Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan keterampilan lainnya. Keempat keterampilan tersebut

KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014. Oleh

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

OLEH: Nia Elceria Saragih ABSTRAK

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

PENGARUH PENGUASAAN KONTEKS TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN OLEH SISWA KELAS VII SMP SWASTA JOSUA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

KEMAMPUAN MENYUSUN TEKS CERITA FABEL SISWA SMP NEGERI 1 PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN MENGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN ARTIKEL ILMIAH

Suci Lawati Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

Emi Herlili STKIP PGRI Bandar Lampung

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF DENGAN KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS VIII SMP PENCAWAN MEDAN TAHUN PELAJARAN

Kata Kunci: Struktur, Ciri Kebahasaan, Menulis, Teks Prosedur Kompleks.

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI SISWA KELAS VII SEMESTER II MTs SWASTA SAWAHLUNTO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 FEBRI HARIANITA ABSTRACK

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA N 9 PADANG ARTIKEL ILMIAH

Oleh: Istiana Ita Saputri NIM Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

PENGUASAAN KOSAKATA BAKU BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR. Oleh Ismawirna*

Oleh Rezki Agus Pandai Yani Tanjung

WINDA YULIA PUTRI NPM

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan

PENGARUH STRATEGI POINT TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMPN 3 TALAMAU

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENYIMAK TEKS CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERPEN SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-6 PADANG JURNAL ILMIAH

Hubungan kemampuan membaca skema dengan kemampuan menulis paragraf persuasive oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Katolik Budi Murni 2. Verawaty R.

Oleh Nirmala Sari Siregar Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd.

PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI

KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA 3 MUARO JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO OLEH SULIS TRIYA NINGSIH ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMK TAMAN SISWA TELUK BETUNG. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 PADANG BERBANTUAN MEDIA AUDIO DENGAN TEKNIK KERANGKA TULISAN ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN DALAM BENTUK PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMPN 3 X KOTO SINGKARAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK TAMTAMA PREMBUN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

KORELASI ANTARA PENGUASAAN KOSAKATA AKTIF-PRODUKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS ARTIKEL PENELITIAN

Oleh: Agustian Priyanata, pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

Kata kunci: paragraf deskripsi, metode pembelajaran di luar ruang kelas

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS ARTIKEL ILMIAH

Kata menduduki posisi yang sangat penting, dalam keterampilan berbahasa. Hal ini didukung oleh pendapat Keraf (2003:10) yang menyatakan bahwa,

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

Oleh: Yuni Isnawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

Verawaty R. Sitorus. Kata Kunci. Membaca Skema, Paragraf Persuasif, SMA Budi Murni

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil apabila siswa dianggap

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SUGESTIF MELALUI MEDIA FILM KARTUN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KEMAMPUAN MENULIS CERITA BIOGRAFI BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS VIII SMPN 1 PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

PERANAN MEDIA GAMBAR DAN KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SWASTA KARTINI UTAMA SEI RAMPAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG ARTIKEL ILMIAH

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

MARLINA BAKRI (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNCP)

Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share

`KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENCERITAKAN KEMBALI DI SMA NEGERI 1 SOLOK SELATAN

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan

Oleh: lis Supriyati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

PARAGRAPH WRITING SKILLS ARGUMENTS CLASS X SMAN 1 KANDIS DISTRICT SIAK

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN LIRIK LAGU SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013.

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumber Jaya Lampung Barat

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASIF DENGAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIISMP PGRI 1 KLIRONG TAHUN AJARAN 2012/2013

HUBUNGAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MERESENSI NOVEL REMBULAN MERAH OLEH SISWA KELAS XI SMA DHARMA BAKTI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

L I S N I A W A T I NPM

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif

Oleh Alfiandie Sinaga Dr. Wisman Hadi, M.Hum.

I. PENDAHULUAN. komunikasi, baik komunikasi secara lisan, maupun komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

Jurnal Pendidikan, Pengajaran Bahasa dan Sastra ONOMA PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 1 Nomor 1 Maret Page p-issn: e-issn: X

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan menyampaikan ide, pikiran, gagasan, dan perasaan secara tertulis

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah eksprimen semu (Quasi Experimental

KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMPN 3 X KOTO SINGKARAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula

Oleh Yunita Dongoran Dr. Wisman Hadi, M.Hum. Abstrak. Kata kunci: Pengaruh, model, kooperatif, STAD

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

Pengaruh Metode Brainstorming Terhadap Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi Pada Siswa Kelas VII SMP Swasta Prama Artha Naga Jaya I

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 1 PASAMAN DENGAN TEKNIK PEMODELAN E-JURNAL ILMIAH LINDA OKTAVIA SARI NPM

ARTIKEL ILMIAH YOPI SANTRI YENI NPM

MAKALAH. Oleh DEDE KOMALA

Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Keterampilan Menulis Paragraf Deduktif siswa kelas XI SMA Negeri I Dua Koto Kabupaten Pasman.

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS VII SMPNEGERI 1 SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI ARTIKEL ILMIAH

RANI HANDAYANI NIM

HUBUNGAN ANTARA KEMAHIRAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAHIRAN MENULIS RINGKASAN TEKS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS MAITREYAWIRA

Transkripsi:

0

KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF BERBAGAI JENIS WACANA DALAM NASKAH SOAL UJIAN NASIONAL OLEH SISWA KELAS IX SMP SWASTA BANDUNG SUMATERA UTARA TAHUN PEMBELAJARAN2017/2018 Bunga Lestari (bungalestariyy@gmail.com) Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah kemampuan menemukan ide pokok paragraf siswa kelas IX SMP Swasta Bandung Sumatera Utara tahun pembelajaran 2017/2018. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menemukan ide pokok paragraf siswa kelas IX SMP Swasta Bandung Sumatera Utara tahun pembelajaran 2017/2018. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini dengan jumlah 78 siswa yang tersebar dalam 3 kelas. Sampel penelitian diambil dari keseluruhan jumlah populasi yaitu 78 siswa. Pengumpulan data melalui tes objektif yang berbentuk pilihan berganda. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan menemukan ide pokok paragraf dalam kategori baik dengan rata-rata 70,51. Kelemahan siswa dalam menemukan ide pokok paragraf terletak pada aspek menemukan ide pokok pada wacana argumentasi yang tergolong kurang dengan rata-rata 54, sedangkan skor rata-rata tertinggi terletak pada aspek kemampuan menemukan ide pokok paragraf pada wacana deskripsi dengan rata-rata 84,2 tergolong baik sekali. Kata kunci: ide pokok, kemampuan, wacana PENDAHULUAN Keterampilan berbahasa mencakup empat segi, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (Tarigan, 2008: 1). Keterampilan menyimak dan berbicara terjadi dalam komunikasi lisan, sedangkan dua keterampilan berbahasa berikutnya yaitu membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi tulis. Keterampilan membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif, yaitu suatu keterampilan untuk menangkap, menerima, menyerap, dan memperoleh pesan berupa pikiran, gagasan, perasaan, kemauan dan fakta yang diungkapkan oleh pihak lain melalui bahasa tulis. Membaca pada hakikatnya 1

adalah proses berpikir yang mengaktifkan daya nalar dengan melibatkan aspekaspek berpikir seperti mengingat, memahami, membedakan, membandingkan, menemukan, menganalisis, mengorganisasi, dan pada akhirnya menerapkan apaapa yang terkandung dalam bacaan. Dengan kata lain, ketepatan dan kecepatan membaca yang memadai sangat dibutuhkan. Membaca bukan hanya merupakan upaya menafsirkan lambang-lambang tertulis, tetapi lebih jauh dari itu yakni adanya upaya memahami makna dari lambang-lambang tersebut. Seperti misalnya dalam membaca suatu teks atau bacaan. Salah satu bentuk baaan pada pembelajaran bahasa Indonesia adalah wacana. Alwi (2003:42) menjelaskan wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan sehingga membentuk satu makna yang serasi. Berdasarkan tujuan pemaparannya wacana dapat dibedakan kepada beberapa jenis, yaitu wacana narasi, wacana deskripsi, wacana eksposisi, wacana argumentasi, dan wacana persuasi (Sudaryat, 2011: 169). Berbeda jenis wacana, maka berbeda cara menemukan ide pokok wacana tersebut. Untuk memahami hal tersebut, wacana itu harus dibagi menjadi bagian kecil yang kita kenal dengan paragraf. Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Dengan demikian, paragraf bukan sekedar kumpulan kalimat. Artinya tulisan yang terdiri dari sekumpulan kalimat belum tentu paragraf. Dikategorikan paragraf jika sekumpulan kalimat tersebut terdiri dari satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Tentu saja, antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain dalam paragraf tersebut haruslah berhubungan (koheren/padu). Oleh karena itu, jika bicara mengenai paragraf, tidak akan pernah dapat dipisahkan dengan ide pokok. Ide pokok merupakan intisari sebuah bacaan. Berkenaan dengan hal tersebut, Keraf (1995: 70) mengungkapkan, lazimnya ide pokok berada di akhir paragraf, di tengah paragraf, di awal paragraf, di awal dan di akhir paragraf, atau adakalanya di seluruh paragraf. Dalam satu paragraf ada kalimat pokok atau kalimat kunci. 2

Menemukan ide pokok merupakan suatu kewajiban bagi pembaca mencoba menambah wawasan pengetahuan melalui bacaan. Jika siswa mampu menentukan ide pokok dengan baik, maka pemahamannya mengenai bacaan tersebut akan baik pula, sehingga siswa lebih mudah untuk menulis kembali apa yang telah dibaca. Dalam menentukan ide pokok pada wacana setiap siswa sebaiknya mengetahui apa yang dimaksud dengan wacana, ciri-ciri wacana, hakikat ide pokok, letak ide pokok, dan cara menentukan ide pokok tersebut. Dengan demikian, siswa mampu menentukam ide pokok setiap paragraf dengan baik dan tepat pada wacana tersebut. Umumnya peserta didik belum memahami letak-letak ide pokok, dan sering ditemukan peserta didik masih kesulitan membedakan gagasan utama dan gagasan penjelas pada saat membaca sebuah wacana. Peserta didik terkadang membaca tanpa tahu maknanya, sehingga mengakibatkan peserta didik selalu merasa bosan ketika diberi tugas membaca. Dengan alasan ini peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitiannya yang berkenaan dengan materi ini. Sehingga judul penelitian ini adalah Kemampuan Menemukan Ide Pokok Paragraf Berbagai Jenis Wacana dalam Naskah Soal Ujian Nasional oleh Siswa Kelas IX SMP Swasta Bandung Sumatera Utara tahun Pembelajaran 2017/2018. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Kemampuan Menemukan Ide Pokok Paragraf Berbagai Jenis Wacana dalam Naskah Soal Ujian Nasional oleh Siswa Kelas IX SMP Swasta Bandung Sumatera Utara tahun Pembelajaran 2017/2018? Dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pesertadidik dalam menemukan ide pokok paragraf berbagai jenis wacana, khususnya siswa kelas IX SMP Swasta Bandung Sumatera Utara Tahun Pembelajaran 2017/2018. METODE PENELITIAN Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif yang sesuai dengan tujuan penelitian, yakni untuk mendeskripsikan kemampuan menemukan ide pokok paragraf pada siswa kelas IX SMP Swasta Bandung Sumatera Utara Tahun Pembelajaran 2017/2018. 3

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik tes objektif. Teknik ini digunakan untuk melihat kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok paragraf. Siswa diberi soal berjumlah 25 soal dengan alokasi waktu (75 menit), yang masing 5 soal pada tiap jenis wacana. Pelaksanaan tes dilakukan dengan menyebarkan instrumen tes kepada siswa. Adapun langkahlangkah dalam mengerjakan soal sebagai berikut: (1) soal tes dikerjakan secara individu; (2) waktu yang disediakan adalah 75 menit; dan (3) tugas dikerjakan pada kertas yang telah disediakan. Setelah data diperoleh secara lengkap, data tersebut akan dianalisis dengan cara: (1) membaca setiap jawaban yang dibuat siswa; (2) mengoreksi hasil tes siswa; (3) memberi skor pada hasil tes siswa; (4) menghitung skor yang diperoleh siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut No 1 2 3 4 5 Indikator Penilaian Kemampuan Menemukan Ide Pokok Paragraf Indikator Jumlah Soal Skor Per Butir Skor Maksimal Ide Pokok Paragraf pada Wacana Narasi 5 1 x 100 = 20 Ide Pokok Paragraf pada Wacana Deskripsi 5 1 x 100 = 20 Ide Pokok Paragraf pada Wacana Eksposisi 5 1 x 100 = 20 Ide Pokok Paragraf pada Wacana Argumentasi 5 1 x 100 = 20 Ide Pokok Paragraf pada Wacana Persuasi 5 1 x 100 = 20 Jumlah 25 70,51 100 4

Tolak Ukur Penilaian Penilaian Kategori 80 100 Sangat baik 66 79 Baik 56 65 Cukup 41 55 Kurang 0 40 Gagal Arikunto (2010: 24) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Setelah melakukan penelitian dengan memberikan tes soal pilihan ganda sebanyak 25 butir soal, maka diperoleh nilai rata-rata kemampuan menemukan ide pokok paragraf berbagai jenis wacana dalam naskah UN siswa kelas IX SMP Swasta Bandung Sumatera Utara tahun pembelajaran 2017/2018 yaitu mencapai 70,51 berada pada kategori baik, dan jumlah siswa berdasarkan kualifikasi kemampuan menemukan ide pokok paragraf adalah sebagai berikut. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Menemukan Ide Pokok Berbagai Jenis Wacana dalam Naskah Soal Ujian Nasional Siswa Kelas IX SMP Swasta Bandung Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%) Kategori 80 100 15 19% Baik Sekali 66 79 44 56% Baik 56 65 10 13% Cukup 41 55 7 9% Kurang 0 40 2 3% Gagal 78 100% Berdasarkan kualifikasi kemampuan menemukan ide pokok paragraf yang tertera pada tabel dengan tingkat kemampuan baik sekali berjumlah 15 orang (19%). Kemampuan siswa menemukan ide pokok dengan tingkat kemampuan baik berjumlah 44 orang (56%). Kemampuan siswa menemukan ide pokok dengan tingkat cukup berjumlah 10 orang (13%). Kemampuan siswa menemukan ide pokok dengan tingkat kurang berjumlah 7 orang (9%). Kemampuan siswa 5

menemukan ide pokok dengan tingkat gagal berjumlah 2 orang (3%). Dengan demikian, nilai rata-rata kemampuan menemukan ide pokok paragraf pada siswa kelas IX SMP Swasta Bandung Sumatera Utara Tahun Pembelajaran 2017/2018 tergolong pada tingkat kemampuan baik dengan nilai rata-rata 70,51. 1. Kemampuan Menemukan Ide Pokok Paragraf Pada Wacana Narasi Tabel 2 Frekuensi Kemampuan Menemukan Ide Pokok Paragraf Wacana Narasi Data Skor Nilai (x) Frekuensi (f) Fx Persentase (%) 5 100 10 50 12,82 4 80 36 144 46,15 3 60 30 90 38,46 2 20 2 4 2,57 Jumlah 78 288 100 Nilai Rata-rata 73,8 Berdasarkan tabel 4.3 di atas, diketahui hasil tes kemampuan menemukan ide pokok paragraf pada wacana narasi. Siswa yang memperoleh nilai tertinggi yaitu 100 berjumlah 10 orang atau 12,82%. Siswa yang memperoleh nilai terendah yaitu 20 berjumlah 2 orang atau 2,57%. Frekuensi terbanyak terdapat pada skor 4 dengan nilai 80 yaitu 36 orang atau 46,15%. Nilai rata-rata kemampuan menemukan ide pokok paragraf pada wacana narasi adalah 73,8. 2. Kemampuan Menemukan Ide Pokok Paragraf pada Wacana Deskripsi Tabel 3 Frekuensi Kemampuan Menemukan Ide Pokok Paragraf Wacana Deskripsi Data Skor Nilai (x) Frekuensi (f) Fx Persentase (%) 5 100 21 105 26,92 4 80 52 208 66,67 3 60 5 15 6,41 Jumlah 78 328 100 Nilai Rata-rata 84,2 6

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diketahui hasil tes kemampuan menemukan ide pokok paragraf pada wacana deskripsi. Siswa yang memperoleh nilai tertinggi yaitu 100 berjumlah 21 orang atau 26,92%. Siswa yang memperoleh nilai terendah yaitu 60 berjumlah 5 orang atau 6,41%. Frekuensi terbanyak terdapat pada skor 4 dengan nilai 80 yaitu 52 orang atau 66,67%. Nilai rata-rata kemampuan menemukan ide pokok paragraf pada wacana deskripsi adalah 84,2. 3. Kemampuan Menemukan Ide Pokok Paragraf pada Wacana Eksposisi Tabel 4 Frekuensi Kemampuan Menemukan Ide Pokok Paragraf Wacana Eksposisi Data Skor Nilai (x) Frekuensi (f) Fx Persentase (%) 5 100 10 50 12,82 4 80 36 144 46,15 3 60 24 72 30,77 2 40 8 16 10,26 Jumlah 78 282 100 Nilai Rata-rata 72,2 Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diketahui hasil tes kemampuan menemukan ide pokok paragraf pada wacana eksposisi. Siswa yang memperoleh nilai tertinggi yaitu 100 berjumlah 10 orang atau 12,82%. Siswa yang memperoleh nilai terendah yaitu 20 berjumlah 8 orang atau 10,26%. Frekuensi terbanyak terdapat pada skor 4 dengan nilai 80 yaitu 36 orang atau 46,15%. Nilai rata-rata kemampuan menemukan ide pokok paragraf pada wacana eksposisi adalah 72,2. 7

4. Kemampuan Menemukan Ide Pokok Paragraf pada Wacana Argumentasi Tabel 5 Frekuensi Kemampuan Menemukan Ide Pokok Paragraf Wacana Argumentasi Data Skor Nilai (x) Frekuensi (f) Fx Persentase (%) 5 100 4 20 5,13 4 80 9 36 11,51 3 60 33 99 42,31 2 40 24 48 61,54 1 20 8 8 10,26 Jumlah 78 211 100 Nilai Rata-rata 54 Berdasarkan tabel 4.6 di atas, diketahui hasil tes kemampuan menemukan ide pokok paragraf pada wacana argumentasi. Siswa yang memperoleh nilai tertinggi yaitu 100 berjumlah 4 orang atau 5,13%. Siswa yang memperoleh nilai terendah yaitu 80 berjumlah 8 orang atau 10,26%. Frekuensi terbanyak terdapat pada skor 3 dengan nilai 60 yaitu 33 orang atau 42,31%. Nilai rata-rata kemampuan menemukan ide pokok paragraf pada wacana argumentasi adalah 54. 5. Kemampuan Menemukan Ide Pokok Paragraf pada Wacana Persuasi Tabel 6 Frekuensi Kemampuan Menemukan Ide Pokok Paragraf Wacana Persuasi Data Skor Nilai (x) Frekuensi (f) Fx Persentase (%) 5 100 23 115 29,49 4 80 14 56 17,95 3 60 23 69 29,49 2 40 13 26 16,66 1 20 1 1 1,28 0 0 4 0 5,13 Jumlah 78 267 100 Nilai Rata-rata 68,4 8

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, diketahui hasil tes kemampuan menemukan ide pokok paragraf pada wacana persuasi. Siswa yang memperoleh nilai tertinggi yaitu 100 berjumlah 23 orang atau 29,49%. Siswa yang memperoleh nilai terendah yaitu 0 berjumlah 4 orang atau 5,13%. Frekuensi terbanyak terdapat pada skor 5 dan 4 dengan nilai 100 dan 80 yaitu 36 orang atau 29,49%. Nilai rata-rata kemampuan menemukan ide pokok paragraf pada wacana persuasi adalah 68,4. Tabel 7 Rata-rata Kemampuan Menemukan Ide Pokok Paragraf Tiap Jenis Wacana No Indikator Ratarata Kemampuan Tingkat 1 Ide Pokok Paragraf pada Wacana Narasi 73,8 Baik 2 Ide Pokok Paragraf pada Wacana Deskripsi 84,2 Baik Sekali 3 Ide Pokok Paragraf pada Wacana Eksposisi 72,2 Baik 4 Ide Pokok Paragraf pada Wacana Argumentasi 54 Kurang 5 Ide Pokok Paragraf pada Wacana Persuasi 68,4 Baik Rata-rata Menemukan Ide Pokok 70,51 Baik Berdasarkan data yang telah dihitung dari hasil penelitian, dapat diketahui pada tabel 2 tingkat kemampuan menemukan ide pokok paragraf tiap jenis wacana. Kemampuan menemukan ide pokok paragraf pada wacana narasi termasuk kategori baik dengan nilai rata-rata 73,8. Kemampuan menemukan ide pokok paragraf pada wacana deskripsi termasuk kategori baik sekali dengan nilai rata-rata 84,2. Kemampuan menemukan ide pokok paragraf pada wacana eksposisi termasuk kategori baik dengan nilai rata-rata 72,2. Kemampuan menemukan ide pokok paragraf pada wacana argumentasi termasuk kategori kurang dengan nilai rata-rata 54. Kemampuan menemukan ide pokok paragraf pada wacana persuasi termasuk kategori baik dengan nilai rata-rata 68,4. 9

Pembahasan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui hasil pembelajaran bahasa Indonesia khususnya mengenai kemampuan menemukan ide pokok paragraf berbagai jenis wacana dalam naskah soal ujian nasional oleh siswa kelas IX SMP Swasta Bandung Sumatera Utara Tahun Pembelajaran 2017/2018 adalah Baik. Dari hasil tes siswa dapat diketahui bahwa ada 5 jenis wacana yang dianalisis, yaitu deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. 1. Kemampuan Menemukan Ide Pokok pada Wacana Narasi Ide pokok pada wacana narasi biasanya bersifat implisit (tersirat). Artinya ide pokok terdapat pada keseluruhan paragraf, tidak memiliki kalimat utama. Jadi, untuk menemukan ide pokok pada wacana narasi harus dibaca secara keseluruhan dan menyimpulkan secara ringkas paragraf tersebut. Pada penelitian ini nilai ratarata yang didapat siswa dalam menemukan ide pokok pada wacana narasi mencapai 73,8 dengan kategori baik. 2. Kemampuan Menemukan Ide Pokok pada Wacana Deskripsi Ide pokok pada wacana deskripsi biasanya bersifat implisit (tersirat). Artinya ide pokok terdapat pada keseluruhan paragraf, tidak memiliki kalimat utama. Jadi, untuk menemukan ide pokok pada wacana narasi harus dibaca secara keseluruhan dan menyimpulkan secara ringkas paragraf tersebut. Pada penelitian ini nilai rata-rata yang didapat siswa dalam menemukan ide pokok pada wacana deskripsi mencapai 84,2 dengan kategori baik sekali. 3. Kemampuan Menemukan Ide Pokok pada Wacana Eksposisi Ide pokok pada wacana eksposisi biasanya bersifat eksplisit (tersurat). Artnya ide pokok terdapat kalimat utama yang terletak pada awal atau akhir, serta awal dan akhir. Jadi, untuk menemukan ide pokok hanya membuang hal-hal yang tidak penting dari kalimat utama tersebut. Pada penelitian ini nilai rata-rata yang didapat siswa dalam menemukan ide pokok pada wacana eksposisi mencapai 72,2 dengan kategori baik. 10

4. Kemampuan Menemukan Ide Pokok pada Wacanan Argumentasi Ide pokok pada wacana argumentasi biasanya bersifat eksplisit (tersurat). Artnya ide pokok terdapat kalimat utama yang terletak pada awal atau akhir, serta awal dan akhir. Jadi, untuk menemukan ide pokok hanya membuang hal-hal yang tidak penting dari kalimat utama tersebut. Pada penelitian ini nilai rata-rata yang didapat siswa dalam menemukan ide pokok pada wacana argumentasi mencapai 54 dengan kategori kurang. 5. Kemampuan Menemuan Ide Pokok pada Wacana Persuasi Ide pokok pada wacana persuasi biasanya bersifat eksplisit (tersurat). Artnya ide pokok terdapat kalimat utama yang terletak pada awal atau akhir, serta awal dan akhir. Jadi, untuk menemukan ide pokok hanya membuang hal-hal yang tidak penting dari kalimat utama tersebut. Pada penelitian ini nilai rata-rata yang didapat siswa dalam menemukan ide pokok pada wacana persuasi mencapai 68,4 dengan kategori baik. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil siswa dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan kemampuan menemukan ide pokok paragraf berbagai jenis wacana siswa kelas IX SMP Swasta Bandung Sumatera Utara tahun Pembelajaran 2017/2018 berada pada kategori baik dengan rata-rata 70,51. Dapat diketahui kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok pada tiap jenis wacana yaitu wacana narasi tergolong baik dengan rata-rata 73,8, wacana deskripsi tergolong baik sekali dengan rata-rata 84,2, wacana eksposisi tergolong baik dengan rata-rata 72,2, wacana argumentasi tergolong kurang dengan rata-rata 54,dan wacana persuasi tergolong baik dengan rata-rata 68,4. Saran Berdasarkan data hasil penelitian, maka dapat disampaikan beberapa saran yang ditujukan kepada beberapa pihak antara lain: Siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam menemukan ide pokok khususnya pada wacana argumentasi yaitu dengan banyak membaca, latihan membaca cepat, dan latihan 11

menjawab soal-soal mengenai ide pokok. Dan guru disarankan untuk menambah bahan materi mengenai ide pokok khususnya pada wacana argumentasi, lebih memvariasikan teknik pengajaran, memberikan banyak latihan pada siswa baik latihan membaca cepat maupun menjawab soal, serta penambahan soal untuk siswa agar meningkatkan kemampuan menemukan ide pokok paragraf khususnya pada wacana argumentasi. DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan. dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arikunto, Suharsimi. 2010. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Keraf, Gorys. 1995. Eksposisi: Komposisi Lanjutan II. Jakarta: Grasindo. Sudaryat, Yayat. 2011. Makna dalam Wacana: Prinsip-prinsip Semantik dan Pragmatik. Bandung: Yrama Widya. Tarigan, Djago. 1981. Membina Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 12