BAB III VISI DAN MISI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK TAHUN

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan tersebut. Impelementasi juga

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1

TERWUJUDNYA MASYARAKAT MADANI DAN SEJAHTERA YANG MENERAPKAN NILAI-NILAI DINUL ISLAM

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. publik, jasa publik, dan pelayanan administratif. informasi, komunikasi, transportasi, investasi, dan perdagangan.

PROVINSI JAWA TENGAH

Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

BAB IV VISI DAN MISI

Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral.

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB I PE NDAH ULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN LEBAK TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV VISI DAN MISI

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

1 ( atau

dipersyaratkan untuk terselenggaranya tata kelola pemerintahan secara efektif dan efisien serta mampu mendorong terciptanya daya saing daerah pada tin

Rencana Strategis (RENSTRA)

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKA N KANTOR KECAMATAN BELANTIKAN RAYA

BAB III VISI, DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Renstra Kantor Kec. Bulik Timur Kab. Lamandau Tahun BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BAB III VISI MISI PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

BAB III VISI DAN MISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Mengetahui bentuk pemerintahan yang baik RINA KURNIAWATI, SHI, MH

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

MEWUJUDKAN MASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANG MAJU, SEJAHTERA DAN BERMARTABAT

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan yang solid dan

BAB I P E N D A H U L U A N

PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III VISI, MISI DAN NILAI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB I PENDAHULUAN. (DPRD) mempunyai tiga fungsi yaitu : 1) Fungsi legislatif (fungsi membuat

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 4 VISI DAN MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATGEI DAN ARAH KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pendidikan Kewarganegaraan

Bab II Perencanaan Kinerja

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Weakness, Opportunity and Threath). Dengan hasil pada masing-masing

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

PIAGAM KERJASAMA PARTAI DEMOKRAT DAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA TAHUN

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Transkripsi:

BAB III VISI DAN MISI Cita-cita nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah berkehidupan kebangsaan yang bebas, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Tujuan nasional dengan dibentuknya pemerintahan adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Tugas Pokok Setelah Kemerdekaan adalah menjaga kemerdekaan serta mengisinya dengan pembangunan yang berkeadilan dan demokratis yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan. Agar kegiatan pembangunan berjalan efektif, efisien, dan bersasaran maka diperlukan perencanaan pembangunan. Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan Nasional. Perencanaan Pembangunan Nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan. Kabupaten Serang memerlukan visi ke depan dan berjangkauan luas. Visi bermanfaat dan menjadi kebanggaan karena memberi inspirasi bagaimana Kabupaten Serang ke depan, terutama dalam posisi dan percaturannya di dalam skala lokal, nasional, regional dan internasional. Daerah yang jauh visinya ke depan berpotensi lebih maju dari daerah lain. Inilah alasan perlunya segera memikirkan dan merumuskan visi. Kian tinggi kecerdasan suatu daerah, kian panjang visi kolektifnya sehingga masalahmasalah yang bersifat jangka pendek dan mendesak tidak banyak jumlahnya. Kian rendah kecerdasan suatu daerah, kian pendek visi kolektifnya sehingga selalu dihadapkan masalah kritis yang mendesak dan banyak ragamnya. Tidak ada suatu daerah yang dapat menyebut dirinya sebagai kabupaten jika tidak punya visi. Sebuah visi dapat dirumuskan berdasarkan apa yang III-1

dinamakan dengan Das Sollen (apa yang seharusnya) dan Das Sein (apa yang sebenarnya atau senyatanya). Visi berdasarkan Das Sollen dari para pemimpin harus merujuk pada norma-norma yang tercantum dalam UUD 1945 mengenai bangsa, negara, dan masyarakat. Visi yang dirumuskan oleh Kabupaten Serang bersifat spesifik (specific), sederhana (simple), terikat waktu (time-bound), mungkin untuk dicapai (achieveable), dan terukur (measureable). 3.1. Visi Kabupaten Serang Tahun 2006 2011 Penetapan Visi mempunyai kedudukan yang strategis dalam melaksanakan penyelengaraan pemerintahan selama 5 tahun. Visi dijadikan landasan pijakan untuk melangkah menuju harapan yang ingin dicapai bagi kemajuan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan potensi, masalah dan aspirasi masyarakat Kabupaten Serang. Berdasarkan visi Kepala Daerah pada waktu kampanye Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung terdapat dua pilar dalam membangun masyarakat Serang masa depan, yakni Adil dan Sejahtera. Dua pilar ini dapat dijadikan mandat di dalam penyusunan Visi Daerah Serang 2006 2011. Oleh karena itu, ditetapkan Visi Kabupaten Serang 2006 2011 adalah sebagai berikut : TERWUJUDNYA KEPEMERINTAHAN YANG AMANAH MENUJU KABUPATEN SERANG TERDEPAN YANG ISLAMI, BERKEADILAN DAN SEJAHTERA Dalam Visi Kabupaten Serang tahun 2006 2011 tersebut, ada 6 (enam) kata kunci, yakni : Kepemerintahan, Amanah, Terdepan, Islami, Berkeadilan, dan Sejahtera. 3.1.1. Kepemerintahan Kepemerintahan dimaknai sebagai suatu kesepakatan menyangkut pengaturan daerah yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat madani dan sektor swasta. Untuk III-2

mewujudkan tata pemerintahan yang baik perlu dibangun dialog antara pelaku-pelaku penting dalam daerah, agar semua pihak merasa memiliki tata pengaturan tersebut. Tanpa kesepakatan yang dilahirkan dari dialog ini, kesejahteraan tidak akan tercapai karena aspirasi politik maupun ekonomi tersumbat. Kepemerintahan adalah penggunaan wewenang ekonomi, politik dan administrasi guna mengelola urusan-urusan daerah pada semua tingkat. Kepemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses, dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan di antara mereka. Kepemerintahan dimaknai sebagai penyelenggaraan pemerintahan menyangkut 3 dimensi, pertama dimensi struktural meliputi tata hubungan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, struktur hubungan antara eksekutif dengan legislative ataupun struktur hubungan antara pemerintahan dengan masyarakat. Kedua adalah Dimensi Fungsional yang menyangkut perubahan fungsi yang dijalankan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah maupun masyarakat. Ketiga, Perubahan Kultural menyangkut perubahan pada tata nilai dan budaya yang melandasi hubungan kerja intra organisasi, antar organisasi maupun ekstra oganisasi, untuk mengendalikan perubahan cultural diperlukan kepemimpinan yang kuat, amanah dan memiliki visi. Pemerintah lebih banyak memainkan peranan sebagai pembuat kebijakan, pengendalian dan melakukan pengawasan. Sektor swasta lebih banyak berkecimpung dan menjadi penggerak aktivitas di bidang ekonomi, sedangkan sektor masyarakat merupakan objek sekaligus subjek dari sektor pemerintah maupun swasta. Karena di dalam masyarakatlah terjadi interaksi di bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya melalui partisipasi yang juga diamanatkan kepada masyarakat. Penyelenggaran pembangunan melalui penyelenggaran pemerintahan harus mampu mewujudkan Kepemerintahan yang III-3

Baik ( good governance ) dan Pemerintahan yang Bersih ( clean goverment ), anti korupsi dan bebas KKN, serta menjunjung tinggi prinsip partisipasi, rule of law, transparansi, daya tanggap, berorientasi pada konsensus, keadilan, efektif dan efisien, akuntabilitas, visi strategis. 3.1.2 Amanah Amanah dimaknai sebagai proses dimana para pengambil keputusan di pemerintahan, sektor swasta dan organisasi masyarakat bertanggung jawab, baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan. Bentuk pertanggungjawaban tersebut berbeda satu dengan yang lainnya tergantung dari jenis organisasi yang bersangkutan. Pertanggungjawaban kepada masyarakat adalah dengan memenuhi dan menepati berbagai janji dan harapan yang ditawarkan oleh Kepala Daerah kepada masyarakat pada saat kampanye Pilkada karena hal ini sebagai kontrak politik. Apabila hal ini tidak dipenuhi, maka masyarakat boleh menyuarakan aspirasinya kepada DPRD. Pertanggungjawaban kepada lembaga politik dilakukan melalui DPRD dengan cara Kepala Daerah memberikan laporan pertanggungjawaban tahunan kepada DPRD yang isinya tentang kinerja yang telah dilakukan Kepala Daerah selama periode tertentu atau tahunan. Amanah merupakan kebijakan operasional yang harus sesuai dengan berbagai ketetapan dan aspirasi serta dilaksanakan dengan ketetentuan yang sudah ditetapkan. Amanah diikat oleh perwujudan jati diri setiap komponen masyarakat, khususnya jajaran aparatur sebagai komponen utama penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan untuk menguatkan kesepakatan dan tekad dalam melaksanakan tugas. Amanah harus mampu pula untuk mengaktualisasikan penegakan hukum sesuai dengan Peraturan dan Perundang-undangan yang sudah ditetapkan. Namun, amanah akan lebih kuat apabila ditopang oleh adanya rasa kepercayaan dari masyarakat untuk dipercaya dalam melaksanakan tugas kepemerintahan. III-4

Amanah dalam penyelenggaraan pemerintahan (fungsi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan) mampu merumuskan kebijakan dan rencana pembangunan yang sesuai dengan permasalahan dan aspirasi masyarakat secara objektif dan dengan mempertimbangan tingkat kemampuan kapasitas daerah untuk melaksanakannya. Dengan demikian, maka rumusan kebijakan pembangunan yang akan ditetapkan merupakan amanah seluruh komponen Kabupaten Serang untuk dilaksanakan secara baik dan benar dengan lebih mengutamakan kepentingan masyarakat banyak dari pada kepentingan pribadi atau kelompok-kelompok tertentu. Bila sudah dilaksanakan percepatan hasil pembangunan akan lebih banyak dirasakan oleh masyarakat yang pada akhirnya ditujukan pada pencapaian masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan sesuai dengan cita-cita luhur Bangsa Indonesia dan tentunya dengan harapan ada dalam lindungan dan karunia Allah SWT. 3.1.3 Terdepan Terdepan dimaknai sebagai kondisi dimana masyarakat Serang harus mampu menjadi pelopor dalam proses pembangunan daerah sehingga menempatkan masyarakat sebagai subyek pembangunan, bukan obyek pembangunan. Dalam konteks ini, terdepan dijabarkan pada tingkatan nasional atau regional dengan bisnis inti di bidang industri pengolahan, pertanian, dan perdagangan tahun 2011. Semua sektor pembangunan daerah Kabupaten Serang, seperti pendidikan, kesehatan, dan tenaga kerja diarahkan untuk menunjang ketiga bisnis inti tersebut. Terdepan merupakan prestasi dan keunggulan yang dimiliki oleh Kabupaten Serang. Masyarakat serang harus selalu berada paling depan dengan mengambil berbagai prakarsa dan terobosan untuk meningkatkan proses pembangunan di daerah dengan tetap mengacu pada upaya menggali nilai-nilai dan jati diri masyarakat Serang sebagai karakteristik yang khas. III-5

3.1.4 Islami Islami dimaknai sebagai sifat mendasar yang harus dimiliki oleh seluruh komponen masyarakat Kabupaten Serang dalam setiap ucapan, tindakan, perilaku dan interaksi dengan masyarakat, baik pada tingkatan lokal, nasional, regional maupun internasional. Nilai-nilai Islami harus muncul dan tercermin dalam sektor pemerintahan yang ditandai dengan tidak adanya perilaku korupsi, kolusi, dan nepotisme di segala lini birokrasi pemerintahan. Di sektor swasta, nilai-nilai Islami dibuktikan dengan tidak adanya monopoli, oligopoli dan money laundering di dalam aktivitas bisnis para pelaku usaha sehingga tercipta pertumbuhan dan pemerataan secara seimbang. Di sektor masyarakat, nilai-nilai islami diindikasikan dengan tidak adanya praktek kriminalitas, kerusuhan, konflik SARA, dan provokasi agama di tengah masyarakat sehingga tercipta keamanan dan ketertiban masyarakat. 3.1.5 Berkeadilan Berkeadilan dimaknai sebagai kondisi dimana mekanisme reward and punishment dalam kerangka hukum yang ada dijunjung tinggi oleh seluruh masyarakat Kabupaten Serang. Sektor pemerintahan harus mampu memberikan berbagai penghargaan kepada masyarakat yang mempunyai prestasi tinggi dalam proses pembangunan daerah. Di samping itu, pemerintah juga wajib untuk memberikan hukuman atau sanksi bagi pihakpihak yang melanggar dan menghambat laju pembangunan daerah. Keadilan diukur dengan perlakuan dan tindakan yang tidak diskriminatif, dan menjunjung tinggi prinsip persamaan dan kesetaraan dan memperlakukan masyarakat secara sama tanpa pandang bulu. Artinya, golongan yang kaya dan miskin akan mendapatkan perlakuan yang seimbang dan merata tanpa ada kebijakan pemerintah yang pro terhadap partai atau kelompok tertentu dalam masyarakat. Berkeadilan adalah sebuah kondisi masyarakat kabupaten Serang yang merasakan nyaman, aman dan menerima berbagai III-6

kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Daerah tanpa ada pemaksaan baik secara fisik maupun non fisik. Tumbuhnya saling kepercayaan dan saling bersinergi antara pemerintah daerah dengan masyarakat dalam proses penyelenggaraan pembangunan nasional di daerah. 3.1.6 Sejahtera Sejahtera dimaknai sebagai kondisi dimana pertumbuhan ekonomi masyarakat Kabupaten Serang berbanding lurus dengan pemerataan pendapatan masyarakat, pengelolaan aspek lingkungan masyarakat, dan pembangunan manusia seutuhnya, dalam arti materiil dan spiritual. Kesejahteraan dapat terwujud dengan baik apabila tercipta sinergi dan keberlanjutan antara sektor pemerintahan, sektor swasta, dan sektor masyarakat dalam rangka pembangunan daerah Kabupaten Serang sampai dengan tahun 2011. Sejahtera yang ingin dicapai selama 5 tahun bagi masyarakat Kabupaten Serang adalah kondisi yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Dengan melaksanakan pemerintahan yang amanah, kepentingan masyarakat menjadi prioritas utama, terutama untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat ; sarana dan prasarana, kesempatan berusaha yang lebih baik, pelayanan pendidikan dan kesehatan, iklim kehidupan sosial budaya yang berkepribadian dinamis, kehidupan politik yang demokratis, jaminan perlindungan hak masyarakat serta jaminan perlindungan dan pelayanan hukum. 3.2. MISI Guna mencapai visi, maka misi Kabupaten Serang lima tahun ke depan adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan kualitas manajemen pemerintahan secara menyeluruh dan berkesinambungan guna mendukung pengembangan sektor unggulan. Hal ini dioperasionalkan dengan cara merumuskan perencanaan pembangunan lima tahun kedepan secara lebih mantap, melalui pembenahan proses dan prosedur perencanaan serta peningkatan kajian yang lebih objektif agar III-7

terjadi keselarasan dan kesinambungan atas persoalan yang sebenarnya terjadi dilapangan. Perlibatan masyarakat secara lebih integral dalam proses pengambilan keputusan, dan berlanjut dengan memberikan dukungan dalam pelaksanaan dan pengawasan dilapangan. Pemantapan perencanaan ini diharapkan mampu mewujudkan hasil pembangunan yang tepat sasaran, tepat waktu dan berkualitas. 2. Meningkatkan prasarana dan sarana publik untuk mendukung pengembangan sektor unggulan. 3. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur sejalan dengan perkembangan dan pengembangan sektor unggulan melalui peningkatan kualitas aparatur pemerintah selaku ujung tombak pemerintahan. Kualitas aparatur tidak hanya peningkatan ilmu dan teknologi, namun lebih ditekankan pula pada peningkatan moral agar dapat lebih menghayati fungsi dan perannya sebagai Abdi Negara dan Abdi Masyarakat. Munculnya peningkatan rasa tanggung jawab dan pengabdian yang tinggi dalam melaksanakan tugas 4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Serang melalui pendidikan dan pelayanan kesehatan sejalan dengan pengembangan sektor unggulan. 5. Menyelenggarakan pembangunan berwawasan lingkungan dengan cara melakukan peningkatan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan guna mencegah terjadinya peningkatan kerusakan lingkungan, melalui pengawasan, pengendalian dan pemulihan. 6. Menghayati dan mengembangkan nilai-nilai religius Islam untuk dapat diaktualisasikan dan diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan pengelolaan pemerintahan secara konsisten 7. Meningkatkan potensi ekonomi daerah melalui pendayagunaan sumberdaya ekonomi lokal agar terpenuhinya hak-hak dasar rakyat, peningkatan daya beli dan pendapatan masyarakat serta mengembangkan pola kemitraan yang sinergis. 3.3. Analisis SWOT a. Faktor Ekstemal. 1) Tantangan. a) Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya transportasi dan informasi III-8

mempengaruhi perkembangan modus-modus kejahatan, baik kejahatan yang melibatkan pelaku inteiektual secara individual maupun kelompok (Corporate) maupun dari sisi sarana merupakan kejahatan dengan menggunakan teknologi canggih. b) Derasnya reformasi politik dan pengaruh politik global, telah membawa isu ke dalam sosial budaya masyarakat Indonesia dengan munculnya aliranaliran dan kelompok garis keras yang mempuyai jaringan secara intemasional. c) Gelombang reformasi mendorong kebebasan masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya sehingga terjadi berbagai kepentingan yang saling silang dengan tingkat kesadaran hukum masyarakat yang masih rendah, sehingga banyak terjadi konflik dan rusuh massal yang merupakan tugas penegak hukum terhadap kasus pidana yang ditimbulkan. d) Pengaruh kekuasaan birokrasi dan kepentingan politik terkadang masih berpotensi mengintervensi pelaksanaan pembangunan, dengan dalih untuk meredam konflik yang lebih besar lagi dan stabilitas keamanan e) Adanya aturan-aturan yang disepakati dalam WTO dimana perdagangan bebas akan diberlakukan sehingga kompetitor untuk sektor unggulan Kabupaten Serang tidak hanya berasal dari pihak pengusaha domestik, namun juga pengusaha asing. 2) Peluang. a) Perkembangan isu global tentang demokratisasi, hak asasi manusia dan lingkungan hidup telah mendorong seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bemegara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, demikian juga tingkat pemikiran kritis masyarakat semakin berkembang termasuk dalam masalah penegakan hukum, sehingga III-9

merupakan dorongan konstruktif terhadap proses pelayanan hukum yang dituntut untuk lebih terbuka, transparan dan akuntabilitas publik sebagai pertanggungjawaban aparat penegak hukum. b) Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama komunikasi dan transportasi seakan menjadikan antar negara tanpa batas, hal ini membawa dampak positif dalam menumbuhkan semangat kebersamaan dan kerja sama antar bangsa baik lingkup intemasional, regional, nasional dan lokal dalam menangani berbagai masalah kejahatan yang semakin berkembang. c) Adanya kerja sama intemasional maupun regional dalam penanganan bentuk kejahatan tertentu telah memberikan banyak dukungan baik pertukaran informasi, bantuan teknis tenaga ahli dan perlengkapan teknologi pendukung pendidikan. d) Peranan pengawasan dan kontrol masyarakat terhadap kinerja aparat penegak hukum bila didasarkan pada tekad keinginan dan komitmen para aparat untuk berbuat yang terbaik, maka kontrol masyarakat yang kritis tersebut merupakan peluang untuk penyempumaan pelaksanaan tugas penegakan hukum. e) Adanya perubahan di bidang pemerintahan yang sangat pro terhadap desentralisasi dan pro terhadap pembangunan sehingga menciptakan iklim kondusif dalam melaksanakan kegiatan usaha barang dan jasa. f) Bisnis inti Kabupaten Serang yang meliputi industri pengolahan, perdagangan dan pertanian saat ini sedang giat-giatnya diminati oleh investor asing untuk menanamkan modalnya. III-10

b. Faktor Internal. 1) Kelemahan a) Kualitas dan kuantitas aparat birokrasi masih belum berbasis pada kompetensi, sementara frekuensi dan tuntutan tugas yang dihadapi dari waktu ke waktu semakin meningkat dan kompleks. b) Pelaksanaan koordinasi antar aparat birokrasi dan institusi dalam upaya mewujudkan hasil yang sinergik masih belum optimal. c) Sarana dan prasarana yang disediakan untuk operasional pelayanan publik masih relatif kurang, sementara tuntutan tugas harus tercapai dengan baik. d) Aspek moralitas aparat birokrasi yang masih perlu ditingkatkan sesuai nilai-nilai Islami. e) Kultur birokrasi yang masih terkontaminasi oleh pola-pola lama masa Orde Baru, seperti KKN dan perilaku hanya memburu keuntungan pribadi. f) Belum adanya kebijakan berupa Perda dan Keputusan Bupati yang terfokus dan terintegrasi dalam meningkatkan bisnis inti. 2) Kekuatan a) Di dalam masing-masing institusi aparat birokrasi telah memiliki kode etik profesi, hal tersebut cukup memberikan dampak psikologis sebagai perisai individual aparat dalam menangkal berbagai godaan dan iming-iming untuk merongrong idealisme dalam melakukan penyelenggaraan tugas. b) Komitmen dan integritas aparat birokrasi dalam menjalankan tugas-tugas yang diembannya, khususnya dalam penyelenggaraan pelayanan publik. c) Nilai-nilai religius yang tertanam dalam diri aparat birokrasi sebagai bagian dari produk budaya masyarakat Serang yang islami merupakan benteng dalam menghadapi berbagai tantangan tugas. III-11

d) Komitmen dari Kepala Daerah (Bupati) untuk melaksanakan berbagai perubahan di semua sektor pemerintahan dalam rangka pembangunan daerah. e) Jumlah atau kuantitas Pegawai Negeri Sipil yang cukup memadai dan proporsional. f) Posisi geografis Kabupaten Serang yang sangat strategis sebagai daerah penyangga ibu kota Jakarta sekaligus sebagai penghubung antara Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. g. Kondisi masyarakat yang sangat Islami mendorong iklim politik yang kondusif bagi proses pembangunan daerah. III-12