GEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. ii Denpasar Aquatic Centre

BAB I PENDAHULUAN. Aquatic Arena di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan

Ichsan Ahmadi

meningkat dari tahun 2013 dengan jumlah atlet 250, tahun 2014 dengan jumlah atlet 297, dan pada tahun 2015 dengan jumlah atlet renang 311.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

T U G A S A K H I R 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Landasan Konseptual Perancangan Gedung Olahraga Air di Denpasar GEDUNG OLAHRAGA AIR Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. (

BAB I PENDAHULUAN. mental, manusia juga dapat saling berinteraksi dengan sesamanya dan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Kolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

REDESAIN STADION DAN SPORT HALL JATIDIRI SEMARANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang. dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek

AKADEMI SEPAKBOLA INTERNASIONAL LIVERPOOL FC MEDAN 04/24/2014 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan

REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Fasilitas Wisata Air di Blahkiuh 1

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SAMBUTAN SEKRETARIS KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA. Assalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BULUTANGKIS USIA DINI DI SEMARANG TUGAS AKHIR PERIODE 127/49 BAB I PENDAHULUAN

SPORTS CENTER DI KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Pendidikan Atlet Binaan

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan

PUSDIKLAT BULUTANGKIS DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TUGAS AKHIR 135 STADION AKUATIK DI SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indon

BAB I PENDAHULUAN. SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN SEPAKBOLA DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vii Daftar Tabel... x

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN PUSAT PELATIHAN NASIONAL ATLET PARALIMPIK I - 1

MEMBENAHI SISTEM PEMBINAAN OLAHRAGA KITA Oleh: Agus Mahendra

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (2005:

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI D AN KESEIMBANGAN D ENGAN KECEPATAN SPRINT 300 METER PAD A OLAHRAGA SEPATU ROD A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

P P L M Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP 2013 DATA DAN INFORMASI PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN

Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram...

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Sport Hall

GELANGGANG OLAH RAGA DIKABUPATEN KENDAL

KOMPLEK OLAH RAGA DI TANGGERANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2009 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perencanaan Club Renang Lumba-Lumba Binjai. dapat disimpulkan bahwa perencanaan meliputi, program latihan dan sarana

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh.

Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Hari Olahraga Nasional di Yogyakarta tgl. 17 Okt 2013 Kamis, 17 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Olahraga berkembang

L2

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

Uji keberbakatan atlet panahan usia tahun melalui sport search

DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) SOLO FUTSAL CENTER

KOMPLEKS OLAHRAGA SURABAYA DI JAWA TIMUR Penekanan Desain Arsitektur High - Tech

Studi tentang pembinaan prestasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) kabupaten Wonogiri periode kepengurusan tahun

PERERENCANAAN GELANGGANG OLAHRAGA DI KAWASAN HUTAN KOTA BEKASI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul 1. Pusat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pusat adalah pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sehari-hari, walaupun kini berbagai krisis melanda bangsa kita.

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal tersebut mendorong Indonesia secara umum dan Kota Medan secara

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

PUSAT PELATIHAN BASKET KLUB SAHABAT SEMARANG BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Pada Bab 1 ini akan dijabarkan mengenai latar belakang diperlukannya Gedung Olahraga Air Di Denpasar, rumusan masalah, tujuan, serta metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan Landasan Konseptual Tugas Akhir ini. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia. Jumlah penduduk di Indonesia ini memberikan banyak potensi sumber daya manusia yang baik dan siap untuk memajukan nama bangsa. Salah satu dari potensi tersebut adalah berupa atlet-atlet olahraga kelas internasional yang dapat mengharumkan nama bangsa. Hal ini telah terbukti dengan beberapa prestasi yang telah diukirkan sebelumnya pada ajang-ajang olahraga seperti olimpiade. Kondisi geografis Indonesia yang berupa negara maritim menyebabkan olahraga air adalah salah satu cabang yang sudah akrab di masyarakat. Cabang-cabang yang terdapat dalam olahraga air diantaranya renang, loncat indah, selam, renang sinkronisasi, polo air, paralayar dan selancar, dan jenis olahraga air yang dapat dilakukan dalam ruangan adalah renang, loncat indah, renang sinkronisasi, dan polo air. Keberadaan fasilitas olahraga air yaitu kolam renang di Indonesia diawali dengan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda sejak sebelum kemerdekaan. Akan tetapi pada waktu itu, kesempatan bagi orang-orang Indonesia untuk belajar berenang tidak mungkin, sampai akhirnya pada tahun 1927 dibentuk perserikatan olahraga renang daerah pertama di Jawa Timur. Sejak saat itu pula mulai diadakan pertandingan maupun antar daerah. Bahkan pada kejuaraan-kejuaraan tersebut, diciptakan prestasi-prestasi yang menjadi rekor di negeri Belanda. 1 Perkembangan prestasi para atlet Indonesia selanjutnya dapat dilihat melalui kegiatan olahraga yang pada umumnya diikuti baik di tingkat nasional maupun internasional yaitu PON, Sea 1 Sejarah Olahraga Air. http://www.koni.or.id/index.php/section/sports/sportid/aq/ 3 Oktober 2011 1

Games, Asian Games, dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir telah diselenggarakan pada tahun 2008 di Provinsi Kalimantan Timur dengan juara umum diraih Provinsi Jawa Timur. Di ajang internasional, Indonesia mengalami penurunan prestasi olahraga. Peningkatan mulai terjadi pada Asian Games XVI tahun 2010, Indonesia meraih peringkat ke 15. Menurut Kementerian Pemuda dan Olahraga penurunan prestasi ini akibat kurang banyaknya muncul bibit baru karena penyediaan sarana dan prasarana olahraga yang tidak merata dan memadai. 2 Pemerintah tentu saja tidak tinggal diam tentang masalah itu. Salah satu tempat pembibitan dan pembinaan olahraga bagi para atlet muda yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi olahraga di Indonesia adalah Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP). Pada umumnya sarana dan prasarana yang tersedia di PPLP adalah gedung asrama sebagai tempat menginap para atlet pelajar, gedung sekolah sebagai tempat mereka menuntut ilmu, lapangan olahraga, dan peralatan olahraga yang dapat menunjang selama mereka berlatih. Namun, tidak semua PPLP mempunyai sarana dan prasarana yang cukup memadai sebagai tempat pembinaan dan pelatihan olahraga, bahkan di beberapa daerah cenderung memiliki sarana dan prasarana yang sangat minim. Pada olahraga air sendiri banyak daerah yang tidak memiliki kolam renang yang sesuai dengan standar, bahkan beberapa daerah tidak mempunyai kolam renang khusus sama sekali dan meminjam kolam renang publik sebagai sarana pelatihan. Seseorang melakukan olahraga dengan maksud dan tujuan tertentu. Hasil Susenas 2009 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk yang berolahraga (69,7 persen) melakukannya dengan tujuan menjaga kesehatan. Sementara itu, hanya sebagian kecil saja yang melakukan olahraga dengan tujuan prestasi (6,8 persen) dan rekreasi (2,9 persen). Pada umumnya (63,9 persen) penduduk berolahraga dengan frekuensi hanya satu hari dalam seminggu, dengan intensitas tidak lebih dari satu jam dalam sehari. 3 Jenis olahraga yang paling sering dilakukan penduduk adalah jenis olahraga ringan seperti berlari dan senam (SKJ dan senam lainnya). Olahraga air sendiri merupakan tiga yang terbawah, yaitu hanya 1,1% dari keseluruhan jenis olahraga. Bagi masyarakat yang maju dan modern kegiatan olahraga sudah menjadi kebutuhan dalam kehidupan 2 Kementerian Pemuda dan Olahraga. Penyajian Data dan Informasi Statistik Keolahragaan Tahun 2010 3 Ibid 2

sehari-hari. Olahraga telah dipandang memiliki berbagai fungsi yang tidak hanya untuk mengembangkan kualitas kebugaran fisik saja, melainkan juga mengembangkan kualitas mental individu dan masyarakat secara lebih utuh dan mantap. Melalui olahraga, individu dapat mengembangkan segi-segi mental kepribadian, moral, kepemimpinan, kesetiaan, loyalitas, pengabdian, relasi intra dan interpersonal lebih baik lagi 4. Sejalan dengan itu, pengembangan kualitas mental ke arah yang lebih baik merupakan wujud dari pembinaan mutu sumber daya manusia dalam pembangunan nasional. Hal di atas menunjukkan bahwa ada kaitan yang erat antara olahraga dengan pembangunan nasional. Untuk itu perlu perhatian yang serius dari berbagai unsur yang terkait guna meningkatkan minat dan keinginan masyarakat untuk melakukan kegiatan olahraga seperti fasilitas, sarana dan prasarana, karena selain berfungsi untuk menjaga kesehatan, olahraga juga berfungsi sebagai kegiatan untuk rekreasi/hiburan dan sekaligus sebagai sarana untuk mencapai prestasi. Setiap daerah di Indonesia sebenarnya memiliki potensi sumber daya manusia berupa atlet olahraga air. Di Bali sendiri pembinaan bagi atlet-atlet olahraga renang khususnya dan olahraga air telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Bali. Pembinaan tersebut salah satunya dengan meningkatkan keikutsertaan atlet dalam kompetisi olahraga air tingkat nasional dan internasional. Selain itu, mengadakan seleksi atlet juga dilakukan dalam rangka membina atlet sekaligus menumbuhkan semangat untuk berkompetisi secara sportif. Pada tahun 2005 Pemerintah Daerah Bali juga sudah menganggarkan dana untuk pembangunan wisma atlet di Bali. Dengan kampung atlet ini, diharapkan atlet dapat secara khusus mempersiapkan diri mereka dengan maksimal sebelum bertanding serta mendapatkan pembekalan yang baik. 5 Dari data dapat dilihat bahwa sebenarnya permasalahan inti yang ada dalam keolahragaan air adalah kurangnya fasilitas olahraga air yang memadai bagi setiap daerah khususnya Bali. Misalnya tidak adanya kolam renang yang berstandar internasional, papan loncat yang sesuai standar keselamatan, ataupu peralatan lainnya yang mendukung olahraga ini. Hal ini juga menyebabkan tidak adanya sarana bagi masyarakat terhadap olahraga air, sehingga dikhawatirkan tidak munculnya bibit-bibit 4 Kementerian Pemuda dan Olahraga. 2010 5 DPRD Panggil Pimpro Wisma Atlet. http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/2/1/b20.htm/ 3 Oktober 2011 3

baru dari atlet daerah Bali yang dapat mengharumkan nama daerah khususnya dan nama bangsa secara umum. Pihak pemerintah sebenarnya telah berusaha mengatasi permasalahan ini dengan pembangunan PPLP dan wisma atlet, namun bentuk dukungan pemerintah ini masih bersifat umum untuk keseluruhan olahraga dan tidak mengkhusus bagi olahraga air itu sendiri. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Keolahragaan di Indonesia menyatakan bahwa pembangunan dari sebuah sarana olahraga sebaiknya berada pada daerah yang memiliki perkembangan keolahragaan yang pesat khususnya pada olahraga itu. Selain itu fungsi sebuah sarana olahraga tidak hanya akan menjadi area pelatihan tetapi juga harus dipikirkan tentang fasilitas kompetisi dan komersial yang dapat mendukung kemandirian dari fasilitas tersebut. Alasan tersebut menyebabkan Denpasar adalah daerah yang paling tepat dalam pembangunan sarana olahraga air. Hal ini disebabkan karena Denpasar adalah pusat dari Propinsi Bali dan jumlah atlet olahraga air serta kelompok olahraganya adalah yang terbanyak di Bali. Atlet yang berasal dari luar daerah bisa mendapatkan akomodasi dari PPLP pusat Propinsi Bali, sehingga keberadaan sarana olahraga ini dapat memberikan pengaruh timbal balik yang baik terhadap PPLP tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat disimpulkan diperlukan adanya pengadaan suatu fasilitas yang dapat mewadahi kegiatan pelatihan atlet olahraga air yang juga mampu memperkenalkan olahraga ini secara khusus ke masyarakat. Pengadaan fasilitas Gedung Olahraga Air di Denpasar ini diharapkan mampu memenuhi target-target sasaran tersebut dengan cara memberikan fasilitas bagi para calon atlet maupun atlet yang sudah profesional untuk berlatih sehingga nantinya dapat memberikan prestasi yang membanggakan bagi daerah Bali secara khusus dan Indonesia secara umum. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka permasalahan yang perlu dikaji adalah: a. Bagaimana fasilitas yang baik yang dapat menampung kegiatan pelatihan dan kompetisi atlet olahraga air kolam renang? 4

b. Apa saja spesifikasi umum dan spesifikasi khusus fasilitas Gedung Olahraga Air di Denpasar? c. Bagaimana pemrograman secara fungsional, performansi dan arsitektural dari Gedung Olahraga Air di Denpasar? d. Bagaimana konsep gedung olahraga yang tepat agar dapat memenuhi sasaran kebutuhan pelatihan bagi atlet dan calon atlet serta pengenalan olahraga air kepada masyarakat? 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari perancangan Gedung Olahraga Air di Denpasar ini adalah untuk menciptakan suatu fasilitas pelatihan atlet serta calon atlet olahraga air yang juga sekaligus sebagai bentuk pengenalan olahraga air secara khusus kepada masyarakat, yang akan ditransformasikan dalam bentuk desain arsitektur. 1.3.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari perancangan Gedung Olahraga Air di Denpasar ini antara lain: a. Untuk merancang fasilitas yang baik yang dapat menampung kegiatan pelatihan dan kompetisi atlet olahraga air kolam renang. b. Untuk mengetahui spesifikasi umum dan spesifikasi khusus fasilitas Gedung Olahraga Air di Denpasar. c. Untuk mengetahui pemrograman secara fungsional, performansi dan arsitektural dari Gedung Olahraga Air di Denpasar. d. Untuk merencanakan konsep gedung olahraga yang tepat agar dapat memenuhi sasaran kebutuhan pelatihan bagi atlet dan calon atlet serta pengenalan olahraga air kepada masyarakat. 5

1.4 Metode Perancangan Metode perancangan yang akan digunakan mengikuti metode perancangan yang merujuk pada teori proses perancangan lima langkah. 6 Proses tersebut terdiri dari permulaan, persiapan, pembuatan usulan, evaluasi, dan tindakan. Pada proses ini juga terjadi proses umpan balik yang menyempurnakan hasil dari masing-masing proses. Kelima tahap tersebut adalah sebagai berikut: a. Tahap permulaan, merupakan proses penjabaran permasalahan yang harus dipecahkan. Pada perancanaan Gedung Olahraga Air di Denpasar, proses ini terdapat pada Bab 1 yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan. Proses awal ini bertujuan unruk mengetahui sampai dimana permasalahan pada gedung olahraga air akan dipecahkan, dari segi fisik dan non fisik, secara teknis maupun non teknis. Proses awal ini akan menentukan informasi mengenai apa saja yang harus dikumpulkan. b. Tahap persiapan, yaitu tahap pengumpulan dan analisis informasi atau data mengenai permasalahan yang harus dipecahkan. Pada perancangan Gedung Olahraga Air di Denpasar tahapan ini terdapat pada Bab 2 dan Bab 3 yaitu, pemahaman gedung olahraga air, studi banding proyek sejenis, dan tinjauan Kota Denpasar. Ada 2 jenis data dilihat dari cara memperolehnya, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya serta semua keterangan yang untuk pertama kalinya diamati dan dicatat oleh peneliti. Data primer ini diperoleh melalui : - Observasi Observasi dilakukan dengan studi banding pada fasilitas sejenis dengan pengamatan langsung dengan maksud untuk mendapatkan gambaran mengenai fasilitas-fasilitas apa saja yang harus ada, penataan ruang dalamnya, dan lainnya yang dianggap perlu untuk menunjang proses perencanaan dan perancangan nantinya. Untuk perencanaan dan perancangan Gedung Olahraga Air di Denpasar ini observasi dilakukan 6 Snyder, James C. 1984. Hal. 60 6

ke fasilitas kolam renang yang terlengkap di Bali yaitu Taman Segara Madu. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain, artinya data tersebut tidak diusahakan sendiri pengumpulannya. Data sekunder diperoleh melalui : - Studi literatur Pengumpulan data penunjang sebagai bahan pertimbangan proses perencanaan dan perancangan yang terdiri dari buku-buku, jurnal, koran, internet, dan lain-lain, yang terkait dengan fasilitas-fasilitas olahraga air seperti standar-standar kolam renang, kebutuhan utilitas kolam, kebutuhan performansi kolam dan kebutuhan fasilitas pelengkap kolam renang. Selain itu diadakan juga studi banding secara tidak langsung melalui internet mengenai fasilitas gedung olahraga air sejenis yang berada di luar negeri yaitu London Aquatic Centre, Shanghai Oriental Sport Centre, Sydney International Aquatic Centre. - Studi instasional Data terkait dengan peraturan yang diperlukan dalam perancangan dapat diperoleh dari instansi terkait. Data tersebut adalah berupa Denpasar Dalam Angka, Penyajian Data dan Statistik Keolahragaan Tahun 2010, dan data fisik dari daerah Denpasar. c. Tahap pembuatan usulan, yaitu tahapan pengajuan usulan terhadap permasalahan yang dirumuskan berdasarkan informasi dan hasil analisis. Pada perancangan Gedung Olahraga Air di Denpasar, tahapan tesebut ada pada Bab 4 dan Bab, yaitu pada program dan konsep. Dari konsep selanjutnya akan ke perancangan akhir yang akan dikerjakan di studio tugas akhir. d. Tahap evaluasi, merupakan tahapan penilaian terhadap usulan yang sudah dibuat. Tahapan evaluasi sudah dimulai tahap konsep yaitu pada pengevaluasial alternatif-alternati konsep. Evaluasi ini selanjutnya juga akan terdapat pada proses pencangan akhir. 7

e. Tahap tindakan adalah tahapan desain atau pra rancangan dan detail ruangan. Tahapan ini akan dilalui pada saat memasuki studio tugas akhir. 8