BAB III ANALISIS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT BAITUL MAAL HIDAYATULLAH KUDUS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Adapun kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari hasil penelitian

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Pola Manajemen Pengelolaan Dana Zakat di Lembaga Amil Zakat Baitul. Maal Hidayatullah dan Al-Haromain Kabupaten Trenggalek

PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB IV STRATEGI MANAJEMEN BAZ KOTA MOJOKERTO DALAM MENJAGA LOYALIYAS MUZAKKI< A. Urgensi Loyalitas Muzakki> Pada BAZ Kota Mojokerto

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, h.5

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

BAITUL MAAL BAHTERA. Lembaga Amil Zakat Infaq & Shadaqah. SK.Walikota Pekalongan. Nomor : 451.1/02711 Tgl. 29 Desember 2004

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA

menguntungkan untuk kemaslahatan umat. Baitul Māl FKAM Pusat berke1

PROPOSAL Waqaf Pembebasan Tempat Tinggal Panti Yatim dan Dhuafa Daarul Adzkar

LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI

BAB IV ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT NAHDLATUL ULAMA DAN PENGELOLAAN DANA TERHADAP KEBERHASILAN PENGELOLAAN LAZISNU KOTA SURABAYA

Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia

BAB II GAMBARAN UMUM LEMBAGA AMIL ZAKAT SWADAYA UMMAH. A. Sejarah Singkat Lembaga Amil Zakat Swadaya Ummah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN YDSF merupakan Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS).

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan masalah kemiskinan berarti membicarakan suatu masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DALAM PROGRAM PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU. kesejahteraan masyarakat terutama untuk mengentaskan masyarakat dari

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dideklarasikan satu dekade lalu, wacana tentang Millennium

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III PELAKSANAAN PENGELOLAAN WAKAF UANG DI BAITUL MAAL HIDAYATULAAH SEMARANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 teniang Pemerintahan Provinsi Oaerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;

LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS

BAB IV ANALISIS EFEKTIFITAS MANAJEMEN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI BMT BINTORO MADANI DEMAK. A. Manajemen ZIS di BMT BINTORO MADANI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LAZISMU PEKANBARU. A. Sejarah Singkat Berdirinya Lazismu Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 38,4 juta jiwa (18,2%) yang terdistribusi 14,5% di perkotaan dan 21,1% di

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT FASTABIQ PATI. 3.1 Sejarah Singkat Berdirinya Baitul Maal Fastabiq Pati

BAB I PENDAHULUAN. terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat atau pemerintah untuk

LAZ "SWADAYA UMMAH" N E R A C A Per : 31 Desember 2011 & 2010

pertama, Iman dan Ketaatan dari subyek amal. Dalam konteks zakat

BAB IV EFEKTIVITAS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT DI BAZ KOTA SEMARANG

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pemberdayaan Zakat oleh BAZNAS dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di. KabupatenTulungagung

PERANAN LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL BAITUL MAAL HIDAYATULLAH DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MUSTAHIQ DI KABUPATEN TULUNGAGUNG SKRIPSI

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

NAMA PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN DAN PENGEMBANGAN SDM ANAK YATIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam adalah agama yang diberikan oleh Allah SWT kepada

BAB II GAMBARAN UMUM. A. Sejarah dan Perkembangan LAZISMU Pekanbaru. tidak bisa bangkit dalam hidupnya padahal jika kita mau sungguh-sungguh

BAB IV PROFIL LEMBAGA, PEROLEHAN ZAKAT PENDISTRIBUSIANNYA PADA FAKIR MISKIN DAN ANALISA. Lembaga Amil Zakat (LAZ) Masjid Nurul Huda merupakan lembaga

BAB IV PEMBAHASAN. Departemen Agama) setelah dikeluarkannya keputusan Kepala Kantor. tentang Susunan Pengurus Badan Amil Zakat, Infaq dan shadaqah.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Secara umum Badan Lembaga Agama mempunyai tujuan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

PROPOSAL KERJASAMA SEBAR QURBAN NUSANTARA

Perkembangan Proporsi Investasi DP BNI :

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. dihadapi LAZ Sidogiri. Dapat disimpulkan bahwa LAZ Sidogiri dalam manajemen

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. manusia khususnya bangsa Indonesia, dan tidak sedikit umat yang jatuh

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pengumpulan dan Pengelolaan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH UNTUK PENGEMBANGAN DAKWAH PADA BADAN AMIL ZAKAT (BAZ) KECAMATAN PEDURUNGAN

Profil PKPU. PKPU Jl. Raya Pasar Minggu Kav.III No. 49 Duren Tiga Pancoran Pasar Minggu Telp Hotline: (021)

BAB IV ANALISIS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT BAITUL MAAL HIDAYATULLAH DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MUSTAHIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin

BAB 1 PENDAHULUAN. Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga. yang ada pada Alquran dan Hadist. Sesuai dengan namanya yaitu baitul

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

Di dalam al-quran telah disebutkan bahwa zakat diperuntukkan kepada 8 as{na>f, sebagaimana surah al- Taubah ayat 60 berikut;

BAB I PENDAHULUAN. 90-an dan setelah tahun 90-an memiliki beberapa perbedaan yang mendasar. Pada

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 93 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

yang diwajibkan Allah kepada orang-orang yang berhak. mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahala. Sedangkan

BAB III PELAKSANAAN PENYALURAN DANA ZIS UNTUK PENINGKATAN PENDIDIKAN DI YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH (YDSF) SURABAYA

BAB IV PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA SEMARANG UNTUK PENGEMBANGAN USAHA MIKRO. A. Program Pelaksanaan BAZNAS Kota Semarang dala Pendayagunaan

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENDISTRIBUSIAN DAN PENDAYAGUNAAN ZAKAT

BAB III PENYAJIAN DATA LAPANGAN

BAB III GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KABUPATEN TEMANGGUNG. 1. Sejarah Berdirinya BAZNAS Kabupaten Temanggung

BAB III GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT. 3.1 Sejarah Singkat Organisasi Pengelolaan Zakat di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan yang bersifat spritual. Firman Allah QS. Al-Māidah/5: telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini makin sering terdengar ungkapan ya ng mengatakan. bahwa dunia moder n sudah memasuki era informasi.

sebagai anggota dengan bekerjasama secara kekeluargaan. Koperasi di Indonesia berlandaskan pancasila dan undang-undang dasar 1945.

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN. A. Sejarah Pendirian KJKS BMT Istiqlal Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa

Transkripsi:

BAB III ANALISIS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT BAITUL MAAL HIDAYATULLAH KUDUS A. Profil Baitul Maal Hidayatullah Kudus 1. Sejarah Baitul Maal Hidayatullah Kudus. Baitul Maal Hidayatullah atau yang disingkat dengan BMH, merupakan lembaga amil zakat yang bergerak dalam penghimpunan dana Zakat, infaq, sedekah, kemanusiaan, dan CSR perusahaan, dan melakukan distribusi melalui program pendidikan, dakwah, sosial dan ekonomi secara nasional. BMH adalah lembaga non profit yang berkhidmat kepada masyarakat dalam upaya mengurangi jumlah kebodohan dan kemiskinan menuju kemuliaan dan kesejahteraan. BMH berawal dari Pesantren Hidayatullah yang didirikan di Gunung Tembak, Balikpapan Kalimantan Timur pada tahun 1973. Seiring pertumbuhan cabang pesantren yang mencapai di 283 daerah dan kepercayaan masyarakat dalam hal pengamanahan dan meningkat maka 27 Desember 2001 Baitul Maal Hidayatullah mendapatkan pengakuan dan apresiasi dari Kementerian Agama RI sebagai lembaga amil zakat nasional. Harapannyaa, apresiasi dan pengukuhan tersebut menjadikan pengelolaan zakat di Indonesia lebih amanah, professional dan transparan. Kini dengan hadirnya jaringan 54 kantor cabang di seluruh Indonesia, Laznas BMH kian mengukuhkan langkah untuk 42

mulia. 1 Adapun sejarah berdirinya lembaga amil zakat nasional BMH 43 memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam menunaikan serta mengoptimalkan dana ZIS yang terhimpun melalui program yang berorientasi pada kemaslahatan umat. Melalui program pendidikan, dakwah, ekonomi dan sosial merupakan upaya mengurai masalah sosial dan membangun insan yang lebih bermartabat. Kini kiprahnya tersebar di 33 provinsi, dari perkotaan hingga desa terpencil dan pedalaman. Aktifitas pemberdayaan dibangun melalui 238 pesantren yang mayoritas di daerah terpencil, ratusan sekolah serta ribuan dai yang berkiprah dan komunitas masyarakat merupakan energi untuk menjadi penggerak perubahan menuju masyarakat yang lebih berdaya, religius dan cabang Kudus tidak terlepas dari berdirinya Pesantren Hidayatullah Kudus, karena BMH memang adalah lembaga otonom di bawah naungan Ormas Hidayatullah. Adapun berdirinya Pesantren Hidayatullah Kudus bermula dari seorang santri Hidyatullah Surabaya yang ditugaskan untuk merintis Pesantren Hidayatullah Kudus. Bersama puluhan santri lainya ustadz Iman Syahid di tugaskan di kudus sedang teman-teman yang lain disebar diseluruh plosok Nusantara. Sekitar tahun 1990an Ust. Iman Syahid merintis Pesantren Hidayatullah Kudus hanya bermodal jualan majalah. Beriring berjalanya waktu serta kerjakeras beliau ahirnya pesantren 1 http://www.bmh.or.id/profil/

44 Hidayatullah Kudus berdiri dengan berbagai amal usaha dibawahnya Mulai dari PAUD, TK,SD,SMP, Koperasi, BMT serta Lembaga Amil Zakat Nasional BMH. Pada tahun 2008 BMH dibuka, mendapat legalisasi oleh BMH Pusat dengan Kepala cabang Ust. Suryanto Khumaini, SE dengan berbagai program keummatannya akhirnya BMH Kudus tetap eksis sampai sekarang. Disamping program-program keummatan lainya ahirnya tahun 2012 BMH Kudus melounching Pesantren Tahfidz untuk yatim dan Dhuafa, Kampung Berkah Mandiri, Kemandirian ekonomi Ummat (ternak sapi,kambing) dll. Untuk tahun ini BMH Kudus memiliki anak asuh sekitar 150 anak sedang Da i yang kita beri santunan sekitar 130 da i. 2 Legal Formal: SK. Menteri Agama RI No.538 Tahun 2001, tentang Pengukuhan Sebagai LAZNAS SK. Menteri Hukum dan HAM RI No.C-HT.01.09-302 TH.2005 Akta Notaris : Lilyk, SH, SP.1, No.17 tanggal 18-Nopember-2005 2. Visi dan Misi a. Visi - Menjadi lembaga amil zakat yang terdepan dan terpercaya dalam memberikan pelayanan kepada ummat b. Misi - Meningkatkan kesadaran umat untuk peduli terhadap sesama 2 wawancara dengan ketua cabang BMH kudus bapak Mahbub Kamis 13 November 2014 08:30 Wib

45 - Mengangkat kaum lemah (dhuafa) dari kebodohan dan kemiskinan menuju kemuliaan dan kesejahteraan - Menyebarkan syiar Islam dalam mewujudkan peradaban islam 3 3. Struktur Baitul Maal Hidayatullah Kudus Baitul maal Hidayatullah Kudus memiliki struktur organisasi yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang kinerja dari lembaga amil zakat itu sendiri, Adapun Struktur BMH Kudus adalah sebagai berikut : STRUKTUR ORGANISASI BAITUL MAAL HIDAYATULLAH KUDUS Dewan Syariáh Sholeh Hasyim Pengawas Imam Syahid Kepala Cabang Ahmad Mahbub, S. Pd.I Divisi Penghimpunan dan Pengembangan Agus Mulyanto Divisi Program dan Pendayagunaan Imam Santoso Staf Keuangan Nur Cholil Staf Kantor Ahmad Jauhari Staf Marketing Lukman Hakim 3 http://www.bmh.or.id/profil/

46 B. Program - Program BMH Kudus Dalam Mendistribusikan Zakat 1. Bentuk-bentuk pendistribusian zakat di BMH Kudus BMH Kudus merupakan lembaga pengelola zakat yang bertugas menghimpun dan menyalurkan zakat bagi para mustahik yang membutuhkan sesuai dengan kondisi para mustahik dimana setiap mustahik pasti memiliki kondisi dan keperluan yang berbeda-beda, sehingga nanti pendistribusian bantuan dana zakat yang akan diberikan tidak sama bentuknya. Adapun bentuk pendistribusian zakat di BMH Kudus dibagi menjadi dua yaitu: a. Bentuk Konsumtif Yaitu zakat, infaq, dan shadaqah yang dibagikan kepada mustahiq secara langsung (bersifat bantuan sesaat untuk menyelesaikan masalah yang mendesak).diantaranya disalurkan untuk bantuan konsumtif fakir miskin, ibnu sabil, bantuan anak yatim dan dhuafa serta bantuan bencana alam. Dana yang digunakan untuk kegiatan konsumtif sebesar 72,5% dari total penerimaan zakat yang ada di BMH Kudus. Dalam pendistribusian hasil pengumpulan zakat di BMH Kudus untuk kebutuhan konsumtif mustahik dilakukan berdasarkan persyaratan sebagai berikut: 1) Hasil pendataan dan penelitian kebenaran mustahik tujuh asnaf khususnya fakir miskin. 2) Mendahulukan orang-orang yng paling tidak berdaya memenuhi ketentuan kebutuhan dasar secara ekonomi dan sangat memerlukan bantuan.

47 3) Mendahulukan mustahik dalam wilayahnya masing-masing. b. Bentuk Produktif Yaitu zakat, infaq, dan shadaqah yang diberikan dalam bentuk pemberdayaan modal untuk membangun usaha. Misalnya untuk bantuan produktif berupa modal usaha atau alat ketrampilan usaha untuk mengentaskan kemiskinan. Alokasi dana yang digunakan untuk kegiatan produktif sebesar 15% dari total zakat.adapun pendistribusian hasil pengumpulan zakat produktif dilakukan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: 1) Apabila pendistribusian zakat untuk tujuh asnaf sudah terpenuhi dan ternyata masih terdapat kelebihan. 2) Terdapat usaha-usaha nyata yang berpeluang memungkinkan untuk berkembang. 3) Mendapat persetujuan dari dewan pertimbangan. 4 Mengacu dari potensi masyarakat Kudus ternyata terdapat usaha-usaha yang mampu dikembangkan dikalangan mereka. Oleh karena itu, BMH Kudus memanfaatkan dana zakat ke arah yang lebih produktif karena dirasa dengan pendistribusian produktif mampu mendatangkan hasil dan manfaat dan sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat (mustahik) terutama dalam taraf ekonomi mereka. Hal ini bukan berarti menafikan pendistribusian yang bersifat konsumtif, pendistribusian produktif dijalankan ketika kebutuhan konsumtif mustahik sudah terpenuhi. Adapun 4 Ibid, h. 7.

48 persentase untuk pendistribusian zakat dalam bentuk konsumtif 72.5% dan produktif 15% Sedangkan sisanya 12,5 % untuk Amil. 5 2. Program-program BMH Kudus dalam Pendistribusian Dana Zakat Adapun program-program pendistribusian zakat di BMH Kudus sebagai berikut : a. Program Pendidikan Bantuan langsung untuk program pendidikan, dengan peruntukan dan kegiatannya sebagai berikut : 1) Beasiswa Peduli Yatim dan Dhuafa Program Beasiswa bagi siswa yatim dan dhuafa yang tidak mampu yang di mulai dari jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA dan Perguruan Tinggi. Program ini dilakukan untuk ikut mensukseskan Program Wajib Belajar dan mengurangi angka Drop Out karena tidak terjangkaunya biaya pendidikan. 2) Beasiswa Tahfidz Program beasiswa yang diperuntukkan bagi anakanak yatim atau anak-anak yang kurang mampu yang ingin menghafal al-qur an di mulai jenjang SMP/Mts hingga SMA/MA. 5 Hasil Wawancara Bapak Kholil Staf keuangan BMH kudus Kamis 13 November 2014 11:30 Wib

49 3) Beasiswa Berkah Program beasiswa yang memberikan beasiswa pendidikan kepada anak-anak yatim, dan tidak mampu yang berprestasi di Kudus dan sekitarnya. b. Program Dakwah Bantuan langsung untuk program dakwah, dengan peruntukan dan kegiatannya sebagai berikut : 1) Peduli Da i Memberikan natura/gaji perbulan untuk para Da í di bawah naungan BMH kudus yang sudah mau berjuang di jalan allah. 2) Dai membangun Negeri : Menyebar Dai kesuluruh pelosok Indonesia untuk mengamalkan ajaran Islam. 3) Santunan Da i Memberikan sejumlah barang atau uang kepada Da i sebagai bentuk apresiasi BMH Kudus untuk para Da i yang telah ikut berjuang mengamalkan ajaran agama. Da i disini seluruh Ustadz dan guru ngaji bukan hanya sebatas Da i saja. c. Program Sosial Bantuan Langsung Untuk Program Sosial, dengan peruntukan dan kegiatannya sebagai berikut :

50 1) Santunan Yatim Piatu dan Dhuafa Santunan diberikan baik berupa pendidikan atau bantuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (sandang, pangan maupun papan) kepada anak yatim piatu baik yang berada di panti maupun non panti asuhan. 2) Pengobatan Gratis Bantuan sosial berupa pengobatan untuk para dhuafa dan korban pasca bencana 3) Khittan Massal Gratis Suatu Kegiatan yang dikhususkan untuk anakanak yatim dand huafa.di samping di khittan dapat bingkisan dan pesangon. Diadakan setiap 2 tahun sekali. 4) Kurban Berkah Nusantara Melalui program ini setiap tahun BMH Kudus mengelola, mendistribusikan daging qurban kepada masyarakat yang kurang mampu hingga ke pelosok daerah. 5) Santunan si miskin Santunan kepada kaum fakir miskin dan dhuafa yang biasanya diberikan setiap bulan sekali. 6) Bantuan Korban Bencana Alam Bantuan kemanusiaan ditujukan bagi masyarakat di daerah-daerah korban bencana alam

51 berupa alat kesehatan, obat-obatan, makanan, pakaian dan sebagainya misalnya bantuan banjir dan tanah longsor yang terjadi di kudus pada bulan januari 2014 silam. d. Program Ekonomi Bantuan langsung untuk program ekonomi, dengan peruntukan dan kegiatannya sebagai berikut : 1) Bantuan Modal Usaha Dhuafa (Usaha Kecil) Pemberian bantuan modal usaha tanpa bunga yang diperuntukkan bagi kaum dhuafa untuk menambah modal usaha yang telah berjalan agar bisa meningkatkan usahanya sehingga diharapkan nantinya bisa menjadi muzakki bagi kaum dhuafa lainnya. C. Upaya Pendistribusian Zakat BMH Kudus dalam Meningkatkan Kesejahteraan Mustahik Sebagai lembaga pengelola dana zakat, infaq, shadaqah, dan dana kemanusiaan lainnya Baitul Maal Hidayatullah Kudus berdiri menjadi jembatan harmoni antara para muzzaki dan mustahik, menyambungkan empati dalam simpul pelayanan gratis hingga pemberdayaan. Pelaksanaan penyaluran dana ZIS yang dilakukan oleh Baitul Maal Hidayatullah Kudus ditunjukkan ke arah konsumtif, sedangkan yang konsumtif dalam hal ini terwujud dalam bentuk program santunan (sosial) yang hanya bersifat meringankan

52 beban hidup sehari-hari, seperti penyaluran dana ZIS dalam bentuk bantuan santunan si miskin dan beasiswa kepada anakanak yang benar-benar dari kalangan anak yatim dan dhuafa dalam bantuan beasiswa peduli dhuafa, beasiswa thahfidz, beasiswa berkah, program ini lebih diarahkan kepada pemberdayaan mustahik. Sebab dalam program penyaluran zakat ini tujuannya untuk jangka panjang demi kesejahteraan mustahik. Program pendayagunaan dana ZIS sebelum berorientasi pada pemberdayaan mustahik pada umumnya dengan disertai target-target perubahan atas keadaan atau kondisi mustahiq untuk menjadi lebih baik dan sejahtera dari keadaan atau kondisi sebelum distribusi. Adapun Program Baitul Maal Hidayatullah Kudus yang paling berkaitan langsung dengan kesejahteraan mustahik, menurut penulis memaparkan sebagai berikut: 1. Distribusi Konsumtif a. Santunan si miskin Santunan kepada kaum miskin dan dhuafa biasanya setiap bulan sekali, dengan harapan dapat meringankan biaya hidup sehari-hari.yang di maksud kaum miskin dan dhuafa disini adalah para janda dan fakir miskin yang berusia lanjut dan kurang mampu bekerja dengan penghasilan rendah. Santunan yang diberikan yaitu : Rp100.000 / bulan

53 Dengan syarat menunjukkan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan, adapun mekanismenya pihak BMH kudus melakukan survey terhadap mustahik.data ini di peroleh dari rekomendasi tokoh masyarakat dan mustahik tersebut benar benar layak untuk menerima santunan. b. Beasiswa peduli Yatim dan Dhuafa Program beasiswa bagi siswa yatim atau dhuafa yang tidak mampu. yang di mulai dari jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA. Program ini dilakukan untuk ikut mensukseskan Program Wajib Belajar dan mengurangi angka Drop Out karena tidak terjangkaunya biaya pendidikan. Adapun jumlah yatim dan dhuafa yang kurang mampu yang disantuni oleh BMH Kudus Ada 50 anak dan diberikan rutin setiap bulan sekali. Beasiswa peduli Yatim dan Dhuafa SD/MI : 125.000/ orang jenjang SD/MI perbulan Beasiswa peduli Yatim dan Dhuafa SMP/Mts : 175.000/ Orang jenjang SMP/SMA perbulan Beasiswa peduli Yatim dan Dhuafa SMA/MA : 225.000/ Orang Jenjang SMA/MA perbulan c. Beasiswa Tahfidz Program beasiswa yang diperuntukkan bagi anakanak yatim dan dhuafa yang Ingin menghafal al-qur an

54 30 juz, di mulai jenjang SMP/Mts hingga SMA/MA, yang bertempat di Pesantren Hidayatullah Kaliwungu, Kudus. Bertujuan untuk membina anak asuh yang mengarah pemberdayaan potensi anak dalam bidang ke agamaan khususnya dalam menghafal al Qurán. Jumlah siswa SMP dan SMA ada 9 anak Dengan anggaran Beasiswa Tahfidz SMP : Rp 275.000 / anak/ bulan sedangkan Beasiswa Tahfidz SMA : 400.000 / anak/ bulan. d. Beasiswa Berkah Program pembinaan beasiswa di luar binaan BAITUL Maal Hidayatullah Kudus disertai kegiatan pembinaan berkala untuk siswa SD, SMP, SMU dan Mahasiswa dari keluarga kurang mampu dan berprestasi. Komitmen donasi Beasiswa Berkah untuk setiap anak asuh adalah rutin setiap bulan sekali. diberikan kepada 35 anak. Berikut rincian dana beasiswa : Beasiswa Berkah SD: Rp 75.000/ orang jenjang SD per bulan Beasiswa Berkah SMP: Rp 100.000/ orang jenjang SMP per bulan Beasiswa Berkah SMA: Rp125.000/ orang jenjang SMA per bulan

55 Beasiswa Berkah Mahasiswa: Rp 200.000/ orang jenjang Mahasiswa per bulan 2. Distribusi Produktif a. Bantuan Modal Usaha Dhuafa ( usaha kecil ) Pemberian bantuan modal usaha tanpa bunga yang diperuntukkan bagi kaum dhuafa untuk menambah modal usaha yang telah berjalan agar bisa meningkatkan usahanya sehingga diharapkan nantinya bisa menjadi muzakki bagi kaum dhuafa lainnya. Dalam pendayagunaanya BMH Kudus menggunakan distribusi zakat produktif untuk pinjaman modal usaha kecil dengan memberikan pinjaman mulai dari Rp 500.000 sampai Rp 3.000.000 dengan cara pengangsuran mingguan atau bulanan dalam jangka waktu 10 kali angsuran selama 10 bulan.