PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TERHADAP KEMAMPUAN BERNALAR DAN BERKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS XI IPS SMA PGRI 1 PADANG Apriyoni*), Delsi K**), Melisa**) *)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SumateraBarat **) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research is based on by student s logical reasoning and communication ability which is still low. This research has purpose to know student s logical reasoning and mathematic communication ability that apply cooperative learning method with type numbered heads is better than student s logical reasoning and mathematic communication ability that apply conventional learning at XI IPS grade SMA PGRI 1 Padang. Type of this research is experiment research with random toward subject program. Population in this research is all of students at XI IPS SMA PGRI 1 Padang. The instruments of research is final test like essay with test reliability is 0.82. Data analysis technique that was used is t-test. Based on result of data analysis is known that both of sample class have normal distribution and homogeneous on real standard α = 0,05. Result of t test gotten t calculated = 2,96 and t table = 1,67, then hypotheses in this research is accepted. Therefore, it can be concluded that student s logical reasoning and mathematic communication ability that apply cooperative learning method with type numbered heads is better than student s logical reasoning and mathematic communication ability that apply conventional learning at XI IPS grade SMA PGRI 1 Padang. Key word : Logical reasoning and communication ability, Numbered Heads. PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memegang peranan penting dalam pembentukan pola fikir siswa. Matematika sangat penting diberikan disetiap jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Disebabkan karena matematika digunakan oleh disiplin ilmu lain sebagai ilmu penunjang, seperti dalam ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial dan dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMA PGRI 1 Padang tanggal 27-30 Januari 2015 diperoleh informasi, bahwa masalah yang ditemukan pada saat proses pembelajaran, diantaranya proses pembelajaran cenderung berlangsung
satu arah yaitu dari guru ke siswa. Siswa pasif hanya menerima penjelasan materi pelajaran dari guru. Tidak ada hubungan timbal balik antara siswa dan guru, sehingga proses pembelajaran terlihat monoton. Pada proses pembelajaran diharapkan terdapat interaksi antara siswa dan guru dengan tujuan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Menurut Hamalik (2009:57) bahwa Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Tidak ada tanggung jawab siswa dalam proses pembelajaran, terlihat ketika guru bertanya siswa hanya diam dan menjawab tidak tau. Kurangnyan respon atau partisipasi siswa saat guru mengajukan pertanyaan sehingga siswa menjadi pasif. Partisipasi ini sangat erat hubungannya dengan kemampuan matematis siswa. Kemampuan matematis yang rendah menyebabkan siswa sulit menyelesaikankan permasalahan yang diberikan. Siswa dikatakan telah memiliki kemampuan komunikasi matematis apabila siswa telah menguasai indikator dari komunikasi itu sendiri. Dalam Shadiq (2009 : 14) indikator yang menunjukkan penalaran dan komunikasi antara lain adalah: 1. Menyajikan pernyataan matematika secara lisan,tertulis, gambar dan diagram 2. Mengajukan dugaan (conjectures) 3. Melakukan manipulasi matematika 4. Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa solusi 5. Menarik kesimpulan dari pernyataan 6. Memeriksa kesahihan suatu argument 7. Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi Mengatasi permasalahan ini, guru sebagai salah satu unsur utama dalam pembelajaran diharapkan mampu menerapkan strategi pembelajaran yang tepat untuk memotivasi siswa sehingga siswa lebih aktif dalam
belajar. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads merupakan salah satu bentuk pembelajaran dengan diskusi kelompok. Lie (2010: 59) menyatakan bahwa Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ideide, menyelesaikan permasalahan yang ada, dan mempetimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan matematis siswa dengan menerapkan strategi model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads lebih baik dari pada kemampuan matematis siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas XI IPS SMA PGRI 1 Padang. METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPS SMA PGRI 1Padang Tahun Pelajaran 2015/2016. Untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan secara acak, sehingga terpilih kelas XI IPS 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS 4 sebagai kelas kontrol. Instrument penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan yang berbentuk esai dengan jumlah 5 butir soal. Kemampuan bernalar dan berkomunikasi siswa dalam penelitian ini dapat dilihat dari indikator sebagai berikut: menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan diagram, mengajukan dugaan, melakukan manipulasi matematika, dan menarik kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data, diperoleh hasil belajar yang menunjukkan
berkomunikasi matematis siswa kelas sampel, terdistribusi pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Analisis Kemampuan Bernalar dan Berkomunikasi Matematis Siswa Kelas Sampel Kelas Sampel S X ma ks X mi n Eksperim 60,3 17,0 91 80 en 9 3 Kontrol 45,3 6 20,7 4 30 10 Terlihat pada Tabel 1. Bahwa rata- rata berkomunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Kemampuan bernalar dan berkomunikasi matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe Numbered Heads lebih baik dari berkomunikasi matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional siswa Kelas XI IPS SMA PGRI 1 Padang. Teknik analisis data dilakukan dengan uji-t satu pihak, dan perhitungan dilakukan dengan manual pada taraf nyata = 0,05 Hasil uji hipotesis diperoleh, sehingga dapat disimpulkan kemampuan bernalar dan berkomunikasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads lebih baik dari pada kemampuan matematis siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hasil analisis data dan pengujian hipotesis diketahui bahwa berkomunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads memiliki dampak positif terhadap kemampuan matematis siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata tes akhir yang diikuti kedua kelas sampel. Model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads siswa dibentuk dalam kelompok kecil yang heterogen. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang siswa yang dibagi
berdasarkan kemampuan akademis. Setiap pertemuan siswa diberikan lembar diskusi, masing-masing anggota kelompok mendapatkan lembar diskusi hal ini bertujuan agar setiap siswa bertanggung jawab atas tugas yang diberikan dan dapat bekerja sama dengan baik, setelah selesai hasil kerja kelompok dipresentasikan oleh anggota kelompok yang nomornya terpilih. Berikut ini adalah hasil kerja siswa pada tes akhir kelas eksperimen yang sama sama berkemampuan rendah: Gambar 1. Lembar Jawaban tes akhir kelas eksperimen yang berkemampuan rendah Berikut ini adalah hasil kerja siswa pada tes akhir kelas eksperimen yang sama sama berkemampuan sedang: Gambar 2. Lembar jawaban tes akhir kelas eksperimen berkemampuan sedang Gambar 2, terlihat bahwa siswa pada kelas eksperimen mampu mengajukan dugaan dan melakukan manipulasi matematika, sehingga dapat memperoleh skor maksimum. Berikut ini adalah hasil kerja siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang sama sama memiliki kemampuan tinggi. Gambar 1. siswa yang berkemampuan rendah pada kelas eksperimen dapat menyajikan pernyataan matematika secara diagram dan menarik kesimpulan.
Gambar 3. Lembar jawaban tes akhir kelas eksperimen berkemampuan tinggi Gambar 3, dapat dilihat siswa sudah dapat menyajikan pernyataan secara tertulis, dan diagram dan juga mengajukan dugaan sehingga siswa yang brkemampuan tinggi pada kelas eksperimen mendapatkan skor maksimum. Berdasarkan pengamatan penulis selama penelitian terlihat siswa pada kelas eksperimen lebih bersemangat dan lebih termotivasi dalam belajar. Hal ini disebabkan karena siswa mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi berbagi pendapat serta mengeluarkan ide-ide yang mereka miliki terhadap materi pelajaran dalam proses pembelajaran. Siswa dapat mendiskusikan hasil pemikirannya dengan temannya, sehingga dalam proses pembelajaran siswa saling membantu dan saling bertukar pikiran mengenai materi yang di pelajari. Pada umumnya siswa telah mampu mencapai ke empat indikator berkomunikasi yang penulis tetapkan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh setelah melakukan analisis dan pembahasan terhadap masalah yang telah dikemukakan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads lebih baik dari pada berkomunikasi matematis siswa yang menggunakan konvensional. KEPUSTAKAAN pembelajaran Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Shadiq, Fadjar. (2009). Kemahiran Matematika. Yogyakarta: Depdiknas. Slavin E, Robert.(2005).Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Sudjana. (2005). Metode Statistik. Bandung: Tarsito