BAB I PENDAHULUAN. cepat. Semakin baik kondisi perbankan suatu negara, maka semakin baik pula. bank harus menjaga kinerja keuangan agar tetap stabil.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dana dan menyalurkan kredit secara efisien dan efektif kepada pengusaha. memperoleh soliditas dan kepercayaan.

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan banyaknya pendirian bank-bank. Baik itu bank milik pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. perantara atau intermediary, dimana bank berperan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan

I. PENDAHULUAN. penunjang pembangunan ekonomi. Pengelolaan bank dituntut untuk senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Peran Lembaga Keuangan sangat penting di kalangan masyarakat. Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. menegaskan bahwa peran perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi. pelayanan jasa yang ditawarkan oleh bank.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana (defisit unit). Bank syariah secara resmi

BAB I PENDAHULUAN. mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB 1 PENDAHULUAN. layanan yang sifatnya memberi kemudahan dan kepuasan nasabah.

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perbankan dianggap sebagai kemajuan perekonomian suatu bangsa.

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ketertarikan masyarakat dengan sistem ekonomi syariah dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan memiliki fungsi yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Resesi ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat telah menyebabkan kasus

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang kegiatan usahanya yaitu. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus) dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Al-Qur an dan As-Sunnah, termasuk dari segi ekonominya. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehadiran bank syariah di tengah-tengah perbankan konvensional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah kontribusi nyata dari sektor perbankan. Sesungguhnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Melemahnya nilai tukar rupiah yang terus berubah-ubah menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan prinsip bagi hasil dan menghindari unsur-unsur spekulatif yang

BAB I PENDAHULUAN. besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas. harus hati-hati dalam mengelola kegiatan operasionalnya.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan sebuah lembaga keuangan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga penghimpunan dana masyarakat. (Kuncoro, 2002:538) Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. Alfabet, 2006, hlm 2. 1 Zainul Arifin, Dasar Dasar Manajemen Bank Syari ah, Jakarta : 2 Ibid, hlm 3.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu yang pendek dan jangka waktu yang panjang. Investasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditengah kondisi perekonomian yang masih dalam tahap pemulihan, membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

PRINSIP PENGELOLAAN LIKUIDITAS BANK SYARIAH Oleh : Ibnudin, M.H.I

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sektor riil dalam pertumbuhan ekonomi, regulasi pemerintah di

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan suatu bangsa. Strategi pembangunan seperti ini hanya dapat dilakukan

I. PENDAHULUAN. satunya adalah penyaluran kredit guna untuk meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Sedangkan pengertian

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah

BAB I PENDAHULUAN. No.7 Tahun 1992 Bank Syariah berdiri ditengah-tengah krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/19/PBI/2010 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang Perbankan Syariah Indonesia No. 21 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan dalam bidang ekonomi. Undang-Undang Tentang

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perbankan sebagai dasar utamanya yang berupa kepercayaan sebagai agent. melalui kredit dan kemudahan proses pembayaran.

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Artinya, keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang rnelalui

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Bank menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah lembaga yang berperan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seorang investor dalam melakukan pembelian dan penjualan suatu saham

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien, bank juga memberikan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/ 7 /PBI/2000 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara signifikan pada akhir-akhir ini, baik itu lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

STIE DEWANTARA Manajemen Bank

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perbankan memiliki peran penting dalam mendorong perekonomian suatu negara. Dengan penyaluran dana yang baik, para pelaku ekonomi dapat terbantu dalam pengalokasian dana serta pengaturan dana. Artinya perbankan dapat mengambil peran dalam sektor finansial sedang nasabah berperan sektor rill. Dengan pembagian peran secara profesional, kegiatan ekonomi akan berjalan efektif sehingga pertumbuhan perekonomian akan semakin cepat. Semakin baik kondisi perbankan suatu negara, maka semakin baik pula kondisi perekonomian suatu negara. Bank sebagi lembaga intermediasi sektor keuangan, melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat dengan melalui pembiayaan. Salah satu kegiatan bank syariah adalah menghimpun dana maka dari itu membuat bank harus menjamin keamanannya dari masyarakat sehingga masyarakat percaya menitipkan dananya ke bank. Oleh karna itu bank harus menjaga kinerja keuangan agar tetap stabil. Keberadaan sistem perbankan syariah ini sejalan dengan Undangundang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang menentukan kegiatan usaha bank harus disempurnakan dan menerapkan prinsip kehati-hatian. Landasan operasional sistem perbankan syariah semakin kuat dengan dikeluarkannya 1

2 Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1992 yang telah diganti dengan Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1999 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. Sejak saat itulah diberi kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendirikan bank yang menyelenggarakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, termasuk memberi kesempatan kepada Bank Umum untuk membuka kantor cabangnya yang khusus melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah. Kemudian dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 3 tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, berlakulah dua sistim dalam perbankan yang dilakukan secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah (dual banking syiste), dan khusus bagi bank syariah hanya menggunakan prinsip syariah. Bahkan ditambah lagi dengan adanya undang undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan syariah maka arah menuju perbankan bebas riba. Dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter. Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesehatan bank adalah dengan melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan yang dapat dilihat dan dihitung dari laporan keuangan bank. Yang dilandasarkan pada teori 2

3 Darmawi 1, salah satu faktor penelitian tingkat kesehatan bank adalah likuiditas. Dalam rangka mengawasi kondisi kesehatan setiap bank, maka Bank Indonesia menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Persaingan antara bank-bank saat ini sangat ketat, untuk itu bank perlu menjaga kinerja agar tetap pada kondisi baik atau sehat karen penurunan kinerja bank bank dapat menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat. Industri perbankan adalaha industri yang syarat risiko karena industri perbankan melibatkan dana masyarakat. Salah satu risiko yang dihadapi adalah risiko likuiditas bank yang bisa saja terjadi karena keadaan bank yang tidak likuid. Likuiditas merupakan salah satu indikator pengukuran tingkat kesehatan bank. Hal ini sesuai dengan peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 yang memuat aspek penilaian keuangan bank, yaitu Risiko (risk profil), Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas (earning) dan Permodalan (capital), dimana risiko likuiditas masuk kedalam risk profil. Bank dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan mampu membayar semmua utangnya, terutama utang jangka pendeknya. Dalam hal ini yang dimaksud dengan utang jangka pendek adalah simpanan masyarakat seperti tabungan, deposito, dan giro. Dikatakan likuid apabila saat ditagih bank mampu membayar. 1 Herman Darmawi, Manajeme Perbankan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), Hal. 210. 3

4 Penilaian atas likuiditas suatu bank merupakan salah satu cara untuk bisa menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat. Penyebab kebangkrutan suatu bank salah satunya adalah karena ketidak mampuan bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditasnya, oleh karena itu likuiditas yang tersedia harus cukup sehingga tidak mengganggu kebutuhan operasional. Pentingnya masalah likuiditas diperlukan pengelolaan yang serius oleh pihak perbankan syariah. Beberapa indikator untuk mengetahi likuiditas suatu bank, yaitu dengan Cash Ratio, Quick Ratio dan Financing to Deposit Ratio (FDR). Dari ketiga indikator tersebut untuk penelaian suatu bank dari aspek likuiditas dapat dilihat salah satunya dengan menggunakan Financing to Deposit Ratio (FDR). Karena dengan menggunakan perhitungan ratio FDR dapat diketahui seberapa jauh kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek yang dilakukan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditas. Semakin rendah FDR, semakin likuid suatu bank. Jika bank dalam keadaan yang semakin lukuid maka menunjukkan banyaknya dana yang menganggur. 4

5 Gambar 1.1 Perkembangan Likuditas (FDR) Pada Bank Mega Syariah Tahun 2009-2015 120.00% 100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Perkembangan Likuditas (FDR) Pada Bank Mega Syariah Tahun 2009-2015 Sumber: Data Sekunder Publikasi Bank Mega Syariah diolah (2017) Gambar 1.1 di atas dapat dilihat bahwa Bank Mega Syariah mengalami fluktuasi. Data FDR Bank Mega Syariah mengalami penurunan yakni pada tahun 2009 menunjukkan nilai 81,39% pada tahun 2010 sebesar 78,17%. Sedangkan pada tahun berikutnya Bank Mega Syariah mulai mengalami kenaikan tahun 2011 sebesar 83,08%, tahun 2012 sebesar 88,88% sampai dengan 2013 mengalami kenaikan sebesar 93,37%. Pada tahun 2014 mengalami kenaikan yang sangat tipis yakni 93,61%. Tahun 2015 FDR hampir dalam posisi 100% yaitu 98,49%. Sebagai lembaga keuangan, maka dana merupakan masalah bank yang paling utama. Tanpa dana yang cukup, bank tidak dapat berbuat apaapa, atau dengan kata lain bank menjadi tidak berfungsi sama sekali. Dana yang berasal dari masyarakat biasa disebut dengan sumber dana pihak ketiga (DPK). Dari penghimpunan dana masyarakat maka bank dapat memenuhi kepentingan usaha perbankan. Dana yang dihimpun dari masyarakat biasanya disimpan dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito, dalam 5

6 perbankan syariah dana pihak ketiga menggunakan prinsip wadi ah maupn prinsip mudharabah. Bank harus menjamin keamanan dengan titipan dari masyarakat sehingga masyarakat percaya menitipkan dananya ke bank, oleh karena itu bank harus menjagakinerja keuangannya agar tetap stabil baik dilihat dari aspek likuiditas, profitabilitas, dan sovabilitas. Semakin baik kinerja keuangan suatu perbankan maka semakin dipercaya. Dalam menjalankan usahanya bank harus senantiasa menjaga likuiditas sehinga bank bisa memenuhi kewajiban kepada pihak yang menarik atau mencairkan danannya sewaktu-waktu. Dalam hal ini, pengelolaan likuiditas terkait dana pihak ketiga mengharuskan untuk selalu diperhatikan karena dengan melalui pengelolaan yang baik, bank dapat memberikan keyakinan kepada para penyimpan dana bahwa mereka dapat menarik dananya sewaktu-waktu atau pada saat jatuh tempo. 2 DPK diperkirakan salah satu indikator untuk mengukur kemampuan bank untuk memenuhi kebutuhan likuiditas yang dilandasarkan teori Totok 3 karena adanya penaikan dana dari pihak ketiga yang sewaktu-waktu. Pertumbuhan DPK akan mengakibatkan pertmbuhan penyaluran kredit yang pada akhirnya rasio tingkat likuiditas pada Financing to Deposit Ratio (FDR) akan meningkat. 2 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. (Jakarta: Azkia Publizer, 2009), hal. 179-180 3 Totok Budisantoso dan Nuritmo, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Jakarta: Salemba, 2014), Hal. 140 6

7 Gambar 1.2 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Pada Bank Mega Syariah Tahun 2009-2015 10 8 6 4 2 0 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Pada Bank Mega Syariah Tahun 2009-2015 Sumber: Data Sekunder Publikasi Bank Mega Syariah diolah (2017) Berdasarkan gambar 1.2 diatas, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dari tahun 2009-2015 mengalami Fluktuasi. Pada tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 3.947 milliar rupiah, kemudian pada tahun 2010 sebesar 4.040 milliar rupiah, pada tahun 2011 sebesar 4.933 milliar rupiah, pada tahun 2012 sebesar 7.108 milliar rupiah, pada tahun 2013 sebesar 7.736 milliar rupiah, pada tahun 2014 Bank Mega Syariah mengalami penurunan sebesar 5.881 milliar rupiah, pada tahun berikutnya 2015 sebesar 4.354 milliar rupiah. Bank Indonesia sebagai Bank sentral di Indonesia merupakan lembaga yang memiliki kewenangan dalam mengatur dan mengawasi bank. Dengan kewenangannya tersebut bank Indonesia mengeluarkan ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi oleh perbankan yang tertuang dalam peraturan bank Indonesia, salah satunya adalah penerapan giro wajib minimum atau giro pada Bank Indonesia. Dalam rangka pelaksanaan giro wajib minimum, setiap bank harus membuka rekening giro pada Bank Indonesia yang penggunaanya 7

8 berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia tersebut harus dijaga saldonya agar tidak melanggar ketentuan giro wajib minimum yang berlaku. 4 Dalam pelaksanaannya tentunya bank syariah juga termasuk dalamnya yang harus menaati peraturan untuk menerapkan giro wajib minimumnya kepada Bank sentral atau BI. Penetapan giro wajib minimum merupakan salah satu instrument moneter Bank Indonesia sebagai Otoritas Moneter yang bertujuan untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Berdasarkan surat edaran No. 30 / 10 / UPPB Tanggal 20 Oktober 1997 Bank Indonesia menetapkan besarnya GWM dalam rupiah sebesar minimal 5% dari dana pihak ketiga rupiah dan 3% dari dana pihak ketiga Valuta Asing. Giro Wajib Minimum merupakan liquiditas wajib minimum bank yang wajib dijaga dan dipelihara oleh setiap bank. liquiditas tersebut dimaksudkan agar bank dapat memenuhi kewajibannya terhadap penarikan simpanan masyarakat sewaktu-waktu. Untuk itu setiap bank harus mengelolah liquiditasnya dengan baik agar setiap penarikan dana masyarakat dapat terpenuhi, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap bank semakin meningkat dan kegiatan operasional bank akan berjalan dengan baik. 5 4 Bahsan, Giro dan Bilyat Giro Perbankan Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 5 5 Krisbiantoro, Pengaruh Giro Wajib Minimum Terhadap Profibilitas Pada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Wilayah X Makassar, 2012. 8

9 Penguatan likuiditas perbankan syariah dengan tetap memperhatikan peranan perbankan syariah dalam menjalankan fungsi intermediasinya. Bisnis didunia perbankan merupakan bisnis kepercayaan, semakin dipercaya maka semakin mudah mendapat kepercayaan untuk mengelola uang,. Menjaga kepercayaan dari nasabah merupakan hal yang penting dalam dunia perbankan salah satu dengan menjaga likuiditas bank. Giro wajib minimum merupakan salah satu instrumen bank untuk tetap memiliki kemampuan likuiditas yang baik, agar bisa mejamin pencairan seluruh dana nasabah yang dipercayakan kepada bank. Gambar 1.3 Pertumbuhan Pembiayaan Murabahah Pada Bank Mega Syariah Tahun 2009-2015 Tahun Giro Pada Bank Indonesia 2009 388 2010 670 2011 725 2012 1.081 2013 1.046 2014 684 2015 460 Sumber: Data Sekunder Publikasi Bank Mega Syariah diolah (2017) Berdasarkan gambar 1.3 diatas, pertumbuhan Pembiayaan Murabahah dari tahun 2009-2015 mengalami Fluktuasi. Pada tahun 2009 sebesar 388 juta rupiah, kemudian pada tahun 2010 mengalami kenaikan 9

10 sebesar 670 juta rupiah, pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 725 juta rupiah, pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 1.081 milliar rupiah, pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 1.046 milliar rupiah, pada tahun 2014 Bank Mega Syariah mengalami penurunan sebesar 684 juta rupiah, pada tahun berikutnya 2015 sebesar 460 juta rupiah. Berdasarkan Undang-undang No.10 Tahun 1998 mengenai perbankan, penyediaan dana tidak hanya dalam bentuk kredit, tapi dapat pula berbentuk pembiayaan syariah. Pada sistem pembiayaan Bank Syariah ada suatu hal yang sangat penting yang membedakan antara sistem perbankan syariah dengan sistem perbankan konvensional yaitu adanya suatu kepercayaan yang sangat tinggi dalam sistem pembiayaan Bank Syariah. Adapun dalam pembiayaan bank syariah yaitu pembiayaan murabahah. Pembiayaan murabahah saat ini masih merupakan pembiayaan yang dominan bagi perbankan syariah di Indonesia. Karenanya bahwa sebagian besar penduduk Indonesia bersifat konsumtif. Kebutuhan yang paling mendesak adalah kebutuhan perumahan dan kendaraan. Berdasarkan pembiyaan tersebut bank syariah akan berfungsi sebagai penjual yang menyediakan asset yang dibutuhkan oleh nasabah sebagai pembeli, transaksi murabahah tidak harus dalam bentuk pembayaran tangguh (kredit), melaikan dapat juga dalam bentuk tunai setelah menerima barang, ditangguhkan dengan mencicil setelah menerima barang, ataupun ditangguhkan dengan membayar sekaligus dikemudian hari. (PSAK 102 paragraf:8). 10

11 Pembiayaan murabahah di duga salah satu indikator yang mempengaruhi likuiditas yang dilandaskan pada teori Siamat 6 Jangka waktu tangguhan (kredit) yang diberikan makin lama maka jangka waktu kredit yang diberikan bank makin kecil peredaran dari jumlah kredit yang dapat dipergunakan oleh bank. Menginngat sumber-sumber dana berasal dari simpanan masyarakat jangka pendek, maka kredit yang diberikan sebaiknya juga berjangka pendek agar bank tidak mengalami kesulitan likuiditas. 7 Risiko pembiayaan akan terjadi apabila pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada nasabah tidak dapat dikembalikan sebesar pembiayaan yang diberikan ditambah dengan imbalan atau bagi hasil dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Hal ini akan menimbulkan kerugian bagi bank, karena jumlah dana yang terhimpun dari masyarakat tidak dapat disalurkan kembali kepada masyarakat, keadaan tersebut akan mempengaruhi tingkat likuiditas bank karena pembiayaan tersebut. 6 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005), hal 157 7 Simorangkir, Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2000), Hal. 349 11

12 Gambar 1.4 Pembiayaan Murabahah pada Bank Mega Syariah Tahun 2009-2015 8 6 4 2 0 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Pembiayaan Murabahah pada Bank Mega Syariah Tahun 2009-2015 Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank Mega Syariah Berdasarkan gambar 1.4 diatas, pertumbuhan Pembiayaan Murabahah dari tahun 2009-2015 mengalami Fluktuasi. Pada tahun 2009 sebesar 2.823 juta rupiah, kemudian pada tahun 2010 nilai stabil sebesar 2.875 juta rupiah, pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 3.337 juta rupiah, pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 5.233 juta rupiah, pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 6.714 juta rupiah, pada tahun 2014 Bank Mega Syariah mengalami penurunan sebesar 5.183 juta rupiah, pada tahun berikutnya 2015 sebesar 4.009 juta rupiah. Berdasarkan pemaparan diatas, diduga faktor dana pihak ketiga, giro pada Bank Indonesia dan pembiayaan murabahah memiliki porsi yang cukup kuat dalam mempengaruhi likuiditas. Dengan mempersempit pengukuran yang hanya menggunakan pendekatan Financing to Deposit Ratio (FDR). Likuiditas yang tersedia harus diatur agar tidak mengganggu kebutuhan operasional, apabila tidak diatur maka akan menimbulkan masalah yang serius terkait likuiditasnya. Dan jika ini yang terjadi sesuatu, maka para 12

13 nasabah akan merasa tidak nyaman dengan pelayanan yang diberikan. Atau yang lebih fatal adalah kepercayaan dari masyarakat akan hilang dengan adanya hal ini. Seperti suatu misal ada seorang nasabah yang ingin mengambil dananya sewaktu-waktu, namun karena likuiditas bank tersebut tidak lancar maka nasabah tersebut akan merasa tidak aman dan menjadi ragu-ragu untuk menempatkan dananya di bank tersebut. Perkembangan Bank syariah beberapa tahun terakhir memiliki perkembangan pesat dan banyak peminatnya, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti Bank syariah terutama Bank Mega Syariah karena sudah berdiri 10 tahun dan memiliki perkembangan yang bagus selama beberapa tahun terakhir. Perjalanan PT. Bank Syariah Mega Indnesia diawali dari sebuah bank umum bernama PT. Bank Umum Tugu yang berkedudukan di Jakarta. Setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia pada tanggal 27 Juli 2004 Bank Tugu secara resmi berubah menjadi PT Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) dan beroperasi pada tanggal 25 Agustus 2004. Perubahan tersebut dicatat dalam sejarah perbankan Indonesia sebagai pelopor konversi bank umum konvensional menjadi bank umum syariah. Begitu pula pada Bank Mega yang memiliki perkembangan pesat, dan termasuk salah satu bank terbaik di Asia Pasifik. Karena BMS menjadi salah satu bank yang berstatus Bank Devisa sehingga dapat melayani transaksi devisa dan terlibat dalam perdagangan internasional (ekspor impor). 13

14 Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengangkat judul Kontribusi Dana Pihak Ketiga, Giro Pada Bank Indonesia dan Pembiayaan Murabahah Terhadap Likuiditas Bank Bank Mega Syariah. B. Identifikasi Penelitian dan Batasan Masalah 1. Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini dibahas mengenai identifikasi cakupan yang mungkin muncul dalam penelitian, supaya pembahasannya lebih terarah dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai yakni mengenai Dana Pihak Ketiga, Giro Wajib Minimum dan Pembiayaan Murabahah yang mempengaruhi Likuiditas bank. a. Dana Pihak Ketiga Dari data diatas Dana Pihak Ketiga mengalami fluktuatif beberapa tahun ini, hal ini menunjukan Bank Mega Syariah kurang mendapatkan dana yang berasal dari masyarakat. b. Giro Pada Bank Indonesia Dari data diatas Giro Pada Bank Indonesia pada Bank Mega Syariah setiap tahunnya mengalami perubahan (fluktuatif), hal ini berarti Bank Mega Syariah dimungkinkan tidak menambah persentase DPK, dalam hal penghimpunan dana dalam beberapa tahun terakhir, sehingga keuntungan atau bagi hasil yang akan di dapatkan bank dari kegiatan pnyaluran dana (pembiayaan) yang berasal dari DPK tidak akan bertambah. 14

15 c. Pembiayaan Murabahah Dari data diatas Pembiayaan Muroabahah pada Bank Mega Syariah mengalami fluktuasi setiap tahunnya, hal ini berarti pada Bank Mega Syariah dalam hal Pembiayaan Murabahah tidak bisa menyalurkan sepenuhnya kepada masyarakat karna keterbatan dana dari pihak masyarakat. d. Likuiditas Likuiditas pada Bank Syariah Mandiri mengalami perubahan (fluktuatif), hal ini berarti Bank Syariah Mandiri harus selalu memperhatikan posisi likuiditas agar masyarakat percaya dana disimpan pada Bank Mega Syariah. 2. Pembatasan Masalah Pembataan masalah dalam penelitin ini adalah untuk menghindari tidak terkendalinya bahasan masalah yang berlebihan pada penelitian ini. Karena adanya keterbatasan waktu, dana, dan tenaga maka peneliti memberikan batasan-batasan penelitian sebagai berikut: a. Dalam laporan keuangan yang di publikasikan bukan laporan yang terperinci detail, sebab perbankan juga harus merahasiakan mengenai data-data keuangan nasabah dan maupun intern lembaga sebagai bentuk antisipasi kemungkinan buruk yang mungkin saja terjadi dimasa yang akan datang. Berkaitan dengan hal ini peneliti harus berhati-hati dalam membaca dan menganalisis laporan keuangan tersebut. 15

16 b. Periode data yang digunakan yaitu mulai tahun 2009 sampai dengan 2016. c. Tidak semua perbankan menyajikan datanya secara triwulan, terkadang data triwulan yang disajikan juga tidak utuh, hal ini yang menyebabkan peneliti harus membatasi penelitian pada satu lembaga keuangan yaitu PT. Bank Bank Mega Syariah Tbk. C. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka perlu ditetapkan rumusan masalah yang terkait dengan penelitian ini guna menjawab segala permasalahan yang ada. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Apakah dana pihak ketiga berpengaruh signifikan terhadap likuiditas Bank Mega Syariah? 2. Apakah giro Pada Bank Indonesia berpengaruh signifikan terhadap likuiditas Bank Mega Syariah? 3. Apakah pembiayaan murabahah berpengaruh signifikan terhadap likuiditas Bank Mega Syariah? 4. Apakah dana pihak ketiga, giro Pada Bank Indonesia dan pembiayaan murabahah secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap likuiditas Bank Mega Syariah? D. Tujuan penelitian 1. Untuk menguji pengaruh dana pihak ketiga terhadap likuiditas Bank Mega Syariah. 16

17 2. Untuk menguji pengaruh giro pada Bank Indonesia terhadap likuiditas Bank Mega Syariah. 3. Untuk menguji pembiayaan murabahah terhadap likuiditas Bank Mega Syariah. 4. Untuk menguji pengaruh pihak ketiga, giro pada Bank Indonesia dan pembiayaan murobahah secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap likuiditas Bank Mega Syariah. E. Kegunaan penelitian 1. Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan para akademisi dan memperkaya referensi atas penelitian selanjutnya mengenai likuiditas khususnya perbankan syariah. 2. Secara praktisi a) Bagi Peneliti Sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang diteliti peroleh serta untuk menambah pengalaman dan wawasan baik dalam bidang penelitian lapangan maupunbidan ilmiah b) Bagi lembaga Dengan adanya peneliti ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan oleh lembaga dalam pengambilan keputusan untuk merencenakan langkah-langkah kebijaksanaan dalam pengelolaan dan pengendalian likuiditas. c) Bagi peneliti selanjutnya 17

18 Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi penelitian yang akan dilakukan selanjutnya dengan memberikan alternatif solusi lain yang belum termasuk dalam variabel penelitian yang telah dibahas dalam penelitian ini. F. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian 1. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini meliputi variabel-variabel yang diteliti, populasi atau subjek penelitian dan lokasi penelitian dengan penjabaran sebagai berikut : a. Variabel-variabel yang diteliti Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua variabel yaitu variabel independen atau biasa disebut dengan variabel bebas dan variabel dependen atau biasa disebut variabel terikat. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain sedangkan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi variabel lain. Berkaitan dengan hal ini, sesuai dengan judul penelitian yang diajukan, maka penulis menentukan variabelvariabel sebagai berikut : 1) Variabel bebas (variabel independen) diasumsikan dengan variabel X Peneliti menentukan bahwa jumlah dana pihak ketiga, giro pada bank Indonesia dan pembiayaan murabahah yang diberikan adalah variabel X1, X2 & X3, karena faktor ini 18

19 diduga dapat mepengaruhi tingkat likuiditas Bank Mega Syariah. 2) Variabel terikat (variabel dependen) diasumsikan dengan variabel Y Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah likuiditas Bank Mega Syariah. b. Populasi atau subjek penelitian Penelitian ini dilakukan pada sebuah Bank Syariah dengan data yang diteliti adalah jumlah dana pihak ketiga giro pada bank Indonesia dan pembiayaan murabahah yang diperoleh sesuai dengan laporan keuangan triwulan Bank Mega Syariah tahun 2010-2016. 2. Batasan Penelitian Dalam penelitian ini penulis melakukan batasan penelitian hanya terfokus variabel X1, X2, X3 dan Y pada laporan keuangan triwulan Bank Mega Syariah tahun 2009-2016. G. Definisi Konseptual Dan Operasional 1. Definisi Konseptual a. Dana pihak ketiga Dana pihak ketiga adalah dana yang berasal dari simpanan nasabah. Dana simpanan nasabah yang ada di bank meliputi giro, tabungan dan deposito. Giro adalah simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu 19

20 yang disepakati. Sedangkan deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank atau pada saat jatuh tempo. 8 b. Giro pada Bank Indonesia Giro di bank Indonesia adalah giro dalam rupiah maupun valas milik bank yang ada di Bank Indonesia. 9 c. Pembiayaan Murabahah Murabahah diartikan sebagai suatu perjanjian antar bank dengan nasabah dalam bentuk pembiayaan pembelian atas sesuatu barang yang dibutuhkan oleh nasabah. Sementara itu nasabah akan mengembalikan utangnya dikemudian hari baik secara tunai maupun dicicil. d. Likuiditas Likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Liquid artinya kemampuan bank dalam mengembalikan dana dalam jangka pendek. 10 Pengukuran Likuiditas dalam penulisan ini diukur menggunakan menggunakan Financing to Deposit Ratio (FDR) dengan rumus sebagai berikut: 8 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia. (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hal. 85 9 M. Sulhan dan Ely Siswanto, Manajemen Bank Konvensional & Syariah, (Malang: UIN- Malang Press, 2008), hal. 61 10 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil. (Yogyakarta: UII Press, 2004), hal. 165 20

21 FDR = x 100% 2. Definisi Operasional a. Dana pihak ketiga Dana pihak ketiga adalah dana yang dimiliki bank bersumber dari pihak masyarakat yang bertujuan untuk menyimpan dananya di bank agar aman dan dapat ditarik bila dibutuhkan oleh masyarakat yang bertindak sebagai nasabah. Dana pihak ketiga ini merupakan dana yang terpenting bagi kegiatan operasional suatu bank. b. Giro pada Bank Indonesia Giro Bank Indonesia, yaitu saldo rekening giro milik bank yang bersangkutan yang berada di Bank Indonesia. Giro pada BI dipergunakan ketika pihak ketiga melakukan penarikan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyat giro, ATM maupun surat perintah lainnya. c. Pembiayaan Murabahah Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual (bank syariah) dan pembeli (nasabah). Dalam murabahah murabahah juga diperkenankan adanya perbedaan dalam harga barang untuk cara pembayaraanya yang berbeda. Dalam hal ini pembayaraanya angsuran berdasarkan ketentuan yang telah disepakati. d. Likuiditas 21

22 Likuiditas merupakan kemampuan bank dalam menyediakan dana yang telah masuk jatuh tempo atau kemampuan bank dalam menyediakan dana lancar. Dalam penelitian ini skala pengukurannya menggunakan Financing to Deposit Ratio (FDR). Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank dan begitu sebaliknya. H. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah memperoleh gambaran mengenai isi skripsi ini, maka dalam sistematika penulis membagi rincian skripsi ini secara sistematis dalam enam bab, dengan rincian sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, definisi operasional. BAB II : LANDASAN TEORI Terdiri dari kerangka teori yang membahas likuiditas, dana pihak ketiga, giro pada Bank Indonesia dan pembiayan murabahah; kajian penelitian terdahulu; kerangka konseptual; dan hipotesis penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN, 22

23 Terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian; populasi, sampling dan sampel penelitian; sumber data, variabel dan skala pengukurannya; teknik pengumpulan. BAB IV : HASIL PENELITIAN Terdiri dari deskripsi data dan pengujian hipotesis serta pembahasan hasil penelitian. BAB V : PEMBAHASAN Dalam bab ini pembahasan menjelaskan temuan-temuan penelitian yang telah dikemukakan pada hasil penelitian. BAB VI : PENUTUP Terdiri dari kesimpulan dan saran. 23