Statistik (1999) menunjukkan bahwa Standar Nasional kebutuhan protein. hewani belum terpenuhi, dan status gizi masyarakat yang masih

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Biro Pusat Statistik (1997) dan Biro Analisis dan Pengembangan. Statistik (1999) menunjukkan bahwa Standar Nasional kebutuhan protein

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

I. PENDAHULUAN. berubah, semula lebih banyak penduduk Indonesia mengkonsumsi karbohidrat namun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

Bab 4 P E T E R N A K A N

POLA PERDAGANGAN MASUKAN DAN KELUARAN USAHA TERNAK AYAM RAS"

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi di negara berkembang dalam. meningkatkan kualitas sumber daya manusianya adalah pada pemenuhan

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

PENDAHULUAN. Kemitraan merupakan hubungan kerjasama secara aktif yang dilakukan. luar komunitas (kelompok) akan memberikan dukungan, bantuan dan

MATRIK RENSTRA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

I. PENDAHULUAN. potensi sumber daya alam yang besar untuk dikembangkan terutama dalam

KATA PENGANTAR. Dukungan Data yang akurat dan tepat waktu sangat diperlukan. dan telah dilaksanakan serta merupakan indikator kinerja pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Dengan kondisi geografis

PENGUKURAN KINERJA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR CAPAIAN TUJUAN

BUKU STATISTIK PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN. Pemerintah Kabupaten Cianjur 1 Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan

V. PRODUKSI DAN PERAN SUB SEKTOR PETERNAKAN KABUPATEN BENGKALlS. adalah ternak sapi, kerbau, kambing, babi, ayarn buras, ayarn pedaging,

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Tabel 1. Konsumsi Telur dan Daging Broiler pada Beberapa Negara ASEAN Tahun 2009

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

DESKRIPSI HARGA JUAL DAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGUMPUL AYAM POTONG DI KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tersebut belum diimbangi dengan penambahan produksi yang memadai.

PENDAHULUAN. Populasi ternak sapi di Sumatera Barat sebesar 252

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

I. PENDAHULUAN. industri dan sektor pertanian saling berkaitan sebab bahan baku dalam proses

IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

tentang Prinsip-prinsip Pembuatan Kandang dan Kegiatan Belajar 2 membahas tentang Macam-macam Kandang. Modul empat, membahas materi Sanitasi dan

PENJABARAN KKNI JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES DAN KURIKULUM PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat dan meningkatkan. kesejahteraan peternak. Masalah yang sering dihadapi dewasa ini adalah

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

Peran dan fungsi pemerintah pada era otonomi daerah adalah. berupa pelayanan dan pengaturan (fasilitator, regulator dan dinamisator)

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Beternak merupakan usaha yang dikembangkan untuk mendapat keuntungan.

I. PENDAHULUAN. Permintaan dunia terhadap pangan hewani (daging, telur dan susu serta produk

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PERIZINAN DAN PENDAFTARAN USAHA PETERNAKAN DI KABUPATEN KUTAI

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

Pesatnya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya pendapatan disertai dengan

BABt PENDAHULUAN. Perkembangan industri petemakan, terutama unggas (ayam) baik ayam

Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan. bahan pangan yang tidak lepas dari konsumsi masyarakat sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan baru

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... ABSTRACT... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN...

III. PANGAN ASAL TERNAK DAN PERANANNYA DALAM PEMBANGUNAN SUMBERDAYA MANUSIA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. subsektor peternakan. Suatu negara dapat dikatakan sistem

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan laju pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Meningkatnya

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

PENDAHULUAN. sektor perekonomian yang sangat berkembang di propinsi Sumatera Utara.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

I. PENDAHULUAN. Kontribusi sektor pertanian cukup besar bagi masyarakat Indonesia, karena

FORMULASI PERHITUNGAN CAPAIAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN LAMONGAN

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1977 TENTANG USAHA PETERNAKAN

I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat,

I. PENDAHULUAN. pemenuhan protein hewani yang diwujudkan dalam program kedaulatan pangan.

I. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

IV. DATA STATISTIK PETERNAKAN

POTENSI PERIKANAN DAN PETERNAKAN PURABALINGGA. Jumat 8 Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN. penyedia protein, energi, vitamin, dan mineral semakin meningkat seiring

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESWAN TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I.PENDAHULUAN kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah Unit Usaha di Indonesia Tahun (unit) (unit) 99,99 2. Usaha Besar (unit) (orang) (orang)

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN PETERNAKAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mayoritasnya bermatapencarian sebagai petani.

BUKU SAKU DATA PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2014

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1981 TENTANG PEMBINAAN USAHA PETERNAKAN AYAM

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1977 TENTANG USAHA PETERNAKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa melaksanakan produksi, perdagangan dan distribusi produk

PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM MATA KULIAH

MASALAH DAN KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUK PETERNAKAN UNTUK PEMENUHAN GIZI MASYARAKAT*)

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Biro Pusat Statistik (1997) dan Biro Analisis dan Pengembangan Statistik (1999) menunjukkan bahwa Standar Nasional kebutuhan protein hewani belum terpenuhi, dan status gizi masyarakat yang masih menunjukkan gizi buruk mencapai angka 14.45 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa sumber-sumber penghasil protein hewani baik yang berasal dari ikan atau ternak masih harus terus ditingkatkan, dengan demikian produk penghasil protein hewani tersebut akan terus mengalami perkembangan. Sumber protein hewani yang berasal dari ternak diperoleh dari daging, telur dan susu. Daging sebagai salah satu sumber penghasil protein hewani diperoleh dari ternak sapi pedaging (sapi potong), sapi perah afkir, kambing, domba, ayam pedaging (broiler), ayam lokal (kampung), ayam petelur afkir, itik, dan ternak puyuh. Salah satu penghasil daging yang paling besar setelah ternak sapi pedaging adalah berasal dari ayam pedaging (broiler). Peningkatan produksi ayam pedaging dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang sangat pesat, terutama untuk wilayah-wilayah yang kondisinya sangat mendukung baik untuk kegiatan produksi maupun pemasaran produknya. Wilayah tersebut antara lain adalah Jawa dan Lampung. Berikut ini pada Tabel 1 disajikan data perkembangan populasi ayam pedaging (broiler) dari empat propinsi yang menunjukkan populasi yang tinggi.

No Tabel 1. Perkernbangan Populasi Ayam Pedaging (broiler) di Ernpat Propinsi Tahun 1999,2000, dan 2001. Propinsi. - Tahun 1999 Tahun 2000 Dalam ribuan Tahun 2001 Rata-rata Persentase peningkatan pertahun Dalam % 1 I Lamouna 115.655.3 1 17.220,8 1 19.982,O 1 13.02 2 Jawa Barat 88.765,7 118.841,O 3 JawaTengah 71.244,6 95.109,4 4 Jawa Timur 42.904,l 96.633,8 Jurnlah 218.569,7 327.805,O Sumber : Biro Pusat Statistik (1999), (2000), (2001) 180.827,8 71.862,l 92.481,2 365.153,l 43,02 4,52 60,47 Peternakan aytim (unggas) di Kabupaten Cianjur juga berkernbang dengan pesat karena banyaknya penduduk yang bergerak di sektor ini, dan tersebar di 13 Kecarnatan. Jenis usaha peternakan ayam di Kabupaten Cianjur rneliputi usaha ayarn petelur (layer), ayam pedaging (broiler), dan pembibitan (breeder). Jumlah masing-masing jenis usaha dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Petemak Berdasarkan Tiga Jenis Kelompok Usaha di Sentra Produksi Kabupaten Cianjur Tahun 2000 No Jenis Kelornpok Usaha Jumlah pengusaha (peternak) 1. 2. 3. Peternak petelur (layer) Peternak pedaging (broiler) Peternak pernbibit (breeder) 16 100 7 Surnber : Dinas Peternakan Kab. Cianjur tahun 2000 Berdasarkan kapasitas produksi dikelompokkan rnenjadi 3 golongan skala usaha, yaitu peternak yang usahanya kurang dari sepuluh ribu (10.000), antara sepuluh sampai dua puluh ribu, dan peternak yang memiliki lebih dari dua puluh ribu (20.000). Berikut ini disajikan pada Tabel 3 skala usaha dari tiga kelompok skala usaha tersebut.

Tabel 3. Kelompok Usaha Ternak Ayam Berdasarkan Tiga kelompok Skala Usaha (volume). Di Kab. Cianjur, Tahun 2000. Sumber : Dinas Petemakan Kab. Cianjur th 2000 Usaha peternakan ayam pedaging di Kabupaten Cianjur,.jika dibandingkan usaha peternakan ayam lainnya petelur dan pembibitan, menunjukkan jumlah yang paling banyak. Adapun jumlah pengusaha peternak di masing-masing kecamatan dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Jumlah Petemak Ayam Berdasarkan Jurnlah Pengusaha di Masing-masing Kecarnatan di Kabupaten Cianjur, tahun 2000. Jumlah I pengusaha No Kecamatan,...I I (perernak) 1. I Karana Tenaah - 10 2. cugen>ng 3. Cikalong Kulon 4. Mande 5. Cianjur Kota 6. Cibeber 7. Cilaku 8. Pacet 9. Bojong Picung 10 Sukaluyu 11 Warung Kondang 12 Ciraniana. - 13 1 Campaka 1 Jumlah I 100 Sumber : Dinas Peternakan Kab. Cianjur th 2000

Konsumsi pakan ayam pedaging dibandingkan dengan ayam petelur dan ayam bibit relatif iebih banyak, karena ayam pedaging pertumbuhannya paling cepat, ha1 ini sesuai dengan tujuan produksi dari pemeliharaan ayam pedaging, yaitu rnemperoleh produk berupa daging dalam waktu yang relatif singkat ( rata-rata ernpat puluh hari). Menurut laporan produksi perusahaan peternakan lntan Jaya Abadi (2003), kebutuhan konsurnsi pakan rata-rata ayam pedaging untuk rninggu pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima dan minggu keenam dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Kebutuhan Konsumsi Rata-rata Ayam Pedaging Masing-masing untuk Minggu Pertama sarnpai Minggu Keenam. N o Umur Rata-rata minggu ke Konsurnsi Rata-rata I ekor (gram) 1 I 2 I 3 111 4 IV 5 V 6 VI Rata-rata Sumber: lntan Jaya Abadi Tahun 2003. 21,06 46,56 71,48 97,50 1 19,78 134,ll 70,07 Melihat populasi ternak ayam pedaging yang tinggi, yaitu hampir 138 juta ekor untuk wilayah propinsi Larnpung, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Tirnur, rnaka akan membutuhkan pakan dalam jumlah yang sangat besar. Kebutuhan pakan dari para peternak ayam merupakan peluang pasar bagi industri pakan ternak. Perusahaan industri pakan ayarn yang sarna-sama rnenghasilkanl menjual pakan ayam pedaging yang sudah dikenal oleh para

peternak antara lain ; Charoen Pokphan, Gold Coin, Superfeed, Confeed, Cargil. Wonokoyo, Anwar Sierad, dan Malindo. Masing- masing industri pakan tentu harus bersaing untuk memperoleh pengakuan atau penilaian dari peternak, bahwa produk pakannya adalah paling baik dan dipakaildibeli oleh peternak. Secara umum penilaian peternak terhadap suatu jenis pakan, menggunakan indikator kualitas yang diukur dengan hasil produk, harga produk, pelayanan perusahaan dan fasilitas-fasilitas lain yang diberikan oleh perusahaan yang sifatnya menguntungkan dan memudahkan peternak. lndikator penilaian terhadap masing-masing jenis pakan yang merupakan penjabaran dari indikator umum adalah menggunakan atribut produk pakan ayam pedaging, yaitu antara lain warna pakan, aroma, ukuran butiran, pengaruh terhadap tingkat kematian ayam, pengaruh terhadap pertambahan berat ayam, daya tahan bila pakan disimpan, tingkat disukai oleh ayam (palatabilitas), pelayanan pengiriman pakan, fasilitas kredit, ketersediaan pakan, dan atribut harga. Analisis sikap peternak terhadap pakan rnelalui beberapa atribut tersebut di atas, dan tingkat kepentingan atribut, dapat menjadi acuan untuk menetapkan strategi pemasaran pakan ayarn broiler.

1.2. Perumusan Masalah Pengembangan strategi pemasaran pakan ayam broiler yang tepat perlu memperhatikan sikap peternak. Permasalahan pada saat ini adalah pemilik pabrik pakan harus dapat merumuskanlmengetahui secara detail sikap dan perilaku peternak sebagai pemakai pakan ayam broiler. Perilaku peternak dapat diketahui dengan melakukan penelitian preferensi peternak terhadap multi atribut dari setiap jenis pakan ayam broiler. 1.3. Pembatasan Masalah Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada sikap peternak terhadap pakan ayam broiler yang diarahkan untuk mendapatkan data yang relevan untuk digunakan sebagai bahan dalam membuat strategi pemasaran. 1.4. Tujuan Tujuan penelitian adalah: 1. Menganalisis produk pakan ayam broiler yang disukai oleh peternak dari beberapa jenis produk pakan yang ada. 2. Menganalisis atribut produk pakan ayam broiler yang menjadi prioritas bagi para peternak. 3. Merumuskan strategi pemasaran dalam rangka meningkatkan penjualan dan memenangkan persaingan.

1.5. Manfaat Penelitian 1. Manfaat penelitian ini adalah untuk dapat mengaplikasikan teori- teori manajemen kedalam kenyataan di perusahaan dan mengembangkan manajemen tersebut sesuai dengan kasus yang ada di lapangan. 2. Bagi pabrik pakan ternak, hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan untuk mengembangkan strategi pemasaran. 1.6. Ruang Lingkup Penelitian. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis sikap peternak terhadap delapan jenis pakan ayam broiler dengan 11 multi atribut, menganalisis tingkat kepentingan atribut pakan, dan merumuskan strategi pemasaran.