PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII DI MTS NURUL JADID KABUPATEN PROBOLINGGO MELALUI TEKNIK STAD

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

Oleh: Rini Subekti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. ini yang saling berinteraksi, siswalah yang lebih aktif bukan guru. Seperti yang. sentral pembelajaran (Fathurrohman, 2010: 14).

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENYIMAK KELAS X DI SMA NEGERI 1 BESUK KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI 3M PADA SISWA KELAS VIIA SMP ISLAM DIPONEGORO WAGIR KABUPATEN MALANG

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PUISI DENGAN TEATRIKALISASI KELAS VIII A SMP NEGERI 4 TANJUNG. Afsun Aulia Nirmala

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Strategi Think Talk Write

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Oleh: Angga Prastyo Nugroho Program Studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

Joko Setiyono* Kata kunci: inkuiri, menulis teks berita, multikultural

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEK MELALUI MODEL STAD PADA SISWA SMA. Moch. Saleh

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN TEKNIK KONTES PADA SISWA KELAS V MIN MALANG I

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Keperluan korespondensi, HP : ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI VIDEO SEBUAH OBJEK PADA SISWA KELAS X TSM 1 SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran yang sampai saat ini masih dianggap sulit oleh siswa,

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

RAHAYUNINGSIH SMP NEGERI 3 AMBARAWA Surat elektronik: Abstrak

JEMBER TAHUN PELAJARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI RAKYAT DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (PTK) atau disebut classroom action research.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

A. Pendahuluan (Background) Kata kunci: menyimak, pidato, media audiovisual, Student Team Learning

PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN GAMBAR KARTUN PADA SISWA KELAS VII MTS MAARIF REMBANG KABUPATEN PASURUAN

RAHAYU DANIK SUMIYATI A54B111025

BAB III METODE PENELITIAN

PROSIDING ISBN :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS VII MTs PADURESO

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING(AMBT) SISWA KELAS II DI SDN GONDOWANGI 01

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Muhammad Agus Sigit Sasmito Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENGGUNAAN METODE STAD SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS GEGURITAN SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 2 KROYA CILACAP

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran menulis cerpen menggunakan strategi. 3M (Meniru-Mengolah-Mengembangkan) dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna

Oleh: Nurwahidah program studi pendidikan bahasa dan sastrajawa

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING

Panggih Cahyani Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

Oleh: Liana Sulistiana Program Studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS IV MELALUI MODEL COMPLETE SENTENCE DI SDN 46 KOTO PANJANG PADANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN METODE PICTURE AND PICTURE

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

Transkripsi:

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII DI MTS NURUL JADID KABUPATEN PROBOLINGGO MELALUI TEKNIK STAD Andriyanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma andriyanto_aan88@yahoo.com Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi objektif tentang pengikatan proses dan hasil keterampilan menulis teks cerita pendek siswa kelas VII MTs Nurul Jadid Kabupaten Probolinggo melalui teknik STAD. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Data penelitian yang pertama berupa hasil pengamatan, kedua hasil wawancara dengan guru bidang studi, dan ketiga hasil tes belajar siswa kelas VII MTS Nurul Jadid secara individu. Berdasaarkan data hasil observasi, pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan teknik STAD pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa siswa yang tadinya terlihat lelah dan bosan, mulai tertarik dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil keterampilan menulis teks cerita pendek MTS Nurul Jadid mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik STAD. Hasil rata-rata nilai menulis teks cerita pendek pratindakan yaitu 51 dan persentase ketuntasan mencapai 30,43%. Pada siklus I rata-rata kelas mencapai 69,31 dengan persentase ketuntasan 63,1%. Sedangkan pada siklus II rata-rata kelas mencapai 76,3 dengan persentase ketuntasan 72,2%. Perolehan hasil ratarata nilai tes menulis teks cerita pendek menunjukkan bahwa pembelajaran menulis teks cerita pendek dengan teknik STAD pada siswa kelas VII MTS Nurul Jadid mengalami peningkatan. Kata-kata Kunci: peningkatan, kemampuan menulis, cerpen, STAD PENDAHULUAN Pembelajaran menulis teks cerita pendek penting bagi siswa sekolah menengah tingkat pertama karena cerita pendek dapat dijadikan sarana untuk berimajinasi dan menuangkan pikiran. Menurut Widya-marta (dalam Widyas - tuti: 2012:2) menulis cerita pendek ialah menulis tentang sebuah peristiwa atau kejadian pokok dan merupakan dunia alternatif pengarang. Sedangkan Sumardjo (dalam Widyastuti 2012:2) berpen - dapat bahwa menulis cerita pendek adalah seni, keterampilan menyajikan cerita. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis teks cerita pendek merupakan seni/keterampilan menyaji-kan cerita tentang sebuah peristiwa atau kejadian pokok yang dapat dijadikan sebagai dunia alternatif pengarang. Keterampilan menulis teks cerita pendek yang dimiliki siswa tidaklah sama. Sebagian siswa mampu menulis teks cerita pendek dengan baik dan sebagian siswa lain masih belum mampu menulis teks cerita pendek dengan baik. Kondisi tersebut diperparah dengan

rendahnya minat siswa terhadap materi tentang cerpen. Padahal, sebelum menulis cerpen, siswa terlebih dahulu harus memahami apa itu cerpen, serta unsur-unsur yang ada didalamnya. Setelah itu, baru siswa bisa menulis cerpen dengan baik. Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat Badudu (dalam Widyastuti 2012:2) bahwa keterampilan menulis siswa masih rendah ditandai dengan (1) frekuensi kegiatan menulis yang dilakukan oleh siswa sangat rendah, (2) kualias karya siswa sangat buruk, (3) rendahnya antusiasme dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya dan pembelajaran menulis pada khususnya, dan (4) rendahnya kreatifitas belajar siswa pada saat kegiatan belajar mengajar menulis. Berdasarkan hasil observasi di MTS Nurul Jadid yang dilakukan di kelas VII diketahui bahwasebagian besar siswa di sana kurang tertarik jika mendapatkan materi tentang cerpen. Hal itu terlihat dari sikap siswa yang tidak bersemangat ketika guru menerangkan materi tentang cerpen. Akibatnya siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi tentang cerpen. Jika hal itu terjadi terus menerus maka akan berdampak terhadap hasil keterampilan siswa dalam menulis cerpen. Sebab, dalam menulis cerpen hal yang perlu dipahami terlebih dahulu yaitu mengerti apa itu cerpen dan unsur-unsur di dalamnya setelah itu baru siswa bisa menuangkan pikiran dan perasaannya dalam bentuk cerpen. Tidak sedikit siswa yang mengalami hambatan dalam mengembangkan keterampilan menulis cerpen. Hambatan-hambatan tersebut yaitu menentukan tema, menyusun kalimat demi kalimat serta menghubungkan paragraf dengan paragraf di dalam cerpen. Pembelajaran menulis cerpen harus mendapat porsi yang cukup karena banyak unsur-unsur yang perlu diketahui dan diajarkan secara terperinci agar siswa lebih mudah memahami. Guru hendaknya dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan kreatif untuk menarik minat siswa, menghargai hasil karya siswa dengan memberikan penilaian dan pujian seperlunya atau memberikan suatu penghargaan. Melihat kenyataan yang ada seperti yang terungkap di atas, peneliti mencoba menerapkan pembelajaran metode kooperatif teknik STAD (Student Teams Achievement Division) dalam upaya meningkatkan keterampil-an menulis teks cerita pendek. Pembelajaran metode kooperatif teknik STAD dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, berinteraksi dengan kelompok (Sakd iyah, 2010: 4). Dengan teknik STAD, sebelum menulis cerpen, siswa terlebih dahulu akan memahami apa itu cerpen serta unsurunsurnya secara bersama-sama. Dengan teknik STAD, setiap anggota kelompok dituntut untuk saling bekerja sama. Setiap anggota kelompok akan saling mengajari teman yang dinilai kurang mampu agar ketika dilakukan tes secara individu, anggota kelompok tersebut dapat memperoleh nilai yang tinggi dan menyumbangkan nilai tersebut kepada kelompoknya.

Dengan teknik pembelajaran permainan yang dikompetisikan, para siswa akan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Semangat mereka akan tumbuh dengan sendirinya sebab mereka akan berusaha semaksimal mungkin berkompetisi untuk menjadi yang terbaik. Semua anggota kelompok harus bekerja sama untuk menjadi yang terbaik dan mendapatkan penghargaan. Dengan teknik STAD, materi tentang cerpen akan dengan mudah dipelajari oleh siswa sebab selain siswa mempelajari materi, siswa juga bermain. Selain itu, dengan teknik STAD, rasa social siswa akan tumbuh dengan sendirinya, serta dengan teknik pembelajaran STAD ini diharapkan hasil belajar siswa tentang menulis teks cerita pendek akan meningkat. METODE Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan (Mulyasa, 2010: 11). Tujuan dari penelitian tindakan kelas itu sendiri (PTK) adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ada di sekolah. Adapun prosedur dalam penelitian tindakan meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian tindakan kelas ( classroom action reseach), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses praktis pembelajaran (Arikunto dalam Sakdiyah, 2010: 30). Dalam penelitian tindakan kelas secara garis besar terdapat empat tahapan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi. Berikut paparan rancangan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini. 1) Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan meliputi pertemuan dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII MTS Nurul Jadid untuk membicarakan mengenai pelaksanaan pembelajaran yang dimulai dengan (1)perencanaan yang meliputi tindakan (a) menyusun silabus, (b) menyusun RPP (Rancangan Pelaksana - an Pembelajaran) (c) menyusun lembar kerja siswa (LKS). (2) pela ksanaan, pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. (3) pengamatan, dalam pengamatan, peneliti dan guru mencatat atau merekam semua kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. (4) re fleksi, dalam refleksi ini, hal yang dilakukan adalah mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan dalam proses belajar mengajar, memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi yang nantinya akan digunakan pada siklus berikutnya dengan catatan jika siklus pertama tidak berhasil. 2) Pelaksanaan Tindakan Dalam penelitian ini akan dilaksanakan beberapa siklus tindakan jika siklus pertama hasil belajar dirasa kurang maksimal. Setiap siklus dilaksanakan 3 kali pertemuan, waktu yang

digunakan selama proses pembelajaran setiap pertemuan 2 X 40 menit. Dalam penelitian ini, Peneliti bertindak sebagai pengamat, sedangkan guru bidang studi bertindak sebagai penyaji materi. 3) Pengamatan Pengamatan adalah segala upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu (Suwandi, 2010: 38). Pada pengamatan penelitian ini dilakukan oleh peneliti yang dibantu oleh guru bidang studi dengan instrumen penelitian yang telah disiapkan (lembar catatan lapa ng, kamera digital, dan instrumen pengamatan). 4) Refleksi Kegiatan refleksi merupakan upaya untuk mengkaji suatu tindakan yang telah dilakukan. Kegiatan ini dilakukan pada akhir siklus oleh peneliti. Kegiatan reflesi ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan pada akhir siklus pertama dan natinya digunakan sebagai dasar perencanaan siklus II. Siklus II akan dilaksanakan apabila hasil belajar yang didapat siswa masih rendah atau di bawah standar ketuntasan minimal (SKM) yaitu 70. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII MTS Nurul Jadid Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini dilaksana-kan pada semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTS Nurul Jadid yang berjumlah 23 siswa. Data dan sumber data pada penelitian ini yang pertama berupa hasil pengamatan. pengamatan dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan instrumen penilaian yang sudah disediakan sebelumnya. Kedua, hasil wawancara dengan guru bidang studi, dan ketiga, hasil tes belajar siswa kelas VII MTS Nurul Jadid secara individu. Tes diberikan kepada siswa setelah siswa sebelumnya telah belajar berkelompok. Dari data yang terkumpul yaitu hasil belajar siswa dengan menggunakan teknik STAD ( Student Teams Achievement Division) maka peneliti akan mengolah data tersebut dan mengambil suatu kesimpulan tentang kriteria tingkat keberhasilan pembelajaran. Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain dengan melakukan pengamatan, wawancara, membuat catatan lapang dan dilengkapi dengan tes. a) Pengamatan Pengumpulan data dengan teknik pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat. Pengamatan dilakukan pada seluruh siswa dengan penilaian secara menyeluruh yang meliputi segala aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Lembar pengamatan ada dua macam yaitu lembar pengamatan untuk individu dan lembar pengamatan untuk kelompok. b) Wawancara

Wawancara pada penelitian ini dilakukan pada saat awal masuk ke MA Nurul Jadid. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi tentang proses pembelajaran serta sikap siswa ketika pelajaran sedang berlangsung. Wawancara hanya dilakukan dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia kelas VII Nurul Jadid dan siswa kelasa VII MTS Nurul Jadid. c) Tes Tes diberikan kepada siswa di akhir pertemuan dalam pembelajaran. Tes ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang dilakukan oleh siswa. Tes ini juga merupakan serangkaian dari pembelajaran kooperatif teknik STAD yang nantinya akan berguna dalam menentukan peningkat-an individu dan kelompok. Tes yang diberikan kepada siswa yaitu berupa tes tulis. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif.miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2008: 91) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatfi dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pratindakan Pada observasi pertama saat proses pembelajaran, saat guru menerangkan materi pelajaran, kebanyakan dari siswa tidak memperhatikan apa yang diterangkan oleh guru. Selainnya itu jika guru menerangkan materi pelajaran, masih banyak siswa yang enggan untuk bertanya walalupun mereka belum paham dengan apa yang dijelaskan oleh guru dan siswa yang berebut menjawab jika guru bertanya masih sangat minim sekali. Sedangkan nilai hasil tes pada observasi awal yang didapatkan dari 23 siswa yaitu terdapat 7 siswa yang tuntas atau jika dipersentasekan sebesar 30,43%. Sedangkan 16 siswa lainnya masih belum tuntas atau mendapatkan nilai di bawah 70 dengan persentase mencapai 69,56%. Hasil Siklus I Pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan teknik STAD pada siklus I menunjukkan bahwa siswa yang tadinya terlihat lelah dan bosan, mulai tertarik dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hal itu terlihat dari semangat siswa ketika memperhatikan dan mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan oleh guru. Siswa yang terbiasa mengantuk kini mulai memperhatikan menjelasan dari guru meskipun kadang-kadang masih berbicara sendiri dengan teman di sebelahnya. Selain itu, terlihat beberapa siswa untuk berebut menjawab ketika guru memberikan pertanyaan kepada siswa walaupun belum sepenuhnya maksimal. Hal itu disebabkan karena sebagian siswa masih malu-malu untuk menjawab dan guru ketika menjelaskan materi terlalu cepat dan suara guru masih kurang keras sehingga sebagian siswa tidak maksimal ketika menerima

penjelasan materi dari guru. Selain itu dampak dari kejadian tersebut, terkadang terlihat sebagian siswa masih kebingungan saat guru menerangkan materi sehingga interaksi guru dengan siswa masih dominan terhadap siswa yang sama. Pada saat berkelompok siswa terlihat bersemangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Namun, semangat tersebut bukan semangat sebuah tim, tetapi semangat secara individu. Rasa individu masih sangat terlihat pada diri siswa. Hal ini disebabkan karena siswa yang meliki kemampuan yang tinggi tidak bersedia dikelompokkan dengan siswa yang memiliki kemampuan yang rendah. Sehingga komunikasi antara mereka sangat minim. Hal tersebut disebabkan karena kebiasaan-kebiasaan yang terjadi pada pembelajaran berkelompok sebelumnya yaitu siswa yang memiliki kemampuan lebih tinggi tidak bersedia belajar bersama dengan siswa yang memiliki kemampuan lebih rendah. Siswa yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi beralasan tidak mau dikelompokkan dengan siswa yang memiliki kemampuan yang lebih rendah karena mereka biasanya tidak mau diajak untuk bekerja sama. Siswa yang memiliki kemampuan yang lebih rendah biasanya hanya mengandalkan siswa yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi jika ada tugas dari guru. Mereka biasanya hanya bergurau, atau tidur jika disuruh berkelompok. Selain itu, pada saat berkelompok, masih terlihat siswa yang berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lainnya sehingga sedikit membuat kegaduhan di dalam kelas. Namun, pada pertemuan kedua siswa mulai bisa berinteraksi dengan baik dengan sesama anggotanya meskipun belum sepenuhnya maksimal. Hal tersebut terjadi karena siswa mulai mengerti pentingnya dalam bekerja sama dalam sebuah tim. Siswa yang memiliki kemampuan rendah sudah mulai berkomunikasi pada saat berkelompok. Mereka bertanya jika ada hal-hal yang mereka belum pahami. komunikasi antar anggota kelompok sudah bisa dikatakan semakin baik. Siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan rendah sudah bisa berbaur satu sama lainnya. Mereka semakin termotivasi untuk belajar agar ketika tes secara individu dapat menyumbangkan nilai secara maksimal dan mendapatkan penghargaan secara bersama-sama. Sedangkan dari hasil menulis teks cerita pendek di siklus I ini diketahui bahwa dari 19 siswa yang mengikuti tes menulis teks cerita pendek maka didapat 12 siswa bisa dikatakan tuntas dan 7 siswa lainnya masih di bawah SKBM atau dengan persentase 63,1% dengan kriteria sedang. Hal tersebut masih tidak sesuai harapan yang ingin digapai. Namun persentase tersebut sudah mengalami peningkatan dari yang awalnya 30,43% menjadi 63,1%. Hasil Siklus II

Pada saat pembelajaran di siklus II, siswa terlihat lebih bersemngat disbanding dengan siklus I. hal itu terlihat dari sikap yang ditunjukkan oleh siswa. Sebagian besar siswa memperhatikan jika guru menjelaskan materi. Tidak ada siswa yang terlihat mengantuk atau bahkan tertidur. Selain itu, pada saat guru memberikan pertanyaan, siswa berebut untuk menjawab. Interaksi guru dengan siswa terjalin sangat baik. Sedangkan pada saaat pembelajaran berkelompok siswa terlihat lebih bersemangat dari pada pembelajaran sebelumnya. Hal tersebut disebabkan karena mereka ingin menjadi yang terbaik seperti kelompok yang terjadi sebelumnya. Pada siklus II ini, pembelajaran berkooperatif dengan teknik STAD ( Student Teams Achievement Division) menunjukkan bahwa siswa sudah aktif dalam bekerja sama. Hal tersebut ditunjukkan dengan sikap anggota tiap-tiap kelompok sudah mulai dapat bekerjasama dengan adanya komunikasi yang baik. Setiap anggota kelompok saling memiliki rasa ketergantungan positif. Hal tersebut terlihat ketika siswa yang memiliki kemampuan lebih tinggi sudah bisa berbaur dengan siswa yang memiliki kemampuan rendah. Hal tersebut terbukti ketika siswa yang memiliki kemampuan tinggi memberikan bantuan pemahaman materi pelajaran kepada teman yang memiliki kemampuan yang lebih rendah. Dengan bimbingan dan arahan guru setiap siswa mulai mengerti pentingnya bekerjasama dalam sebuah tim untuk menjadi yang terbaik. Namun terkadang masih ada sedikit perselisihan tetapi dapat diselesaikan dengan bimbingan dan arahan guru. Dari hasil tes yang dilakukan pada pembelajaran siklus II, didapat sebagian besar siswa sudah mencapai standar ketuntasan minimal (SKM). Dari 18 siswa yang mengikuti tes menulis teks cerita pendek, 13 siswa yang sudah mencapai standar ketuntasan minimal atau dengan persentase 72,2% siswa sudah tuntas. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar siswa sudah mengerti dengan materi yang disampaikan oleh guru dan pembelajaran secara berkooperatif berjalan lebih baik dari sebelumnya. Adapun siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal berjumlah 5 siswa. Hal tersebut dikarenakan siswa merasa kurang tidak enak badan. SIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian ini menunjukkan, terjadi peningkatan baik proses maupun hasil belajar siswa kelas VII MTS Nurul Jadid dalam menulis cerita pendek. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan teknik STAD pada siklus I menunjukkan bahwa siswa yang tadinya terlihat lelah dan bosan, mulai tertarik dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Sedangkan hasil menulis teks cerita pendek di siklus I didapat 12 siswa bisa dikatakan tuntas dan 7 siswa lainnya masih di bawah SKBM atau dengan persentase 63,1% dengan kriteria sedang.

Pada saat pembelajaran di siklus II, siswa terlihat lebih bersemangat disbanding dengan siklus I. Dari hasil tes yang dilakukan pada pembelajaran siklus II, didapat sebagian besar siswa sudah mencapai standar ketuntasan minimal (SKM). Dari 18 siswa yang mengikuti tes menulis teks cerita pendek, 13 siswa yang sudah mencapai standar ketuntasan minimal atau dengan persentase 72,2% siswa sudah tuntas. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyasa, H.E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta. Sakdiyah, Halimatus. 2010. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Teams Achievement Division) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA ZAHA 1 Genggong Probolinggo. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: UMM. Suwandi, Sarwiji. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka. Tarigan, Henry Guntur. 1987. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Widyastuti, Anis. 2012. Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Dampit. Malang. UNISMA

Halaman 9