BAB 1 PENDAHULUAN Pada Bab 1 ini akan dijabarkan mengenai latar belakang diperlukannya Gedung Olahraga Air Di Denpasar, rumusan masalah, tujuan, serta metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan Landasan Konseptual Tugas Akhir ini. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia. Jumlah penduduk di Indonesia ini memberikan banyak potensi sumber daya manusia yang baik dan siap untuk memajukan nama bangsa. Salah satu dari potensi tersebut adalah berupa atlet-atlet olahraga kelas internasional yang dapat mengharumkan nama bangsa. Hal ini telah terbukti dengan beberapa prestasi yang telah diukirkan sebelumnya pada ajang-ajang olahraga seperti olimpiade. Kondisi geografis Indonesia yang berupa negara maritim menyebabkan olahraga air adalah salah satu cabang yang sudah akrab di masyarakat. Cabang-cabang yang terdapat dalam olahraga air diantaranya renang, loncat indah, selam, renang sinkronisasi, polo air, paralayar dan selancar, dan jenis olahraga air yang dapat dilakukan dalam ruangan adalah renang, loncat indah, renang sinkronisasi, dan polo air. Keberadaan fasilitas olahraga air yaitu kolam renang di Indonesia diawali dengan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda sejak sebelum kemerdekaan. Akan tetapi pada waktu itu, kesempatan bagi orang-orang Indonesia untuk belajar berenang tidak mungkin, sampai akhirnya pada tahun 1927 dibentuk perserikatan olahraga renang daerah pertama di Jawa Timur. Sejak saat itu pula mulai diadakan pertandingan maupun antar daerah. Bahkan pada kejuaraan-kejuaraan tersebut, diciptakan prestasi-prestasi yang menjadi rekor di negeri Belanda. 1 Perkembangan prestasi para atlet Indonesia selanjutnya dapat dilihat melalui kegiatan olahraga yang pada umumnya diikuti baik di tingkat nasional maupun internasional yaitu PON, Sea 1 Sejarah Olahraga Air. http://www.koni.or.id/index.php/section/sports/sportid/aq/ 3 Oktober 2011 1
Games, Asian Games, dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir telah diselenggarakan pada tahun 2008 di Provinsi Kalimantan Timur dengan juara umum diraih Provinsi Jawa Timur. Di ajang internasional, Indonesia mengalami penurunan prestasi olahraga. Peningkatan mulai terjadi pada Asian Games XVI tahun 2010, Indonesia meraih peringkat ke 15. Menurut Kementerian Pemuda dan Olahraga penurunan prestasi ini akibat kurang banyaknya muncul bibit baru karena penyediaan sarana dan prasarana olahraga yang tidak merata dan memadai. 2 Pemerintah tentu saja tidak tinggal diam tentang masalah itu. Salah satu tempat pembibitan dan pembinaan olahraga bagi para atlet muda yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi olahraga di Indonesia adalah Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP). Pada umumnya sarana dan prasarana yang tersedia di PPLP adalah gedung asrama sebagai tempat menginap para atlet pelajar, gedung sekolah sebagai tempat mereka menuntut ilmu, lapangan olahraga, dan peralatan olahraga yang dapat menunjang selama mereka berlatih. Namun, tidak semua PPLP mempunyai sarana dan prasarana yang cukup memadai sebagai tempat pembinaan dan pelatihan olahraga, bahkan di beberapa daerah cenderung memiliki sarana dan prasarana yang sangat minim. Pada olahraga air sendiri banyak daerah yang tidak memiliki kolam renang yang sesuai dengan standar, bahkan beberapa daerah tidak mempunyai kolam renang khusus sama sekali dan meminjam kolam renang publik sebagai sarana pelatihan. Seseorang melakukan olahraga dengan maksud dan tujuan tertentu. Hasil Susenas 2009 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk yang berolahraga (69,7 persen) melakukannya dengan tujuan menjaga kesehatan. Sementara itu, hanya sebagian kecil saja yang melakukan olahraga dengan tujuan prestasi (6,8 persen) dan rekreasi (2,9 persen). Pada umumnya (63,9 persen) penduduk berolahraga dengan frekuensi hanya satu hari dalam seminggu, dengan intensitas tidak lebih dari satu jam dalam sehari. 3 Jenis olahraga yang paling sering dilakukan penduduk adalah jenis olahraga ringan seperti berlari dan senam (SKJ dan senam lainnya). Olahraga air sendiri merupakan tiga yang terbawah, yaitu hanya 1,1% dari keseluruhan jenis olahraga. Bagi masyarakat yang maju dan modern kegiatan olahraga sudah menjadi kebutuhan dalam kehidupan 2 Kementerian Pemuda dan Olahraga. Penyajian Data dan Informasi Statistik Keolahragaan Tahun 2010 3 Ibid 2
sehari-hari. Olahraga telah dipandang memiliki berbagai fungsi yang tidak hanya untuk mengembangkan kualitas kebugaran fisik saja, melainkan juga mengembangkan kualitas mental individu dan masyarakat secara lebih utuh dan mantap. Melalui olahraga, individu dapat mengembangkan segi-segi mental kepribadian, moral, kepemimpinan, kesetiaan, loyalitas, pengabdian, relasi intra dan interpersonal lebih baik lagi 4. Sejalan dengan itu, pengembangan kualitas mental ke arah yang lebih baik merupakan wujud dari pembinaan mutu sumber daya manusia dalam pembangunan nasional. Hal di atas menunjukkan bahwa ada kaitan yang erat antara olahraga dengan pembangunan nasional. Untuk itu perlu perhatian yang serius dari berbagai unsur yang terkait guna meningkatkan minat dan keinginan masyarakat untuk melakukan kegiatan olahraga seperti fasilitas, sarana dan prasarana, karena selain berfungsi untuk menjaga kesehatan, olahraga juga berfungsi sebagai kegiatan untuk rekreasi/hiburan dan sekaligus sebagai sarana untuk mencapai prestasi. Setiap daerah di Indonesia sebenarnya memiliki potensi sumber daya manusia berupa atlet olahraga air. Di Bali sendiri pembinaan bagi atlet-atlet olahraga renang khususnya dan olahraga air telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Bali. Pembinaan tersebut salah satunya dengan meningkatkan keikutsertaan atlet dalam kompetisi olahraga air tingkat nasional dan internasional. Selain itu, mengadakan seleksi atlet juga dilakukan dalam rangka membina atlet sekaligus menumbuhkan semangat untuk berkompetisi secara sportif. Pada tahun 2005 Pemerintah Daerah Bali juga sudah menganggarkan dana untuk pembangunan wisma atlet di Bali. Dengan kampung atlet ini, diharapkan atlet dapat secara khusus mempersiapkan diri mereka dengan maksimal sebelum bertanding serta mendapatkan pembekalan yang baik. 5 Dari data dapat dilihat bahwa sebenarnya permasalahan inti yang ada dalam keolahragaan air adalah kurangnya fasilitas olahraga air yang memadai bagi setiap daerah khususnya Bali. Misalnya tidak adanya kolam renang yang berstandar internasional, papan loncat yang sesuai standar keselamatan, ataupu peralatan lainnya yang mendukung olahraga ini. Hal ini juga menyebabkan tidak adanya sarana bagi masyarakat terhadap olahraga air, sehingga dikhawatirkan tidak munculnya bibit-bibit 4 Kementerian Pemuda dan Olahraga. 2010 5 DPRD Panggil Pimpro Wisma Atlet. http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/2/1/b20.htm/ 3 Oktober 2011 3
baru dari atlet daerah Bali yang dapat mengharumkan nama daerah khususnya dan nama bangsa secara umum. Pihak pemerintah sebenarnya telah berusaha mengatasi permasalahan ini dengan pembangunan PPLP dan wisma atlet, namun bentuk dukungan pemerintah ini masih bersifat umum untuk keseluruhan olahraga dan tidak mengkhusus bagi olahraga air itu sendiri. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Keolahragaan di Indonesia menyatakan bahwa pembangunan dari sebuah sarana olahraga sebaiknya berada pada daerah yang memiliki perkembangan keolahragaan yang pesat khususnya pada olahraga itu. Selain itu fungsi sebuah sarana olahraga tidak hanya akan menjadi area pelatihan tetapi juga harus dipikirkan tentang fasilitas kompetisi dan komersial yang dapat mendukung kemandirian dari fasilitas tersebut. Alasan tersebut menyebabkan Denpasar adalah daerah yang paling tepat dalam pembangunan sarana olahraga air. Hal ini disebabkan karena Denpasar adalah pusat dari Propinsi Bali dan jumlah atlet olahraga air serta kelompok olahraganya adalah yang terbanyak di Bali. Atlet yang berasal dari luar daerah bisa mendapatkan akomodasi dari PPLP pusat Propinsi Bali, sehingga keberadaan sarana olahraga ini dapat memberikan pengaruh timbal balik yang baik terhadap PPLP tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat disimpulkan diperlukan adanya pengadaan suatu fasilitas yang dapat mewadahi kegiatan pelatihan atlet olahraga air yang juga mampu memperkenalkan olahraga ini secara khusus ke masyarakat. Pengadaan fasilitas Gedung Olahraga Air di Denpasar ini diharapkan mampu memenuhi target-target sasaran tersebut dengan cara memberikan fasilitas bagi para calon atlet maupun atlet yang sudah profesional untuk berlatih sehingga nantinya dapat memberikan prestasi yang membanggakan bagi daerah Bali secara khusus dan Indonesia secara umum. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka permasalahan yang perlu dikaji adalah: a. Bagaimana fasilitas yang baik yang dapat menampung kegiatan pelatihan dan kompetisi atlet olahraga air kolam renang? 4
b. Apa saja spesifikasi umum dan spesifikasi khusus fasilitas Gedung Olahraga Air di Denpasar? c. Bagaimana pemrograman secara fungsional, performansi dan arsitektural dari Gedung Olahraga Air di Denpasar? d. Bagaimana konsep gedung olahraga yang tepat agar dapat memenuhi sasaran kebutuhan pelatihan bagi atlet dan calon atlet serta pengenalan olahraga air kepada masyarakat? 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari perancangan Gedung Olahraga Air di Denpasar ini adalah untuk menciptakan suatu fasilitas pelatihan atlet serta calon atlet olahraga air yang juga sekaligus sebagai bentuk pengenalan olahraga air secara khusus kepada masyarakat, yang akan ditransformasikan dalam bentuk desain arsitektur. 1.3.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari perancangan Gedung Olahraga Air di Denpasar ini antara lain: a. Untuk merancang fasilitas yang baik yang dapat menampung kegiatan pelatihan dan kompetisi atlet olahraga air kolam renang. b. Untuk mengetahui spesifikasi umum dan spesifikasi khusus fasilitas Gedung Olahraga Air di Denpasar. c. Untuk mengetahui pemrograman secara fungsional, performansi dan arsitektural dari Gedung Olahraga Air di Denpasar. d. Untuk merencanakan konsep gedung olahraga yang tepat agar dapat memenuhi sasaran kebutuhan pelatihan bagi atlet dan calon atlet serta pengenalan olahraga air kepada masyarakat. 5
1.4 Metode Perancangan Metode perancangan yang akan digunakan mengikuti metode perancangan yang merujuk pada teori proses perancangan lima langkah. 6 Proses tersebut terdiri dari permulaan, persiapan, pembuatan usulan, evaluasi, dan tindakan. Pada proses ini juga terjadi proses umpan balik yang menyempurnakan hasil dari masing-masing proses. Kelima tahap tersebut adalah sebagai berikut: a. Tahap permulaan, merupakan proses penjabaran permasalahan yang harus dipecahkan. Pada perancanaan Gedung Olahraga Air di Denpasar, proses ini terdapat pada Bab 1 yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan. Proses awal ini bertujuan unruk mengetahui sampai dimana permasalahan pada gedung olahraga air akan dipecahkan, dari segi fisik dan non fisik, secara teknis maupun non teknis. Proses awal ini akan menentukan informasi mengenai apa saja yang harus dikumpulkan. b. Tahap persiapan, yaitu tahap pengumpulan dan analisis informasi atau data mengenai permasalahan yang harus dipecahkan. Pada perancangan Gedung Olahraga Air di Denpasar tahapan ini terdapat pada Bab 2 dan Bab 3 yaitu, pemahaman gedung olahraga air, studi banding proyek sejenis, dan tinjauan Kota Denpasar. Ada 2 jenis data dilihat dari cara memperolehnya, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya serta semua keterangan yang untuk pertama kalinya diamati dan dicatat oleh peneliti. Data primer ini diperoleh melalui : - Observasi Observasi dilakukan dengan studi banding pada fasilitas sejenis dengan pengamatan langsung dengan maksud untuk mendapatkan gambaran mengenai fasilitas-fasilitas apa saja yang harus ada, penataan ruang dalamnya, dan lainnya yang dianggap perlu untuk menunjang proses perencanaan dan perancangan nantinya. Untuk perencanaan dan perancangan Gedung Olahraga Air di Denpasar ini observasi dilakukan 6 Snyder, James C. 1984. Hal. 60 6
ke fasilitas kolam renang yang terlengkap di Bali yaitu Taman Segara Madu. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain, artinya data tersebut tidak diusahakan sendiri pengumpulannya. Data sekunder diperoleh melalui : - Studi literatur Pengumpulan data penunjang sebagai bahan pertimbangan proses perencanaan dan perancangan yang terdiri dari buku-buku, jurnal, koran, internet, dan lain-lain, yang terkait dengan fasilitas-fasilitas olahraga air seperti standar-standar kolam renang, kebutuhan utilitas kolam, kebutuhan performansi kolam dan kebutuhan fasilitas pelengkap kolam renang. Selain itu diadakan juga studi banding secara tidak langsung melalui internet mengenai fasilitas gedung olahraga air sejenis yang berada di luar negeri yaitu London Aquatic Centre, Shanghai Oriental Sport Centre, Sydney International Aquatic Centre. - Studi instasional Data terkait dengan peraturan yang diperlukan dalam perancangan dapat diperoleh dari instansi terkait. Data tersebut adalah berupa Denpasar Dalam Angka, Penyajian Data dan Statistik Keolahragaan Tahun 2010, dan data fisik dari daerah Denpasar. c. Tahap pembuatan usulan, yaitu tahapan pengajuan usulan terhadap permasalahan yang dirumuskan berdasarkan informasi dan hasil analisis. Pada perancangan Gedung Olahraga Air di Denpasar, tahapan tesebut ada pada Bab 4 dan Bab, yaitu pada program dan konsep. Dari konsep selanjutnya akan ke perancangan akhir yang akan dikerjakan di studio tugas akhir. d. Tahap evaluasi, merupakan tahapan penilaian terhadap usulan yang sudah dibuat. Tahapan evaluasi sudah dimulai tahap konsep yaitu pada pengevaluasial alternatif-alternati konsep. Evaluasi ini selanjutnya juga akan terdapat pada proses pencangan akhir. 7
e. Tahap tindakan adalah tahapan desain atau pra rancangan dan detail ruangan. Tahapan ini akan dilalui pada saat memasuki studio tugas akhir. 8