BAB 5 Penutup. dalam ciri-ciri yang termanifes seperti warna kulit, identitas keagamaan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. menganut agama sesuai dengan keinginannya. Berlakunya Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : Pertemuan 14

BAB IV KESIMPULAN. dipenuhi dengan budaya-budaya yang beragam di mana mengakui keberagaman,

BAB I PENDAHULUAN. tampilannya yang audio visual, film sangat digemari oleh masyarakat. Film

BAB I PENDAHULUAN. satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34)

PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Keragaman memang indah dan menjadi kekayaan bangsa yang. dari pada modal bangsa Indonesia (Hanifah, 2010:2).

TINJAUAN PUSTAKA. A. Politik Identitas. Sebagai suatu konsep yang sangat mendasar, apa yang dinamakan identitas

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Konsep toleransi seperti yang dapat disimpulkan dalam film ini sangatlah

BAB V PENUTUP. mempertahankan identitas dan tatanan masyarakat yang telah mapan sejak lama.

BAB V. Penutup: Refleksi, Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,

Bab 1 Pendahuluan. telah dicekal dan dilarang peredarannya di Indonesia. Film yang masuk dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015

PENDIDIKAN PANCASILA

Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latarbelakang

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU

industrialisasi di Indonesia telah memunculkan side effect yang tidak dapat terhindarkan dalam masyarakat

Resensi Buku: Melawan Gurita Neoliberalisme. Oleh: Sugiyarto Pramono

BAB IV ANALISIS. Pustaka Pelajar, 2001, hlm Azyumardi Azra, Kerukunan dan Dialog Islam-Kristen Di Indonesia, dalam Dinamika

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

BAB V PENUTUP Kesimpulan

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender

II. PENDEKATAN TEORITIS

BAB V. Kesimpulan. A. Pengantar. B. Karakter Patronase di Alun-Alun Kidul Yogyakarta

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

B A B V P E N U T U P. Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan

BAB VII PENUTUP. 7.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kemajemukan

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIAH (SMP/MTs)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelurahan Gadang Kota Banjarmasin adalah masyarakat yang majemuk.

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

PERLINDUNGAN HAK-HAK MINORITAS DAN DEMOKRASI

SYARIAT ISLAM DAN KETERBATASAN DEMOKRASI

BAB I PENDAHULUAN. didapatkan melalui iuran wajib dari warga negaranya yang disebut pajak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat

BAB V PENUTUP. mengenai program Kampung Ramah Anak, lahir melalui proses yang simultan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA PEGAWAI KUESIONER PENELITIAN

PARTAI POLITIK DAN KEBANGSAAN INDONESIA. Dr. H. Kadri, M.Si

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.

BAB V POLA KOMUNIKASI ANTARA FORUM JURNALIS SALATIGA DENGAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA Pola Komunikasi FJS dan Pemerintah Kota Salatiga

BAB VI KESIMPULAN. sosial-politik yang melingkupinya. Demikian pula dengan Islamisasi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc.

Gereja dan Toleransi Beragama (Usaha GBKP Semarang dalam mewujudkan Toleransi antar umat beragama) FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

KORPORASI USAHA PERDESAAN SALAH SATU ALTERNATIF PENGEMBANGAN EKONOMI DESA SESUAI NAFAS PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA

BAB IV PENUTUP. yang direpresentasikan dalam film PK ditunjukan dengan scene-scene yang. tersebut dan hubungan kelompok dengan penganut agama lain.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: harga tanah. Lembaga pertanahan berkewajiban untuk melakukan

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

BAB I PENDAHULUAN. Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga tidak memicu terjadinya konflik sosial didalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki perbedaan. Tak ada dua individu yang memiliki kesamaan secara

Kalimat fakta adalah kalimat yg mengedepankan fakta nyata dan hasil temuan, dan sering kali menggunakan kutipan dari berbagai sumber sebagai penguat

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

BAB 5 PENUTUP. Utopia.com..., Raditya Margi Saputro, FIB UI, Universitas Indonesia

Sosialisme Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rencana reklamasi Teluk Benoa ini digagas oleh PT Tirta Wahana Bali

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. harus dijaga di Indonesia yang hidup di dalamnyaberbagai macam suku, ras,

TUGAS AKHIR PANCASILA BUKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penentuan Pokok Bahasan

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA

PENGERTIAN DEMOKRASI Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat. kata kratos berarti pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari masyarakat desa itu sendiri sesuai dengan apa yang sudah disepakati

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi dan pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Auditor disewa untuk memeriksa laporan keuangan oleh klien, tetapi

Informasi Mengenai LSM itu Hak Publik

SILABUS MATA PELAJARAN: SOSIOLOGI (PEMINATAN ILMU-ILMU SOSIAL)

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1977:109) dalam bukunya Teori Kesusastraan berpendapat

PANCASILA & KEBEBASAN BERAGAMA STMIK AMIKOM Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Dalam telaah-telaah ilmu sosial, bahasa menempati posisi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

FORMAT KISI-KISI PENULISAN SOAL

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat

Kehendak dan Kebebasan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengatur sebuah negara, tentu tidak terlepas dari sistem ekonomi dan

2016 PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV

Transkripsi:

BAB 5 Penutup 5.1 Kesimpulan Hidup bersama membutuhkan membutuhkan modus operandi agar setiap individu di dalamnya dapat berdampingan meskipun memiliki identitas dan kepentingan berbeda. Perbedaan tidak selalu berbentuk dan terformat di dalam ciri-ciri yang termanifes seperti warna kulit, identitas keagamaan beserta ritualnya, atau bahwa ras dan jenis kelamin. Perbedaan dalam bentuk yang paling laten seperti kepentingan, cara pandang, tafsir juga menjadi faktor penting yang menjadi ciri pembeda. Perbedaan yang bersifat laten meski tidak nampak tetapi mempengaruhi pola relasi antar individu di dalam sebuah relasi sosial di masyarakat. Ketika perbedaan menjadi sebuah kenyataan sosial di dalam hidup bersama, maka dibutuhkan sebuah jembatan agar diantara individu dengan perbedaan dapat saling bekerjasama. Jembatan tersebut sering disebut sebagai toleransi. Toleransi yang ditentukan oleh motif ekonomi dilakukan oleh satu individu atau kelompok untuk bertahan hidup. Sikap toleran dan kemampuan seorang individu atau kelompok untuk taat secara sosial terhadap berbagai aturan yang berbeda menjadi salah satu modal utama agar bisnis yang dijalankan memperoleh profit dan bisa terus berjalan. Toleransi membangun jembatan bagi setiap individu atau kelompok untuk bertukar sumber daya bagi kelangsungan hidup mereka. Sementara itu motif agama yang terdapat 1

dalam toleransi memiliki pandangan bahwa agama apapun yang dianut oleh seorang individu, mereka memiliki hak yang sama sebagai warga negara. Sebagai penganut agama seorang individu atau kelompok menafsirkan ajaran agamanya secara terbuka karena setiap pemeluk agama akan bertemu pemeluk agama lain yang berbeda. Motif politik dari toleransi muncul dalam bentuk usaha untuk mencari dukungan bagi dirinya dari kelompok yang lain. Dalam film? dukungan politik ditunjukkan dengan usaha untuk menggalang massa, sehingga ia mendapatkan pengakuan politik dari pihak yang lain yang berbeda. Toleransi sebagai nilai hidup bersama bertujuan agar individu yang saling berinteraksi dapat menjaga harmoni dalam perbedaan, yang merupakan fakta yang tidak terhindarkan. Toleransi bukan hanya persoalan mempraktikkan nilai (agama dan sosial) namun dengan sengaja menjadi strategi suatu kelompok atau orang dengan kelompok lain ketika mereka berada dalam masyarakat yang plural. Ketika kelompok atau individu hidup dalam perbedaan tiap kelompok berusaha untuk dapat mempertahankan identitasnya dan bertahan dalam perbedaan. Toleransi menjadi cara tiap orang atau kelompok untuk bernegoisasi dengan kelompok yang lain. Relasi antar kelompok dengan demikian merupakan relasi saling menyesuaikan. Dengan kata lain relasi yang terjadi adalah relasi tawar-menawar antar dua entitas yang berbeda. Berpijak dari pendapat tersebut, toleransi tidak hanya didasarkan pada sebuah pengelolaan keberagaman semata tetapi juga penting untuk memahami relasi-relasi diantara individu dalam sebuah masyarakat. Hal 2

tersebut memberikan kemungkinan bahwa toleransi dapat berbentuk secara alami di dalam masyarakat ketika terdapat kepentingan ekonomi dan sosial ekonomi. Aspek univeralisme dalam indentitas seringkali tidak mampu menjadi jawaban atas perbedaan. Mencari ciri identitas ataupun aspek moral bersama seringkali gagal karena setiap individu berpijak pada pencarian ataupun penemuan egonya. Sehingga toleransi tidak lain dan tidak bukan adalah sebuah hidup bersama dalam perbedaan yang didasarkan pada kebutuhan untuk bersama. Pertukaran sumber daya baik ekonomi atau politik menjadi sebuah alat sederhana yang memaksa setiap individu untuk berjumpa dengan lainnya dan bekerjasama. Paksaan untuk mengelola sumber daya memaksa manusia tidak lagi melihat perbedaan tetapi malahan melihat tujuan (kepentingan) bersama. Toleransi terjadi dan hanya dapat terjadi jika aspek-aspek yang melahirkan perbedaan ditinggalkan. Senyatanya identitas yang bersifat manifes seperti agama dan etnisitas tidak layak untuk diperdebatkan dan diributkan baik di tataran praktik ataupun ideologi. Seharusnya keduanya dapat hidup berdampingan. Namun apabila tidak bisa berdampingan maka paksaan dari kepentingan ekonomi dan politik memberikan peluang toleransi dan ikatan diantara individu tersebut terjadi. Konsepsi inilah yang mungkin terlihat pada ide sekularisme. Konsepsi sekularisme berbicara bahwa agama dan etnisitas serta berbagai hiruk pikuk terkait di dalamnya dibiarkan di dalam sudut ruang pribadi. Sedangkan di 3

dalam hidup bersama berbicara tentang tujuan dan kepentingan bersama. Dengan kalimat yang lebih sederhana, kepentingan tersebut adalah sebuah pertukaran sumber daya politik dan ekonomi antar individu. Metode CDA Fairclough masih cukup mumpuni digunakan untuk melihat berbagai fenomena di dalam penelitian ini. Namun, tanpa ada pendekatan pengetahuan dari Berger agaknya secara metodologi CDA tidak mampu menemukan esensi dari relasi sosial yang terjadi antara tokoh. Dan makna tersebut menjadi penting untuk melihat sejauh mana ide toleransi dikenalkan, diperjuangkan, dan dipraktikkan melalui pertukaran sumber daya. Kelangkaan sumber daya di dalam individu baik sumber daya ekonomi ataupun politik merupakan paksaan agar toleransi dapat terjadi. Toleransi memberikan kemungkinan bagi setiap individu untuk dapat berjumpa dengan individu lainnya untuk melakukan pertukaran. Ketiadaan monopoli dan ruang publik yang terbuka memungkinkan toleransi terjadi. 5.2 Rekomendasi Kehadiran negara dalam mengelola keberagaman tidak semata-mata memberikan kebijakan yang melindungi hak-hak setiap identitas individu berbeda semata. Perbedaan harus dikelola dengan pemerataan sumber daya sehingga memberikan kemungkinan setiap individu yang berbeda dapat berjumpa di dalam suatu ruang. Perjumpaan tersebut membutuhkan sikap toleransi dan juga adanya saling membutuhkan satu dengan yang lain. 4

Peran negara dalam menyikapi perbedaan tidak hanya berkutat pada perbedaan identitas semata tetapi juga melihat permasalahan ketimpangan sosial ekonomi di dalamnya. Konsentrasi sumber daya kepada salah satu etnisitas dan agama memungkinkan konflik tersebut terjadi. Agar toleransi terjadi ketimpangan tersebut harus dihilangkan agar memungkinkan terbentuknya ruang sebagai ruang hidup bersama di dalam perbedaan. 5