BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Ada beberapa definisi mengenai sistem pemerintahan. Sama halnya, terdapat bermacam-macam jenis pemerintahan di dunia. 1 Peranan pemerintah saat ini sangat mengalami perubahan yang signifikan karena sebagaimana telah diketahui bersama Good Governance pada umumnya diartikan sebagai pengelolaan pemerintahan yang baik. Kata baik disini dimaksudkan sebagai mengikuti kaidah-kaidah tertentu sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Good Governance. Tiga hal yang perlu dilaksanakan pemerintah guna terarahnya pembangunan yaitu: 1. Pemerintah sebagai Leading Sector membuat kebijakan-kebijakan dengan tegas guna mengarahkan Pembangunan sebaik mungkin sehingga seluruh sektor dapat melaksanakannya sesuai keinginan Pemerintah dengan memperhatikan berbagai instrumen khususnya dilingkup kesehatan nasional dan deerah serta diikuti dengan aturanaturan yang melandasi kebijakan tersebut. Aturan dimaksud guna memantau aturan main keseluruh sektor kesehatan serta merupakan suatu perencanaan strategis untuk seluruh sistem kesehatan. 2. Pemerintah sebagai sumber dana dalam hubungannya dengan pembiayaan-pembiayaan di ruang lingkup kesehatan yang sangat kompleks. Disamping pemerintah sebagai sumber dana, pemerintah perlu melakukan terobosan dengan donatur-donatur lainnya dari luar negeri guna mendukung pembiayaan, pemerintah diharapkan meningkatkan cakupan asuransi dan jaminan kesehatan khususnya bagi masyarakat menengah kebawah. 1 (http://id.wikipedia.org/wiki/pemerintah) 8 November 2011, di akses pada pukul 13:53 WIB 1
2 3. Pemerintah sebagai Pelayan Masyarakat, dalam hal ini pemerintah meningkatkan sumber daya aparaturnya guna dapat melaksanakan pelayanan prima untuk seluruh masyarakat. 2 Keanekaragaman jenis program pemerintah, baik itu dalam bidang ekonomi, pendidikan, budaya, sosial, infrastruktur, kependudukan, teknologi informasi dan lain sebagainya yang bertujuan untuk memakmurkan kebutuhan masyarakat menuju globalisasi dunia yang menuntut rakyat khususnya menjadi masyarakat yang kaya dari segala aspek kehidupan dan tercapainya kemakmuran Negara pada umumnya. Banyaknya program pemerintah yang telah di laksanakan oleh aparatur negara, baik itu masih dalam tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan maupun evaluasi semuanya tidak akan terlepas dari yang namanya komunikasi. Tanpa adanya komunikasi pada sebuah program maka kesemua program tidak akan mencapai target yang telah di rencanakan. Banyaknya cakupan ilmu komunikasi yang di gunakan oleh pemerintah secara tidak langsung untuk mencapai beberapa program yang telah di rencanakan hingga pada akhirnya mencapai tahapan evaluasi akhir, baik itu dengan komunikasi massa, komunikasi publik dan berbagai cakupan ilmu komunikasi lainnya, apakah itu nantinya di gunakan dengan verbal communication ataupun non-verbal communication. Berbicara mengenai program pemerintah, di tahun 2011 ini ada salah satu dari sekian banyak program yang sudah di komunikasikan oleh pemerintah yaitu Electronic Kartu Tanda Penduduk 3. Terlebih kini telah banyak teknologi yang di paparkan dari berbagai bidang baik cetak maupun audio visual di berbagai 2 (http://id.wikipedia.org/wiki/pemerintah) 8 November 2011, di akses pada pukul 16:00 WIB 3 Electronic Kartu Tanda Penduduk untuk selanjutnya akan disingkat E-KTP
3 bidang dengan istilah-istilah yang di tambah dengan e (electronic, dibaca dengan lafal i ), di antaranya : e-commerce, e-book, e-voting, dan lain-lain. Dalam hal ini, Departemen Dalam Negeri sebagai pihak penyelenggara bertindak menangani sistem kependudukan Indonesia tidak ketinggalan dalam melakukan inovasi. Salah satunya adalah dengan mencanangkan pembuatan E-KTP yang saat ini sedang dalam tahap pengujian (disebut uji petik ) di beberapa wilayah Indonesia. Sebelumnya E-KTP telah banyak digunakan di negara-negara di Eropa antara lain Austria, Belgia, Estonia, Italia, Finlandia, Serbia, Spanyol dan Swedia, di Timur Tengah yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Maroko, dan di Asia yaitu India dan China, beberapa negara yang saya sebutkan tersebut merupakan hasil rujukan yang saya dapat di beberapa website internet. Fenomena yang terjadi dalam hal penciptaan E-KTP ini sendiri di antaranya dilatarbelakangi oleh sistem pembuatan KTP konvensional di Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis data terpadu yang menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia. Fakta tersebut memberi peluang penduduk yang ingin berbuat curang terhadap negara dengan menduplikasi KTP-nya, akan menjadi penghemataan biaya operasional Negara, mengapa? karena pada akhirnya E-KTP akan menggunakan chip yang akan menjadi kartu multiguna, penciptaan kartu identitas multifungsi yang menggunakan pengamanan berbasis biometric. E-KTP merupakan dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan dan pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi
4 informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional. Yang mana penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupa kan identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup. Nomor NIK yang ada di e-ktp nantinya akan dijadikan dasar dalam penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen identitas lainnya (Pasal 13 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Adminduk). Dengan teknologi sebagai alat yang di berikan oleh Pemerintah pusat yang bertujuan sebagai digitalisasi database kependudukan yang di tujukan kepada aparat kelurahan untuk wilayah DKI, khususnya aparat kelurahan pondok kelapa dan secara umum yang mencakup wilayah Indonesia di tingkat kotamadya, kabupaten, kecamatan serta kelurahan di harapkan masyarakat dapat terpenuhi kebutuhannya dalam hal kependudukan sehingga tidak harus di repotkan melewati birokrasi yang rumit, di harapkan juga aparat kelurahan pondok kelapa khususnya mampu mengelola data kependudukan dengan memanfaatkan teknologi yang telah di berikan oleh pemerintah pusat. Aparat kelurahan pondok kelapa sebagai pelaksana dari program pemerintah pusat telah mensosialisasikan E-KTP kepada warga yang telah di lakukan pada awal bulan puasa tepatnya di bulan Agustus 2011. Hal pertama yang di lakukan adalah pengadaan teknis untuk mendukung aktifitas pelaksanaan E- KTP, di antaranya : server, jaringan komunikasi dan berbagai kebutuhan teknis secara adminstratif. Sosialisasi pada awalnya hanya di lakukan melalui surat
5 edaran sebagai media awal, surat tersebut turun melalui kelurahan pondok kelapa hingga pada akhirnya di turunkan kepada RT / RW hingga sampai kepada warga yang berada di dalam Kelurahan Pondok Kelapa Jakarta Timur. Media yang berperan dalam hal sosialisasi E-KTP yaitu berupa surat edaran dari Walikota Jakarta Timur. Adapun skema sosialisasi E-KTP sebagai berikut ; Undangan dari Sudin Dukcapil (Suku Dinas Kependudukan Catatan Sipil) Walikota Jakarta Timur yang di sampaikan kepada Kecamatan Duren Sawit lalu di disposisikan kepada Kelurahan Pondok Kelapa mengenai E-KTP yang akan di laksanakan di area kelurahan pondok kelapa. Surat-surat ataupun undangan mengenai pelaksanaan E-KTP langsung di tangani oleh Kasatlak (Kepala Satuan Pelaksana) Kelurahan Pondok Kelapa Jakarta Timur. Setelah surat undangan di sosialisasikan oleh Kasatlak, maka Kasatlak melakukan koordinasi kepada LMK (Lembaga Musyawarah Kelurahan) untuk di koordinasikan kepada aparat Kelurahan Pondok Kelapa lalu melakukan rapat koordinasi bersama tokoh masyarakat, RT / RW setempat. Yang bertujuan untuk di mulainya pelaksanaan mengenai E-KTP di RT / RW masing-masing, adapun pendataan per wilayah RT / RW terbagi menjadi beberapa gelombang dengan rentang waktu dua minggu, hal tersebut bertujuan agar pendataan yang targetnya di selesaikan di bulan Desember 2011 dapat terkordinir dengan baik dan tepat guna. Berbagai bentuk sosialisasi yang di terapkan oleh aparat kelurahan pondok kelapa masih konvensional yaitu ; penempatan poster di pendopo masing-masing RT/RW per wilayah, pada saat adanya peremajaan RT/RW yang berada dalam
6 area kelurahan pondok kelapa dan berbagai acara formal maupun non-formal yang di adakan di area kelurahan pondok kelapa. Bisa di katakan bahwa pelaksanaan E-KTP berjalan dengan baik, terbukti dengan adanya feedback dari masyarakat berupa antusias yang tinggi, hal tersebut dapat terlihat dari data statistik di bulan November 2011 per harinya bisa mencapai 500 warga datang untuk melakukan pendataan. Sistem yang telah di aplikasikan oleh aparat kelurahan telah sesuai dengan prosedur namun antusias warga menjadi sangat brutal, hal tersebut terjadi di karenakan kurang tegasnya aparat kelurahan mengkomunikasikan kepada warga bahwa E-KTP adalah program Pemerintah pusat yang kesemuanya harus di laksanakan sesuai prosedur yang telah menjadi ketetapan Pemerintah pusat untuk mencapai ketertiban dan berdasarkan jaringan komunikasi yang telah di sediakan bukan dengan cara manual. Dengan sistem sosialiasi yang masih konvensional, dan cenderung bersifat satu arah saja, penulis ingin mengetahui dan menelaah lebih lanjut mengenai sistem komunikasi internal aparat Kelurahan Pondok Kelapa dan sistem komunikasi eksternal yang diterapkan oleh mereka. Alasan apa yang menjadikan sosialisasi tersebut hanya berjalan satu arah dan menggunakan hanya satu media komunikasi saja yaitu poster yang di tempatkan di setiap balai-balai pertemuan warga dan pertemuan-pertemuan formal maupun nonformal lainnya. Komunikasi yang dilakukan oleh Aparat Kelurahan Pondok Kelapa dirasa masih kurang maksimal, mengapa? hal tersebut terjadi dikarenakan tidak adanya Humas Pemerintahan sebagaimana semestinya suatu instansi/lembaga/organisasi
7 bergerak, hal itulah yang yang menjadi kendala bagi berlangsungnya identfikasi strategi public relations dalam sosialisasi di Kelurahan Pondok Kelapa. Jika mereka mempunyai Humas Pemerintah maka sistematika dari sebuah program Pemerintah Pusat akan lebih terstruktur jelas dari mulai Penemuan Fakta ( Fact Finding), Perencanaan dan Progam ( Planning for Program), Aksi dan Komunikasi hingga Evaluasi (evaluation). 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimana identifikasi strategi public relations dalam sosialisasi E-KTP di Kelurahan Pondok Kelapa? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui identifikasi strategi public relations dalam sosialisasi E-KTP di Kelurahan Pondok Kelapa. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memiliki kegunaan dan manfaat yang besar bagi : 1.4.1. Manfaat Teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran ilmiah dan masukan atau bahan pertimbangan bagi studi khususnya sosialisasi sehingga dapat di pergunakan untuk kemajuan di hubungan pemerintahan secara umum, dan dapat di jadikan referensi bagi penelitian selanjutnya.
8 1.4.2. Manfaat Praktis : 1. Bagi Pemerintah Pusat (Kementerian Dalam Negeri), di harapkan juga menjadi kritisi ilmu komunikasi publik khususnya penerapan sosialisasi kepada warga negara Indonesia umumnya dan khususnya dalam lingkungan masyarakat kecil dengan berbagai tingkat sosial, ekonomi dan pendidikan. 2. Bagi Aparat Kelurahan Pondok Kelapa, di harapkan penulis mampu memberikan ide, kritik, saran, dan referensi bagaiman menerapkan sosialisasi yang sesuai dengan teori Ilmu Komunikasi Publik. 3. Bagi Masyarakat, di harapkan penulis mampu memberikan sumbang pikiran memahami pentingnya E-KTP, merubah masyarakat setempat menjadi lebih pro-aktif dalam hal berhubungan dengan Aparat Kelurahan Pondok Kelapa.