BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keyakinan dan kepercayaannya. Hal tersebut ditegaskan dalam UUD 1945

PENGARUH KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DAN HUBUNGAN YANG HARMONIS

I. PENDAHULUAN. kelompok-kelompok perorangan dengan jumlah kecil yang tidak dominan dalam

Bahasa adalah salah satu kemampuan dasar dan alamiah yang dianugerahkan. pada umat manusia. Umat manusia tidak akan mungkin mempunyai budaya atau

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-nya. Dan

BAB II LANDASAN TEORI

KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA. Oleh: Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH[1].

1 Universitas Kristen Maranatha. 1 (

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Bangsa yang majemuk, artinya Bangsa yang terdiri dari beberapa suku

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya

Written by Imam S. Arizal Sunday, 06 February :39 - Last Updated Sunday, 06 February :49

BAB I PENDAHULUAN. dan tersebar di berbagai pulau. Setiap pulau memiliki ciri khas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki banyak pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan didefinisikan sebagai alat untuk memanusiakan manusia dan juga

BAB I PENDAHULUAN. bersifat unik, karena pariwisata bersifat multidimensi baik fisik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan nasional dari negara Indonesia yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kecamatan ini dilalui oleh

BAB IV PANDANGAN ETNIS TIONGHOA DI SURABAYA TERHADAP KONSEP PLURALISME KH. ABDURRAHMAN WAHID

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

Dinamika Politik Pemekaran Daerah

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Keanekaragaman ini merupakan warisan kekayaan bangsa yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini bahasa memegang peranan penting, karena dengan bahasa

BAB 5 RINGKASAN. Jakarta sebagai ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki beragam etnis

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi paling utama di dunia. Tanpa adanya bahasa, tidak akan

2013, No.41 2 Mengingat haknya untuk ikut serta dalam kampanye Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perw

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang majemuk secara etnik, agama, ras dan golongan.

BAB 1. Pendahuluan. kemajemukan yang tampak dari masyarakat Indonesia. Suryadinata (1997:9)

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara

BAB I PENDAHULUAN. mereka pergi. Dalam sejarah peradaban umat manusia, tanah merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. direformasi. Reformasi itu meliputi berbagai bidang termasuk birokrasi-alat

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tersebar di berbagai pulau. Kondisi negara maritim dengan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 211/PMK.01/2014 TENTANG HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pemerintahan Orde Baru, keberadaan etnis Tionghoa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Etnis Tionghoa merupakan bahan kajian yang menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

jabatan di struktur Pemko Pematangsiantar? 6. Dan mengapa etnis lainnya seperti Mandailing, Nias dan lain-lain sedikit menduduki

BAB IV PENUTUP. remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini telah berjalan baik,

BAB I PENDAHULUAN. Suku Tionghoa merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan, maupun dengan pihak ketiga. Pewaris adalah orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. berbagai cara untuk mencapai apa yang diinginkan. Menurut Pusat Pembinaan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu bangsa yang menganut paham demokrasi, didalam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGARUH KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DAN HUBUNGAN YANG HARMONIS SKRIPSI. Disusun Oleh : LUKTRI ARSHEILA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.604, 2010 OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA. Pengangkatan. Pemberhentian. Asisten Ombudsman. Prosedur.

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

.KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang penduduknya terdiri atas beraneka

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Diberikan oleh Rusia sehingga hubungan antar negara dengan subjek utama masyarakat di dalamnya menjadi jauh lebih baik dan efektif. 2. Di Era Orde Bar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Warga negara diartikan sebagai bagian dari suatu penduduk yang

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Menciptakan Harmonisasi Hubungan Antaretnik di Kabupaten Ketapang

Modul ke: MASYARAKAT MADANI. 13Fakultas FASILKOM. Salamah, SPd. MSi. Program Studi Teknik Informatika

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2006 TENTANG

BAB V PENUTUP. aliran kepercayaan disetarakan statusnya layaknya agama resmi lainnya (Mutaqin

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Latar Belakang SMA Al-Kautsar Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. Negara merupakan sekumpulan orang yang mendiami suatu wilayah dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap etnik (suku) di Indonesia memiliki kebudayaan masing-masing yang berbeda

I. PENDAHULUAN. aspirasi, kepentingan politik dan sebagainya. Negara Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. juga multikultural, dimana dalam kehidupan tersebut terdapat berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. ciri khas dari Indonesia. Kemajemukan bangsa Indonesia termasuk dalam hal. konflik apabila tidak dikelola secara bijaksana.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelurahan Gadang Kota Banjarmasin adalah masyarakat yang majemuk.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DENGAN REHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan berapapun bantuan yang diberikan kepada negara-negara berkembang, pasti habis

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN;

Oleh: Kartika Cahya Pertiwi 1

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA BAGI PEJABAT NEGARA DALAM MELAKSANAKAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain

PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG KODE ETIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV PENUTUP. dengan masuknya etnik Tionghoa di Indonesia. Medio tahun 1930-an dimulai. dan hanya mengandalkan warisan leluhurnya.

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Wujud otonomi daerah yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang multi kultural dan multi etnis. Keberadaan etnis Cina di Indonesia diperkirakan sudah ada sejak abad ke-5. Secara umum etnis Cina atau lebih dikenal dengan etnis Tionghoa di Indonesia membuat lingkungannya sendiri untuk dapat hidup secara eksklusif dengan tetap mempertahankan kebudayaan atau tradisi leluhur. Etnis Tionghoa adalah salah satu kelompok masyarakat non-pribumi yang bermigrasi ke Indonesia. Hal itu ditunjukkan oleh kunjungan Fa-Hsien, seorang pendeta Budha ke Indonesia pada abad awal tarikh masehi (Kwartanada, 2011). Semenjak berabad-abad lalu, etnik Tionghoa berada di Indonesia dengan jumlah cukup besar. Persoalan menyangkut etnis masih dianggap peka, oleh karena itu sebelum tahun 2000, jumlah suku bangsa/etnis di Indonesia tidak pernah dimasukkan ke dalam sensus penduduk Republik Indonesia. Masa pemerintahan Orde Lama maupun Orde Baru terlihat berbagai kebijakan yang mengatur sendi-sendi kehidupan Etnis Cina di Indonesia. Hal itu terlihat dari pemerintahan Orde Lama dengan adanya Peraturan Presiden (PP) 10/1959 dengan kebijakan yang mengatur etnis Cina di Indonesia dan pada pemerintahan Orde Baru dalam Instruksi Presiden (Inpres) No 14/1967, yaitu pemerintah telah memberikan garis-garis kebijaksanaannya mengenai Masalah Cina. Indonesia hanya mengenal Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA). Etnis Cina mulai mendapatkan tempatnya di Indonesia pada masa pemerintahan Orde Reformasi. Angin Reformasi telah mengubah nasib etnis Tionghoa di Indonesia. Hal ini ditandai dengan mereka dapat lebih bebas berekspresi di berbagai bidang kehidupan. Sekat-sekat yang membatasi kiprah mereka diranah politik, budaya, dan jabatan publik menguap seiring dengan dihapusnya kebijakan pembatasan yang berlaku sejak akhir 1950-an dan, terutama, selama Orde Baru. Etnis Cina memiliki kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaankebudayaan yang dimiliki pada umumnya masyarakat di Indonesia, dan khususnya mempunyai keyakinan keagamaan yang lain sama sekali dari masyarakat yang terdapat di Indonesia (Suparlan, 2004).

Para pemimpin di era Reformasi tampaknya lebih toleran dibandingkan pemimpin masa Orde Baru. Sejak masa pemerintahan B.J. Habibie melalui Instruksi Presiden No. 26 Tahun 1998 tentang Penghentian Penggunaan Istilah Pribumi dan Non-Pribumi, seluruh aparatur pemerintahan telah pula diperintahkan untuk tidak lagi menggunakan istilah pribumi dan non-pribumi untuk membedakan penduduk keturunan Tionghoa dengan warga negara Indonesia pada umumnya. Kalaupun ada perbedaan, maka perbedaan itu hanyalah menunjuk pada adanya keragaman etinisitas saja, seperti etnis Jawa, Sunda, Batak, Arab, Cina dan lain sebagainya. Pada masa pemerintahan Gusdur, Instruksi Presiden (Inpres) No 14/1967 yang melarang etnis Tionghoa merayakan pesta agama dan penggunaan huruf-huruf Cina dicabut. Selain itu juga ada Keppres yang dikeluarkan Presiden Abdurrahman Wahid memberi kebebasan ritual keagamaan, tradisi dan budaya kepada etnis Tionghoa. Imlek menjadi hari libur nasional berkat Keppres Presiden Megawati Soekarnoputri. Pada masa kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono, agama Khonghucu diakui sebagai agama resmi dan sah. Berbagai kalangan etnis Tionghoa mendirikan partai politik, LSM dan ormas. Pada dasarnya banyak usaha-usaha yang telah dilakukan pemerintah dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan antara warga negara Indonesia asli (pribumi) dengan warga negara Indonesia keturunan asing (non-pribumi) yang dalam hal ini etnis Cina. Namun dalam praktiknya, interaksi sosial etnis Cina dengan orang pribumi pada dasarnya kurang harmonis. Etnis Cina, khususnya yang berada di Kota Medan, lebih memilih hidup secara ekslusif ketimbang berbaur dengan warga sekitar dalam hal ini etnis Pribumi. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya kita lihat sekarang ini komplek-komplek perumahan mewah dan komplek ruko 90% dimiliki oleh etnis Tionghoa. Belum lagi bila kita berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan atau tempat-tempat umum lainnya seperti pasar dan lain-lainnya, etnis Cina seenaknya berbicara dengan menggunakan bahasa mereka sendiri, tidak peduli apakah disebelahnya ada temannya yg warga Pribumi yg bisa dipastikan ingin sekali mengetahui apa yg sedang mereka bicarakan. Kita juga bisa melihat di sekolah-sekolah pembauran yg pada awal didirikannya bertujuan untuk memperlancar proses pembauran ternyata sekarang menjadi sekolah ekslusif bagi etnis Cina. Bahasa pengantar yg mereka gunakan seharihari disekolah pun bahasa ibu mereka. Padahal guru yg mengajar disekolah tersebut 80% adalah pribumi.

Jika kita melihat pada uraian di atas, kita akan beranggapan bahwa komunikasi yang harmonis tidak berhasil dijalankan di kota Medan ini. Pembauran etnis Cina dan etnis Pribumi di kota Medan tidak sepenuhnya gagal. Hal ini terbukti dengan terpilihnya orang dari etnis Cina masuk keputaran kedua pada pemilihan Walikota Medan tahun 2010. Walaupun pada akhirnya dia tidak memenangkan pemilihan, hal ini sudah membuktikan adanya kesempatan yang sama bagi etnis Cina untuk dapat memegang kekuasaan yang sama besar dengan etnis Pribumi. Kita bisa melihat kepada sekolah-sekolah pembauran di Medan ini, etnis Cina juga sudah mendapat pendidikan yang sama dengan etnis Pribumi. Bahkan dikebanyakan sekolah-sekolah yang disebut sebagai sekolah Cina, mayoritas siswasiswa yang bersekolah di sana adalah dari kalangan etnis Cina itu sendiri. Hal ini memang tidak mengherankan karena sekolah itu sendiri bisa disebut sebagai sekolah Cina karena penilaian masyarakat melihat banyak etnis Cina yang bersekolah di sana atau karena memang pemilik yayasan sekolah itu berasal dari etnis Cina. Perguruan Harapan Mandiri yang terletak di jalan Brigjend Hamid No. 40 Medan, adalah salah satu sekolah pembauran di kota Medan. Sekolah ini terletak sangat strategis di depan jalan besar dan dikelilingi banyak ruko-ruko milik etnis Cina. Sekolah ini terkenal sebagai sekolah etnis Cina karena pemilik yayasan sekolah ini adalah keturunan dari Cina. Hal-hal yang membedakannya dengan sekolah-sekolah etnis Cina kebanyakan, di sini siswa-siswa dari etnis Cina tidak menjadi mayoritas, tetapi malah menjadi minoritas. Jumlah siswa etnis Cina di SMA Harapan Mandiri adalah 30% dari keseluruhan jumlah siswanya. SMA Harapana Mandiri adalah sekolah dengan gedung yang megah dan jika kita melihat kedalam sekolahnya, SMA Harapan Mandiri terkenal karena disiplinnya yang kuat. Guru-guru dan siswa-siswanya diterapkan disiplin yang ketat dan harus mau mengikuti semua peraturan-peraturan yang ada di Harapan Mandiri. Hal ini juga yang membuat etnis Cina tertarik untuk memasukkan anak-anak mereka di sekolah ini. Siswa-siswa yang melanggar peraturan dengan sengaja ataupun tidak sengaja akan menerima sanksi yang tegas. Etnis cina terkenal sangat patuh terhadap peraturan dan disiplin, karena taat peraturan dan disiplin adalah kunci sukses bagi mereka. Mereka tentu ingin memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Hal inilah yang diterapkan di SMA Harapan Mandiri, karena sesuai dengan visi Harapan Mandiri yaitu profesionalisme untuk mencapai dan meningkatkan mutu unggulan.

Kita masuk ke pembahasan kita tentang hubungan yang harmonis di SMA Harapan Mandiri ini. Di SMA Harapan Mandiri ini, kita akan melihat toleransi yang sangat kental yang diterapkan di SMA Harapan Mandiri ini. Hari Raya Imlek, yang adalah merupakan tahun baru di kalender etnis Cina, di SMA Harapan Mandiri ini mereka meliburkan siswa-siswanya selama hampir 2 minggu. Hal ini dikarenakan untuk menghormati dan menghargai keragaman etnis dan agama dari siswa-siswanya. SMA Harapan Mandiri mengatur kalender akademiknya dengan sangat adil dengan memberikan libur kepada siswa-siswanya untuk menghormati Hari Raya Islam, Lebaran diberi libur 2 minggu, untuk menghormati Hari Raya Kristen, Natal dan Tahun Baru diberi libur 2 minggu, dan untuk menghormati Hari Raya Budha (etnis Cina), Imlek juga diberi libur 2 minggu. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMA Harapan Mandiri ini karena selain kedisiplinan yang diterapkannya sangat ketat, juga karena peneliti melihat SMA Harapan Mandiri ini memiliki banyak extra kurikuler di sekolahnya yang wajib diikuti oleh siswa-siswanya. Extra kurikuler yang ada di SMA Harapan Mandiri bukan hanya sekedar mengikuti extra kurikuler saja sesuai dengan jadwal yang telah disepakati, tetapi extra kurikuler di sini juga menekankan kedisiplinan. Extra kurikuler juga memiliki absen kehadirannya sendiri. Selain itu juga ada nilai tersendiri untuk extra kurikuler ini. SMA Harapan Mandiri juga sering mengikuti perlombaan-perlombaan yang dapat lebih memotivasi siswanya dalam mengikuti kegiatan-kegiatan extra kurikuler di sekolahnya ini. SMA Harapan Mandiri ini berbeda dengan SMA-SMA etnis Cina lain yang banyak di Medan dikarenakan di SMA Harapan Mandiri ini kita tidak hanya menemukan bahasa Mandarin sebagai mata pelajaran, tetapi juga dia termasuk dalam extra kurikuler. Bahasa Mandarin, yang pada dasarnya adalah bahasa yang resmi yang digunakan di Negara Cina, tidak hanya menarik minat dari etnis itu sendiri untuk mempelajarinya. Sebaliknya di SMA Harapan Mandiri ini yang mengambil extra kurikuler bahasa Mandarin ini sebagian besar berasal dari etnis Pribumi. SMA Harapan Mandiri juga rajin mengadakan festival-festival untuk menunjukkan bakat-bakat dari siswa-siswanya. SMA Harapan Mandiri secara rutin setiap tahunnya mengadakan festival band atau yang lebih dikenal dengan pensi di lapangan Basket sekolahnya sendiri. Hal ini diadakan di sekolah sebagai bentuk memperkenalkan sekolahnya kepada siswa-siswa dari sekolah lain.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai beriku : Sejauhmanakah pengaruh komunikasi antarbudaya dan hubungan yang harmonis antara siswa Pribumi dan siswa Cina di SMA Harapan Mandiri Medan? 1.3 Tujuan Penelitian Dilihat dari pemilihan judul (pokok pemikiran), ada beberapa tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu : 1. Menjelaskan keadaan komunikasi antarbudaya yang dialami oleh siswa-siswa dari etnis yang berlainan. 2. Menjelaskan pengaruh komunikasi antarbudaya dan hubungan yang harmonis antara etnis Pribumi dan Cina di SMA Harapan Mandiri. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan mampu memperluas dan memperkaya penelitian kuantitatif dalam bidang Ilmu Komunikasi. 2. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat melengkapi dan memperkaya khasanah penelitian mengenai Komunikasi Antarbudaya sebagai bagian dari Ilmu Komunikasi. 3. Secara Praktis, penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk menangani masalah-masalah komunikasi antarbudaya, khususnya kegiatan belajar mengajar di SMA Harapan Mandiri, maupun masyarakat lainnya yang memiliki keragaman etnis sehingga dapat memelihara adanya hubungan yang harmonis.