BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pokok atas berbagai macam bagian-bagiannya dan penelaahan bagian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI. menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai. moneter (Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield, 2008: 2).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas, yang kesemuanya

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang diambil bisa berkualitas. c. Menurut K. R. Subramanyam dan John J. Wild (2010:79), laporan. pelaksanaan dan pengawasan.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian analisis Laporan Keuangan. tentang definisi analisis laporan keuangan:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidaktidaknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu proses pencatatan, pengelompokan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KEUANGAN. o o

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Abdullah (2005) mendefinisikan analisis trend sebagai berikut: Analisis trend

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ANALISI RASIO: PENDAHULUAN

Laporan Keuangan: Neraca

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dasar yaitu analisis fundalmental dan analisis teknikal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan dan bagaimana perubahan unsur unsur itu dari tahun ke tahun untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, sejalan dengan

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan tata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa :

samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa, Laporan adalah

1. Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2. Manfaat, Tujuan dan Skema ALK

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Pengertian analisis laporan keuangan (financial statement analysis)

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

ANALISA LAPORAN KEUANGAN.

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian laporan keuangan adalah suatu laporan yang berisikan informasi seputar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Kasmir (2010) menjelaskan bahwa : Sedangkan Najmudin (2011) menyatakan bahwa :

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Didalam penelitian ini, adapun teori teori yang mendukung atas judul

BAB II TINJAUAN TEORI

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Analisis Menurut Kamus Besar Indon adalah uraian dari suatu pokok atas berbagai macam bagian-bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antara bagian satu dengan bagian yang lain untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman atas arti keseluruhan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis merupakan sebuah proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menelaah suatu hal atau komponen yang berkaitan dengan objek yang diteliti. B. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan, yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.sebagaimana yang dijelaskan oleh (Mahmudi, 2010 : 12) bahwa laporan keuangan adalah informasi yang disajikan dan digunakan untuk membantu stakeholder dalam membuat keputusan sosial, politik, dan ekonomi sehingga keputusan yang diambil bisa lebih berkualitas dan tepat. Munawir, 2004 mengatakan bahwa laporan keuangan terdapat dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar tersebut adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dimana 12

13 didalamnya disajikan rincian asset yang dimiliki perusahaan, serta hutang dan modal perusahaan dan yang kedua yaitu daftar pendapatan atau daftar rugi laba yang terdapat didalamnya penjualan (pendapatan usaha),retur, potongan, harga pokok penjualan, pendapatan, biaya-biaya, hingga pada akhirnya menghasilkan laba yang diperoleh perusahaan pada periode tertentu. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan. Menurut Palikhatun dan Nugrahaningsih (2007 : 1) Laporan Keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yang meliputi tiga macam, yaitu (1) Laporan Laba/Rugi, (2) Neraca, dan (3) Laporan Arus Kas. Selain ketiga laporan pokok tersebut, dihasilkan juga laporan pendukung seperti Laba Ditahan, Perubahan Modal Sendiri, dan diskusi-diskusi oleh pihak manajemen. Sedangkan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1974 : 14) Laporan Keuangan merupakan laporan yang bersifat sejarah atau historis, yang tidak lain merupakan laporan atas kejadian-kejadian yang telah lewat atau berlalu, maka terdapat keterbatasan dalam penggunaannya, misalnya untuk maksud-maksud investasi, sebabnya adalah bahwa data-data yang disajikan oleh akuntansi semata-mata hanya didasarkan atas (yang bersifat historis) dan bukan atas dasar nilainya. Jumingan (2005: 4) mengartikan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari beberapa transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi dan peristiwa yang bersifat financial dicatat, digolongkan dan

14 diringkas dengan cara setepat-tepatnya dalam satuan uang, dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan.penafsiran tersebut misalnya dapat digunakan dalam pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan Keuangan merupakan objek dari analisis terhadap laporan keuangan. Oleh karena itu, memahami latar belakang penyusunan, pencatatan, penggolongan dan penyajian laporan keuangan merupakan langkah yang sangat penting sebelum menganalisis laporan keuangan itu sendiri (Prastowo dan Juliaty, 2002 : 3). Sebagaimana yang dijelaskan oleh Munawir (1979 : 5) menyebutkan bahwa Laporan Keuangan merupakan alat yang sangat penting dan digunakan untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Dengan begitu laporan keuangan diharapkan akan membantu bagi para pengguna (users) untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial. Fahmi menyebutkan bahwa Laporan Keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan.menurut Djarwanto (1984 : 4) Laporan Keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan digunakan untuk kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan, baik pihak internal maupun eksternal

15 perusahaan.sedangkan menurut Hanafi dan Halim (2003 : 49) Laporan Keuangan merupakan salah satu dari banyak sumber informasi yang penting disamping informasi lain seperti informasi industry, kondisi perekonomian, pangsa perusahaan, kualitas manajemen dan lainnnya. Dari beberapa definisi di atas maka disimpulkan mengenai definisi laporan keuangan yaitu data-data yang dihasilkan perusahaan menjadi informasi penting atas posisi keuangan yang diperoleh dari proses akuntansi dan dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihakpihak yang berkepentingan. a. Tujuan Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009: 3), laporan keuangan bertujuan untuk : 1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan seperti laporan laba-rugi, neraca, laporan perubahan modal serta laporan arus kas dan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2. Laporan Keuangan yang disusun untuk tujuan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan dari sebagian besar pengguna. Namun demikian laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan oleh pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi, karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari berbagai kejadian di masa lalu (historis), dan tidak diwajibkan untuk

16 menyediakan informasi non keuangan.melalui laporan keuangan juga dapat digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memanajemen asset-sset yang dimiliki perusahaan dan memenuhi seluruh kewajiban-kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang, struktur modal perusahaan, efektivitas dari pengguna aktiva, pendapatan atas hasil penjualan barang, biaya-biaya operasi perusahaan yang harus dibayarkan pada periode tertentu serta nilai-nilai buku dari setiap lembar saham perusahaan yang bersangkutan. 3. Laporan Keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship)atas transaksi-transaksi historis, atau pertanggungjawaban manajemen dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Menurut Irham Fahmi (2011: 26) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalahuntuk memberikan gambaran atas kondisi suatu perusahaan kepada pihak yang membutuhkan mengenai informasi yang berasal dari angka-angka dalam satuan moneter yang dihasilkan oleh pihak-pihak manajemen perusahaan. Sedangkan PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

17 b. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan eristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu dapat dipahami, relevan,keandalan, dan dapat dibandingkan:. Keempat karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Dapat dipahami Kualitas informasi yang penting dihasilkan dalam laporan keuangan adalah memudahkan pengguna agar cepat memahami isi dan dapat menyimpulkan atas informasi telah disediakan perusahaan. 2. Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan apabila dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, dalam menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi pengguna laporan keuangan di masa lalu. Agar perusahaan dapat meningkatkan proforma yang baik bagi perusahaan di masa mendatang

18 3. Keandalan Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable)dalam artian dapat dipertanggungjawabkan.informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan atau tidak melakukan window dressing untuk mempercantik laporan keuangan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang jujur (faithful representation) dari harus disajikan secara handal dan wajar. 4. Dapat diperbandingkan Penggunaan harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Biasanya pihak perusahaan akan mengolah laporan keuangan atau yang berasal dari laporan laba-rugi, neraca, laporan perubahan modal menjadi rasio-rasio untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan perusahaan pada periode waktu tertentu, dan kemudian akan dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Karena setiap bidang perusahaan akan berbeda rata-rata rasionya, ini sangat bermanfaat sekali bagi perkembangan perusahaan kedepannya dalam meningkatkan kinerja serta mengevaluasi keefektivan manajemen perusahaan.

19 c. Pengguna Laporan Keuangan Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalm Standar Akuntansi Keuangan (SAK) paragraf ke 9 (Revisi 2009), menyatakan bahwa pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya dan masyarakat.mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi: 1. Investor Investor berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil dari perkembangan perusahaan yang diinvestasikan atas sejumlah uangnyainvestor membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah ia akan membeli saham perusahaan tersebut, menahan, atau bahkan menjual saham yang mereka miliki. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. 2. Karyawan Biasanya karyawan memiliki kelompok-kelompok yang mewakili mereka, laporan keuangan ini juga sangat berguna bagi mereka.karena dengan adanya informasi atas laporan

20 keuangan mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan.mereka dapat mengetahui bagaimana kondisi perusahaan tersebut, apakah perusahaan dapat memberikan mereka balas jasa berupa gaji yang wajar, manfaat pensiun dan kelangsungan pekerja-pekerja dimasa depan. 3. Pemberi Pinjaman Pemberi pinjaman atau pihak kreditur juga tertarik atas laporan keuangan yang diajikan perusahaan, karena dengan adanya laporan keuangan pihak kreditur dapat memberikan keputusan apakah suatu perusahaan tersebut layak untuk diberi pinjaman dan mampu untuk membayar pokok pinjaman serta biaya bunga yang harus dibayar pada saat jatuh tempo. 4. Pemasok dan kreditor lainnya Pemasok dan kreditor usaha lainnya juga tertarik dengan infomasi yang disajikan oleh laporan keuangan perusahaan karena memungkinkan mereka dalam memberikan keputusan apakah perusahaan mampu untuk membayar hutang pada saat jatuh tempo. 5. Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau tergantung pada perusahaan.

21 6. Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah naungan kekuasaan negara berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan.pihak pemerintah juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. 7. Masyarakat Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.karena biasanya saham yang dimiliki oleh perusahaan tidak hanya dikuasai oleh pihak intern perusahaan, tetapi juga masyarakat yang ikut menanamkan saham mereka untuk memperoleh keuntungan atas sejumlah uang yang menambah modal perusahaan guna memperlancar jalannya operasional perusahaan. d. Komponen Laporan keuangan Menurut PSAK No. 1 Paragraf 49 (Revisi 2009), laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini :

22 1. Neraca Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menggambarakan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu dimana disebelah kiri maksudnya adalah menunjukkan keadaan keuangan pada tanggal tertentu biasanya pada saat tutup buku. Neraca minimal mencakup pos-pos berikut (PSAK No.1 Paragraf 49, Revisi 2009) : 1) Aktiva berwujud 2) Aktiva tidak berwujud 3) Aktiva keuangan 4) Investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas 5) Persediaan 6) Piutang usaha dan piutang lainnya 7) Kas dan setara kas 8) Hutang usaha dan hutang lainnya 9) Kewajiban yang diestimasi 10) Kewajiban berbunga jangka panjang 11) Hak minoritas 12) Modal saham dan pos ekuitas lainnya 2. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan laporan yang berisi akun-akun nominal yakni mengenai penghasilan, biaya, rugi laba yang

23 diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu (Munawir, 2006: 26). Tujuan pokok laporan laba rugi adalah melaporkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakaup pos-pos berikut (PSAK No.1 Paragraf 56, Revisi 2009) : 1) Pendapatan 2) Laba rugi usaha 3) Beban pinjaman 4) Bagian dari laba atau rugi perusahan afiliasi dan asosiasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas 5) Beban Pajak 6) Laba atau rugi dari aktivitas normal perushaan 7) Pos luar biasa 8) Hak minoritas 9) Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan 3. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas menggambarakan perubahan ekuitas atau peningkatan modal perusahaan yang diperoleh dari modal awal perusahaan ditambah dengan laba bersih dan kemudian diselisihkan dengan prive, dan hasil akhirnya adalah ekuitas

24 akhir perusahaan. Dari ekuitas akhir inilah perusahaan baru bisa menyusun laporan keuangan berikutnya yakni Neraca.Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan (PSAK No.1 Paragraf 66, Revisi 2009) : 1) Laba rugi bersih periode yang bersangkutan 2) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas 3) Pengaruh komulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait 4) Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik 5) Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahan 6) Rekonsiliasi antar nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dna cadangan ada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran dividen, menggambarkan jumlah

25 keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan. 4. Laporan Arus Kas Laporan arus kas dapat memberikan gambaran yang berisi informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang (PSAK No. 2, 2009). Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan. 5. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat catatan atas laporan keuangan. Dari laporan arus kas inilah pengguna akan lebih memahami adanya sebab-sebab serta perubahan terhadap akun-akun pada laporan keuangan serta informasi-informasi penting perusahaan. Catatan atas laporan

26 keuangan mengungkapkan (PSAK No.1 Paragraf 68, Revisi2009 ) : 1) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting. 2) Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas. 3) Informasi tambahan yang disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar. C. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sangat penting bagi analis untuk dapat menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan. Dimana laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen, dan lainnya (Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007 : 1). Fahmi (2011 : 45) menyebutkan bahwa Analisis Laporan Keuangan merupakan analisis yang dimulai dengan laporan keuangan dasar yaitu dari neraca (balancesheet), perhitungan rugi laba (income statement), dan laporan arus kas (cash flow statement) dan kemudian akan menjadi lebih jelas bila seorang analis melihat catatan atas laporan keuangan perusahaan yang berisi informasi-informasi penting dan penyebab peningkatan dan penurunan tiap-

27 tiap akun dalam laporan keuangan. Dan akan lebih baik lagi ketika seorang analis menghubungkannnya dengan menggunakan pola historis perusahaan tersebut, yang dilihat perhitungan pada sejumlah tahun guna menentukan apakah perusahaan membaik atau memburuk, atau melakukan perbandingan dengan perusahaan lain dalam industry yang sama. Jumingan (2006 : 42) menyebutkan bahwa analisis laporan keuangan menggambarkan keadaan perusahaan, dari analisis inilah akan diketahui kecenderungan atau trend yang mempengaruhi keadaan perusahaan mengalami peningkatan atau sebaliknya mengalami. Menurut Hanafi dan Halim (2003 : 5) Analisis Laporan Keuangan pada dasarnya merupakan untuk mengetahui tingat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat resiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Karena analisis laporan keuangan akan sangat membantu pihak-pihak tertentu dalam mendefinisikan dan menafsirkan keadaan perusahaan pada periode tersebut dan periode yang akan datang. Sedangkan menurut Subramanyam dan Wild ( 2008 : 4) Analisis Laporan Keuangan (financial statement analysis) adalah alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk mneghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis. Analisis laporan keuangan mengurangi ketergantungan pada firasat, tebakan, dan intuisi dalam pegambilan keputusan, serta mengurangi ketidakpastian analisis bisnis.

28 a. Tujuan Analisis Laporan Keuangan Berikut ini adalah beberapa tujuan dari Analisis Laporan Keuangan (Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007 : 6) : 1. Investasi Saham Membantu calon investor untuk bisa mengetahui keadaan perusahaan dan tingkat keuntungan yang diterima untuk masa yang akan datang. 2. Pemberian Kredit Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi dan melunasi pinjaman jangka pendek maupun jangka panjang beserta dengan biaya bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut. 3. Pemerintah Analisis Laporan Keuangan digunakan untuk membantu pemerintah dalam menentukan besarnya pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan. 4. Analisis Internal Analisis Laporan Keuangan ini berguna untuk membantu pihak internal perusahaan atau pihak managemen dalam mengetahui kondisi keuangan perusahaan dan perkembangan pada perusahaan. Informasi yang ada dalam laporan keuangan digunakan managemen untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan perencanaan serta mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan.agar pada periode mendatang perubahan strategi kinerja manajemen mampu untuk meningkatkan proforma perusahaan.

29 D. Metode Analisis Laporan Keuangan Metode Analisis Laporan Keuangan adalah cara yang digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan sehinggga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut apabila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya (misalnya : laporan keuangan perusahaan lainnya). Tujuan dari setiap metode adalah untuk menyederhanakan data sehingga data lebih mudah dimengerti.pertama-tama menganalisis harus mengklasifikasi, mengornanisir atau mengumpulkan data yang diperlukan, mengukur, kemudian menganalisis dan menginpretasikan sehingga data menjadi lebih dapat dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan.( Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007 : 9).Ada dua metode analisis yang sering digunakan yaitu : 1. Analisis Vertikal Analisis vertikal yaitu membandingkan data rasio keuangan perusahaan dengan rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri untuk periode waktu yang sama. Biasanya analisis vertikal disebut juga sebagai metode analisis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk satu periode saja tanpa mengetahui perkembangannya (Fahmi, 2011 : 50 ; Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007 : 9)

30 2. Analisis Horizontal Analisis horizontal yaitu membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dari tahun-tahun yang lalu dengan tujuan agar dapat mengetahui trend dari rasio-rasio perusahaan selama kurun waktu tertentu.analisis horizontal disebut juga sebagai metoda analisis dinamis (Fahmi, 2011 : 50 ; Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007 : 9) Teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis keuangan adalah sebagai berikut : E. Analisis Rasio 1. Analisis rasio merupakan analisis yang memberikan gambaran mengenai hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan Common-Size Analysis. Analisis Common-size disusun dengan jalan menghitung tiap-tiap rekening dalam Laporan Laba/Rugi dan Neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk Laporan Laba/Rugi) atau dari total aktiva (untuk Neraca).Analisis common-size dihitung dengan menghitung persentase setiap item dalam Neraca terhadap total aktiva (dalam common-size Neraca), atau menghitung persentase setiap item Laporan Laba/Rugi terhadap total penjualan (dalam common-size Laporan Laba/Rugi).Analisis common-size membuat laporan keuangan menjadi lebih mudah dipahami dan memudahkan pembacadata-data keuangan untuk beberapa periode atau untuk mencari trend-trend tertentu (Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007 : 9)

31 2. Comparative Analysis Comparative analysis adalah analisis yang didasarkan pada laporan keuangan yang akan melibatkan beberapa perbandingan baik terhadap perusahaan lainnya atau terhadap data pada periode-periode sebelumnya. Rasio-rasio atau data-data keuangan yang telah dihitung untuk suatu perusahaan bisa dibandingkan dengan data masa lalu dan juga dengan data keuangan perusahaan lain agar diperoleh intrepretasi yang lebih baik. Analisis yang dilakukan dengan membandingkan data keuangan dengan data-data masa lalu maka disebut analisis time-series. Selain itu, analisis perbandingan juga bisa dilakukan dengan membandingkan data keuangan perusahan dengan data perusahaan lain atau rata-rata industry yang disebut dengan analisis cross-section (Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007 : 10). 3. Ratio Analysis Analisis rasio keuangan ada lima yakni rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas dan rasio pasar. Dari lima rasio inilah dapat memberikan prospek dan proforma perusahaan pada masa yang akan mendatang. Analisis rasio merupakan metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam Neraca atau Laporan Laba/Rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabung-gabungkan angkaangka di dalam atau antara Laporan Laba/Rugi dan Neraca.Analisis rasio keuangan dapat menghilangkan pengaruh ukuran perusahaan. Faktor prospek dan resiko tersebut akan memepengaruhi harapan investor terhadap

32 perusahaan pada masa-masa mendatang (Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007 : 10) Menurut Jumingan(2006 : 118) rasio dalam laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan informasi mengenai hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsurunsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Analisis rasio pada analisis laporan keuangan merupakan angka-angka yang dibandingkan dan terdapat dalam laporan keuangan yang memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan, perbandingan ini dilakukan secara relatif sehingga akan menghindari terjadinya kesalahan penafsiran.sedangkan menurut Hanafi dan Halim (2005 : 76) menyatakan bahwa pada dasarnya analisa rasio dapat dikelompokkan menjadi lima macam kategori, yaitu : a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relative terhadap hutang jangka lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan) (Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007 : 21). Rasio ini dibedakan menjadi : 1) Rasio Lancar Rasio lancar merupakan rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang lancar, dimana rasio ini menunjukkan besarnya

33 kas yang dimiliki perusahaan ditambah asset-asset yang dapat diubah menjadi kas dalam waktu satu tahun, relatif terhadap hutang-hutang yang jatuh tempo dalam jangka waktu dekat atau tidak lebih dari satu tahun (Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007 : 22). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus : Rasio Lancar = Aktiva Lancar Hutang Lancar 2) Rasio Cepat Rasio lancar yang sering disebut rasio quick atau rasio acid-test. Rasio ini menggunakan asset-aset yang akan berubah menjadi kas dengan lebih cepat. Karena persediaan dianggap sebagai aktiva lancar yang paling lama untuk berubah menjadi kas, maka dalam perhitungan rasio quick persediaan dikeluarkan dari asset lancar. Sehingga aktiva lancar akan diselisihkan dengan persediaan. Dengan demikian aktiva lancar yang dimasukkan adalah kas, surat-surat berharga, dan piutang (Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007 : 22). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus : Rasio Cepat = Aktiva Lancar-Persediaan Hutang lancar 3) Rasio Kas Rasio kas menunjukkan aktiva lancar yang paling likuid (mudah dicairkan atau diuangkan) dan dapat digunakan segera untuk memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan.dalam perhitungan

34 rasio kas, sejumlah kas dan setara kas ini lah yang akan dibandingkan dengan hutang lancar untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menutup hutang lancar dengan asset perusahaan yang paling likuid yakni kas dan setara kas. Dalam menghitung rasio ini, baik persediaan maupun piutang dikeluarkan dari aktiva lancar (Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007 : 23). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus : Rasio Kas = Kas dan setara kas + investasi jangka pendek Hutang Lancar b. Rasio solvabilitas Rasio solvabilitas menunjukkan kemapuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya dengan demikian memfokuskan pada sisi kanan neraca yakni hutang dan modal perusahaan (Subramanyam dan Wild, 2010 : 46 ; Fahmi, 2011 :81 ). Rasio ini dapat dibedakan menjadi : 1) Rasio Total Hutang terhadap Total Aset Rasio total hutang terhadap total aset ini sering disebut juga dengan leverage ratio. Rasio ini merupakan rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage (utang ekstrem) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang lebih tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut, sehingga sebaiknya

35 perusahaan harus menyeimbangkan berapa utang yang layak diambil dan dari mana sumber-sumber yang dapat dipakai untuk membayar utang (Fahmi, 2011 : 62). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus : Rasio Total Hutang terhadap Total Aset = Total Hutang Total Aset 2) Rasio TIE Rasio TIE atau Time Interest Earned Ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dengan laba sebelum bunga pajak atau menghitung seberapa besar laba bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup beban tetapyakni biaya bunga. Rasio yang tinggi menunjukkan situasi yang penggunaan hutang (penggunaan financial leverage) perusahan.namun sebaliknya, rasio yang rendah memerlukan perhatian dari pihak manajemen dalam memperbaiki kinerja manajemen terhadap biaya bunga (Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007 : 33). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus : Rasio TIE = Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) Bunga

36 3) Rasio Fixed Charge Coverage Rasio Fixed Charge Coverage merupakan rasio yang menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar beban tetap, termasuk biaya bunga. Rasio ini memperhitungkan bunga, karena meskipun bunga bukan hutang, tetapi bunga merupakan beban tetap dan mengurangi kemampuan hutang (debt capacity) perusahaan (Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007 : 34). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus : Rasio Fixed Charge Coverage = EBIT + Biaya Bunga Biaya Bunga c. Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur keefektivitasan manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik pula kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan (Fahmi, 2011 :68).Rasio ini dibedakan menjadi : 1) Rasio Profit Margin Rasio profit margin merupakan rasio yang menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini juga menunjukkan kemampuan perusahaan dalam meminimalisir biaya-biaya

37 (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu (Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007 : 30). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus : Rasio profit Margin = Laba Bersih Penjualan 2) Rasio ROA Rasio ROA (Return on Aset) atau juga yang sering disebut sebagai ROI (Return on Investment) merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dengan asset yang dimilikinya untuk menghasilkan keuntungan atau laba perusahaan (Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007 : 31). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus : ROA = Laba Bersih Total Aset 3) Rasio ROE Rasio ROE atau Return on Equity merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan yang didasarkan pada modal perusahaan sendiri untuk menghasilkan suatu keuntungan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus : Rasio ROE = Laba Bersih Modal Saham

38 F. Analisis Kinerja a. Kinerja Keuangan Menurut Fahmi (2011 : 12) menyatakan bahwa definisi kinerja keuangan merupakan suatu analisa yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturanaturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. b. Hubungan Rasio Keuangan dan Kinerja Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan suatu instrument prestasi perusahaan yag menjelaskan mengenai berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi dimasa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut dimasa yang akan mendatang, dan kemudian memperlihatkan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan (Warsidi dan Bambang, 2000).