BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. HCl. Tablet piridoksin mengandung piridoksin hidroklorida, C 8 H 11 NO 3.HCl tidak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI DISOLUSI CHLORPHENIRAMINE MALEAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRA VIOLET TUGAS AKHIR

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam buku British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyembuhkan atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Meskipun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat adalah unsur aktif secara fisiologi dipakai dalam diagnosis,

BAB IV HASIL PENGAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

Laporan Praktikum Analisis Sediaan Farmasi Penentuan kadar Asam salisilat dalam sediaan Bedak salicyl

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

1. Dapat mengerti prinsip-prinsip dasar mengenai teknik spektrofotometri (yaitu prinsip dasar

PENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu:

BAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER

1. Tujuan Menentukan kadar kafein dalam sample Dapat menggunakan spektofotometer uv dengan benar

Spektrofotometri uv & vis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hukum Dasar dalam Spektrofotometri UV-Vis Instrumen Spektrofotometri Uv Vis

SPEKTROFOTOMETRI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

Spektrofotometer UV /VIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asetaminofen. Kandungan : tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 101,0 %

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ditjen BKAK (2014), uraian mengenai teofilin adalah sebagai. Gambar 2.1 Struktur Teofilin

atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SOAL-SOAL SPEKTROFOTOMETRI

OLEH : : MUH. ZULFIKAR TAHIR NIM : F1F KELOMPOK : III (TIGA) : MUH. JEFRIYANTO

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet

UJI KUANTITATIF DNA. Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Ahli Pertama

INTERAKSI RADIASI DENGAN BAHAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid

Penentuan Kadar Teofilin dalam Sediaan Tablet Bronsolvan dengan Metode Standar Adisi menggunakan Spektrofotometer UV-Visible

JURNAL PRAKTIKUM ANALITIK III SPEKTROSKOPI UV-VIS

LAPORAN PRAKTIKUM IV METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

Berdasarkan interaksi yang terjadi, dikembangkan teknik-teknik analisis kimia yang memanfaatkan sifat dari interaksi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

Spektrofotometri UV-Vis

ANALISIS SPEKTROSKOPI UV-VIS. PENENTUAN KONSENTRASI PERMANGANAT (KMnO 4 )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM Metabolisme Glukosa, Urea dan Trigliserida (Teknik Spektrofotometri)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ditjen BKAK., (2014) uraian tentang parasetamol sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga kosmetika menjadi stabil (Wasitaatmadja,1997).

Penetapan Potensi Antibiotik Secara Mikrobiologi. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unsur-unsur kimia secara terus menerus terhadap lingkungan di sekelilingnya di

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam dipelihara terutama untuk digunakan daging dan telurnya dan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMEDIK IV

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, TRIGLISERIDA, DAN UREA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minuman energi adalah minuman ringan non-alkohol yang dirancang

METABOLISMEGLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTOFOTOMETER)

PENENTUAN KADAR BESI DALAM TABLET MULTIVITAMIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DAN UV-VIS

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

UJI PENETAPAN KADAR PARACETAMOL DEXTROMETHORPHAN DALAM CAMPURAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah

PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Penyiapan Inokulum dan Optimasi Waktu Inokulasi. a. Peremajaan Biakan Aspergillus flavus galur NTGA7A4UVE10

VALIDASI DAN PENGEMBANGAN PENETAPAN KADAR TABLET BESI (II) SULFAT DENGAN SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL DAN SERIMETRI SEBAGAI PEMBANDING SKRIPSI

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMEDIK IV. : Metabolisme Glukosa, Urea dan Trigliserida (Teknik Spektrofotometri)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

PENENTUAN KADAR BESI DALAM SAMPEL AIR SUMUR SECARA SPEKTROFOTOMETRI

PENGARUH SUHU TERHADAP STABILITAS BERBAGAI PRODUK TABLET NIFEDIPIN. Elda F. Luawo, Gayatri Citraningtyas, Novel Kojong

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Praktikum Biomedik 3 BM 506 Metabolisme Glukosa, Urea Dan Trigliserida (Teknik Spektofotometer)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yaitu dapat menginaktivasi enzim tirosinase melalui penghambatan reaksi oksidasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Moffat, dkk., (2004), uraian tentang tramadol adalah sebagai

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Piridoksin 2.1.1 Uraian Umum Piridoksin Rumus bangun : CH 2 OH OH CH 2 OH CH 3 N. HCl Tablet piridoksin mengandung piridoksin hidroklorida, C 8 H 11 NO 3.HCl tidak kurang dari 95,0 % dan tidak lebih dari 115,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket. Nama Kimia : Piridoksol Hidroklorida Rumus Molekul : C 8 H 11 NO 3. HCl Berat Molekul : 205,64 Pemerian Kelarutan :Serbuk hablur putih, stabil di udara, mudah teroksidasi. :Sangat mudah larut dalam air,dalam etanol dan dalam kloroform, praktis tidak larut dalam eter, dalam aseton dan dalam etilasetat. Identifikasi :Pada sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang 100 mg zat, tambahkan lebih kurang 5 ml air, kocok. Saring ke dalam tabung reaksi, dan tambahkan 2 atau 3 tetes besi (III) klorida LP, terjadi warna jingga sampai merah tua.

Baku Pembanding : Piridoksin hidroklorida BPFI, pengeringan dalam hampa udara di atas silika gel P selama 4 jam sebelum digunakan. (Ditjen POM, 1995) Sejarah dan gejala defisiensi piridoksin (Vit B 6 ) Nama vitamin B6 diberikan oleh Szent-Gyorgy pada tahun 1934 dan di isolasi dalam tahun 1938. Koenzim vitamin B 6 berperan penting dalam metabolisme asam amino, sehingga konsumsi sehari-hari harus sebanding dengan konsumsi protein, karena protein dibuat dari asam amino. Rata-rata konsumsi vitamin B 6 yang dianjurkan adalah 2,2 mg/hari untuk pria dan 2 mg/hari untuk wanita, dan 2,4 mg/hari untuk wanita hamil dan laktasi. Terdapat 2 derivat piridoksin dengan bio-aktivitas piridoksin, yaitu Piridoksal dan Piridoksamin. Piridoksal 5'-phosphate (PLP) adalah kofaktor dalam banyak reaksi metabolisme asam amino. Oleh karena dibutuhkan banyak enzim tubuh, vitamin B6 dapat mencegah penyakit Parkinson hingga 50%, merawat autism, mabuk alkohol, mual di pagi hari, membantu keseimbangan hormon seks, anti-depresi, membantu mengendalikan reaksi alergi. (Anief, M.1995) Kekurangan vitamin B6 terjadi karena penyerapan yang buruk dalam saluran pencernaan atau pemakaian obat-obat yang menguras cadangan vitamin B 6 dalam tubuh. Kekurangan vitamin ini juga terjadi pada penyakit keturunan yang menghambat metabolisme vitamin B 6. Dampak kekurangan vitamin B 6 adalah pecah-pecah disudut bibir, kerusakan kulit, mudah mual-mual, mudah pening, anemi, mudah kena penyakit batu ginjal, terjadi sawan pada anak kecil. Orang yang mempunyai kadar vitamin B 6 rendah, menunjukkan gejala seperti lemah,

sifat lekas marah dan susah tidur, depresi (rasa tertekan). Sumber vitamin B 6 adalah kedelai, kacang-kacangan, telur, daging, ikan, roti, gandum, kentang, sayursayuran hijau dan buah-buahan. Dosis tinggi vitamin B 6 dalam waktu yang lama menyebabkan kerusakan syaraf, yang kadang-kadang tidak dapat diperbaiki. Hal ini dimulai dengan mati rasa pada kaki, tangan dan mulut. Kemudian gejala keracunan adalah kesulitan berjalan, kelelahan dan sakit kepala. Ketika konsumsi dikurangi, gejala-gejala ini berkurang, tetapi tidak selalu hilang sepenuhnya. (Maria C. Linder, 1992) Vitamin B 6 sebagai obat Dosis vitamin B6 (25 mg/hari) sudah berhasil mengobati beberapa bentuk anemia sideroblasik dan untuk mengobati distonia (perubahan tonus urat daging) pada penderita penyakit Parkinson. Dengan dosis 2 mg dapat mengobati konvulsi yang secara tiba-tiba dapat terjadi pada bayi yang baru lahir. Pemberian vitamin B 6 yang lebih banyak (50mg) sudah digunakan untuk mengobati carpal turnel syndrome dengan hasil yang lebih memuaskan. (Hardjasasmita, P.1995) 2.2. Tablet 2.2.1. Tablet secara umum Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya tablet dapat digolongkan sebagai tablet kempa dan tablet cetak. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja, sedangkan tablet cetak dibuat dengan menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah kedalam lubang cetakan (Ditjen POM, 1995).

Komposisi utama dari tablet adalah bahan berkhasiat, yang dapat dicetak langsung menjadi tablet atau ditambah bahan tambahan lain. Bahan tambahan yang umum digunakan dalam pembuatan tablet yaitu bahan pengisi, bahan pengikat, bahan penghancur, bahan pelicin dan bahan tambahan lain seperti bahan pewarna dan bahan pemberi rasa (Ansel, 1989). Tablet harus mempunyai bentuk dan ukuran yang sesuai dan bebas dari bentuk-bentuk kerusakan tablet. Pengujian-pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kualitas dari tablet adalah : keseragaman bobot, kekerasan tablet, kerenyahan tablet, waktu hancur tablet, penetapan kadar zat berkhasiat, disolusi tablet. (Ditjen POM, 1995). 2.2.2. Tablet Piridoksin Pemerian : Tablet piridoksin berbentuk bulat dengan permukaan cembung, diameter 8 mm, berwarna biru muda, tidak berbau, rasa pahit. Komposisi : Tiap tablet mengandung piridoksin HCl 10 mg Farmakologi : Piridoksin HCl berperan dalam metabolisme pada asam amino, juga berperan pada metabolisme tryptophan menjadi 5- Hydroxytrypthamin. Indikasi : Untuk mencegah dan mengobati defisiensi vitamin B6, misalnya pada malnutrisi, anemia, wanita hamil. Aturan Pakai : Pencegahan : - Bayi, sehari 0,1 0,5 mg - Anak-anak, sehari 0,5 1,5 mg - Dewasa, sehari 1 2 mg Pengobatan : - Dewasa, sehari 5 150 mg Efek samping : Tidak ada

2.3. Penetapan Kadar Secara Spektrofotometri 2.3.1. Spektrofotometri Ultra Violet Spektrofotometri adalah suatu metode yang mempelajari serapan atau emisi radiasi elektromagnetik. Sedangkan alat atau instrument untuk spektrofotometri disebut spektrofotometer, yaitu alat yang mempergunakan cahaya dengan frekuensi tertentu melalui suatu larutan sampel untuk mengukur intensitas cahaya yang keluar. Penetapan kadar secara spektrofotometri memegang peranan yang penting untuk penentuan kuantitatif bahan baku dan sediaan obat. Tahap-tahap penetapan kadar secara spektrofotometri adalah : 1. Menentukan panjang gelombang maksimun (λ maks ) dari zat yang akan ditetapkan kadarnya dengan alat yang akan digunakan. Dapat juga dilihat dari Farmakope Indonesia dan literatrur lain misalnya Clarke s. Panjang gelombang maksimum zat yang akan ditetapkan akan kita peroleh setelah dilakukan pengukuran dengan memasukkan kisaran panjang gelombang yang diinginkan, dan dibuat kurva kalibrasinya. 2, Menentukan linieritas kurva kalibrasi dan persamaan regresi dari kurva kalibrasinya. Untuk ini dilakukan dengan pengukuran serapan dari larutan induk pembanding yang harus diencerkan paling sedikit 5 konsentrasi yang berbeda. Pengukuran harus dilakukan dalam batas-batas serapan yang diizinkan oleh hukum Lambert-Beer yaitu berada pada kisaran : A = 0,2-0,6.

Dari data-data yang diperoleh ini dibuat kurva kalibrasi dan persamaan garis regresi dari larutan baku pembanding. Persamaan garis regresi nya: Y = ax + b Keterangan : Y = serapan sampel/cuplikan X = konsentrasi Untuk mendapatkan persamaan regresi di atas, maka harga a dapat diperoleh dari persamaan dibawah ini : a = XY ( X ) ( Y ) / n X 2 - ( X ) 2 / n Keterangan: X= konsentrasi baku pembanding ( mcg / ml ) dari berbagai konsentrasi. Y = serapan baku pembanding dari berbagai konsentrasi. n = banyaknya pengukuran serapan yang dilakukan. Jika harga a telah kita peroleh, maka harga b akan didapat dari : b = Y ax keterangan : Y = rata-rata dari absorbansi X = rata-rata dari konsentrasi Dan dengan demikian akan diperoleh persamaan garis regresinya. 3. Kadar zat yang ditentukan dapat diperoleh dengan : a. Persamaan garis regresi, yaitu mengukur serapan zat tersebut pada panjang gelombang maksimumnya dan memasukkan harga serapan yang diperoleh pada persamaan garis regresi dari larutan pembanding. b. Cara perbandingan pendekatan harga serapan (A). C sampel = C pembanding x A A pembanding sampel

Dengan syarat : harga A sampel berdekatan dengan harga A pembanding. 4. Larutan zat yang akan diukur serapannya harus jernih. Kalau tidak jernih harus disaring atau disentrifuge sehingga diperoleh filtrat yang jernih untuk diukur dengan spektrofotometri. (Salbiah, dkk. 2008) Spektrofotometer ultra violet terdiri atas empat komponen dasar yaitu : 1.Sumber energi radiasi Sumber energi radiasi ultra violet yang sering digunakan adalah hidrogen, dapat juga dipakai uap merkuri atau xenon. Kedua sumber ini menghasilkan radiasi ultra violet yang intensitasnya tinggi. 2. Monokromator Fungsi dari monokromator adalah untuk menghasilkan radiasi monokromatik yang berasal dari sumbernya yang polikromatik, atau dengan kata lain radiasi yang polikromatik diubah menjadi monokromatik. 3. Wadah Wadah yang digunakan untuk larutan sampel harus dibuat dari bahan yang transparant, misalnya silika. 4. Detektor yang dihubungkan dengan sistem pembacaan (alat pencatat). Detektor yang paling banyak digunakan untuk spektrum ultra violet dan sinar tampak adalah photo tube (tabung foto). Blok diagram komponen spektrofotometer adalah sebagai berikut : Sumber Radiasi Monokro mator Tempat Sample Detector Pembacaan / Pengamatan

Prinsip Pengukuran Spektrofotometer Bila suatu sinar monokromatis dilewatkan melalui sampel maka sebagian dari sinar tersebut terserap oleh sampel dan sebagian lagi akan diteruskan. Perbandingan antara intensitas sinar setelah melalui sampel dan intensitas sinar mula-mula disebut transmitan ( T ) T = I / I 0 Hubungan antara absorban dengan transmitan adalah : A = log 1 / T Fraksi sinar yang diabsorbsi sangat tergantung pada tiga faktor yakni absorbtivitas, tebal kuvet atau tempat sampel dan konsentrasi. Ketiga parameter ini digabungkan dan sering disebut dengan hukum Lambert Beer, yang dapat dibuat dengan persamaan : A = a x b x c Keterangan : A = fraksi sinar yang diabsorbsi a = absorbtivitas b = ketebalan lapisan medium c = konsentrasi larutan (James W. Munson, 1991)