sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT BANK MANDIRI SYARIAH (PERIODE )

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE TUGAS AKHIR

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE ( ) MUHAMAD IHSAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KESEHATAN BANK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Faimatul Khoyimah, Elfreda A Lau 2, Suyatin 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB III METODE PENELITIAN dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK JATIM (PERIODE )

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

METODE PENELITIAN. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu

Analisis Rasio Camel Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Pada Bank Muamalat Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

DAFTAR ISI. I. DAFTAR ISI i. II. PENJELASAN ii. III. DAFTAR SINGKATAN iv. IV. DAFTAR ISTILAH v. V. DAFTAR RASIO vi. VI.

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGANMENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK YUDHA BHAKTI. Fanny Nawang Wulan Radi Sahara, SE.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

ABSTRAK. Kata kunci: Bank, Kinerja Keuangan Bank, CAMEL. vi Universitas Kristen Maranatha

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

9. Publikasi buku Data Perbankan Indonesia juga dilakukan melalui website Bank Indonesia (

DAFTAR ISTILAH. Aktiva produktif baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian

ANALISIS CAMEL UNTUK MENGUKUR TINGKAT KELAYAKAN. PADA BANK RAKYAT INDONESIA, Tbk TUGAS AKHIR

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB II LANDASAN TEORI. dalam kondisi sehat. Tingkat kesehatan BPR Hasa Mitra periode 2006 sampai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. ( dan PT. Bank Panin, Tbk. serta hubungan antar fenomena yang diteliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL. Studi Pada PT. Bank Jatim, Tbk Malang Periode

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PADA PT.BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk PERIODE DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan syariah merupakan institusi yang memberikan pelayanan jasa

ANALISIS KINERJA BANK

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BANK CENTRAL ASIA,Tbk PADA PERIODE Nama : Inggriany Wijaya NPM :

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaannya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Lili Nur Indah Sari

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Definisi operasional dalam acuan penelitian ini adalah :

BAB IV ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG JOMBANG BERDASARKAN METODE CAMEL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Selain itu fungsi bank sebagai lembaga termediasi keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

ABSTRACT. Current Assets (NCM to CA), Loan to Deposit Ratio (LDR).

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh investor untuk

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yaitu yang dimaksud dengan

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT NARIBI PERKASA (PERIODE )

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi

Transkripsi:

Berikut ini adalah analisis CAMEL terhadap Laporan Keuangan PT Bank Mandiri periode 2011-2012 yang digunakan untuk menganalisis kesehatan bank tersebut. 1. Capital (Permodalan) Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara Rasio Modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), Sehingga CAR Bank Mandiri per 31 Desember 2011 sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut : Tabel 1. Perhitungan Capital Asset Ratio (CAR) (dalam Jutaan Rupiah) Tahun Total Modal ATMR (Rp) CAR (%) 2011 60.983.062 379.183.826 16,08 2012 53.549.527 332.084.789 16,13 CAR Bank Mandiri per 31 Desember 2011 sebesar 16,08%, sedangkan per 30 September 2012 sebesar 16,13%. Hal ini menunjukkan dari 31 Desember 2011 hingga 30 September 2012 rasio CAR Bank Mandiri mengalami kenaikan. Setelah melakukan perhitungan nilai rasio CAR, maka selanjutnya adalah melakukan analisis nilai kredit rasio Capital Adequecy Ratio (CAR) pada Bank Mandiri per 31 Desember 2011 sampai dengan 30 September 2012. Tabel 2. Perhitungan Nilai Kredit CAR Tahun CAR (%) Nilai Kredit Nilai Maksimum Bobot Rasio CAR (100%) 2011 16,08 161,8271709 100 25% 25 2012 16,13 162,252574 100 25% 25 Nilai Krdit Faktor Nilai Kredit CAR Bank Mandiri per 31 Desember 2011 sebesar 161,8%, sedangkan per 30 September 2012 sebesar 162,2%. Oleh karena nilai kredit dibatasi maksimum 100 maka nilai rasio CAR per 31 Desember 2011 hingga 30 September 2012 diatas diakui sebagai 100.

Berdasarkan hasil perhitungan Rasio Permodalan per 31 Desember 2011 hingga 30 September 2012 menunjukkan nilai kredit CAR lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 8% maka rasio yang dicapai Bank Mandiri dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Dimana indicator yang menunjukkan kelompok sehat semakin besar rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) yang dimiliki oleh bank maka akan semakin baik hal ini dikarenakan bank mampu menyediakan modal dalam jumlah yang besar. 2. Asset (Kualitas Aktiva Produktif) Surat Edaran No. 30/2/UPBB tanggal 30 April 1997 penilaian terhadap faktor kualitas aktiva produktif (KAP) didasarkan pada dua rasio yaitu : 1) Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif. Aktiva yang diklasifikasikan merupakan aktiva produktif yang sudah atau mengandung potensi tidak memberikan penghasilan. Aktiva produktif adalah penanaman dana bank, baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, suratsurat berharga, penempatan dana antar bank, penyertaan, termasuk komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif. (SK.DIR.BI.NO.31/ 147/KEP/DIR,1998). Menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998 penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan kualitas aktiva produktif (KAP) adalah sebagai berikut: a) Rasio 22,5 % atau lebih diberi nilai 0 b) Untuk setiap penurunan 0,15% dimulai dari 22,5% nilai ditambah 1 dengan maksimum 100. Berikut ini adalah hasil perhitungan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) pada Bank Syariah Mandiri tahun 2001-2010:

Tahun Tabel 3. Perhitungan Ku alitas Aktiva Produktif (KAP) Aktiva Produktif Diklasifikasikan (Rp) Aktiva Produktif (Rp) KAP (%) 2011 4.167.819 12.044.372 35 2012 7.347.016 14.359.725 51 KAP Bank Mandiri per 31 Desember 2011 sebesar 35 %, sedangkan per 30 September 2012 sebesar 51%. Hal ini menunjukkan dari 31 Desember 2011 hingga 30 September 2012 rasio KAP Bank Mandiri mengalami kenaikan. Setelah melakukan perhitungan nilai rasio KAP, maka selanjutnya adalah melakukan analisis nilai kredit Kualitas Akriva Produktif (KAP) pada Bank Mandiri per 31 Desember 2011 sampai dengan 30 September 2012. Tabel 4. Perhitungan Nilai Kredit KAP Tahun KAP (%) Nilai Kredit Bobot Rasio KAP (%) Nilai Kredit Faktor 2011 35 0 25 0 2012 51 0 25 0 Nilai Kredit KAP Bank Mandiri per 31 Desember 2011 dan per 30 September 2012 sebesar 0. Hal ini disebabkan oleh nilai rasio KAP per 31 Desember 2011 dan 30 September 2012 sebesar 35% dan 51%. Berdasarkan hasil perhitungan Rasio KAP per 31 Desember 2011 dan per 30 September 2012 menunjukkan nilai kredit KAP lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 10,35% maka rasio yang

dicapai Bank Mandiri pada tahun tersebut dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Semakin kecil rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) maka semakin baik karena aktiva produktif yang bermasalah pada bank tersebut relative kecil. 2) Rasio Penyisihan Penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif yang diklasifikasikan. Penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari nominal berdasarkan penggolongan kualitas aktiva produktif sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998 tentang kualitas aktiva produktif. Menurut Surat Keputusan Bank Indonesia No. 31/148/KEP/DIR tangal 12 November 1998 penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) adalah sebagai berikut. a) Rasio 0 % atau lebih diberi nilai kredit b) Untuk setiap kenaikan 1 % dimulai dari 0 % nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. Berikut ini adalah hasil analisis Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) pada Bank Mandiri per 31 Desember 2011 sampai dengan 30 September 2012. Tabel 5. Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) PPAPWD Tahun PPAP (Rp) (Rp) PPAP (%) 2011 12.044.372 11.629.221 103,5698952

2012 14.359.725 12.931.613 111,0435721 Adanya kenaikan rasio PPAP ini disebabkan oleh perbaikan pada aktiva produktif, sehingga PPAP yang dibentuk cukup untuk mengantisipasi adanya kenaikan maupun penurunan kualitas aktiva produktif. Setelah melakukan perhitungan nilai rasio PPAP, maka selanjutnya adalah melakukan analisis nilai kredit Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) pada Bank Mandiri per 31 Desember 2011 sampai dengan 30 September 2012. Tabel 6. Perhitungan Nilai Kredit PPAP Tahun PPAP (%) Nilai Kredit Nilai Maksimum Bobot Rasio PPAP Nilai Kredit Faktor 2011 103,5698952 104 100 5% 5 2012 111,0435721 111 100 5% 5 Nilai Kredit PPAP Bank Mandiri per 31 Desember 2011 sebesar 104%, sedangkan per 30 September 2012 sebesar 111%. Oleh karena nilai kredit dibatasi maksimum 100 maka nilai rasio PPAP pada tahun hitung diatas diakui sebagai 100. Berdasarkan hasil perhitungan nilai kredit Rasio PPAP pada Bank Mandiri per 31 Desember 2011 sampai dengan 30 September 2012 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 81% maka rasio yang dicapai Bank Mandiri dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Semakin besar rasio PPAP yang dimiliki oleh bank maka akan semakin baik yang berarti bank melakukan dengan benar dalam mengantisipasi penghapusan kredit macet. 3. Management Kualitas manajemen dapat dinilai dari kualitas manusianya dalam bekerja. Untuk menilai kesehatan bank dalam aspek manajemen, biasanya dilakukan melalui kuesioner yang ditujukan bagi pihak manajemen bank, akan tetapi pengisian tersebut sulit dilakukan karena

akan terkait dengan unsur kerahasian bank. Oleh sebab itu dalam penelitian ini aspek manajemen diproyeksikan dengan rasio net profit margin (Rhomy, 2011). Tahun Laba Bersih (Rp) Tabel 7. Perhitungan NPM Pendapatan Operasioal (Rp) NPM (%) Nilai Kredit 2011 11.102.199 32.018.984 35 35 2012 12.782.298 35.077.616 36 36 NPM Bank Mandiri per 31 Desember 2011 sebesar 35 %, sedangkan per 30 September 2012 sebesar 36%. Hal ini menunjukkan dari 31 Desember 2011 hingga 30 September 2012 rasio NPM Bank Mandiri mengalami kenaikan. Untuk menentukan Nilai Kredit NPM disamakan dengan nilai Rasio NPM. 4. Earning (Rentabilitas) Rasio rentabilitas dilakukan untuk megetahui kemampuan bank dalam mendapatkan keuntungan. Rasio rentabilitas terbagi menjadi 2 yaitu: 1) ROA : membandingkan antara laba dengan total aktiva 2) BOPO : membandingkan antara beban operasi dengan pendapatan operasi. Berikut ini adalah hasil analisis Return On Assets (ROA) pada Bank Mandiri per 31 Desember 2011 hingga 30 September 2012 : Tabel 8. Perhitungan Return On Assets (ROA) Tahun Total Laba (Rp) Total Aktiva (Rp) ROA (%) 2011 11.133.231 489.106.664 2,276237847 2012 12.952.558 519.572.030 2,492928266 ROA Bank Mandiri per 31 Desember 2011 sebesar 2,2 %, sedangkan per 30 September 2012 sebesar 2,4%. Hal ini menunjukkan dari 31 Desember 2011 hingga 30 September 2012 rasio ROA Bank Mandiri mengalami kenaikan. Kenaikan rasio

ROA ini menunjukkan semakin baiknya pengelolaan assets bank dalam menghasilkan laba. Setelah melakukan perhitungan nilai rasio ROA, maka selanjutnya adalah melakukan analisis nilai kredit Return On Assets (ROA) pada Bank Mandiri per 31 Desember 2011 sampai dengan 30 September 2012. Tabel 9. Perhitungan Nilai Kredit ROA Tahun ROA (%) Nilai Kredit Nilai Maksimum Bobot Rasio ROA Nilai Kredit Faktor 2011 2,276237847 151,7491898 100 5 5 2012 2,492928266 166,1952178 100 5 5 Nilai Kredit ROA Bank Mandiri per 31 Desember 2011 sebesar 151,7%, sedangkan per 30 September 2012 sebesar 166,1%. Oleh karena nilai kredit dibatasi maksimum 100 maka nilai rasio ROA per 31 Desember 2011 hingga 30 September 2012 diatas diakui sebagai 100. Berdasarkan hasil perhitungan nilai kredit Rasio ROA pada tahun hitung lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 1,22% maka rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Sedangkan hasil analisis Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) pada Bank Mandiri per 31 Desember 2011 hingga 30 September 2012 adalah sebagai berikut : Tabel 10. Perhitungan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Tahun Beban Operasional Pendapatan Operasional BOPO (%) 2011 20.916.785 32.018.984 65,32619836 2012 22.295.318 35.077.616 63,55995801

BOPO Bank Mandiri per 31 Desember 2011 sebesar 65,3 %, sedangkan per 30 September 2012 sebesar 63,5%. Hal ini menunjukkan dari 31 Desember 2011 hingga 30 September 2012 rasio BOPO Bank Mandiri mengalami penurunan. Terjadinya penurunan rasio BOPO ini menunjukkan semakin baiknya tingkat efisiensi yang dijalankan oleh bank bersangkutan. Semakin kecil rasio BOPO suatu bank berarti usaha yang dijalankan oleh bank tersebut semakin efisien karena dengan biaya yang dikeluarkan mampu mendapatkan penghasilan yang memadai. Setelah melakukan perhitungan nilai rasio BOPO, maka selanjutnya adalah melakukan analisis nilai kredit Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) pada Bank Mandiri per 31 Desember 2011 hingga 30 September 2012 adalah sebagai berikut : Tabel 11. Perhitungan Nilai Kredit BOPO Tahun BOPO (%) Nilai Kredit Nilai Maksimum Bobot Rasio BOPO Nilai Kredit Faktor 2011 65,32619836 433,4225205 100 5% 5 2012 63,55995801 455,5005249 100 5% 5 Nilai Kredit BOPO Bank Mandiri per 31 Desember 2011 sebesar 433,4%, sedangkan per 30 September 2012 sebesar 455,4%. Oleh karena nilai kredit dibatasi maksimum 100 maka nilai rasio BOPO per 31 Desember 2011 hingga 30 September 2012 diatas diakui sebagai 100. Berdasarkan hasil perhitungan nilai kredit Rasio BOPO pada per 31 Desember 2011 hingga 30 September 2012 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 93,52% maka rasio yang dicapai Bank Mandiri di kategorikan dalam kelompok SEHAT. 5. Liquidity (Likuiditas) Likuiditas adalah kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya yang ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi surat berharga, piutang dan persediaan.

Rasio liquidity terbagi menjadi 2, yaitu : 1) NCM-CA : membandingkan antara kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar. 2) LDR : membandingkan antara kredit dengan dana masyarakat. Berikut ini adalah hasil analisis Net Call Money to Current Asset (NCM-CA) pada Bank Mandiri per 31 Desember 2011 hingga 30 September 2012. Tabel 12. Perhitungan Net Call Money to Current Asset (NCM-CA) Tahun Kewajiban Bersih (Rp) Aktiva Lancar NCM-CA (%) 2011 1.402.653 75.880.763 1,848496173 2012 5.418.486 99.592.960 5,440631547 NCM-CA Bank Mandiri per 31 Desember 2011 sebesar 1,8 %, sedangkan per 30 September 2012 sebesar 5,4%. Hal ini menunjukkan dari 31 Desember 2011 hingga 30 September 2012 rasio NCM-CA Bank Mandiri mengalami kenaikan. Terjadinya kenaikan rasio NCM-CA ini menunjukkan bahwa kewajiban bank lebih besar dari tagihannya, hal ini dikarenakan karena meningkatnya lalu lintas inter-bank call money yang dilakukan oleh Bank Mandiri pada periode 2012 yang berdampak pada pada terganggunya likuiditas bank. Setelah melakukan perhitungan nilai rasio NCM-CA, maka selanjutnya adalah melakukan analisis nilai kredit NCM-CA pada Bank Bank Mandiri per 31 Desember 2011 hingga 30 September 2012. Tabel 13. Perhitungan Nilai Kredit NCM-CA Tahun NCM-CA (%) Nilai Kredit Bobot Rasio NCM_CA Nilai Kredit Faktor 2011 1,848496173 98 5% 4,9 2012 5,440631547 95 5% 4,75

Nilai Kredit NCM-CA Bank Mandiri per 31 Desember 2011 sebesar 98%, sedangkan per 30 September 2012 sebesar 95%. Berdasarkan hasil perhitungan nilai kredit Rasio NCM-CA Bank Mandiri per 31 Desember 2011 hingga 30 September 2012 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 4,05% maka rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Sedangkan hasil analisis Loan To Deposit Ratio (LDR) pada Bank Mandiri per 31 Desember 2011 hingga 30 September 2012. Tabel 14. Perhitungan Loan To Deposit Ratio (LDR) Tahun Kredit (Rp) Dana Masyarakat (Rp) LDR(%) 2011 292.067.804 425.169.004 68,69451942 2012 356.506.443 439.470.837 81,12175211 LDR Bank Mandiri per 31 Desember 2011 sebesar 68,69 %, sedangkan per 30 September 2012 sebesar 81,12%. Hal ini menunjukkan dari 31 Desember 2011 hingga 30 September 2012 rasio LDR Bank Mandiri mengalami kenaikan. Terjadinya kenaikan rasio LDR ini menunjukkan adanya kenaikan dana yang disalurkan bank berupa kredit. Hal ini menyebabkan tingkat likuiditas bank terhadap DPK berkurang. Setelah melakukan perhitungan nilai rasio LDR, maka selanjutnya adalah melakukan analisis nilai kredit LDR pada Bank Mandiri per 31 Desember 2011 hingga 30 September 2012. Berikut data nilai kredit yang sudah diolah : Tabel 13. Perhitungan Nilai Kredit LDR Tahun LDR (%) Nilai Kredit Nilai Maksimum Bobot Rasio LDR Nilai Kredit Faktor 2011 68,69451942 185 100 5% 5 2012 81,12175211 136 100 5% 5