BAB II PROFIL INSTANSI. Perusahaan Umum Badan Logistik atau disingkat Perum BULOG adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet No.114/U/Kep/5/1967, dengan tujuan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II. Perum BULOG GBB Mabar Medan

I. PENDAHULUAN. Selama lebih dari 30 tahun Bulog telah melaksanakan penugasan dari

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT

BAB I PENDAHULUAN. total. Tekanan dari luar negeri datang dari negara-negara pemberi pinjaman dan

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT. daerah serta mengendalikan harga pangan di tingkat produsen dan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. pangan. Perum BULOG berkantor pusat di Jakarta, memiliki 26 Divisi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar. Tugas pokok BULOG sesuai Keputusan Presiden (Keppres) No 50 tahun

SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA. NAMA : RINI WIDODO NPM : PEMBIMBING : Dr. IMAM SUBAWEH

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. BULOG Sebelum menjadi PERUM. ayam pada Hari Raya, Natal/Tahun Baru.

BAB II PERUM BULOG. sekarang ini.secara umum tugas lembaga pangan tersebut adalah untuk

PROSEDUR PENCATATAN PIUTANG KLAIM PADA KARYAWAN DI PERUM BULOG JAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai sumber daya dominan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan perekonomian di Indonesia. Perum BULOG Divisi Regional Sumbar adalah salah satu perusahaan

BAB III PEMBAHASAN. Bulog merupakan lembaga pangan di Indonesia yang lahir berdasarkan KEPPRES

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I. PENDAHULUAN A.

I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang cocok digunakan untuk pertanian. Sedangkan berdasarkan letak astronominya,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 29 TAHUN 2014

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang paling asasi.

I. PENDAHULUAN 927, ,10

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. JATIM yang meliputi sub-sub divre yang ada di dalamnya. Pada Sub Divre

BAB II BIRO KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA. pemerintahan yang bernama Gouverment van Sumatera, yang meliputi

PERAN PERUM BULOG SUBDIVRE KEDIRI DALAM MENJAGA STABILITAS HARGA BERAS MELALUI PENGADAAN BERAS TESIS. Diajukan Oleh :

BAB II PERUM BULOG SUBDIVRE PEMATANGSIANTAR. A. Sejarah Kantor Perum Bulog SubDivre Pematangsiantar

BAB I PENDAHULUAN. berusaha membangun dalam segala bidang aspek seperti politik, sosial,

BAB III DATA PERUSAHAAN. Sejarah Pegadaian penuh warna. Berasal dari Bank Van Leening yang didirikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG

BAB V PENUTUP. Dari serangkaian yang penulis telah lakukan, penulis dapat menyimpulkan bahwa

I. PENDAHULUAN. antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan atau organisasi tentu mempunyai sasaran atau target yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB l PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban

DAFTAR INFORAMASI PUBLIK DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UKM KABUPATEN MUKOMUKO

BAB 2 PROFIL PERUSAHAAN. pertanian. Lini bisnis dari PT. Pertani (Persero) ini antara lain : e. Pelayanan jasa (pengolahan lahan, angkutan).

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Perusahaan umum Bulog mempunyai misi yakni memenuhi kebutuhan pangan

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN.

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAN PENYIMPANAN BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas pangan masyarakat Indonesia yang dominan adalah beras yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sebagaimana dalam pasal 27 Undang-undang Dasar Pertimbangan tersebut mendasari terbitnya Undang-undang No.

BAB III SISTEM YANG BERJALAN

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN DIREKTUR UTAMA PERUM BULOG NOMOR : 25 TAHUN 2003 NOMOR : PKK-12/07/2.003

BAB II. GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN. A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

Perkembangan Harga Beras, Terigu Dan Gula Di Indonesia Tahun 2008 Selasa, 31 Maret 2009

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG

Regulasi Penugasan Pemerintah kepada Perum BULOG 1

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAN PENYIMPANAN BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2014

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan internasional, yaitu : Universal Deklaration Of Human Right. (1948), Rome Deklaration on World Food Summit

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ini terjadi karena adanya kegagalan GCG yang diterapkan oleh perusahaan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BAB I PENDAHULUAN. menurut Dibyo, dalam beberapa hal ambivalensi kedua fungsi tersebut seringkali

Transkripsi:

BAB II PROFIL INSTANSI E. Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Umum Badan Logistik atau disingkat Perum BULOG adalah sebuah lembaga pangan di Indonesia yang mengurusi tata niaga beras. Bulog dibentuk pada tanggal 10 Mei 1967 berdasarkan keputusan Presiden Kabinet Nomor: 114/Kep/1967. Sejak tahun 2003, status BULOG menjadi BUMN. Bulog sebelum menjadi Perum, jika ditelusuri sejarah bulog tidak terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelumnya kemerdekaan sampai pemerintahan sekarang ini. Secara umum tugas lembaga pangan tersebuat adalah menyediakan pangan bagi masyarakat pada harga yang terjangkau diseluruh daerah serta mengendalikan harga pangan ditingkat produsen dan konsumen. Instrumen untuk mencapai tujuan tersebut dapat burubah sesuai kondisi yang berkembang. Campur tangan pemerintah dalam komoditas beras diawali sejak Maret 1993 yaitu di Zaman pemerintahan Blenda. Saat itu, untuk pertama kalinya pemerintah Belanda mengatur kebijakan perberasan, yaitu dengan menghapus impor beras secara dan membatasi melalui sistem lisensi. Latar belakang ikut campurnya pemerintahan Belanda dalam perbesaran waktu itu adalah karena terjadinya fluktasi harga beras yang cukup tajam (tahun 1919/1920) dan sempat merosot tajam pada tahun 1930, sehingga petani mengalami kesulitan untuk membayar pajak. 7

8 4. Peralihan Menjadi Perum Selama lebih dari 30 tahun BULOG telah melaksanakan penugasan dari pemerintah untuk menangani bahan pangan pokok khususnya beras dalam rangka memperkuat ketahan pangan nasional. Status hukum BULOG adalah sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPDN) berdasarkan Keppres DI No.39 tahun 1978. Namaun sejak krisi ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 timbul tekanan yang sangat kuat agar peran pemerintah dipangkas secara drastis sehingga semua kepentingan nasional termasuk pangan harus diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Dorongan untuk melakukan perubahan datangnya tidak hanya dari luar negeri, namun juga dari dalam negeri. Pertama, perubahan kebijakan pangan pemerintahan dan pemangkasan tugas dan fungsi BULOG sehingga hanya diperbolehkan menangani komoditas beras penghapusan monopoli impor seperti yang terutang dalam beberapa Keppers dan SK Menperindang sejak tahun 1998. Keppers RI terakhir tentang BULOG, yakni Keppers RI No.103 tahun 2001 menerangkan bahwa BULOG harus beralih status menjadi BUMN selambatlambatnya Mei 2003. Kedua berlakunya beberapa UU baru, khususnya UU No.5 tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli dan UU No.22 tahun 2000 tentang Otonomi Daerah yang membatasi Kewenangan Pemerintah Pusat dan dihapusnya instansi vertikal. Ketiga, masyarakat luas menghendaki agar Bulog terbebas dari unsur-unsur yang bertentangan dengan tuntutanreformasi, bebas dari KKN dan bebas dari partai politik tertentu, sehingga Bulog mampu menjadi lembaga yang efesien, efektif transparan dan mampu melayani kepentingan publik secara

9 memuaskan. Pertama, tim intern Bulog pada tahun 1998 telah mengkaji ulang peran Bulog sekarang dan perubahan lembaganya dimasa mendatang.kan Hal ini dilanjutkan dengan kegiatan seserahan pada bulan Januari 2000 yang melibatkan BULOG dan Dolog Selindo dalam rangka menetapkan arahan untuk penyesuaian tugas dan fungsi yang kemudian disebut sebagai Paradigma Baru BULOG. kedua, kajian ahli dari Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1999 yang menganalisa berbagai bentuk badan hukum yang dapat dipilih oleh Bulog, yakni LPND seperti sekarang atau berubah menjadi persero, Badan Hukum Milik Negara (BHMN), Perjan atau Perum. Hasil kajian tersebut menyerahkan agar Bulog memiliki Perum sebagai bentuk badan hukum untuk menjalankan dua fungsi bersamaan yaitu fungsi public dan komersial. Ketiga, dukungan politik yang cukup kuat dari anggota DPR RI, khususnya Komisi III DPR RI selama periode 2000-2002. Berdasarkan hasil kajian, ketentuan dan dukungan politik DPR RI, disimpulkan bahwa status hukum yang paling sesuai bagi Bulog adalah Perum. Dengan bentuk Perum, Bulog tetap dapat melaksanakan tugas publik yang dibebankan oleh pemerintah terutama dalam pengaman harga dasar pembelian gabah, pendistribusian beras untuk masyarakat miskin yang rawan pangan, pemupukan stok nasional untuk berbagai keperluan public menghadapi keadaan darurat dan kepentingan lainnya dalam upaya mengendalikan gejolak harga. Disamping itu, Bulog dapat memberikan kontribusi operasionalnya kepada masyarakat sebagai salah satu pelaku ekonomi dengan melaksanakan fungsi usaha yang tidak bertentangan dengan hukum dan kaidah transparansi.

10 Dan pada akhirnya era baru itu datang juga, sejak tanggal 20 Januari 2003 LPND BULOG berdasarkan peraturan pemerintah RI No.7 tahun 2003 yang kemudian yang direvisi menjadi PP RI No.61 tahun 2003. Peluncuran Perum Bulog ini dilakukan di Gedung Arsip Nasional Jakarta pada tanggal 10 Mei 2003. 5. Visi dan Misi a. Visi Menjadi lembaga pangan yang handal untuk memantapkan ketahanan pangan nasional b. Misi a. Menyelenggarakan tugas pelayanan publik untuk menunjang keberhasilan pelaksana kebijakan pangan nasional. b. Menyelenggarakan kegiatan ekonomi dibidang pangan secara berkelanjutan yang memberikan manfaat kepada perkonomian nasional. c. Menyelenggarakan kegiatan ekonomi dibidang pangan dan bermanfaat kepada steakholders. d. Menjalankan usaha dalam bidang produksi pemasaran dan jasa dibidang komoditi pangan guna mendukung program pengembangan hasil pertanian khususnya pangan dan bidang lainnya dengan upaya memaksimalkan produktivitas, efesien dan kemampuan menghasilkan laba.

11 6. Nilai- nilai Dasar Perum Bulog a. Kualitas Perusahaan dengan seluruh jajaran menejemen dan pegawai sepakat untuk berorientasi pada kualitas produk dan pelayanan pada rakyat (konsumen) sesuai dengan visi dan misi. b. Integrasi Keutuhan pribadi, menejemen dan organisasi yang mencerminkan konsistensi antara prinsip dengan prilaku. c. Team Work Seluruh unit kerja karyawan bergerak fokus dan total secara terintegrasi dalam rangka menciptakan visi dan misi perusahaan. d. Inovatif Kemampuan untuk berfikir dan mengembangkan nilai-nilai kreativitas dan inovasi dalam bekerja. e. Responsif Kekampuan perusahaan untuk mengambil keputusan dan melakukan upaya-upaya prevetif maupun kuratif dalam menghadapi setiap perubahan lingkungan strategis.

12 STRUKTUR ORGANISASI DIVISI REGIONAL KEPALA WAKIL KEPALA BIDANG PELAYANAN PUBLIK BIDANG PERENCANAAN PENGEMBANGAN USAHA BIDANG ADMINISTRASI DAN KEUANGAN PENGADAAN INDUSTRI DAN PERDAGANGAN SDM DAN HUKUM ANALISA DAN PASAR JASA TATA USAHA DAN UMUM PERSEDIAAN DAN ANGKUTAN TEKNOLOGI INFORMATIKA HUBUNGAN MASYARAKAT KEPERAWATAN KUALITAS KEUANGAN PENYALURAN AKUNTANSI SUB DIVISI REGIONAL KANTOR LOGISTIK GUDANG UPT PENGOLAHAN GABAH/BERAS Gambar 1.1 Sumber: Perum Bulog Divre Sumut (2011)

13 2. Deskripsi Tugas Adapun job describtion dari masing-masing bagian di atas adalah sebagai berikut: a. Kepala Bertanggung jawab: i. Memimpin Drive sesuai dengan tugas yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku. ii. Membina sumber daya Perum Bulog di lingkungan divre. iii. Melaksanakan kebijakan teknis dibidang pelayanan public, perencanaan dan pengembangan usaha, administrasi dan keuangan. b. Asisten Apabila dipandang perlu berdasarkan pertimbangan beban kerja dan kebutuhan keahlian bidang tertentu,maka Kandivre dapat dibantu oleh seorang atau beberapa Asisten Divre. Asisten Divre mempunyai tugas membantu Kadivre dibidang keahlian tertentu dengan menyelenggarakan pengolahan, penelaahan serta pengkajian terhadap masalah-masalah sesuai bidang penugasan baik atas inisiatif sendiri maupun atas petunjuk Kadivre.Asisten berada di bawah dan betanggung jawab langsung kepada Kadivre. c. Bidang Pelayanan Publik Bertanggung jawab : i. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengadaan gabah/beras.

14 ii. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pemantauan analisa harga dan pasar. iii. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengolahan persediaan dan angkutan. iv. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan perawatan kualitas dan pemberantasan hama serta pengolahan komoditi pangan. v. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pelayanan penyaluran beras kepada kelembagaan pemerintah serta masyarakat umum dan khusus. d. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Usaha Bertanggung jawab: i. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengolahan perencanaan dan pengembangan industry dan pngolahan serta perdagangan komoditi pangan dan non pangan. ii. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan perencanaan dan pengembangan usaha jasa pergudangan, angkutan dan pembongkaran, survey dan perawatan serta usaha jasa lainnya. iii. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan perancanaan dn pengembangan pemeliharaan sarana dan dukungan teknologi dan informasi.

15 e. Bagian Administrasi dan Keuangan Bertanggung jawab : i. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengolahan administrasi sumber daya manusia, urusan hukum dan klaim. ii. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengolahan surat menyurat, arsip, ekspedisi, hubungan masyarakat, kerumah tanggan dan pengolahan, pengadaan pemeliharaan perlengkapan sarana kantor, rumah dinas jabatan, mess, pergudangan dan inventaris serta penghapusan. iii. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan kehumasan. iv. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan anggaran administrasi pembayaran verifikasi. v. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan administrasi pembukuan, neraca, laporan pertanggungjawaban keuangan dan hubungan rekening antar kantor (RAK). 3. Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan Fungsi komersial merupakan pengalaman pertama Bulog yang mulai dijalankan sejak 2003. Berdasarkan tahapan strategi bisnis perusahaan, fungsi komersial Bulog pada tahun ini memasuki tahap pertumbuhan sebagai tindak lanjut proses peletakan dasar-dasar kaidah bisnis telah dilakukan tiga tahun lalu. Berdasarkan cakupan kegiatannya usaha komersial dibagi 3 yaitu industry, perdagangan dan jasa. Untuk mempermudah pencarian,detail setiap usaha akan

16 dibagi menurut wilayah Divre berdasarkan RKAP 2006 yang telah ditetapkan sebelumnya. a. Industry Kegiatan industry dibagi kategori,yaitu industry berbasis beras,industry pendukung dan industry pangan lain. i. Industri berbasis beras adalah industry yang merupakan integritas proses manufaktur pembesaran, sebagaimana yang terangkai dalam Rice Processing Complex (RPC). ii. Industri pendukung adalah industry yang menghasilkan produk-produk pendukung diluar proses manufaktur pmbesaran (karung, packing, dll). iii. Industri pangan lain adalah industry pangan yang produk turunan dari beras (down-stream product), maupun industry pangan primer dan sekunder lainnya (CPG, gula, berbasis jagung, dll) b. Perdagangan Perdagangan komoditi merupakan aktivitas bisnis dengan daya tarik pasar yang tinggi. Hal ini tergambar dalam banyaknya jumlah pemain dalam bisnis ini.bagi perum Bulog, kompetensi dasar perdagangan dikuasa dari pengalaman dalam menangani komoditi beras, kedelai, jagung yang dijalankan pada masa LPND. Secara signifikan yang berbeda adalah aktifitas perdagangan.saat ini harus dapat menghasilkan keuntungan dan nilai tambah bagi perusahaan. Selain hal tersebut, karakter bisnis perdagangan akan berbeda untuk setiap jenis komoditi perdagangan.untuk itulah perdagangan menjadi focus utama untuk implementasi usaha bisnis jangka pendek perusahaan.

17 Mulai tahun 2007, untuk memberikan nilai tambah yang lebih bagi perusahaan, aktivitas perdagangan komoditi dilakukan adalah secara terpadu. Divisi Regional yang memiliki potensi sumber daya komoditi yang sama melakukan kegiatan perdagangan terpadu. Dan mulai tahun 2007 ini pula, Perum Bulog memfokuskan diri pada beberapa jenis komoditi unggulan. Adapun komoditi unggulan yang difokuskan dalam kegiatan perdagangan ada 5 (lima) jenis, yaitu : i. Jagung ii. Gula pasir iii. Coklat iv. Mete v. Pinang c. Jasa Usaha jasa adalah satu kegiatan usaha pada Diktorat Perencanaan dan Pengembangan untuk meningkatkan pendapatan (revenue) perusahaan, yang terdiri atas jasa pemberdayaan asset (seperti gudang, kantor, tanah kosong dan asset lainnya), jasa angkutan dan jasa survey, perawatan kualitas dan pemberantasan hama. Sasaran Divisi Jasa adalah terlaksananya kegiatan usaha jasa pelayanan pergudangan, jasa angkutan dan jasa survey perawatan kualitas serta jasa pemberdaya asset. Untuk mencapai sasaran tersebut dilakukan melalui dua kegaitan, yaitu : i. Kegiatan utama adalah memasarkan jasa angkutan, jasa survey dan jasa penyewaan asset yang ideal.

18 ii. Kegiatan pendukung adalah pembinaan operasional, peningkatan kemampuan SDM, membentuk jaringan kerjasama, penyusunan standar prosedur kerja, monitoring evaluasi seluruh daerah kerja. Lokasi Perusahaan Medan. Perum BULOG Divre Sumut Beralamat di Jl. Jendral Gatot Subroto No. 180 Dampak Sosial Ekonomi terhadap Lingkungan dan Masyarakat Perum BULOG Divre Sumut memiliki visi untuk menjadi sebuah perusahaan yang handal dalam mewujudkan pangan yang cukup, aman dan terjangkau bagi rakyat serta memenuhi kebutuhan pangan pokok rakyat. Bulog melaksanakan tugas public yang dibebankan oleh pemerintah terutama dalam pengamanan harga dasar pembelian gabah, perindustrian beras untuk masyarakat miskin yang rawan pangan, pemupukan stok nasional untuk berbagai keperluan public menghadapi keadaan darurat dan kepentingan public lainnya dalam upaya mengendalikan gejolak harga. Disamping itu, bulog dapat memberikan kontribusi operasional kepada masyarakat sebagai salah satu pelaku ekonomi dengan melaksanakan fungsi usaha yang tidak bertentangan dengan hokum dan kaidah transparansi.

19 4. Makna Logo dan Warna Logo Perum Bulog Perum Bulog memiliki logo tersendiri dari beberapa unsur. Adapun bentuk logo perusahaan tersebut adalah sebagai berikut : Sumber: Perum Bulog Divre Sumut (2011) a. Makna Logo Matahari mencerminkan adanya semangat perubahan dalam diri Perum Bulog untuk menjadi perusahaan yang lebih professional, transparan dan sehat. b. Warna Logo Matahari dengan gradiasi warna kuning kemerahan menggambarkan Perum Bulog sebagai perusahaan yang menjadi sumber dari seluruh rangkaian kehidupan Bangsa Indonesia yang beraneka ragam termasuk berbagai suku dan kultur didalamnya. Huruf / tipograf Bulog berwarna biru dalam usaha mewujudkan akan besarnya peran Perum Bulog dalam usaha mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Sedangkan bentuk huruf/ tipografi yang kokoh menggambarkan bentuk fisik perum Bulog sebagai sebuah perusahaan yang solid dalam mengelola berbagai misinya.