ANALISIS HUMAN ERROR OPERATOR DENGAN AKTIVITAS REPETITIF-MONOTON. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis Human Error Dengan Pendekatan Cognitive Reliability And Error Analysis Method (CREAM) Pada Operator Forklift Di PT. SMART Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam

IDENTIFIKASI BAHAYA PADA PEKERJAAN GRINDING DI SEBUAH PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SUCCESS LIKELIHOOD INDEX METHOD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bisa memenuhi permintaan sandang yang semakin meningkat tersebut,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Faktor Kecukupan Organisasi dan Time Of Day pada Pekerjaan Manual OAW Cutting dengan Menggunakan Metode CREAM di PT. Packaging Surabaya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seperti kesalahan operator, kesalahpahaman, kesalahan pengawasan. Kesalahan

BAB V PEMBAHASAN. hampir semua tenaga kerja pada unit weaving PT. Iskandar Tekstil adalah

Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

PENGUKURAN HUMAN ERROR PADA OPERATOR PEMBUATAN PATUNG FIBERGLASS DENGAN METODE HEART DAN SHERPA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah faktor yang sangat penting bagi produktivitas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah

IDENTIFIKASI TINGKAT KELELAHAN OTOT PADA PENGGUNA KOMPUTER DI BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGANTAR DAN KONSEP DASAR ER E G R O G N O O N M O I

PENYAMBUNGAN BENANG LUSI

BAB V ANALISIS HASIL. 5.1 Analisis Peningkatan Kelelahan dengan VAS

PERTIMBANGAN ERGONOMI PADA PERANCANGAN STASIUN KERJA

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

PENGANTAR ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA. Dosen Pengampu : Amalia, S.T., M.T.

APLIKASI METODE SHERPA UNTUK MENURUNKAN POTENSI KESALAHAN OPERATOR MESIN CUT SAW

ANALISIS BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL UNTUK MENGURANGI TINGKAT KELELAHAN PEKERJA DI CV. SUMBER JAYA FURNITURE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

OPTIMALISASI BEBAN KERJA DAN STANDARISASI ELEMEN KERJA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PROSES FINISHING PART OUTER DOOR DI PT TMMIN

Organisasi Kerja. Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN:

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak

ANALISIS KEANDALAN KARYAWAN DENGAN METODE SIMPLIFIED COGNITIVE RELIABILITY ERROR ASSESSMENT METHOD DI PT. ADI SATRIA ABADI.

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

PERTIMBANGAN ERGONOMI PADA PERANCANGAN STASIUN KERJA

ANALISIS PRODUKTIVITAS PEKERJAAN DINDING SETENGAH BATA PADA RUMAH DUA LANTAI DI PROYEK PERUMAHAN

ANALISIS HUMAN ERROR PEKERJA PADA TARGET PRODUKSI YANG BERBEDA DI UD. ANEKA KARYA

ANALISA KUALITAS PRODUK KANTONG KRAFT LEM AKIBAT KESALAHAN MANUSIA DI PT. X TUBAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MODUL III LINGKUNGAN KERJA FISIK

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Tujuan penggunaan antropometri pemakai :

Seminar Nasional IENACO ISSN: APLIKASI METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI PADA INDUSTRI KERAMIK

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Human Error pada Pramudi Transjakarta dengan Pendekatan HEART dan Fault Tree Analysis

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE

Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas dan Mengurangi Burnout pada Perawat UGD (Studi Kasus : UGD RSU Haji Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

KEPMEN NO. 234 TH 2003

LAMPIRAN A. Lembar Item Skala Penelitian

KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negatif timbulnya gangguan perilaku seperti gangguan tidur atau insomnia.

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWAT

USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD.

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan daripada yang sebelumnya (Susetyo, 2012).

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PT MITRA PRESISI PLASTINDO

TEORI PENDUGAAN. diketahui berdasarkan informasi sampel.

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL OPERATOR WEAVING B UNIT INSPECTING PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV DENGAN METODE NASA-TLX

ANALISIS POSTUR KERJA PADA PT. XYZ MENGGUNAKAN METODE ROSA (RAPID OFFICE STRAIN ASSESSMENT)

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

C. Materi Pembelajaran I. Pendahuluan I.1. Ergonomi I.2. Teknik Tata Cara Keija I.3. Faktor Manusia Dalam Sistem Produksi

BAB V PEMBAHASAN 5.1 NASA-TLX Analisis Setiap Dimensi NASA-TLX

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat

DAFTAR PUSTAKA. Armanda, D. (2006). Penerapan SMK3 Bidang Konstruksi Medan. Jakarta.

ANALISIS HUMAN ERROR DENGAN METODE SHERPA DAN HEART PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP (Studi Kasus di UKM Batik Cap Supriyarso Kampoeng Batik Laweyan)

KONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

IDENTIFIKASI HUMAN EROR PADA PROSES PRODUKSI CASSAVA CHIPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHERPA DAN HEART DI PT. INDOFOOD FRITOLAY MAKMUR

Ergonomics. Human. Machine. Work Environment

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. negara tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

TINJAUAN ATAS PERLAKUAN AKUNTANSI UNTUK PRODUK CACAT DAN PRODUK RUSAK PADA PT INDO PACIFIC

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan bagi perusahaan atau organisasi. Sistem kerja yang lebih baik dari sistem

Kantong Teh Camellia. Kantong Teh Camellia. Camellia, benang yang secara khusus digunakan untuk kantong teh. Benang dengan jaminan mutu dari Coats.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proyek konstruksi semakin banyak dijumpai. Dalam

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DAMPAK PENAMBAHAN SHIFT KERJA DARI 8 JAM/HARI MENJADI 12 JAM/HARI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA

Transkripsi:

ANALISIS HUMAN ERROR OPERATOR DENGAN AKTIVITAS REPETITIF-MONOTON L. Triani Dewi 1 dan Chandra Dewi K. 2 Abstrak Diantara aktivitas manusia dalam industri manual, terdapat satu jenis karakteristik aktivitas yang banyak ditemui, yaitu aktivitas yang dilakukan berulang-ulang dan terus menerus dalam jangka waktu relatif lama, disebut aktivitas repetitif-monoton. Karakteristik aktivitas ini rentan terhadap terjadinya human error yang dapat menyebabkan performansi kerja menjadi buruk. Pada penelitian ini dilakukan analisis human error operator dengan aktivitas repetitif-monoton dengan objek penelitian operator bagian cucuk di suatu pabrik tekstil di Yogyakarta. Data diperoleh berdasarkan aktivitas operator dari 3(tiga) mesin cucuk yang berbeda. Analisis human error yang dilakukan adalah klasifikasi error berdasarkan Meister dan Swain, analisis Human Error Probability (HEP), dan analisis performansi human error dengan grafik hubungan HEP dan periode. Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan signifikan HEP operator mesin 1, 2 dan 3. Terjadi peningkatan human error operator dengan bertambahnya waktu kerja. Tingkat human error akan menurun kembali dengan adanya waktu istirahat. Kata Kunci : Human Error, Repetitif Monoton, HEP PENDAHULUAN Diantara aktivitas manusia dalam industri yang masih manual, terdapat satu jenis karakteristik aktivitas yang banyak ditemui, yaitu aktivitas yang dilakukan berulang-ulang dan terus menerus dalam jangka waktu relatif lama, disebut aktivitas repetitif-monoton. Aktivitas repetitif-monoton mudah menimbulkan rasa lelah baik secara fisik maupun secara mental (stres), terlebih jika pekerjaan tersebut membutuhkan konsentrasi yang tinggi dan dilakukan dalam jangka waktu relatif lama (Harris, 1999). Seseorang dengan beban stress berlebihan akan mempunyai probabilitas makin tinggi melakukan human error. Hubungan antara performansi efektivitas kerja manusia dengan stres ditunjukkan dengan gambar berikut (Dhillon, 1986): 1 Staff Pengajar Program Studi Teknik Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta S Staff Pengajar Program Studi Teknik Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta 90 TRANSISTOR Vol. 5, No. 1 Juli 2005 : 90-101

efektivitas tinggi Maksimum efektivitas rendah Daerah I Daerah II stress rendah stress sedang stress tinggi Gambar 1. Hubungan Efektivitas Performansi Manusia Terhadap Stres Operator bagian cucuk di perusahaan tekstil melakukan pekerjaan repetitif-monoton yaitu pekerjaan pencucukan benang. Pekerjaan mencucuk benang membutuhkan konsentrasi dan ketelitian yang tinggi yaitu memasukkan benang ke dalam gun, dropper dan sisir (Purnomo, 2004). Gun, dropper dan sisir memiliki lubang yang relatif kecil sehingga pekerjaan ini mudah menimbulkan kelelahan pada operator. Kelelahan yang terjadi pada operator mengakibatkan menurunnya perfomansi kerja operator sehingga menyebabkan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam bekerja yang dikenal dengan istilah human error. Pada penelitian ini dikaji bagaimana performansi kerja operator berdasarkan terjadinya human error pada aktivitas pencucukan selama periode kerja sehari. Analisis dilakukan dengan identifikasi klasifikasi human error menurut Meister dan Swain serta analisis performansi berdasarkan Human Error Probability (HEP) operator mesin cucuk. METODOLOGI Sebagai objek penelitian adalah operator bagian cucuk di perusahaan tekstil yang mengerjakan produk 3 (tiga) batch atau 3 (tiga) boom dalam sehari. Terdapat 3(tiga) mesin cucuk, dimana tiap mesin terdiri dari 2 (dua) operator. Jumlah helai benang dalam satu batch atau satu boom adalah 2240 unit benang. Data diambil pada saat operator bekerja pada kondisi normal. Identifikasi jenis human error berdasarkan klasifikasi Meister (1971) dan Swain (1980). Meister menggolongkan human error menjadi 6(enam) jenis, yaitu operating error, Assembly Errors, Design Errors, Inspection Errors, Installation Error dan Maintenance Errors. Swain menggolongkan human error menjadi 2(dua) jenis, yaitu errors of omission dan errors of commission. Pengukuran human error selama aktivitas pencucukan berdasarkan data pencatatan error yang dilakukan operator bagian cucuk pada saat operator bekerja. Pengambilan data dibagi menjadi 15 periode dimana setiap periode adalah 30 menit. Selanjutnya berdasarkan data human error dihitung human error probability (HEP) operator. HEP dihitung dengan rumus (Kirwan,1995) : HEP = number of errors occurred number of opportunities for error... (1) Analisis Human Error Operator.. L. Triani Dewi dan Chandra Dewi K. 91

Analisis Anova dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata HEP pada setiap periode dan apakah ada perbedaan rata-rata HEP pada setiap operator mesin. Anova yang dipakai di sini adalah anova dua arah karena terdapat dua faktor penyebab variasi yaitu operator mesin dan periode. Analisis performansi dilakukan berdasarkan grafik hubungan antara HEP dengan periode. DATA Data-data yang diperlukan adalah data operator bagian cucuk, data jumlah dan jenis error dari setiap elemen pekerjaan operator bagian cucuk yang sudah diidentifikasikan terlebih dahulu. Operator pada bagian cucuk berjumlah 6 orang dan semua operator adalah wanita. Data error operator bagian cucuk diambil pada saat operator bekerja seperti biasanya yaitu mencucuk benang. Pengambilan data dibagi menjadi 15 periode dimana setiap periode adalah 30 menit. Jumlah mesin cucuk adalah 3 buah mesin. Setiap satu mesin dioperasikan oleh dua orang operator. Data jenis dan jumlah human error operator selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1, 2 dan 3 (Purnomo, 2004). Aktivitas Operator 1 Memasukan pisau cucuk ke dalam Gun dan Dropper Memberi benang ke sisir Tabel 1. Data Error Operator Mesin 1 Jenis Kesalahan silang tumpuk renggang Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 3 4 3 - - 4 3 2 - - 2 2 3 - - - - - 4 3 - - - 5 4 - - - 3 4 - - - 3 4 - - - 4 3 - - - 4 5 silang - - - 3 2 - - - 2 2 - - - 3 2 Operator 2 Memberi benang ke Gun dan Dropper Memasukan pisau cucuk ke dalam sisir silang 2 3 3 - - 3 4 2 - - 2 4 2 - - benang renggang - - - 4 6 - - - 3 4 - - - 5 6 Jumlah aktivitas 767 752 733 1.124 1.104 749 742 736 1.049 1.204 754 735 739 1.128 1.124 92 TRANSISTOR Vol. 5, No. 1 Juli 2005 : 90-101

Aktivitas Tabel 2. Data Error Operator Mesin 2 Jenis Kesalahan Periode Operator 1 Memasukan pisau cucuk ke dalam Gun dan Dropper silang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 2 4 2 - - 3 2 4 - - 2 3 2 - - Memberi benang ke sisir tumpuk renggang silang - - - 2 3 - - - 3 2 - - - 2 3 - - - 3 4 - - - 2 4 - - - 5 4 - - - 3 1 - - - 2 2 - - - 2 1 Operator 2 Memberi benang ke Gun dan Dropper Memasukan pisau cucuk ke dalam sisir silang 3 2 4 - - 2 1 4 - - 1 3 2 - - benang renggang - - - 3 4 - - - 3 5 - - - 2 4 Jumlah aktivitas 748 723 712 1.073 1.224 716 689 752 1.167 1.156 763 746 692 1.135 1.144 Analisis Human Error Operator.. L. Triani Dewi dan Chandra Dewi K. 93

Tabel 3. Data Error Operator Mesin 3 Aktivitas Jenis Kesalahan Periode Operator 1 Memasukan pisau cucuk ke dalam Gun dan Dropper 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 silang 2 4 2 - - 3 4 2 - - 2 5 3 - - Memberi benang ke sisir tumpuk renggang silang - - - 3 2 - - - 4 2 - - - 3 2 - - - 4 4 - - - 3 3 - - - 2 4 - - - 4 3 - - - 4 3 - - - 4 4 Operator 2 Memberi benang ke Gun dan Dropper Memasukan pisau cucuk ke dalam sisir silang 3 2 4 - - 4 2 3 - - 1 3 2 - - benang renggang - - - 3 2 - - - 4 3 - - - 4 5 Jumlah aktivitas 756 748 746 1.108 1.122 747 752 743 1.126 1.112 758 749 735 1.102 1.136 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Klasifikasi Human Error Pada penelitian ini dilakukan klasifikasi human error operator bagian cucuk berdasarkan tipe operasi menurut Meister (1971) dan klasifikasi berdasarkan tindakan menurut Swain (1980) (Pulat, 1992). Hasil klasifikasi menurut Meister ditunjukkan pada tabel 4 dan klasifikasi menurut Swain ditunjukkan pada tabel 5. 94 TRANSISTOR Vol. 5, No. 1 Juli 2005 : 90-101

Analisis HEP Berdasarkan data error operator, dapat dilakukan perhitungan HEP tiap operator. Perhitungan dengan menggunakan persamaan (1). Misalnya pada Tabel 3, HEP operator 1 untuk elemen pekerjaan 1, yaitu untuk kesalahan memasukkan pisau cucuk ke dalam Dropper pada periode 1 adalah 3 kali aktivitas dan jumlah aktivitas memasukkan benang pada periode 1 adalah 767 kali aktivitas. Berdasarkan persamaan (1), HEP dapat dihitung sebagai berikut : HEP = 3 kali aktivitas 767 kali aktivitas = 0,0039 Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan HEP untuk tiap operator di setiap mesin. Pekerjaan operator bagian cucuk merupakan aktivitas serial karena setiap satu mesin cucuk dikerjakan oleh dua orang operator. Nilai HEP total untuk setiap mesin dapat dicari dengan cara mengalikan nilai HEP untuk operator 1 dengan HEP operator 2. Nilai HEP total operator untuk setiap mesin pada setiap periode ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 4. Klasifikasi Error Menurut Meister (1971) Klasifikasi Jenis kesalahan Operating Errors Assembly Errors Design Errors Inspection Errors Installation Errors Maintenance Errors Operator 1 Salah memasukan pisau cucuk ke dalam Gun Dropper (Terlewat) Salah memberi benang ke sisir ( tumpuk, renggang, silang) Operator 2 Salah memberi benang ke Gun dan Dropper ( silang) Salah memasukan pisau cucuk ke dalam sisir (benang renggang) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Analisis Human Error Operator.. L. Triani Dewi dan Chandra Dewi K. 95

Tabel 5. Klasifikasi Error Menurut Swain (1980) Klasifikasi Jenis kesalahan Errors of Omission Errors of Commission Operator 1 Salah memasukan pisau cucuk ke dalam Gun dan Dropper (Terlewat) Salah memberi benang ke sisir ( tumpuk, renggang, silang) Operator 2 Salah memberi benang ke Gun dan Dropper ( silang) Salah memasukan pisau cucuk ke dalam sisir (benang renggang) - - - - Tabel 6. HEP Operator Tiap Mesin Tiap Periode Periode HEP Operator Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3 1 1,01x10-5 1,08x10-5 1,01x10-5 2 2,07x10-5 1,54x10-5 1,43x10-5 3 1,68x10-5 1,57x10-5 1,46x10-5 4 3,11x10-5 2,23x10-5 2,67x10-5 5 4,37x10-5 2,14x10-5 1,46x10-5 6 2,12x10-5 1,18x10-5 2,12x10-5 7 2,16x10-5 4,35x10-5 1,43x10-5 8 7,29x10-6 2,81x10-5 1,08x10-5 9 3,07x10-5 1,79x10-5 3,39x10-5 10 2,47x10-5 2,97x10-5 1,94x10-5 11 6,76x10-6 3,38x10-5 3,38x10-5 12 1,46x10-5 1,60x10-5 2,68x10-5 13 1,081x10-5 8,41x10-5 1,11x10-5 14 4,77x10-5 1,48x10-5 2,92x10-5 15 5,19x10-5 2,45x10-5 3,87x10-5 96 TRANSISTOR Vol. 5, No. 1 Juli 2005 : 90-101

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan signifikan HEP operator di setiap periode dilakukan dengan Anova dua arah. Dari hasil analisis Anova diperoleh hasil keputusan tolak Ho, yang berarti bahwa ada perbedaan rata-rata HEP setiap periode dan ada perbedaan ratarata HEP operator mesin 1, 2 dan 3. Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan ketrampilan dari tiap operator. Faktor eksternal seperti lingkungan fisik dimana operator beraktivitas juga menyebabkan adanya perbedaan rata-rata HEP tiap periode. Analisis Grafis Dengan memplotkan hasil perhitungan dari tabel 6, dapat diketahui kecenderungan terjadinya human error tiap periode untuk setiap mesin. Grafik hubungan HEP dan periode untuk tiap mesin ditunjukkan pada Gambar 2,3 dan 4. Secara garis besar ketiga grafik tersebut menunjukkan trend yang sama. Pada awal operator bekerja, grafik mulai naik atau HEP meningkat sampai pada periode keempat dan kelima. Pada periode keempat dan kelima operator menambah kecepatan kerja karena pada periode kelima operator harus sudah menyelesaikan satu batch atau satu boom. Penambahan kecepatan kerja pada periode keempat dan kelima menyebabkan tingkat kesalahan atau human error meningkat. Pada awal periode keenam secara umum grafik HEP mulai menurun, karena pada periode tersebut operator memanfaatkan waktu set up sekitar 3 sampai 5 menit untuk minum dan beristirahat. Pada awal periode keenam kondisi operator menjadi lebih santai dan ketegangan akibat konsentrasi yang tinggi menjadi sedikit berkurang. Dapat dilihat dari grafik HEP yang terus menurun sampai pada periode ketujuh. Pada periode kedelapan grafik HEP mulai naik lagi, karena operator harus menyelesaikan batch atau boom yang kedua pada akhir periode kesembilan. Pada periode kedelapan, operator menambah kecepatan kerja yang menyebabkan tingkat kesalahan operator meningkat. Pada akhir periode kesembilan yaitu jam 12 siang, operator beristirahat dan makan siang. Operator mulai bekerja kembali setelah beristirahat sekitar setengah jam. Pada awal periode kesepuluh, kondisi operator menjadi lebih segar karena sudah beristirahat sehingga bekerja lebih tenang. Tingkat kesalahan berkurang sampai pada awal periode kesebelas. Setelah periode kesebelas, hari semakin siang dan kondisi lingkungan kerja yang semakin panas membuat operator merasa cepat lelah dan konsentrasi kerja juga mulai menurun. Pada awal periode kesebelas, grafik HEP mulai naik. Sistem upah operator bagian cucuk adalah berdasarkan jumlah boom yang dihasilkan dalam sehari sehingga mereka berusaha menyelesaikan tiga boom dalam sehari. Pada akhir periode kelimabelas, kondisi operator sudah mengalami akumulasi kelelahan sehingga human error mencapai puncaknya. Analisis Human Error Operator.. L. Triani Dewi dan Chandra Dewi K. 97

.016.014.012.010 HEP.008.006.004 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 PERIODE Gambar 2. HEP Operator Mesin 1 VS Periode 98 TRANSISTOR Vol. 5, No. 1 Juli 2005 : 90-101

.012.010.008 HEP.004.002 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 PERIODE Gambar 3. HEP Operator Mesin 2 VS Periode Analisis Human Error Operator.. L. Triani Dewi dan Chandra Dewi K. 99

.014.012 HEP.010.008.006.004.002 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 PERIODE Gambar 4. HEP Operator Mesin 3 VS Periode KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Klasifikasi human error untuk operator bagian cucuk menurut Meister sebagian besar merupakan operating error sedangkan menurut Swain merupakan error of omission. b. Berdasarkan uji hipotesis dengan Anova diperoleh hasil sebagai berikut : Ada perbedaan rata-rata HEP pada setiap periode. Ada perbedaan rata-rata HEP pada operator mesin 1, mesin 2, dan mesin 3. c. Secara garis besar grafik HEP untuk operator ketiga mesin menunjukkan trend yang sama. HEP cenderung meningkat karena aspek repetitif-monoton yang terjadi dan terjadi pemulihan dengan adanya istirahat sesaat. DAFTAR PUSTAKA Dhillon B.S., 1986, Human Reliability With Human Factor, Pergamon Press, USA. Harris, M., 1999, Human Error in the Context of Work Activity System, WWW.dcs.gla.ac.uk/~johnson/ papers/hecs_99/harris_jagodzinski_greene.html. 100 TRANSISTOR Vol. 5, No. 1 Juli 2005 : 90-101

Kirwan B., 1995, The Validation of Three Human Reliability Quantification Techniques, Applied Ergonomics vol 27, no 6, Elsevier Science, Great Britain. Pulat M.B., 1992, Fundamental Of Industrial Ergonomics, Waveland Press, USA. Purnomo, M.S., 2004, Studi Performansi Kerja dan Waktu Istirahat dengan Analisis Human Error., Skripsi Program Studi Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Analisis Human Error Operator.. L. Triani Dewi dan Chandra Dewi K. 101