BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anggaran adalah Sesuatu yang paling vital bagi Negara untuk menjalankan pemerintahan. Pengertian anggaran (budget) menurut Glenn A Welsch adalah Profit planning and control may be broadly as de fined as sistematic and formalized approach for accomplishing the planning, coordinating and control responsibility of management". Dan menurut Mulyadi (2001:488), Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran dikaitkan dengan fungsi-fungsi dasar manajemen yang meliputi fungsi perencanaan, koordinasi dan pengawasan.jadi bila anggaran dihubungkan dengan fungsi dasar manajemen maka anggaran meliputi fungsi perencanaan, pengarahkan, pengorganisasi dan pengawasan. Di Indonesia anggaran Negara setiap tahun disusun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada suatu tahun secara sederhana bisa diibaratkan dengan anggaran rumah tangga ataupun anggaran perusahaan yang memiliki dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran.penyusunan anggaran senantiasa dihadapkan pada ketidakpastian pada kedua sisi. Ketidakpastian yang dihadapi rumah tangga dan perusahaan dalam 1
menyusun anggaran juga dihadapi oleh para perencana anggaran negara yang bertanggung jawab menyusun Rencana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (RAPBN) yang akan menjadi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) nantinya setelah disahkan oleh pemerintah dengan persetujuan DPR. APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Sedangkan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah didanai dari dan atas beban APBD. Seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah baik dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa pada tahun anggaran yang berkenaan harus dianggarkan dalam APBD.Setiap penganggaran penerimaan dan pengeluaran dalam APBD harus memiliki dasar hukum penganggaran. Anggaran belanja daerah diprioritaskan untuk melaksanakan kewajiban pemerintah daerah sebagaimana ditetapkann dalam peraturan perundang-undangan. Padahakekatnya anggaran daerah (APBD) merupakan salah satu alat untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan otonomi daerahyang luas, nyata dan bertanggungjawab. Dengan demikian APBD harus benar-benardapat mencerminkan kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan potensi-potensi keanekaragaman daerah (Lasminingsih, 2004 : 223) 2
Proses penyusunan anggaran baik itu APBN atau APBD seringkali menjadi isu penting yang menjadi sorotan masyarakat,oleh karena itu pembuatan laporan pertanggung jawaban anggaran menjadi sangat penting. Menurut Mustopadidjaja (2003), pertanggungjawaban merupakan ujung dari siklus anggaran, setelah perencanaan dan pelaksanaan. Inti dalam pertanggungjawaban adalah evaluasi, evaluasi kinerja, dan akuntabilitas. Dalam mempertanggungjawabkan keuangan Negara yang dipercayakan Rakyat, Pemerintah menggunakan Laporan Keuangan sebagai alat pertanggung jawaban.informasi yang terkandung dalam Laporan Keuangan yang dibuat Pemerintah dipergunakan untuk kepentingan masyarakat umum, wakil rakyat, serta Pemerintah sendiri. Seiring berkembangnya tekonolog informasi, laporan pertanggungjawaban saat ini khususnya pada laporan pengelolaan keuangan daerah dapat disusun menggunakan sebuah sistem yang dinamakan SIPKD (Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah).Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah SIPKD adalah aplikasi terpadu yang dipergunakan sebagai alat bantu pemerintah daerah yang digunakan meningkatkan efektifitas implementasi dari berbagai regulasi bidang pengelolaan keuangan daerah yang berdasarkan pada asas efesiensi, ekonomis, efektif, transparan, akuntabel dan auditabel. Aplikasi ini juga merupakan salah satu manifestasi aksi nyata fasilitasi dari Kementerian Dalam Negeri kepada pemerintah daerah dalam bidang pengelolaan keuangan daerah, dalam rangka penguatan persamaan persepsi sistem dan prosedur 3
pengelolaan keuangan daerah dalam penginterpretasian dan pengimplementasian berbagai peraturan perundang-undangan. Dengan latar belakang tersebut Penulis mengambil judul Pengoperasian SIPKD Berbasis Akrual Pada Laporan Pertanggungjawaban Pengelola Keuangan DISHUTBUN Daerah Istimewa Yogyakarta 1.2 Batasan Masalah Karena keterbatasan waktu, dana dan kemampuan, maka penulisan tugas akhir ini akan dibatasi dan difokuskan pada SIPKD Pertanggungjawaban APBD DISHUTBUN di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. 1.3 Rumusan Masalah Bagaimana cara pengoprasian SIPKD sebagai sistem pengelolaan pertanggung jawaban APBD? 1.4 Jenis dan Sumber Data 1) Data Primer Menurut Moh. Nazir (2013:39) data primer merupakan sumber-sumber dasar yang merupakan bukti atau saksi utama dari kejadian yang lalu. 2) Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak secara langsung, maupun diperoleh dari pengkajian pustaka yang ada atau bahan acuan yang lain. Penyusun mendapatkan data dari sumber lainnya misalnya dengan membaca 4
buku-buku laporan, slip, form, majalah ilmiah, catatan statistik, dokumen dan lain sebagainya saat pengamatan. 1.5 Metode Penelitian 1.5.1 Metode Interview Metode pengumpulan data dengan mengadakan komunikasi secara langsung dengan subyek yang diteliti berdasarkan situasi yang sebenarnya. Interview merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan jelas dan dilakukan secara sistematis berdasarkan tujuan penelitian. 1.5.2 Metode Observasi Suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati segala sesuatu dari sumber datanya. 1.5.3 Metode Dokumentasi Metode pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen-dokumen, laporan-laporan yang ada ditempat pelaksanaan magang baik yang disalin dengan fotocopy, discan, maupun yang diketik. 1.6 Tujuan Penelitian berikut : Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian sebagai 5
1) Tujuan Operasional Untuk mengetahui cara kerja SIKPD Pada Laporan Pertanggungjawaban Pengelola Keuangan DISHUTBUN Daerah Istimewa Yogyakarta. 2) Tujuan Fungsional Hasil penelitian yang telah terangkum akan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak sebagai sumbangan ilmu pengetahuan, menambah wawasan dan bisa menjadi bahan pemikiran dalam mengambil kebijakan dibidang pengelolaan keuangan Daerah. 3) Tujuan Individual a) Meningkatkan pengetahuan penulis tentang pengelolaan keuangan Daerah dan diharapkan akan berguna bagi pihak-pihak yang berminat terhadap masalah yang sama. b) Penelitian ini dilakukan guna memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Manajemen Adminitrasi. 6