BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Dokter-Djawa diadakan di Dokter-Djawa School yang berdiri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENGANTAR. Keberadaan kekuasaan Hindia Belanda di Indonesia tidak pernah. lepas dari kekuatan militernya. Militer merupakan sebuah kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh dalam bidang pendidikan khususnya di Sumatera Timur. perkembangan sehingga kekuasan wilayahnya semakin luas, disamping

BAB I PENDAHULUAN. berada di pusat pemerintahan Afdeling Asahan. Letaknya sangat diuntungkan karena

STRATEGI PENDIDIKAN BELANDA PADA MASA KOLONIAL DI INDONESIA

Vintage, Mikrofon Soekarno Saksi Bisu Peresmian UNAIR

BAB I PENGANTAR. Politik Etis membuka era baru dalam perpolitikan kolonial di. Hindia Belanda sejak tahun Pada masa ini diterapkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia

BAB I PENDAHULUAN. jajahan Belanda agar untuk turut diberikan kesejahteraan. lain Van Deventer, P. Brooshooft, dan Van Limburg Stirum.

BAB I PENDAHULUAN. membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana

BAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angkutan kota merupakan unsur yang penting dan. mempunyai pengaruh yang kuat dalam pembentukan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia, Budi Utomo mendapat tempat

POTRET SEKOLAH PRIBUMI DI BREBES TAHUN 1859 Oleh: Kris Hapsari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, hambatan dan keterbatasan komunikasi dapat mulai diatasi.

PELAYANAN DAN SARANA KESEHATAN DI JAWA ABAD KE-20. Oleh: Dina Dwi Kurniarini, Ririn Darini, Ita Mutiara Dewi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak akhir abad ke-19 sampai dengan awal abad ke-20, kota-kota kolonial mulai memiliki makna penting bagi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Pada tahun 1884 terjadi krisis yang dialami industri gula di pulau Jawa, terjadi kemerosotan

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan Nasional merupakan salah satu bagian dari perjalanan sejarah

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB VI KESIMPULAN. Kristen sejauh ini hanya berdasarkan wacana teologi atau lebih dari itu terfokus

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan. hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. topik kajian sejarah adalah permasalahan layanan kesehatan, seperti: rumah sakit 2,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan sebuah pinjaman dengan bunga yang ringan maupun menjual

M PERANAN HASAN SADIKIN DALAM BIDANG KESEHATAN DI JAWA BARAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam membuat suatu alat bukti tertulis yang bersifat autentik dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II SEJARAH BERDIRINYA BANK RAKYAT INDONESIA BAB II SEJARAH BANK RAKYAT INDONESIA. A. Latar Belakang Berdirinya BRI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1942, Jepang mulai masuk dan menjajah wilayah Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Politik etis adalah politik balas budi atau politik kehormatan, namun

BAB I A. LATAR BELAKANG. Sardjito orang yang hebat. Predikat itu kiranya tidak. berlebihan jika kita sematkan pada sosok Prof. Dr. M.

WABAH PES DI KOTA SEMARANG TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Barat, pendidikan di Sumatra Timur bersifat magis religius yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

JOHANNES PAULUS VAN DER STOK: DARI LOG BOOK ANGKATAN LAUT KE POLA ARUS PERMUKAAN DI PERAIRAN NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hak yang dimiliki seorang warga negara Indonesia. adalah hak untuk mendapatkan pendidikan.

PELAYANAN DAN SARANA KESEHATAN DI JAWA ABAD XX

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. menandai dimulainya sepakbola modern. Lihat: ibid, hlm Ibid, hlm Ibid, hlm Ibid. hlm. 18. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kepada modal swasta. Pemberlakuan Undang-Undang Agraria tahun adalah

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. sebagai pendukung dalam melaksanakan kegiatannya. Informasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang. diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus,

SEJARAH PERKEMBANGAN KAWASAN LAMONGAN ( )

BAB I PENDAHULUAN. moral dan juga nasionalisme. Hal tersebut melatarbelakangi pendirian Sekolah

PENGARUH POLITIK ETIS TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA TAHUN SKRIPSI. Oleh: Melinda Vikasari NIM

SEKILAS SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai traktaat Siak. Pada saat itu Siak dipimpin oleh seorang sultan yang bernama

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Pekalongan, merupakan sebuah kota yang terletak di pantai

PERANAN PEMUDA DALAM PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi adalah sarana untuk mempercepat waktu. dalam mencapai suatu tujuan. Di Indonesia, transportasi terbagi

PERKEMBANGAN USAHA GULA OEI TIONG HAM CONCERN DI JAWA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan

FOTO KEGIATAN SIKLUS I

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengantarkan orang untuk terbuka terhadap kebutuhan-kebutuhan

BAB III METODOLOGI. Penelitian tentang Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Di tahun 1958 Pemerintah Republik Indonesia melakukan kebijaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Pendidikan akan melahirkan orang-orang terdidik yang akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia peraturan mengenai notaris dicantumkan dalam Reglement op het

MENJADI PENELITI SEJARAH Oleh: Miftahuddin

BAB I PENDAHULUAN. Orang-orang Tionghoa menjadi kelompok imigran terbanyak. yang berada di Borneo Barat bahkan di Nusantara.

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN

SISTEM TANAM PAKSA. Oleh: Taat Wulandari

B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Kajian Pustaka F. Historiografi yang Relevan...

BAB I PENDAHULUAN. ombak besar, dan badai secara langsung di lautan 1, tetapi juga penghubung antara

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam rangka pembangunan nasional. Garis besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebudayaan dan gaya hidup Indis. Pada awal abad XX dalam kehidupan masyarakat

100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL DAN KIPRAH DOKTER UNTUK BANGSA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat dikatakan identik dengan asal usul dan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pers cetak atau surat kabar merupakan media komunikasi massa yang cukup

1.1 Latar Belakang Masalah

KULI DAN ANEMER ; Keterlibatan Orang Cina Dalam Pembangunan Jalan Kereta Api Di Priangan ( ) *) Oleh : Dr. Agus Mulyana, M.

ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL

UNDANG-UNDANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO.13 TAHUN 1992 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

BAB I PENGANTAR. Sebagai gerakan perempuan terbesar di Indonesia 1, banyak. pihak yang menilai bahwa gerakan PKK merupakan antiklimaks dari

BIOGRAFI MR. ASAAT DATUK MUDO

BAB I PENGANTAR. yang terjadi di kawasan pelabuhan Muara Angke pada pertengahan tahun 1990an,

PERKEMBANGAN SISTEM KEPEMILIKAN TANAH PADA PERKEBUNAN TEBU DI SINDANGLAUT, CIREBON ( )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB II HINDIA BELANDA PADA AWAL ABAD XX DAN MUNCULNYA GERAKAN NASIONAL

MODUL POLA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL HINGGA KEMERDEKAAN MATERI : HUBUNGAN POLITIK ETIS DENGAN PERGERAKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. manusia, agama Kristen dapat dikatakan sebagai agama yang paling luas tersebar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Dokter-Djawa diadakan di Dokter-Djawa School yang berdiri pada 1849 di Weltevreden, Batavia. Sekolah ini selanjutnya mengalami berbagai perubahan kurikulum. Perubahan yang signifikan adalah reorganisasi pada 1864. Penerimaan siswa meningkat dari 30 calon siswa menjadi 50 calon siswa. 1 Penyandang gelar Dokter-Djawa juga akan memperoleh tunjangan f 30 setiap bulan dengan kenaikan f 5 setiap 5 tahun hingga maksimal f 50 tiap bulannya 2. Masa studi juga ditambah menjadi 1 tahun sehingga tiap siswa wajib menempuh pendidikan selama 3 tahun. 3 Padatahun 1875 dilakukan reorganisasi untuk kedua kalinya di Sekolah Dokter-Djawa. Sasaran reorganisasi ini lebih pada soal muatan kurikulum dan juga lama masa studi. Bahasa pengantarnya tidak lagi menggunakan Bahasa Melayu karena dalam beberapa kasus kurang tepat padanannya dengan terjemahan 1 De Waart. Vijf-en-zeventig jaren medisch onderwijs te Weltevreden, 1851-1926 dalam Ontwikkeling van het Geneeskundig Onderwijs te Weltevreden 1851-1926.(Weltevreden: G. Kolff & Co. 1926). hlm. 3-5. 2 Ibid. hlm. 5. 3 Ibid. hlm. 2-5.

bahasa Belanda 4. Hal itu dirasa menjadi kendala dalam proses pembelajaran di Sekolah Dokter-Djawa. Dalam proses pembelajaran dan aktivitas keseharian siswa Sekolah Dokter-Djawa dituntut untuk menguasai dan menggunakan bahasa Belanda, baik secara aktif maupun pasif. Selain itu, rentang masa menuntut ilmu pun diperpanjang dari yang semula hanya 3 tahun saja, diubah menjadi 7 tahun. 5 Itu pun dibagi menjadi dua bagian: divisi persiapan dan divisi kedokteran. Bagian awal yang merupakan bagian pertama yang harus dilalui siswa berlangsung selama 2 tahun, sedangkan 5 tahun berikutnya digunakan untuk divisi kedokteran. Dalam reorganisasi 1875 ternyata masih ditemukan banyak kekurangan sehingga bukan merupakan reorganisasi yang terakhir. Reorganisasi besar-besaran diinisiasi oleh direktur sekolah ini sendiri yang merupakan salah satu direktur paling progresif dibandingkan direktur-direktur sebelumnya. Dia adalah H.F. Roll. Dari dia pulalah sekolah ini berkembang dan mendapat nama baru: School tot opleiding van inlandsche artsen (Sekolah untuk melatih Dokter Pribumi), yang biasa disingkat menjadi Stovia. Gelar lulusannya pun berbeda dari sebelumnya yang bergelar Dokter Djawa menjadi Inlandsche Artsen (Dokter Pribumi). Kebutuhan akan tenaga medis semakin terasa setelah diberlakukannya Politik Pintu Terbuka yang ditandai dengan adanya Suiker Wet. Banyak perusahaan-perusahaan swasta memerlukan pelayanan kesehatan, terutama dari 4 Staatsblad van Nederlandsch Indie 1875 no. 264 Pasal 7. 5 Staatsblad van Nederlandsch Indie 1875 no. 264 Pasal 4.

Dokter-Djawa. Mereka mengharapkan pelayanan dari Dokter-Djawa karena lebih murah daripada dokter Eropa. 6 Perwira kesehatan sangat tidak mungkin diharapkan pelayanannya karena tugas mereka dalam kemiliteran yang tidak mungkin dianulir. Masa kepemimpinan H.F. Roll terbagi menjadi 2 periode. Seharusnya hanya 1 periode, tetapi karena kondisinya yang kurang sehat, beliau harus izin cuti ke negeri Belanda. 7 Periode pertama dimulai pada 1896, sedangkan periode kedua berlangsung pada 1901-1908. Selama ditinggal H.F. Roll, Stovia diserahkan kepada De Jong. Pada periode kedua kepemimpinan H.F. Roll, ternyata ada usulan reorganisasi lagi. Roll sendiri sebenarnya pertama kali datang dari Belanda pada awal 1890-an. Akan tetapi pada waktu yang singkat tersebut, Roll menyadari bahwa sistem yang diterapkan masih kurang sempurna. B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Skripsi ini meneliti tentang tekad Direktur Sekolah yang sangat berperan penting dalam reorganisasi sekolah yang dipimpinnya. Reorganisasi besar-besaran yang pernah terjadi sebelumnya adalah tahun 1864 dan 1875. Banyak kalangan menganggap bahwa Fakultas Kedokteran UI berasal dari Stovia. Penggunaan 6 Hesselink, Liesbeth. Healer on the Colonial Market. (Leiden: KITLV Press. 2011). hlm. 171-172. Dokter-Djawa (yang nantinya disebut Dokter Pribumi) hanya boleh melakukan kegiatan medis di wilayah Hindia Timur, sedangkan dokter Eropa boleh melakukan kegiatan medis di seluruh dunia. 7 De Waart. op.cit. hlm. 30-35.

Stovia pertama kali diterapkan pada reorganisasi 1902. Selain itu, reorganisasi ini juga mempunyai beberapa perbedaan dengan landasan hukum sebelumnya yang mengacu pada Staatsblad van Nederlandsch-Indie 1875 No. 264. Dari latar belakang itu, maka yang menjadi permasalahan utama dalam penelitian ini adalah Pemikiran Direktur Sekolah untuk mereorganisasi sekolah. Untuk memperjelas arah penelitian, permasalahan itu kemudian dijadikan sebagai dasar dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi dilakukannya reorganisasi Stovia pada tahun 1902? 2. Apa hasil reorganisasi Stovia yang dilakukan pada tahun 1902? 3. Bagaimana tanggapan dan respon pihak-pihak terkait terhadap reorganisasi Stovia tahun 1902? 4. Siapa saja pihak yang pro-reorganisasi dan kontra-reorganisasi? C. Ruang Lingkup Aspek spasial dari skripsi ini adalah institusi pendidikan kesehatan Stoviadi Weltevreden. Walaupun sumber-sumber diciptakan di tempat yang berbeda, tetapi fokus penelitian tetap institusi Stovia yang berada di Weltevreden. Sedangkan aspek temporalnya berkisar antara 1901 hingga 1908. Periode awal dimulai pada 1901 karena ide reorganisasi 1902 lahir pada 1901. Aspek temporal dibatasi hingga 1908 karena pada tahun tersebut terjadi usulan reorganisasi sekolah yang merupakan tanggapan dari reorganisasi 1902. Aspek temporal tidak

menjelaskan hingga reorganisasi selanjutnya pada 1913 karena tokoh sentralnya sendiri, H.F. Roll, sudah tidak aktif lagi menjabat sebagai Direktur Sekolah. 8 D. Tujuan Skripsi ini bertujuan untuk: Menjadi salah satu referensi dalam pengajaran sejarah kedokteran di kampu-kampus Fakultas Kedokteran. Menjadi daya tarik bagi generasi penerus bangsa untuk tetap tidak berhenti menulis sejarah bangsa ini, terutama tentang pendidikan kesehatan maupun dokter itu sendiri. Menambah kajian tentang sejarah pendidikan kedokteran dalam Historiografi Indonesia. E. Tinjauan Pustaka Karya yang menjadi tinjauan pustaka dalam skripsi ini adalah sebuah skripsi dengan judul Politik Pendidikan Kolonial di Hindia Belanda: Stovia sebagai Tolok Ukur Kemajuan Bangsa (1851-1910) karya Andry Nurcahyo. 9 Skripsi ini menjelaskan tentang perjalanan Stovia dari awal hingga berujung pada modernisasi pemikiran etis pada siswa-siswanya. Pemikiran etis ini 8 Pada 1911-1913, Roll telah menjadi pengajar Godelindeschool di Hilversum (sebelah tenggara Amsterdam). Algemeene Secretarie Grote Bundel Besluit 1891-1942 No. 2861.

ditunjukkan dengan berdirinya Boedi Oetomo oleh Dr. Soetomo dan kawankawan. Skripsi ini memang mirip dengan karya Andry Nurcahyo tersebut, yaitu mengenai Stovia sehingga isinya pun banyak membahas sejarah pendidikan kedokteran yang merupakan cabang dari sejarah sosial. Dari segi temporal, skripsi karya Andry Nurcahyo mempunyai rentang waktu yang lebih panjang. Akan tetapi, bukan berarti skripsi ini lebih kerdil daripada skripsi Andry Nurcahyo. Walaupun memiliki temporal yang pendek, tetapi memiliki informasi yang lebih mendalam tentang reorganisasi. Sebaliknya, skripsi karya Andry Nurcahyo justru terkesan minim. Kemudian juga terdapat skripsi yang menjelaskan tentang kelanjutan Stovia sebagai Sekolah Tinggi Kedokteran. Skripsi tersebut berjudul Perkembangan Sekolah Tinggi Kedokteran di Batavia Tahun 1927-1942 yang ditulis oleh MM Nuning RW. 10 Skripsi karya Nuning juga memiliki penjelasan mengenai perkembangan Stovia yang menjadi cikal bakal Sekolah Tinggi Kedokteran. Akan tetapi, penjelasan Nuning tentang reorganisasi malah semakin minim dibandingkan dengan informasi di skripsi Andry. 9 Andry Nurcahyo. Politik Pendidikan Kolonial di Hindia Belanda. STOVIA sebagai Tolak Ukur Kemajuan Bangsa (1851-1910). Skripsi S1. Jurusan Sejarah: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada. 1986. 10 MM Nuning RW. Perkembangan Sekolah Tinggi Kedokteran di Batavia Tahun 1927-1942. Skripsi S1. Jurusan Sejarah: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada. 1999.

Selain skripsi di atas, juga terdapat karya lain yang mempunyai korelasi dengan penulisan penelitian ini. Karya tersebut ditulis oleh Baha uddin dalam jurnal Lembaran Sejarah volume 2, No. 2, 2000 tentang Ekonomi, Lingkungan, Kesehatan dan Sepak Bola; Masyarakat Indonesia pada Masa Kolonial 11. Salah satu artikel di dalamnya sangat bersinggungan dengan tema yang sedang dibahas ini, yaitu tentang Stovia. Artikel tersebut berjudul Pelayanan Kesehatan Masyarakat pada Masa Kolonial yang ditulis oleh Baha uddin. Artikel tersebut banyak membicarakan pendidikan dokter dan banyak membahas tentang Stovia 12. Tulisan ini hanya memiliki gambaran umum mengenai Stovia. Jurnal yang memuat tentang Stovia tersebut tidak jauh berbeda dengan karya Andry Nurcahyo. Dalam menjelaskan pendidikan kesehatan, artikel ini memerlukan 7 halaman. Penjelasan dimulai ketika berdirinya Dokter-Djawa School atas prakarsa Dr. W. Bosch. Akan tetapi, dalam menjelaskan reorganisasi 1902 sangat sedikit. 13 Maka dari itu, ada perbedaan yang mencolok karena skripsi ini akan mendapat keterangan yang lebih mendalam tentang spesifikasi pada usulan reorganisasi Stovia 1902 daripada artikel Baha uddin. 11 Baha Uddin. Pelayanan Kesehatan Masyarakat pada Masa Kolonial dalam Lembaran Sejarah Volume 2, No. 2, 2000. 12 Ibid. hlm. 111-117. 13 Hanya mengenai hasilnya saja, tidak ada penjelasan sebab mengenai sebab. Dalam skripsi ini, sebab-sebab dan model-model yang diajukan dalam reorganisasi dijelaskan dalam Bab 3.

F. Metode Penelitian Penelitian tentang reorganisasi sekolah kedokteran tahun 1902 menggunakan metode sejarah. Metode ini meliputi: penentuan tema, pengumpulan sumber, verifikasi, interpretasi; analisis dan sintesis, danpenulisan. 14 Tahap kedua ialah Heuristik atau pengumpulan sumber. Sebab bila tidak adanya sumber, maka tidak akan ada hasil penelitian ini. Sumber yang banyak digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber tertulis. Penulis mempunyai beberapa tempat yang kira-kira mempunyai dokumen-dokumen tentang Stovia: Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Perpustakaan Nasional Indonesia (Perpusnas), Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dan Museum Kebangkitan Nasional. Penulis mendatangi keempat tempat tersebut. Dua tempat terakhir tidak mempunyai dokumen-dokumen yang penulis butuhkan. Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia benar-benar hanya menyimpan buku-buku tentang penyakit, pengobatan, dan lain-lain. Di Museum Kebangkitan Nasional juga tidak mendapatkan hasil. Tempat ini hanya menyajikan diorama-diorama sekaligus saksi bisu para siswa Stovia. Penulis menemukan dokumen yang dibutuhkan hanya di ANRI dan Perpusnas saja. Tahap ketiga ialah verifikasi sumber. Sumber diuji tentang keterkaitan sumber dengan fakta pada masa itu. Bila sebuah sumber menyebutkan bahwa fakta yang ada bertentangan dengan masa itu, maka sumber tersebut tidak lolos uji 14 Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. (Yogyakarta: Bentang. 2005). hlm. 90.

verifikasi. Pada tahap ini, Penulis memilih dan memilah sumber yang ditemukan. Cara yang diambil adalah mencari kata kunci dan tahun penulisan. Kata kunci yang dicari adalah School Tot Opleiding Van Inlandsch Artsen/Stovia, Dr H.F. Roll, School tot opleiding van Inlandsch Geneeskundigen, dan reorganisasi. Tahap keempat ialah interpretasi sumber. Jika tidak dilakukan interpretasi, maka pembuat penelitian hanya menggabung-gabungkan sumber saja. Memang hal ini membuat sebuah karya sangat dipengaruhi oleh pembuatnya, yang berarti menurunkan kadar objektivitas, tetapi inilah yang akan menjadi buah pikiran atau kekhasan atau orisinalitas dari pembuat karya tersebut. Tahap terakhir adalah tahap penulisan. Penulisan ditata secara kronologis, berawal dari alasan diadakannya reorganisasi hingga tanggapan terhadap reorganisasi. G. Sumber Penelitian Sumber tertulis yang ditemukan di Arsip Nasional adalah Staatsblad, Algemeene SecretarieGrote Bundel Besluit No. 1116, No. 2204, dan No. 2046. Foto tempat dilangsungkannya kegiatan belajar mengajar pun terdapat di Arsip Nasional. Di Perpusnas, penulis menemukan buku Bandera Wolanda, Het Rapport der commissie tot voorbereiding eener reorganisatie van den Burgerlijken Geneeskundigen Dienst, Ontwikkeling van het Geneeskundig Onderwijs te Weltevreden 1851-1926, dan Staatsblad. Penulis juga dibantu beberapa karya di

antaranya: Sejarah Kesehatan Nasional Indonesia, Di Negeri Penjajah, dan Healers on the Colonial Market. Penulis juga melacak sumber-sumber dari internet. Sumber yang ditemukan di internet diantaranya adalah www.ntvg.nl dan https://javapost.nl/2012/02/09/van-goed-karakter-en-goed-gedrag/. Mengingat banyaknya sumber berbahasa Belanda, penulis juga menggunakan kamus dari Prof. Wojowarsito. Selain itu, penulis juga banyak menggunakan www.ilovetranslation.com dalam usaha menterjemahkan. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan akan dibagi menjadi 5 bab. Kelima bab ini dibagi berdasarkan kronologi reorganisasi. Bab pertama adalah Pendahuluan. Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, ruang lingkup dan permasalahan, tujuan, tinjauan pustaka, metode dan sumber, serta sistematika tulisan. Bab 2 menjelaskan tentang Sejarah Dokter-Djawa School dari keadaan yang membuat alasan didirikannya sekolah hingga perubahan besar 1875. Penjelasan pada bab ini hanya mencakup garis besarnya saja. Reorganisasi 1864 dan 1875 memiliki posisi yang cukup penting dalam bab ini. Bab ini penting untuk mengetahui sejarah sekolah kedokteran itu sendiri. Selain itu, reorganisasi 1875 dijadikan perbandingan untuk dikomparasikan terhadap situasi sekolah 1890an hingga 1901. Bab 3 menjelaskan tentang permasalahan yang menekankan pentingnya diadakan reorganisasi sekolah kedokteran. Dasar hukum lama (Staatsblad 1875 no. 265) dengan

kenyataan di lapangan sangat berbeda. Selain itu, ada situasi-situasi lain yang perlu diperbaiki untuk kemajuan sekolah. Bab 4 menjelaskan tentang hasil reorganisasi dan tanggapan yang muncul setelahnya. Bab ini merupakan isi penting dari skripsi ini. Bab hasil dari proses yang dijelaskan di bab 3. Bab 5 menjelaskan pertanyaan yang diajukan pada bab 1 mengenai permasalahan.