Judul : Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Automotive And

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor), dapat menyalurkan dananya dengan berinvestasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan di pasar modal Indonesia. Saham dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, naiknya suku bunga, dan

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dana yang dibutuhkan investor untuk melakukan investasi tidak begitu besar jika

Judul : Pengaruh Economic Value Added (EVA), Return On Equity (ROE) dan Dividend Payout Ratio

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan tersendiri di bidang bisnis dan memaksa pemimpin-pemimpin perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per

BAB I PENDAHULUAN. Gabungan (IHSG) turut mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal di Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (Tandelilin, 2010:31). Salah satu bidang investasi yang cukup menarik namun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana yang tersedia secara efisien akan berkurang. Akibatnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. saham yang meningkat menggambarkan bahwa nilai perusahaan meningkat atau

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang untuk dapat bertahan dan

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia otomotif kini semakin pesat khususnya di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya

EKA YULIANA B

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang gencar dalam. melakukan pembangunan disemua sektor, salah satunya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan agar dapat bertahan dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. Tujuan

BAB 1. Pasar modal adalah bagian dari pasar financial dan tempat bertemunya investor dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem

BAB V KESIMPULAN. earning per share, book value per share, dan cash flow per share

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. akan menginvestasikan dananya pada tingkat pengembalian (return) sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, perusahaan dituntut untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan

BAB II URAIAN TEORITIS. Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan termasuk perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman pada dasarnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. modal memberikan fasilitas untuk menyalurkan dana dari lender (pihak yang

PENGARUH CURRENT RATIO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Didalam perekonomian negara yang maju dan berkembang banyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDUHULUAN. mengembangkan usahanya perusahaan harus mengembangkan perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. laba ditahan (retained earning). Sedangkan sumber pembiayaan yang lain, berasal

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi pasar modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kontinuitas perusahaan merupakan elemen. penting yang harus dijaga oleh perusahaan, terutama menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. Di indonesia, alternatif untuk mendapatkan dana dapat diperoleh melalui pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB II. Tinjauan Pustaka. memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi dan cara berpikir manusia yang semakin pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian, memacu perusahaan untuk terus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia terus diwarnai

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

Transkripsi:

Judul : Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Automotive And Allied Di Bursa Efek Indonesia Nama : Muhamad Syaiful Bahri NIM : 1206205197 Abstrak Dalam menganalisis harga dari saham perusahaan terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan yaitu pendekatan fundamental dan pendekatan teknikal. Analisis fundamental merupakan cara penilaian harga saham yang didasari oleh dua model dasar dari sekuritas yaitu laba perusahaan dan nilai asset perusahaan, sedangkan analisis teknikal secara umum menilai harga saham berfokus pada perubahan volume dan harga pasar dari saham tersebut. Penelitian ini berfokus pada analisis fundamental yang mana pada analisis ini menggunakan kinerja perusahaan sebagai acuan untuk memprediksi harga saham di masa yang akan datang, dengan menggunakan current ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan earning per share sebagai variable penentu harga saham pada perusahaan automotive and allied di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011 2015. Metode penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling dimana sesuai kriteria yang telah ditetapkan diperoleh 14 sampel perusahaan. Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui metode observasi non partisipan dengan mengunduh data dari Bursa Efek Indonesia. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variable current ratio, debt to equity ratio, return on equity berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham, sedangkan earning per share secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan automotive and allied periode tahun 2011 2015.

DAFTAR ISI JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 10 1.3 Tujuan Penelitian... 11 1.4 Manfaat Penelitian... 11 1.5 Sistematika Penulisan... 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori.....13 2.1.1 Signaling Theory.....13 2.1.2 Saham.....14 2.1.3 Harga Saham.....15 2.1.4 Analisis Rasio Keuangan.....18 2.1.5 Current Ratio.....19 2.1.6 Debt to Equity Ratio.....20 2.1.7 Return on Equity.....21 2.1.8 Earning Per Share.....22 2.2 Rumusan Hipotesis.....20 2.2.1 Pengaruh Current Ratio terhadap harga saham.....24 2.2.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap harga saham.....25 2.2.3 Pengaruh Return On Equity terhadap harga saham.....26 2.2.4 Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham.....27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian.....29 3.2 Obyek Penelitian.....30 3.3 Identifikasi Variabel.....30 3.4 Definisi Operasional Variabel.....30 3.5 Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel.....32 3.6 Metode Pengumpulan Data.....33 3.7 Teknik Analisis Data.....33 3.7.1 Analisis Regresi Linier Berganda.....33 3.8 Statistik Deskriptif.....34 3.9 Uji Asumsi Klasik.....34 3.10 Uji Kelayakan Model.....35 3.11 Uji Hipotesis.....36 BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan automotive and allied Indonesia... 38 4.2 Hasil Penelitian dan Pengujian Hipotesis... 40 4.2.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif... 40 4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik... 43 4.2.3 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda... 48 4.3 Hasil Uji Kelayakan Model... 50 4.3.1 Hasil Uji F... 50 4.3.2 Hasil Uji R2 (R Square)... 51 4.4 Hasil Uji Hipotesis (Uji t)... 51 4.5 Pembahasann Hasil Penelitian... 53 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 56 5.2 Saran... 57 DAFTAR RUJUKAN... 58 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 61

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga sebuah produk yang didasari oleh definisi klasik adalah sebuah deskripsi dari sebuah titik pertemuan antara sisi permintaan dan sisi penawaran terhadap produk tersebut. Kenyataannya harga dari beberapa produk tidak serta merta secara langsung dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran, terdapat juga beberapa hal yang bisa dan mampu untuk mempengaruhi titik temu antara permintaan dan penawaran tersebut (Pasaribu, 2008). Saham merupakan sebuah contoh produk yang harganya tidak hanya dapat dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran. Saham adalah tanda kepemilikan seseorang atau badan dalam sebuah perusahaan atau perseroan terbatas yang telah terdaftar di sebuah bursa saham. Saham dapat berwujud selembar kertas yang menjelaskan bahwa pemilik dari kertas tersebut adalah pemilik dari perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Persentase dari kepemilikan perusahaan ditentukan dari seberapa banyak modal yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2008). Fabozzi (2002:56) menyebutkan, dalam menganalisis harga dari saham perusahaan terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan yaitu pendekatan fundamental dan pendekatan teknikal. Analisis fundamental merupakan cara penilaian harga saham yang didasari oleh dua model dasar dari sekuritas yaitu laba perusahaan dan nilai aset perusahaan, sedangkan analisis teknikal secara umum menilai harga saham berfokus pada perubahan volume dan harga pasar dari saham tersebut. Analisis fundamental merupakan sebuah cara untuk menentukan harga saham perusahaan berdasarkan laporan keuangan perusahaan dengan menilai dari sisi kinerja perusahaan (Hatta dan Dwiyanto, 2012). Analisis fundamental mengasumsikan bahwa

setiap pemegang saham berpikiran secara rasional dan selalu ingin mempelajari hubungan antara kondisi sekarang dari perusahaan dengan harga saham perusahaan sehingga para pemegang saham dapat melakukan estimasi terhadap harga saham perusahaan di masa yang akan datang (Hartono, 2013). Husnan (2005:341) menjelaskan, analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham (kondisi pasar) di waktu yang telah lampau. Analisis teknikal memusatkan pada bagan harga sekuritas, sehingga sering disebut charties yaitu memprediksi untuk masa yang akan datang berdasarkan pergerakan saham di masa lampau dan analisisnya bersifat jangka pendek, Subiyantoro dan Andreani (2003). Penelitian ini berfokus pada analisis fundamental yang mana pada analisis ini menggunakan kinerja perusahaan sebagai acuan untuk memprediksi harga saham di masa yang akan datang. Analisis fundamental merupakan analisis yang digunakan untuk mencoba memprediksi harga saham di waktu yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang berpengaruh terhadap harga saham dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga memperoleh taksiran harga saham. Bagi pemegang saham, faktor fundamental memberikan gambaran yang jelas dan bersifat analisis terhadap prestasi manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan yang menjadi tanggung jawabnya. Harga saham yang meningkat menggambarkan bahwa nilai perusahaan meningkat atau prestasi manajemen dalam mengelola usahanya sangatlah baik. Peningkatan prestasi manajemen dapat dicapai bila menggunakan modal yang dimiliki secara efektif dan efisien, hasil yang optimal akan dicapai dengan menggunakan keseluruhan modal perusahaan yang diinvestasikan dalam aktiva untuk menghasilkan laba atau keuntungan (Martono, 2009).

Menurut Clarke (2005), variabel fundamental yang mempengaruhi harga saham perusahaan di pasar modal dapat dibedakan menjadi dua yaitu fundamental internal dan fundamental eksternal. Variabel fundamental internal berasal dari dalam perusahaan yaitu variabel yang mencerminkan kondisi dan prestasi kinerja keuangan, sedangkan variabel eksternal berasal dari luar perusahaan yang ikut mempengaruhi harga saham (Andri, 2013). Current ratio merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya dalam jangka pendek dengan dana lancar yang tersedia. Misalnya membayar gaji, membayar biaya operasional, membayar hutang jangka pendek, dan sebagainya yang membutuhkan pembayaran segera. Agar perusahaan selalu likuid, maka posisi dana lancar yang tersedia harus lebih besar dari pada utang lancar. Perusahaan yang tidak likuid berarti perusahaan itu tidak sehat. Oleh karena itu, perlu pengaturan, menjaga dan memelihara current ratio yang baik untuk menjaga kredibilitas kepada kreditur, Wiagustini (2010:76). Menurut Mahardika (2011) current ratio adalah rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya, pada rasio ini juga dapat menunjukan perbandingan antara aset lancar dengan kewajiban lancar dan rasio ini juga dapat merepresentasikan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar yang tersedia. Kuswara (2012) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa terdapatnya pengaruh positif dan signifikan dari current ratio pada harga saham perusahaan, hal ini disebabkan karena semakin tingginya current ratio perusahaan menunjukan semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajibannya sehingga para investor merasa aman untuk menanamkan modalnya ke perusahaan

tersebut hal ini akan meningkatkan harga saham perusahaan yang memiliki current ratio yang tinggi. Berbeda pendapat dengan penelitian sebelumnya, Pradipta (2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa current ratio memiliki pengaruh yang negatif terhadap harga saham perusahaan, hal ini disebabkan karena current ratio perusahaan yang terlalu tinggi mengindikasikan terdapatnya idle fund (dana menganggur) yang tinggi pula, hal ini mencerminkan perusahaan kurang mampu dalam mengoperasionalkan asset lancarnya sehingga dapat menimbulkan opportunity lost, Perwira dan Darsono (2015). Debt to equity ratio merupakan salah satu rasio pengelolaan modal yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membiayai usaha dengan pinjaman yang disediakan oleh pemegang saham. Debt to equity ratio dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan menggunakan pendanaan yang berasal dari utang dalam permodalan (financial leverage) (Brigham, 2006:143). Omete (2013) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa semakin tinggi debt to equity ratio berarti semakin tinggi pula risiko yang mungkin dihadapi perusahaan dan tingginya debt to equity ratio dapat mengurangi keuntungan dari perusahaan karena perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi akan lebih memilih untuk terlebih dahulu membayarkan hutang hutangnya dan hal tersebut dapat memberikan dampak kepada turunnya harga saham perusahaan. Masih dengan pendapat yang serupa, Harahap (2009:303) menyatakan debt to equity ratio merepresentasikan perbandingan antara kewajiban perusahaan dengan modal perusahaan, relatifnya semakin tinggi debt to equity ratio menunjukan bahwa semakin besarnya proporsi hutang dalam modal perusahaan yang mana akan menyebabkan resiko investasi yang lebih tinggi.

Penelitian Nirmala et al (2011) yang menggunakan sampel perusahaan otomotif dan kesehatan di India tahun 2000 2009 menunjukkan adanya pengaruh debt to equity ratio yang negatif dan signifikan pada harga saham dengan alasan debt to equity ratio yang tinggi mengindikasikan perusahaan harus membayar bunga yang tinggi pula, sehingga laba yang dapat dibagikan untuk pemegang saham akan berkurang, secara umum investor lebih memilih untuk berinvestasi pada perusahaan dengan hutang yang lebih rendah. Hatta dan Dwiyanto (2012) juga menemukan hasil yang serupa yaitu terdapatnya hubungan debt to equity ratio yang negatif dan signifikan pada harga saham perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2002 2006. Berbeda dengan hasil penelitian dari Pradipta (2012) yang menemukan adanya pengaruh debt to equity ratio yang positif pada harga saham perusahaan Indonesia yang terdaftar di dalam LQ45 tahun 2009 2011 karena debt to equity ratio yang tinggi dianggap sebagai sinyal yang diberikan oleh manajemen perusahaan kepada para investor, karena manajemen perusahaan melihat adanya prospek yang baik pada perusahaan yaitu dimana peningkatan hutang dapat menimbulkan penghematan pajak dan memperoleh pendanaan investasi baru bagi perusahaan, hal tersebut dapat meningkatkan investasi yang dilakukan para investor pada perusahaan Perwira dan Darsono (2015). Return on equity secara singkat dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Analisa, 2011). Return on equity merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Return on equity suatu perusahaan

dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan dibandingkan satu dengan lainya. Astuti (2004:36) menyatakan return on equity memiliki peran penting dalam semua bisnis, return on equity menunjukkan efisiensi keseluruhan perusahaan dan kinerja perusahaan, serta kemampuan perusahaan untuk melakukan pengembalian kepada investor. Tanpa keuntungan bisnis tidak akan berjalan lancar dan bertahan dalam jangka panjang. Penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Wang et al (2013) pada 60 perusahaan yang terdaftar di bursa saham Shanghai tahun 2011 menemukan adanya pengaruh return on equity yang positif dan signifikan pada harga saham perusahaan karena return on equity perusahaan selalu dapat menggambarkan harga saham perusahaan di masa yang akan datang. Nirmala et al (2011) menyatakan semakin tingginya keuntungan yang dapat dihasilkan oleh perusahaan maka kemampuan perusahaan untuk beroperasi akan menjadi lebih baik dan hal tersebut dapat menstimulasi terjadinya peningkatan harga saham perusahaan di pasar saham, hal tersebut dapat diartikan bahwa return on equity memiliki pengaruh yang positif dan signifikan pada harga saham perusahaan. Pradipta (2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa return on equity perusahaan memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan, hal ini dapat disebabkan karena jika keuntungan perusahaan terus meningkat maka manajemen perusahaan akan memandang hal tersebut sebagai sebuah prospek perusahaan yang baik, hal tersebut akan membuat manajemen menggunakan persentase hutang lebih besar dari pada modal sendiri dengan maksud untuk memberikan sinyal kepada investor di bursa saham, namun apabila investor tidak menangkap sinyal tersebut maka investor akan beranggapan keputusan tersebut

sebagai sesuatu yang tindakan beresiko, sehingga investor menghindari untuk membeli saham yang beresiko dan berdampak pada harga saham perusahaan Perwira dan Darsono (2015). Earning per share merupakan perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham yang beredar, earning per share adalah rasio yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk setiap lembar saham yang beredar (Darmadji, 2012: 139). Earning per share menurut Gitman (2006: 68) menyatakan bahwa earning per share umumnya memberikan daya tarik kepada calon investor untuk menempatkan modal pada perusahaan. Fahmi (2012:97) menyatakan earning per share merupakan keuntungan yang diberikan untuk para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki dan dapat dihitung dengan membagi laba per lembar saham dengan jumlah saham yang beredar. Semakin tinggi earning per share suatu perusahaan akan meningkatkan harga saham perusahaan tersebut. Penelitian Sugiartingingsih (2004), pada studi kasus perusahaan manufaktur yang go public di BEJ menemukan hasil bahwa earning per share secara signifikan berpengaruh positif terhadap harga saham, karena jika earning per share tinggi, investor menganggap perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang, karena investor percaya bahwa nilai suatu saham akan bergantung pada kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba setiap lembar saham. Apabila earning per share yang dihasilkan sesuai dengan harapan investor, maka keinginan investor umtuk menanamkan modalnya juga meningkat dan akan meningkatkan harga saham seiring dengan tingginya permintaan akan saham. Hasil berbeda didapat dari penelitian Julia (2008) tentang pengaruh earning per share terhadap harga saham,

dimana earning per share secara signifikan berpengaruh negatif terhadap harga saham. Peneliti menemukan fenomena kecenderungan penurunan harga saham yang di alami pada industri perusahaan automotive and allied yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada akhir tahun 2015. Rahma dan Djazuli (2014) dalam penelitiannya menyatakan pada tahun 2014 penguatan mata uang Rupiah terhadap Dollar AS membuat harga produk automotive and allied cenderung stabil sehingga membuat perusahaan pada industri automotive and allied memperoleh keuntungan yang optimal. Gambar 1.1 Grafik Harga Saham Rata rata Perusahan Automotive and Allied tahun 2011-2015 Grafik di atas memperlihatkan trend harga saham rata rata perusahaan automotive and allied yang cenderung fluktuatif, pada tahun 2011 rata - rata harga saham perusahaan automotive and allied berada pada Rp4.477,- kemudian mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2012 menjadi Rp2.411,- harga saham perusahaan automotive and allied mengalami peningkatan kembali pada tahun 2013

menjadi Rp3.779,- dan cenderung stabil pada tahun 2014 Rp3.818,- hal ini sesuai dengan pernyataan dari Rahma dan Djazuli (2014), namun penurunan harga saham perusahaan automotive and allied kembali terjadi pada tahun 2015 menjadi Rp3.065,- Berdasarkan fenomena di atas dan masih terdapatnya celah penelitian yang disebabkan karena perbedaan hasil penelitian menggunakan variabel variabel fundamental perusahaan yang sama membuat peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh current ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan earning per share terhadap harga saham pada perusahaan automotive and allied di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi pokok permasalahan dari penelitian ini, yaitu: 1. Apakah current ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan automotive and allied di BEI periode 2011-2015? 2. Apakah debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan automotive and allied di BEI periode 2011-2015? 3. Apakah return on equity berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan automotive and allied di BEI periode 2011-2015? 4. Apakah earning per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan automotive and allied di BEI periode 2011-2015? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pada pokok permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh current ratio terhadap harga saham pada perusahaan automotive and allied di BEI periode 2011-2015. 2. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh debt to equity ratio terhadap harga saham pada perusahaan automotive and allied di BEI periode 2011-2015. 3. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh return on equity terhadap harga saham pada perusahaan automotive and allied di BEI periode 2011-2015. 4. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh earning per share terhadap harga saham pada perusahaan automotive and allied di BEI periode 2011-2015. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya: 1) Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan bukti empiris tentang pengaruh current ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan earning per share terhadap harga saham serta dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. 2) Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi, sumbangan pemikiran, evaluasi dan bahan pertimbangan bagi investor dan manajeman perusahaan dalam menentukan strategi yang tepat dalam berinvestasi di pasar saham. 1.5 Sistematika Penulisan Pada bagian ini akan diuraikan isi dari skripsi ini yang penyajiannya disusun

bab per bab untuk memudahkan penulisan dan pembahasan yang masing-masing adalah sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN Merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika dalam penulisan skripsi. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Merupakan bab yang berisi uraian tentang teori-teori yang revelan mengenai keterkaitan harga saham dengan analisis fundamental bab ini juga membahas tentang penelitian sebelumnya yang menjadi salah satu acuan dalam perumusan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Merupakan bab yang berisi informasi mengenai lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Merupakan bab yang meliputi analisis data yang diuraikan dalam pengumpulan dan tabulasi data, deskripsi hasil penelitian dari pengujian dan pengujian hipotesis serta pembahasan yang mengacu pada masalah dan tujuan penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Merupakan bab yang berisi simpulan dan saran yang dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi pembaca maupun bagi peneliti selanjutnya.