaan cadangan makanan yang tersimpan pada Volume 17 Nomor 1 Maret 2016, AGRI-TEK 5

Tri Kurniastuti masing-masing stek, dimana stek yang lebih panjang mempunyai tunas lebih banyak sehingga cadangan makanan juga lebih besar. Cadangan makanan merupakan energy yang nantinya digunakan untuk pembelahan sel sehingga dapat menambah ukuran tunas pada bibit anggur. Harmann et al. (2002) Panjang stek terkait dengan tersedianya bahan cadangan makanan. Semakin panjang stek semakin besar kesediaan bahan makanannya dan sebaliknya. Potensi cadangan makanan yang dimiliki masing-masing stek akan menentukan pertumbuhan dan perkembangan bibit. Jenis tanaman yang berbeda mempunyai panjang stek yang baik yang berbeda pula. Hasil penelitian Mardani (2005) ditunjukkan bahwa semakin banyak jumlah ruas setek, dapat memacu pertumbuhan tunas dan akar. Penggunaan bahan setek dengan 4 ruas pada tanaman nilam merupakan bahan stek yang baik untuk pertumbuhan tanaman nilam. Panjang Akar Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa panjang stek berpengaruh nyata terhadap panjang tunas bibit anggur. Hasil uji Duncan s s taraf 5% ditunjukkan pada tabel 5. Tabel 6. Pengaruh panjang setek terhadap panjang akar setek bibit anggur 8 MST. panjang akar 8,26 a 12,21ab 16,85 b 17,36 b 18,41ab 12,79 ab 12,15 ab Hasil uji Duncan s s taraf 5%menunjukkan bahwa perlakuan menunjukkan hasil rata-rata panjang akar terbaik yaitu sebesar 18,41 cm meskipun tidak berbeda nyata dengan perlakuan B,C,D,F dan G. Panjang akar terendah pada perlakuan A (panjang stek 10 cm) dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini diduga karena dalam proses awal penyetekan, kemampuan hidup batang stek hanya tergantung pada jumlah cadangan makanan yang terkandung dalam batang sebelum stek muncul akar. Ukuran stek yang lebih panjang berkontribusi pada panjang akar. Harjadi (1996) menyatakan bahwa fase vegetatif merupakan fase penggunaan jumlah karbohidrat di dalam bahan stek. Selain itu disebabkan adanya perbedaan kandungan karbohidrat dan nitrogen yang terdapat dalam stek batang yang lebih panjang lebih tinggi dibanding dengan stek yang pendek. Menurut Waluyo (2010 besarnya nilai rasio karbohidrat dan nitrogen mempengaruhi stek dalam pertumbuhan akar dan tunas. Karbohidrat tersebut dibutuhkan oleh tanaman untuk mendukung terjadinya proses penting di dalam tanaman, diantaranya pembelahan sel, perpanjangan sel, dan pemanjangan akar. Menurut Hartmann et al. (2002) terkait dengan panjang bahan stek terdapat pengaruh kontribusi perbedaan akumulasi karbohidrat pada bagian bawah stek dan jumlahnya akan optimal untuk pembentukan akar pada stek yang panjang dibandingkan stek yang pendek. Semakin panjang stek batang, maka semakin baik pertumbuhan akar pada masing-masing tanaman tersebut. Faktor fisik seperti panjang stek dan diameter stek merupakan hal yang berpengaruh terhadap kemampuan bahan stek membentuk akar. 6 AGRI-TEK, Volume 17 Nomor 1 Maret 2016

Pengaruh Berbagai Macam Panjang Stek Menurut Harjadi (1996)) fase vegetatif merupakan fase penggunaan jumlah karbohidrat di dalam bahan stek. Karbohidrat tersebut dibutuhkan oleh tanaman untuk mendukung terjadinya proses penting di dalam tanaman, diantaranya pembelahan sel, perpanjangan sel, dan pemanjangan akar. Selain kandungan karbohidrat diduga karena dengan ukuran stek yang panjang maka jumlah tunas yang mengandung hormone lebih banyak. Kusumo (2004) menyatakan bahwa perakaran yang tumbuh pada stek disebabkan oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun. Tunas yang sehat pada batang merupakan sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran. Sudomo et al. (2007) menyatakan bahwa daya pembentukan akar pada suatu jenis tanaman bila distek antara lain dipengaruhi oleh kandungan karbohidrat serta keseimbangan hormon dalam bahan stek. Tunas yang sedang aktif tumbuh membentuk banyak hormon yang mempengaruhi pembentukan akar pada stek. KESIMPULAN Panjang stek berpengaruh nyata terhadap persentase stek tumbuh, waktu muncul tunas, prosentase stek bertunas jumlah tunas panjang tunas dan panjang akar stek anggur. Pertumbuhan stek bibit anggur terbaik pada ukuran panjang stek 20 cm pada peubah persentase stek tumbuh, persentase stek bertunas, panjang tunas dan panjang akar. DAFTAR PUSTAKA Cahyono, B. 2010. Cara Sukses Berkebun Anggur Lokal dan Impor. Pustaka Mina. Jakarta.124 Hayati, E dkk. 2007. Pengaruh Jumlah Mata Tunas dan Komposisi Media Tanam terhadap Pertumbuhan Stek Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Syah Kuala Banda Aceh. Harjadi, SS. 1989. Dasar-dasar Hortikultura. Departemen Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian IPB Bogor. 506 hal. Hartmann, H.T and D.E Kester 1978.. Plant Propagation. Principle and practices. Hall of India. New Delhi. p. 702. Hartmann, et al. 2002. Plant Propagation. Principle and practices. 7 th edition. Prentice Hall International Inc. New York. p. 770. Krismawati, A dan Sugiono. 2012. Kajian Penerapan Teknologi Usahatani Anggur di Kota Probolinggo. Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi. Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo. Madura. Kusumo, S. 2004. Zat Pengatur Tumbuh. CV. Yasaguna. Jakarta. Hal 37-54. Mardani, D. Y. 2005. Pengaruh jumlah ruas dan komposisi media tanam terhadap pertumbuhan bibit setek nilam (Pogostemon cablin Benth). Skripsi (tidak dipublikasikan). Fakultas Pertanian Institut Pertanian (INTAN), Yogyakarta. Nurcahyo, Eko, M. 2006. Anggur Dalam Pot. Penebar Swadaya. Jakarta.108 hal. Sudomo, A. dkk. 2007. Pengaruh Jumlah Mata Tunas Terhadap Kemampuan Hidup Dan Pertumbuhan Stek Empat Jenis Hibrid Murbei. Balai Besar Penelitian Teknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogyakarta. Sutopo, L. 1992. Teknologi Benih. PT Raja Grafindo Persada Jakarta. Pp 237. Yuniastuti. 2004. Perbanyakan Anggur. Penebar Semangat. Jakarta Volume 17 Nomor 1 Maret 2016, AGRI-TEK 7