TESIS NAMA : JUNAIDI NPM :

dokumen-dokumen yang mirip
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Rumah Susun Di Muarareja Kota Tegal

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2000

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. seluruhnya akibat pengaruh bencana tsunami. Pembangunan permukiman kembali

DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Abstrak Halaman Persembahan Motto

KONSEP PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN PERUMAHAN BTN BAUMATA, KOTA KUPANG

PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN

7 SOLUSI KEBIJAKAN YANG DITERAPKAN PEMERINTAH TERKAIT SISTEM BAGI HASIL NELAYAN DAN PELELANGAN

Alhuda Rohmatulloh

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

PELABUHAN PERIKANAN PANTAI REMBANG

Aminatu Zuhriyah. Arahan Penanganan Permukiman Kumuh Nelayan Di Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Lamongan

Arahan Pengembangan Pariwisata di Kawasan Tanjung Lesung Berdasarkan Partisipasi Masyarakat

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

ADITYA PERDANA Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. dengan mengelola sumber daya perikanan. Sebagai suatu masyarakat yang tinggal

BAB III METODE PENELITIAN

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

Pengaruh Faktor Bermukim Masyarakat Terhadap Pola Persebaran Permukiman di Kawasan Rawan Bencana Longsor Kabupaten Magetan

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan prasarana perikanan yang berupa Pelabuhan Perikanan (PP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III DESKRIPSI AREA

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI BERMUKIM BERDASARKAN PERSEPSI PENGHUNI PERUMAHAN FORMAL DI KELURAHAN MOJOSONGO KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah penduduk perkotaan, perubahan sosial ekonomi dan tuntutan

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya Di Kelurahan Tambak Wedi

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DEDIARTA BINTORO ( ) Dosen Pembimbing : Ir. PUTU RUDY SETIAWAN, Msc

Arahan Pengembangan Kawasan Prigi Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Melalui Konsep Minapolitan

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah 1. Profil Dusun Bruno 1 a. Deskripsi Wilayah. Hasil survey ini merupakan pengamatan langsung di lapangan untuk

Lampiran 1 Perhitungan bobot faktor internal pengembangan PPI Pangandaran di lokasi baru

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

PENATAAN PERMUKIMAN KAWASAN PESISIR DI KECAMATAN LEKOK KABUPATEN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS PERIKANAN DENGAN PENDEKATAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DI KABUPATEN TUBAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN KOTABARU LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kepulauan Mentawai telah menetapkan visi. Terwujudnya Masyarakat Kepulauan Mentawai yang maju, sejahtera dan

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.

KEADAAN UMUM 5.1 Keadaan Umum Kota Sabang Visi dan misi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang

Kebijakan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Variabel Sub Variabel Definisi Operasional

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN AIR BERSIH DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BUNGUS SUMATERA BARAT RULLI KURNIAWAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) KOTA TERNATE BAB PENDAHULUAN

Penentuan Variabel Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pesisir Utara pada Bidang Perikanan di Kota Pasuruan

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMILIHAN LOKASI RUMAH TINGGAL PADA PERUMAHAN MENENGAH DI SURABAYA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2004 yang melanda Aceh dan sekitarnya. Menurut U.S. Geological

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara yang terletak di

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR...

ARAHAN LOKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI KAWASAN PESISIR UTARA KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR TUGAS AKHIR

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

ARAHAN PERBAIKAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT DI KELURAHAN TLOGOPOJOK (KABUPATEN GRESIK)

JUDUL RUMUSAN INSENTIF DAN DISINSENTIF PENGENDALIAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lamongan merupakan daerah yang berada pada jalur pantai utara,

HASIL PENELITIAN IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN WILAYAH KOTA TIDORE

2. 1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai

Pangkalan Pedaratan Ikan Tambak Mulyo, Semarang TA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN LOKASI RUMAH SUSUN SEDERHANA campuran (Mixed use) DI SURABAYA BARAT

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print C-45

Transkripsi:

TESIS NAMA : JUNAIDI NPM : 3208 201 827 KRITERIA LOKASI PERMUKIMAN NELAYAN MENURUT PREFERENSI MASYARAKAT NELAYAN DI KAWASAN DERMAGA PULAU BAAI KOTA BENGKULU DOSEN PEMBIMBING Ir. Ispurwono Soemarno, M.Arch, Ph.D Ir. Sarjito, MT. PROGRAM MAGISTER BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2009

LATAR BELAKANG Pelabuhan Pulau Baai mulai dioperasikan 1984 dengan luas lahan 1.192,6 ha. Mayarakat nelayan menempati lokasi kosong disekitar dermaga milik PT. PELINDO yang belum dimanfaatkan kurang lebih 45 ha. Pada RTRW Kota Bengkulu 2005 ditetapkan sebagai pelabuhan samudera di kawasan Barat Pulau Sumatera Adanya rencana pengembangan kawasan pelabuhan Pulau Baai yang akan memanfaatkan areal kawasan pelabuhan.

PETA KAWASAN DERMAGA PULAU BAAI Peta Pelabuhan Dermaga Pulau Baai Sumber Tinjauan Ulang Master Plan Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu

PERMASALAHAN Permukiman nelayan menempati sebagian dari kawasan dermaga Pada RTRW Kota Bengkulu 2005 kawasan dermaga Pulau Baai ditetapkan sebagai pelabuhan samudera dengan kondisi tersebut dikhawatirkan ada konplik kepentingan antara pelabuhan dan masyarakat nelayan yang bermukim. PERUMUSAN MASALAH Permukiman nelayan perlu direlokasi, sehingga perlu ditentukan kriteria lokasi permukiman baru yang sesuai dengan preferensi masyarakat nelayan tersebut. Perlu dicarikan lokasi permukiman baru yang sesuai dengan harapan masyarakat nelayan tersebut. Perlu dilakukan penelitian tentang kriteria lokasi permukiman baru yang sesuai dengan mereka inginkan, layak dan sesuai dengan preferensi nelayan Pulau Baai.

TUJUAN PENELITIAN Menyusun kriteria lokasi permukiman nelayan berdasarkan preferensi masyarakat nelayan Pulau Baai Kota Bengkulu. SASARAN Mengidentifikasi faktor dan indikator pembentuk permukiman nelayan. Mengeksplorasi preferensi masyarakat tentang faktor pembentuk permukiman nelayan yang diinginkan. Menyusun kriteria lokasi permukiman nelayan yang layak sesuai dengan keinginan masyarakat nelayan Pulau Baai Kota Bengkulu.

BATASAN/LINGKUP PENELITIAN A. WILAYAH PENELITIAN Wilayah penelitian dibatasi pada relokasi permukiman nelayan kawasan dermaga Pulau Baai Kota Bengkulu. Secara administratif terletak di Kelurahan Sumber Jaya Kota Bengkulu. B. LINGKUP PEMBAHASAN Mengidentifikasi faktor permukiman nelayan serta mengeksplorasi preferensi masyarakat nelayan tentang permukiman yang layak. C. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahanpertimbangan dan legitimasi publik dalam pemilihan lokasi baru bagi masyarakat nelayan kawasan dermaga Pulau Baai Kota Bengkulu.

Proses Pelaksanaan Penelitian Permukiman Nelayan Norma/Aturan/Standar Tinjauan Pustaka Fisik Letak Geografis Lingkungan Alam Sarana dan Prasarana Non Fisik Ekonomi Sosial Budaya Politiik Preferensi Masyarakat Nelayan Faktor Pembentuk Permukiman Nelayan Deskriptif kualitatif Metode AnalisisDelphi Metode Analisis Triangulasi Kriteria Lokasi Permukiman Nelayan

PENDEKATAN PENELITIAN : Pendekatan filsafat dan rasionalistik bersumber pada teori dan kebenaran Sifat Penelitian : eksploratif dan deskriptif Teknik Pengumpulan Data : observasi/pengamatan, wawancara, kuesionerdan data instansional. Metode Analisa : analisa bersifat deskriptif kualitatif yaitu menggunakan analisa Delphi (menemukan faktor- faktor dan indikator yang membentuk permukiman nelayan). Kemudian menggunakan alat nalisis triangulasi untuk mendapatkan kriteria lokasi permukiman nelayan di kawasan dermaga Pulau Baai Kota Bengkulu.

Skema Teknik Pengumpulan Data No Uraian Sumber 1 Faktor PembentukPermukiman Nelayan Kajian Pustaka dan Teori Perumahan dan Permukiman 2 Preferensi masyarakat nelayan tentang faktor pembentuk permukiman nelayan Survey primer ke lokasi dengan responden para nelayan 3 Pendapat para stakeholders tentang Survey primer kepada para stakeholders faktor pembentuk permukiman nelayan 4 Faktor pembentuk permukiman nelayan sesuai dengan keinginan dan kehidupan masyarakat nelayan. Mensintesiskan hasil dari uraian tahapan 1, 2, dan 3 di atas. Skema Analisis Data No Uraian Analisis 1 Faktor Pembentuk Permukiman Deskriptif kualitatif membandingkan teori Nelayan dengan kondisilapangan 2 Preferensi masyarakat nelayan tentang Deskriptif kualitatif tentang preferensi faktor pembentuk permukiman nelayan masyarakat nelayan untuk lokasi permukiman baru. 3 Pendapat para stakeholders tentang Analisis Delphi faktor pembentuk permukiman nelayan 4 Faktor pembentuk permukiman nelayan sesuai dengan keinginan dan kehidupan masyarakat nelayan. Sintesa dari uraian 1, 2 dan 3 di atas.

Gambaran Umum Permukiman Nelayan Di Kawasan Dermaqa Pulau Baai Kota Bengkulu Luas lahan pelabuhan 1.192,6 ha; Luas Kawasan Permukiman± 45 hektar Jumlah Penduduk: 670 kk, 2.481 jiwa; Pelayanan Sarana Prasarana: Jalan Aspal, Listrik, PDAM, TPA, Jaringan Telepon, Masjid, Pasar, Pelabuhan Ikan, Tempat Pelelangan Ikan, terminal angkutan kota

Identifikasi Faktor Pembentuk Permukiman Nelayan Berdasarkan Tinjauan Pustaka 1. Adanya aksesibilitas dengan sumber matapencaharian. 2. Lokasi permukiman nelayan aman/terhindar dari gangguan bencana alam. 3. Permukiman nelayan memiliki atau dekat dengan sumber air bersih, 4. Memiliki atau dekat dengan prasarana jalan penghubung. 5. Memiliki atau dekat dengan sarana pendidikan setingkat sekolah dasar. 6. Memiliki sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas atau klinik pelayanan kesehatan. 7. sarana penunjang perikanan seperti TPI, dermaga dan tempat pengolahan ikan. 8. Adanya saranaibadahuntukmenunjangkegiatan keagamaandan budaya masyarakat nelayan. 9. Adanya sarana tempat pinjam modal usaha dan tempat penjemuran ikan.

FaktorPembentuk PermukimanNelayan Berdasarkan Eksplorasi Preferensi Masyarakat Nelayan Kawasan Dermaga Pulau Baai Kota Bengkulu 1. Lokasi permukiman nelayan memiliki aksesibilitas tinggi, dekat dengan sumber matapencaharian/ laut. 2. Aman dari bencana alam, gelombang pasang, tsunami dan dekat dengan tempat usaha. 3. Memiliki/dekat dengan sumber air bersih 4. Memiliki/dekat dengan sarana jalan penghubung. 5. Memiliki/dekat dengan sarana pendidikan setingkat SD. 6. Memiliki/dekat dengan saranapelayanan kesehatan seperti puskesmas. 7. Memiliki/dekat dengan sarana penunjang perikanan seperti tempat pinjam modal usaha 8. Adanya saranauntukpenunjangkegiatan keagamaandan kebiasaanmasyarakat nelayan serta lokasi tempat mereka mengadakan perayaan tahunan setiap tanggal 1 Muharam berupa acara Tabot. 9. Adanya saran penunjang kegiatan perikanan nelayan seperti TPI, dermaga dan tempat pengolahan ikan dan tempat penjemuran ikan

FaktorPembentuk PermukimanNelayan Berdasarkan Pendapat Para Stakeholders 1. Lokasi permukiman nelayan aksesibilitas tinggi, dekat dengan sumber matapencaharian/ laut 2. Aman dari bencana alam, gelombang pasang, tsunami dan dekat dengan tempat usaha. 3. Memiliki/dekat dengan sumber air bersih 4. Memiliki/dekat dengan sarana jalan penghubung. 5. Memiliki/dekat dengan sarana pendidikan setingkat SD. 6. Memiliki/dekat dengan saranapelayanan kesehatan seperti puskesmas. 7. Memiliki/dekat dengan sarana penunjang perikanan seperti tempat pinjam modal usaha 8. Adanya saranauntukpenunjangkegiatan keagamaandan kebiasaanmasyarakat nelayan serta lokasi tempat mereka mengadakan perayaan tahunan setiap tanggal 1 Muharam berupa acara Tabot. 9. Adanya saran penunjang kegiatan perikanan nelayan seperti TPI, dermaga dan tempat pengolahan ikan dan tempat penjemuran ikan

Analisis Triangulasi Berdasarkan Hasil Dari Kajian Pustaka, Preferensi Masyarakat Nelayan dan Pendapat Stakeholders 1. Aspek Geografis Kajian pustaka : Aksesibilitas menuju ketempat kerja dan penjualan hasil tangkapan dengan permukiman mudah dicapai dan tidak memerlukan waktu yang terlalu lama. Preferensi Masyarakat nelayan kawasan dermaga Pulau Baai Kota Bengkulu : Masyarakat mengiginkan lokasi permukiman dekat dengan sumber matapencaharian/laut dan tempat penjualan hasil tangkapan. Pendapat Para Stakeholders: Masyarakatnelayan lebih memilih tempat tinggal dekat dengan pantaiguna memudahkan mereka menuju laut sebagai tempat kerja mereka Kesimpulan : Lokasi permukiman memiliki aksesibilitas yang tinggi ke sumber matapencaharian/laut dan tempat penjualan hasil tangkapan.

Sarana Penunjang Perikanan Kajian pustaka : Sarana penunjang perikanan yang diperlukan bagi masyarakat nelayan pada lokasi permukiman berupa tempat pelelangan ikan (TPI) hasil tangkapan nelayan Preferensi Masyarakat nelayan kawasan dermaga Pulau Baai Kota Bengkulu : Masyarakatnelayan memerlukan pemasaran hasil tangkapan dan penambatan perahu. Pendapat Para Stakeholders: Nelayan membutuhkan keberadaan sarana penujang perikanan berupa pengolahan ikan hasil tangkapan. Kesimpulan : Tersedianya saranapenunjangperikanan berupa tempat pemasaranhasil tangkapanberupa TPI (tempat pelelangan ikan), penambatan perahu dan pengolahan hasil tangkapan nelayan.

4. Aspek Ekonomi Sarana Ekonomi Kajian pustaka : Sarana ekonomi dibutuhkan bagi masyarakat nelayan sebagai penunjang usaha mereka sebagai nelayan Preferensi Masyarakat nelayan kawasan dermaga Pulau Baai Kota Bengkulu : Masyarakatnelayan membutuhkansaranaekonomi seperti koperasi sebagai tempat simpan pinjam untuk modal usaha. Pendapat Para Stakeholders : Keberadaan koperasi simpan pinjam untuk usaha perlu diadakan di permukiman nelayan untuk mengurangi peran para rentenir. Kesimpulan : Perlu adanya sarana ekonomi berbentuk koperasi simpan pinjam untuk modal usaha di lokasi permukiman nelayan.

5. Aspek Budaya Sarana Kegiatan Keagamaan Kajian pustaka : Perlu disediakan sarana ibadah untuk memenuhi kebutuhan kegiatan keagamaan masyarakat nelayan. Preferensi Masyarakat nelayan kawasan dermaga Pulau Baai Kota Bengkulu : Masyarakatnelayan membutuhkan saranatempat ibadah di lokasi permukiman untuk sholat lima waktu dan kegiatan acara keagamaan. Pendapat Para Stakeholders: Perlu adanya sarana ibadah karena masyarakat nelayan mempunyai kebiasaanmenghabiskanwaktunya di masjid/mushalaketika tidak melaut. Kesimpulan : Tersedianya sarana ibadah di lokasi permukiman nelayan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan.

Tabel Analisis Triangulasi Faktor Pembentuk Permukiman Nelayan Bersumber Dari Hasil Tinjauan/Kajian Kesimpulan Kriteria Aspek Pembentuk Permukiman Nelayan Preferensi Masyarakat Pendapat Lokasi Permukiman Pustaka Nelayan Stakeholders Nelayan 1 2 3 4 5 Aspek Letak Geografis/Aksesibilitas Aspek Lingkungan Alam/Kondisi Pantai Aspek Ketersediaan sarana dan prasarana Adanya Aksesibilitas dengan sumber mata pencaharian Permukim aman dari gangguan alam Dekat dengan lokasi tempat kerja melaut Permukiman aman dari bencana alam dan memiliki potensi untuk usaha Tempat tinggal dekat dengan tempat kerja Permukiman nelayan terhindar dari bencana alam Sumber air bersih Adanya sumber air bersih ` Memiliki sumber air bersih Adanya sumber air bersih dari PDAM/ hidran umum/mata air Jalan Sarana Pendidikan Sarana Kesehatan Sarana Penunjang Perikanan Adanya Jalan penghubung menuju jalan kota Adanya Sarana pendidikan untuk kebutuhan pendidikan anak nelayan Adanya Sarana kesehatan untuk pelayanan kesehatan Untuk pemasaran hasil tangkapan nelayan (TPI) Aspek Budaya Sarana kegiatan warga Sarana iuntuk dapat mendukung kegiatan masyarakat nelayan Aspek Ekonomi Tempat pinjam modal usaha Adanya tempat piinjam modal usaha nelayan Adanya jalan untuk menuju ketempat penjualan ikan tangkapan dan ke kota Adanya jalan sebagai sarana penghubung. Memiliki sekolah setingkat SD Sekolah setingkat SD untuk anak nelayan. Kebutuhan Sarana kesehatan karena sering kecelakaan kerja di laut/ di darat. Tempat pemasaran hasil tangkapan, pengolahan dan penambatan perahu Sarana ibadah digunakan untuk kegiatan keagamaan, pengaji dan ibadah Adanya koperasi simpan pinjam untuk modal usaha Aksesibilats tinggi. Aman dari gangguan alam dan berpotensi tempat usaha. Adanya/dekat dengan sumber air bersih Adanya/dekat dengan sarana penghubung Adanya/dekat dengan sarana pendidikan setingkat SD. Adanya sarana Adanya/dekat dengan pelayanan kesehatan di sarana kesehatan. permukiman nelayan. Memiliki tempat Adanya/dekat dengan pelelangan Ikan. tempat Penjualan ikan, dermaga dan pengolahan ikan. Sarana ibadah sering Adanya/dekat dengan digunakan untuk Sarana kegiatan/ ritual berbagai kegiatan tahunan dan warga keagamaan. Sarana tempat pinjam Adanya/dekat dengan usaha nelayan sarana tempat pinjam modal usaha.

KESIMPULAN 1. Lokasi permukiman nelayan memiliki aksesibilitas tinggi, dekat dengan sumber matapencaharian/ laut. 2. Aman dari bencana alam, gelombang pasang, tsunami dan dekat dengan tempat usaha. 3. Memiliki/dekat dengan sumber air bersih 4. Memiliki/dekat dengan sarana jalan penghubung. 5. Memiliki/dekat dengan sarana pendidikan setingkat SD. 6. Memiliki/dekat dengan sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas. 7. Memiliki/dekat dengan sarana penunjang perikanan seperti tempat pinjam modal usaha 8. Adanya sarana untuk penunjang kegiatan keagamaan dan kebiasaan masyarakat nelayan serta lokasi tempat mereka mengadakan perayaan tahunan setiap tanggal 1 Muharam berupa acara Tabot. 9. Adanya saran penunjang kegiatan perikanan nelayan seperti TPI, dermaga dan tempat pengolahan ikan dan tempat penjemuran ikan

1. Lokasi permukiman memiliki aksesibilitas yang tinggi. Indikatornya adalah : Lokasi permukiman nelayan di daerah pesisir mempunyai akses yang mudah dicapai ke lokasi kerja/laut dan pantai. Lokasi permukiman nelayan mudah dijangkau dengan tempat penjualan hasil tangkapan atau Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Tolok ukur dari kriteria tersebut yaitu jarak antara permukiman dan lokasi kerja nelayan serta ke tempat lain bisa dengan mudah dilalui oleh masyarakatnelayan. 2. Lokasi permukiman aman dari gangguan alam dan dekat dengan tempat usaha. Indikatornya adalah: Lokasi permukiman nelayan mempunyai topografi landai dan datar Lokasi permukiman mudah tempat mereka melakukan pengolahan hasil tangkapan dan penambatan perahu. Lokasi permukiman aman dan terhidari dari gelombang pasang dan ancaman tsunami. Sebagai tolok ukur dalam menentukan lokasi permukiman aman dan terhindar dari bencana alam dan tsunami yaitu: Jarak permukiman dengan garis pantai hingga batas/ambang gelombang pasang naik air laut. Di sepanjang permukiman yang sejajar garis pantai diberi tanaman seperti pinus atau cemara sebagai penghalang bahaya tsunami.

3. Lokasi permukiman nelayan memiliki atau dekat dengan sumber air bersih. Indikatornya adalah : Lokasi permukiman dekat atau dapat dijangkau dengan pendistribusian PDAM/hidran umum. Sebagaitolok ukurnya yaitu lokasi permukiman bisa dijangkau oleh pendistribusian air bersih baik PDAM maupun dari hidran umum. 4. Lokasi permukiman memiliki atau dekat dengan saranajalan Indikatornya adalah : Memiliki akses yang bisa dilalui menuju ke tempat penjualan hasil tangkapan dan ke tempat lainnya. Sebagai tolok ukurnya yaitu lokasi permukiman mempunyai akses yang bisa digunakan oleh masyarakat nelayan untuk menuju ke tempat kerja atau ke tempat lainnya. 5. Lokasi permukiman nelayan memiliki dekat dengan fasilitas pendidikan. Indikatornya adalah : Memiliki /dekat gedung sekolah dasaryang bisa menampung anak-anaknelayan untuk menuntut ilmu. Sebagaitolok ukurnya yaitu darilokasi permukiman para anak nelayan bisa melanjutkan pendidikannya dengan mengikuti pendidikan sekolah dasar ke tempat yang terdekat dengan lokasi permukimannya.

6. Lokasi permukiman memiliki/dekat dengan saranapelayanan kesehatan.. Indikatornya adalah : Memiliki/dekat dengan puseksmas atau klinik pelayanan kesehatan bagi masyarakat nelayan. Sebagai tolok ukur yaitu terdapatnya sarana pelayanan kesehatan berupa puskesmas/klinik kesehatan pada lokasi yang terdekat dengan lokasi permukiman mereka. 7. Lokasi permukiman memiliki/dekat dengan saranapenunjang produksi perikanan. Indikatornya adalah : Sarana penunjang produksi perikan berupa koperasi simpan pinjam modal untuk menunjang usaha masyarakat nelayan. Sebagai tolok ukurnya yaitu lokasi permukiman nelayan berdekatan dengan sarana penunjang produksi perikanan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat nelayan seperti koperasi simpan pinjam. 8. Lokasi permukiman memiliki sarana untuk penunjang kegiatan kemasyarakatan bagi nelayan. Indikatornya adalah: Permukiman nelayan memiliki/dekat dengan tempat ibadah karena sebagian besar masyarakat nelayan mempunyai kebiasaan menghabiskan waktunya di masjid/mushalla ketika tidak melaut.

Permukiman nelayan mempunyai ruang/tempat bagi masyarakat nelayan melaksanakan perayaan 1 Muharam berupa ritual Tabot. Sebagai tolok ukur yaitu masyarakat nelayan bisa melaksanakan rutinitas keseharian pada tempat ibadah terdekat. Masyarakat nelayan bisa melakasanakan perayaan tahunan setiap 1 Muharam berupa ritual tabot di lokasi permukiman mereka. 9. Lokasi permukiman memiliki prasaranapenunjang kegiatan nelayan. Indikatornya adalah: Permukiman nelayan memiliki/dekat dengan penunjang kegiatan nelayan berupa TPI, dermaga dan tempat pengolahan/penjemuranikan Sebagai tolok ukur dari prasarana penunjang kegiatan nelayan tersebut yaitu : Masyarakat nelayan dapat melakukan penjualan hasil tangkapan di tempat penjualan ikan terdekat dengan lokasi permukiman/tempat kerja mereka. Masyarakat nelayan bisa melakukan penjemuran/pengolahan ikan hasil tangkapan di lokasi permukiman mereka. Ketika mendarat atau tidak melaut nelayan dengan mudah bisa menambatkan perahunya pada dermaga terdekat dengan lokasi permukiman mereka.

REKOMENDASI 1. Kriteria lokasi permukiman adalahsebagai prasyaratdalam penentuan lokasi baru bagi masyarakat nelayan tersebut. 2. Perlu dilakukan studi penentuan lokasi baru sesuai dengan kriteria lokasi permukiman nelayan tersebut KELEMAHAN STUDI 1. Cakupan wilayah studi permukiman nelayan yang dijadikan sebagai objek penelitian tidak sepenuhnya terdiri dari masyarakat nelayan yang bermatapencaharian nelayan. 2. Keterlibatan pihak pemerintah dan masyarakatyang kurang maksimum dalam penyusunan variabel penelitian dikarenakan keterbatasan waktu dan tenaga.

Privew 1 : 1. Memperjelas/mempertajam latar belakang permasalahan, sasarandan tujuan. 2. Teori tentang konsep permukiman nelayan 3. Deskripsi bentuk preferensi masyarakat nelayan dalam pemilihan lokasi permukiman. 4. Perjelas/munculkankarakteristikyang spesifik daripermukiman nelayan yang diinginkan oleh masyarakat nelayan. 5. Pertajam/perjelas hasil analisa dari model triangulasi.