Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN PARE ( Momordica charantia ) SEBAGAI LARVASIDA TERHADAP AEDES AEGYPTI

ABSTRAK. EFEK LARVASIDA INFUSA DAUN GANDARUSA (Justicia gendarussa Burm. f.) TERHADAP Aedes sp. SEBAGAI VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE

ABSTRAK EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BIJI NIMBA (Azadirachta indica A. Juss) SEBAGAI LARVASIDA TERHADAP NYAMUK AEDES AEGYPTI

DAYA LARVASIDA EKSTRAK DAUN KEMANGI (OCIMUM CITRIODORUM) TERHADAP LARVA NYAMUK AEDES AEGYPTI

ABSTRAK EFEK LARVISIDA EKSTRAK ETANOL DAUN PANDAN WANGI. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) TERHADAP LARVA NYAMUK Culex sp.

ABSTRACT EFFECTS OF LIME LEAF ETHANOL EXTRACT (CITRUS AURANTIFOLIA) AS OF LARVASIDE

I. PENDAHULUAN. merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di negara negara

BAB I. Pendahuluan UKDW. data dari World Health Organization (WHO) bahwa dalam 50 tahun terakhir ini

I. PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakann penyakit yang. berkaitan erat dengan kenaikan populasi vektor Aedes aegypty.

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordica charantia) SEBAGAI LARVASIDA AEDES AEGYPTI

PEMANFAATAN DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb) UNTUK MEMBUNUH LARVA Aedes aegypti ABSTRAK

EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN CEPLUKAN (Physalis angulata L.) TERHADAP. MORTALITAS LARVA NYAMUK Aedes aegypti L. SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

ABSTRAK. EFEK LARVISIDA INFUSA KULIT JENGKOL (Pithecellobium lobatum Benth) TERHADAP Aedes sp. Pembimbing II : Dra. Rosnaeni, Apt.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis, dimana negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali ditemukan. tahun 1953 di Fillipina. Selama tiga dekade berikutnya,

BAB I PENDAHULUAN. 2011a). Tahun 2010 Indonesia tercatat sebagai negara dengan angka kejadian

ABSTRAK. KONSENTRASI OPTIMAL EKSTRAK ETANOL DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) SEBAGAI LARVISIDA TERHADAP Aedes sp.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di Indonesia dan menempati urutan pertama di Asia. Pada

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pemberian ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.)

I. PENDAHULUAN. dan mematikan bagi manusia, seperti demam berdarah (Aedes aegypti L.), malaria

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN MOJO (Aegle marmelos L.) TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III

Setelah dilakukan uji penelitian didapatkan hasil jumlah kematian larva Aedes aegypti selama 24 jam sebagai berikut :

ABSTRAK. Kata kunci : Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.), larvisida, Aedes aegypti

I. PENDAHULUAN. serangga yaitu Aedes spesies. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah. penyakit demam berdarah akut, terutama menyerang anak-anak dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. utama di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Pada tahun 2010, Indonesia UKDW

Uji Efektivitas Ekstrak Daun Kemangi Hutan (Ocimum sanctum) Terhadap Kematian Larva Instar III Aedes aegypti

I. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi di daerah tropis

I. PENDAHULUAN. aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat. kejadian luar biasa atau wabah (Satari dkk, 2005).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) TERHADAP LARVA NYAMUK Aedes aegypti SEBAGAI LARVISIDA

I. PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang. disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk betina

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bagi manusia, seperti demam berdarah, malaria, kaki gajah, dan chikungunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang menjadi vektor dari penyakit Demam Berdarah ini dikenal dengan

UJI EFEK LARVASIDA EKSTRAK DAN INFUSA BUNGA KENIKIR (Tagetes minuta L.) TERHADAP LARVA VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE Aedes aegypti L.

PENGGUNAAN BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK ETHANOL DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.) TERHADAP MORTALITAS LARVA Culex quinquefasciatus

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL Solanum Lycopersicum L. SEBAGAI LARVASIDA Aedes aegypti DI DALAM DAN DI LUAR RUANGAN

UJI EFEKTIFITAS DAUN JERUK PURUT (Citrushistrix D.C)SEBAGAI BIOLARVASIDAUNTUK MEMBUNUH VEKTOR DBD (Demam Berdarah Dengue) LARVA NYAMUK Aedesaegypti

Universitas Lampung. Abstrak. Larvacide Effects of Leaf Extract Aloe vera (Aloe vera) Against Third Instar larva of Aedes aegypti.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sebagai vektor penyakit seperti West Nile Virus, Filariasis, Japanese

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan didaerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia

I. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan di. Berdasarkan data Dinas Kesehatan kota Bandar Lampung Januari hingga 14

BAB I PENDAHULUAN. WHO melaporkan dengue merupakan mosquito-borne disease yang tercepat

ABSTRAK. EFEKTIVITAS LARVISIDA EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP Aedes sp.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami 2 musim, salah

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan penyakit yang banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis.

I. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) sampai saat ini. DBD merupakan salah satu masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan dari

I. PENDAHULUAN. Aedes aegypti L. merupakan jenis nyamuk pembawa virus dengue,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Filariasis limfatik atau lebih dikenal dengan. penyakit kaki gajah adalah salah satu masalah kesehatan

Resistensi Malathion 0,8% dan Temephos 1% pada Nyamuk Aedes Aegypti Dewasa dan Larva di Kecamatan Buah Batu Kota Bandung

Pembimbing I : Dr. Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc. Pembimbing II: Cherry Azharia, dr., M.Kes.

ABSTRAK. EFEK LARVISID INFUSA KULIT JENGKOL (Pithecollobium lobatum Benth) TERHADAP Culex sp

I. PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD), merupakan penyakit yang masih sering

KARYA TULIS ILMIAH. EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) DENGAN PELARUT METANOL SEBAGAI LARVASIDA Aedes aegypti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) atau Dengue. hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit virus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah cukup besar yang menyangkut kesehatan masyarakat di negara-negara dengan

I. PENDAHULUAN. Nyamuk Aedes Agypti merupakan vektor virus dengue penyebab penyakit

I. PENDAHULUAN. yang ditularkan ke manusia dengan gigitan nyamuk Aedes Aegypty.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Vektor demam berdarah adalah Aedes aegypti dan Aedes Albopictus.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah salah. satu penyakit yang menjadi masalah di negara-negara

ABSTRAK. EFEK INFUSA DAUN PEPAYA(Carica papaya L.) TERHADAP LARVA NYAMUK Culex sp

BAB I PENDAHULUAN. salah satu masalah kesehatan yang sangat penting karena kasus-kasus yang

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK DAUN TEMBELEKAN (Lantana camara) TERHADAP KEMATIAN LARVA Aedes aegypti

EFEKTIVITAS INFUSA DAUN ZODIA (Evodia suaveolens S.) SEBAGAI REPELEN TERHADAP

PENGARUH PEMBERIAN DOSIS EKSTRAK KULIT BUAH PARE (Momordica charantia) TEHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti

BAB l PENDAHULUAN. manusia. Nyamuk yang memiliki kemampuan menularkan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue. DBD merupakan penyakit dengan jumlah kasus yang tinggi di

BAB I. Pendahuluan. A. latar belakang. Di indonesia yang memiliki iklim tropis. memungkinkan nyamuk untuk berkembang biak dengan baik

BAB I. Infeksi virus dengue merupakan vector borne disease. Nyamuk Aedes

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang berada di daerah tropis, sehingga. merupakan daerah endemik bagi penyakit-penyakit yang penyebarannya

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit yang masih menjadi fokus utama masyarakat Internasional serta

EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.)TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III

BAB I PENDAHULUAN. Serangga mempunyai berbagai peran di ekosistem yang oleh manusia

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) DALAM MEMBUNUH LARVA Aedes aegypti

Kata Kunci: Aedes aegypti, Ekstrak Buah Pare (Momordica Charantia)

BAB I PENDAHULUAN. hari berikutnya hujan lagi. Kondisi tersebut sangat potensial untuk

ABSTRAK DAYA REPELEN MINYAK CENGKEH (Syzygium aromaticum) TERHADAP NYAMUK Aedes sp.

BAB I PENDAHULUAN. Dengue adalah salah satu penyakit infeksi yang. dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. provinsi dan 2 kota, menjadi 32 kasus (97%) dan 382 kasus (77%) kabupaten/kota pada

I. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan di negaranegara. subtropis. Penyakit ini endemik dibeberapa negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. yaitu Den-1, Den-2, Den-3, Den-4 dan yang terbaru adalah Den-5.

ABSTRAK. EFEKTIVITAS INFUSA DAUN SELASIH (Ocimum gratissimum) SEBAGAI REPELEN NYAMUK Aedes aegypti

EFEK GRANUL EKSTRAK BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) TERHADAP MORTALITAS LARVA Aedes aegypti L. SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. EFEKTIVITAS LARVISIDA KULIT BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) TERHADAP CULEX

BAB I PENDAHULUAN. beriklim tropis dengan jumlah penduduk yang tidak sedikit. Rekapitulasi data kasus hingga 22 Agustus 2011 menunjukkan Case

Transkripsi:

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Perbandingan Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Kemangi (ocinum sanctum) dan Daun Selasih (ocinum basilicum) Sebagai Larvasida Aedes Aegypti Vektor Demam Berdarah Dengue Relation Of Le Minerale Advertisement And Brand Awareness 1 Devy Noer Khadisyah, 2 Tinni Rusmartini, 3 R. A. Retno Ekowati 1,2,3 Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116 email: 1 devynoer17@gmail.com Abstract. Dengue fever is a major health problem among societies in Indonesia. There were 150 thousand cases reported in 2007. In addition, there has been an increase of the spread of the disease. The most appropriate way to eradicate the disease is by breaking the chain of the transmission as shown in its vector, namely Aedes aegypti. The use of insecticide in certain period of time will result in the resistance to the vector. One of other ways to overcome this problem is by using natural and friendly environmental insecticide or by the grow of biological plants.this research aims to find out if there is the difference of the effect of basil leaves (Ocinum Sanctum) and holy basil leaves (Ocinum Basilicum) extract to kill Aedes aegypti larvae. The method is a kind of experimental test in laboratory. This research consists of six groups of treatment for the basil leaves extract and six groups for holy basil leaves extract (concentration of 1000 ppm, 1500 ppm, 2000 ppm, 2500 ppm, 3000 ppm, and 3500 ppm). Each group was given 25 larvae. The dead larvae were counted after 24 hours. The data of observational results on the mortality of Aedes aegypti larvae would be then analyzed statistically by using one way analysis of variance (one-way ANOVA).The results of this research after observing the mortality of larvae at the lowest concentration (1000 ppm) confirmed that basil leaves extract can kill Aedes aegypty 24% of the larvae, while holy basil leaves extract can kill Aedes aegypty 15% of the larvae. At the highest concentration (3500 ppm), basil leaves extract can kill Aedes aegypty 99% of the larvae, shile holy basil leaves extract can kill Aedes aegypty 83 % of the larvae. Keywords: Aedes aegypti, Ocinum Basilicum, Ocinum Sanctum Abstrak. Demam dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Ae. aegypti. Data dari WHO bahwa di Indonesia merupakan negara dengan kasus tetinggi di Asia tenggara, sedangkan pengobatan dan vaksinasi untuk DBD belum ada, oleh karena itu cara penanggulangan yang paling tepat adalah dengan memutuskan rantai penularan yang ditujukan pada vektornya, yaitu Aedes aegypti. Penggunaan insektisida, dalam jangka waktu lama, akan menimbulkan resistensi terhadap vektor. Salah satu cara lain untuk memecahkan masalah tersebut dengan penggunaan insektisida alami yang lebih ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan efek ekstrak etanol daun kemangi dibandingkan dengan ekstrak etanol daun selasih dalam membunuh larva Ae.aegypti. Metode yang digunakan adalah eksperimental laboratori. Pada Penelitian ini dilakukan masing masiing 6 kelompok perlakuan untuk ekstrak daun kemangi dan 6 kelompok untuk ekstrak daun selasih, dengan dua kontrol yaitu, kontrol negatif dengan akuades dan kontrol positif dengan temefos. Dan dilakukan tiga kali pengulangan, pada masing masing konsentrasi yaitu konsentrasi 1000 ppm, 1500 ppm, 2000 ppm, 2500 ppm, 3000 ppm, dan 3500 ppm. Dan setiap kelompok masing- masing diberi 25 ekor larva Ae. Aegypti instart III dan IV, juga pada larutan kontrol. Jumlah larva yang mati dihitung setelah 24 jam. Kemudian dilakukan analisis statistik dengan one way analysis of variance (oneway ANOVA) yang dilanjutkan dengan uji duncan, untuk melihat perbedaan efektivitas ekstrak etanol daun kemangi dan daun selasih.hasil penelitian menunjukan kematian larva Pada konsentrasi terendah yaitu 1000 ppm, ekstrak daun kemangi dapat membunuh larva Ae. aegypti sebanyak 24% sedangkan ekstrak daun selasih dapat membunuh larva Ae. aegypti sebanyak 15%. Pada konsentrasi tertinggi yaitu 3500 ppm, ekstrak daun kemangi dapat membunuh larva Ae. aegypti sebanyak 99% sedangkan ekstrak daun selasih dapat membunuh larva Ae. aegypti sebanyak 83%. Kesimpulan dari penelitian ini, terdapat pengaruh yang bermakna pada pemberian berbagai macam ekstrak etanol daun kemangi dan daun selasih terhadap kematian larva Ae. Aegypti. Kata Kunci: Aedes aegypti, Ocinum Basilicum, Ocinum Sanctum 826

Perbandingan Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Kemangi 827 A. Pendahuluan Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue 1 yang berada dinyamuk dan paling cepat menyebar di dunia. Dalam 50 tahun terakhir, insiden telah meningkat 30 kali lipat dengan peningkatan ekspansi geografis ke negara-negara baru dan, pada saat ini, menyebar dari perkotaan ke pedesaan. 2 Di Indonesia DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat selama 41 tahun terakhir. Sejak tahun 1968 telah terjadi peningkatan penyebaran jumlah provinsi dan kabupaten/kota yang endemis DBD dari 32 dan menjadi 382 kabupaten / kota pada tahun 2009. Selain itu terjadi juga peningkatan jumlah kasus DBD, pada tahun 1968 hanya 58 kasus menjadi 158.912 kasus pada tahun 2009 di Indonesia. 4 Mencegah atau mengurangi transmisi virus dengue tergantung sepenuhnya pada kontrol vektor nyamuk atau mengurangi kontak manusia dengan vektor. Kegiatan untuk mengontrol transmisi harus menargetkan Ae. aegypti sebagai vektor utama, pada tahap immature hingga dewasa. Biasanya, nyamuk ini tidak terbang jauh, mayoritas tersisa dalam radius 100 meter dari tempat mereka muncul. Integrated vector management (IVM) adalah pendekatan strategis untuk pengendalian vektor dipromosikan oleh WHO. 2 dimana terdapat berbagai macam cara pengendalian vector nyamuk tersebut, dan salah satunya adalah dengan cara Kontrol kimia berupa larvasida. 2 Pengendalian secara kimiawi masih paling populer baik bagi program pengendalian DBD dari pemerintah ataupun dari lingkungan masyarakat. Namun, penggunaan insektisida dalam jangka tertentu akan menimbulkan resistensi vektor. Salah satu cara lain untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan penggunaan insektisida alami yang lebih ramah lingkungan atau dengan tumbuhan hayati. Indonesia terkenal kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk jenis tumbuhan yang mengandung bahan aktif larvasida. Kandungan yang terdapat pada berbagai senyawa tumbuhan seperti tektoquinon, saponin, alkaloid, flavonoid, tannin, dapat digunakan sebagai perstisida atau larvasida alami. 5 Ekstrak Ocimum sanctum ( Daun selasi ) dipelajari terhadap larva instar keempat Aedes aegypti. Dimana didapatkan Mortalitas larva tertinggi ditemukan pada ekstrak daun Ocimum sanctum terhadap larva Ae. Aegypti. 6 Selain itu aktifitas toksik larvasid dari minyak esensial dan kandungan kimia utama dari Ocimum basilicum ( Daun Kemangi ), dapat membunuh larvasida pada instar keempat. 7 Dari keterangan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penlitian dengan cara membandingkan efektifitas Ekstrak Ocimum sanctum ( Daun selasi ) dan estrak ocimum basilicum ( Daun Kemangi ) terhadap lavasida nyamuk Ae. Aegypti. maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah ekstrak daun selasih mempunyai efek larvasida terhadap Ae. aegypti dalam berbagai konsentrasi?, 2. Apakah ekstrak daun kemangi mempunyi efek larvasida terhadap Ae. aegypti dalam berbagai konsentrasi?, 3. Apakah terdapat perbedaan efek ekstrak daun selasih dan ekstrak daun kemangi dengan berbagai konsentrasi terhadap larva Ae. aegypti?. Selanjutnya, tujuan dalam penelitian ini diuraikan dalam pokok-pokok sbb. 1. Menghitung jumlah larva Ae. aegypti yang mati dalam setiap konsentrasi ekstrak daun selasih selama 24 jam perlakuan. 2. Menghitung jumlah larva Ae. aegypti yang mati dalam setiap konsentrasi ekstrak daun kemangi selama 24 jam perlakuan. 3. Menganalisis perbedaan effek ekstrak daun selasih dan daun kemangi terhadap larva Ae. Aegypti. Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016

828 Devy Noer Khadisyah, et al. B. Landasan Teori Pengendalian vektor Ae. aegypti bukan bertujuan untuk membasmi Ae. aegypti sampai tuntas. Pengendalian vektor dibagi menjadi dua golongan, yaitu pengendalian vektor alami dan pengendalian secara buatan. 8 Pengendalaian secara alami dapat disebabkan oleh pengaruh faktor-faktor ekologis yang bukan atas usaha manusia, seperti adanya gunung, lautan, sungai yang mencegah masuknya vektor ke suatu daerah, perubahan musim sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan memperpendek usia vektor, dan adanya musuh alami yang memangsa serangga vektor. Faktor- faktor ini semua secara alami sangat besar pengaruhnya pada tersedianya makanan, tersedianya tempat perindukan yang pada gilirannya akan secara alamiah membatasi jumlah telur yang ditetaskan dan usia serangga dewasanya. 8 Pengendalian secara buatan dilakukan atas usaha manusia. Bentuk kegiatan pengendaliannya dapat berupa pengendalian lingkungan, pengendalian kimiawi, pengendalian mekanik, pengendalian secara fisik, pengendalian secara biologik, pengendalian secara genetik dan pengendalian legislatif. 8 Pengendalian kimiawi dilakukan dengan menggunakan bahan kimia dengan dua tujuan yaitu untuk membunuh serangga atau yang disebut dengan insektisida, atau mengusir atau menolak serangga dan disebut repellant. 8 Terdapat dua jenis insektisida, yaitu insektisida yang bersifat kontak/non-residual dan insektisida residual. Insektisida kontak/non-residual merupakan insektisida yang langsung berkontak dengan tubuh serangga saat diaplikasikan. Aplikasi kontak langsung dapat berupa penyemprotan udara (space spray) seperti pengkabutan panas (thermal fogging) dan pengkabutan dingin (cold fogging). Insektisida residual adalah insektisida yang diaplikasikan pada permukaan suatu tempat dengan harapan apabila serangga melewati/hinggap pada permukaan tersebut akan terpapar dan mati. 9 Cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal dengan istilah mode of action dan mode of entry. Mode of action adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target site) di dalam tubuh serangga. Cara kerja insektisida secara umum dalam pengendalian vektor terbagi dalam 5 kelompok, yaitu mempengaruhi saraf, menghambat produksi energi, mempengaruhi sistem endokrin, menghambat produksi kutikula dan menghambat keseimbangan air. Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga, dapat melalui kutikula, alat pencernaan, atau lubang pernapasan. 9 Bagian-bagian berbeda dari Ocinum sanctum, seperti daun, akar, biji, bunga dan lain sebagainya telah diketahui memiliki potensi terapi dan telah digunakan, oleh praktisi medis tradisional Ocinum sanctum digunakan sebagai ekspetoran, analgetik, antikanker, antihistamin, antiemetik, diaporetik, antidiabetik, hipotensi, hipolipidemia, hepatoprotektif dan agen antistres. Ocinum sanctum L juga digunakan sebagai pengobatan untuk demam, bronchitis, arthritis dan konvulsan. 11 Senyawa kimia yang terkandung di dalam daun selasih adalah alkaloid, flavonoid, saponin, tannin dan triterpenoid. Tannin dapat menurunkan kemampuan mencerna makanan pada serangga dengan cara menurunkan aktivitas enzim pencernaan (protease dan amilase) dan mengganggu aktivitas penyerapan protein dinding usus sehingga menurunkan laju pertumbuhan dan menggangu nutrisi larva. Kandungan senyawa kimia pada daun selasih lebih banyak daripada kandungan kimia yang terdapat pada daun kemangi. 12 Volume 2, No.2, Tahun 2016

Perbandingan Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Kemangi 829 C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian mengenai perbandingan efektivitas ekstrak etanol daun kemangi (Ocinum sanctum) dengan daun selasih (Ocinum basilicum) sebagai larvasida Ae. aegypti yang dilakukan dengan menguji beberapa konsentrasi, konsentrasi yang di uji pada ekstrak etanol daun kemangi dan ekstrak etanol daun selasih berdasarkan penelitian sebelumnya adalah 1000 ppm, 1500 ppm, 2000 ppm, 2500 ppm, 3000 ppm, dan 3500 ppm. Penelitian dilakukan selama 24 jam pada suhu 25 o C dengan pengulangan sebanyak tiga kali yang dilakukan dalam waktu yang berbeda dengan menggunakan larva uji sebanyak 25 larva Ae. aegypti. Pembahasan hasil penelitian dapat dilihat pada uraian di bawah ini. Tabel 3.1 Jumlah kematian larva Ae. aegypti setelah 24 jam paparan ekstrak etanol daun kemangi (Ocinum sanctum) Jumlah Larva Mati Jumlah Rata-rata Jumlah Konsentrasi Larva No Pengulangan Ke Total Larva Jumlah Larva Mati (ppm) Uji 1 2 3 Mati Larva mati (%) 1 Kontrol + 25 25 25 25 75 25 100 2 1000 25 5 7 6 18 6 24 3 1500 25 9 11 10 30 10 40 4 2000 25 16 16 17 49 16,3 65 5 2500 25 21 22 21 64 21,3 85 6 3000 25 23 23 24 70 23,3 93 7 3500 25 25 24 25 74 24,7 99 8 Kontrol - 25 0 0 0 0 0 0 Tabel 3.2 Jumlah kematian larva Ae. aegypti setelah 24 jam paparan ekstrak etanol daun selasih (Ocinum basilicum) Jumlah Larva Mati Jumlah Rata-rata Jumlah Konsentrasi Larva No Pengulangan Ke Total Larva Jumlah Larva (ppm) Uji 1 2 3 Mati Larva mati Mati (%) 1 1000 25 3 4 4 11 3,7 15 2 1000 25 3 4 4 11 3,7 15 3 1500 25 6 7 6 19 6,3 25 4 2000 25 11 12 12 35 11,7 47 5 2500 25 15 16 15 46 15,3 61 6 3000 25 18 18 17 53 17,7 71 7 3500 25 21 20 21 61 20,3 83 8 Kontrol - 25 0 0 0 0 0 0 Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan Uji ANOVA untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan pada pemberian masing-masing konsentrasi uji terhadap larva Ae. aegypti. Agar data dapat dianalisis dengan menggunakan Uji ANOVA maka sebelumnya dilakukan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov dan untuk melihat variasi data pada hasil penelitian dilakukan uji varian menggunakan test of homogeneity of variance. Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016

830 Devy Noer Khadisyah, et al. Analisis Verifikatif 1. Uji Normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas data tentang larvasida ekstrak daun kemangi dengan menggunakan SPSS 23 diperoleh nilai signifikansi (Asymp. Sig.) yang diperoleh dari uji Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut : Tabel 3.3 Hasil Uji Normalitas Asymp. Sig Ekstrak Etanol Daun Kemangi 0,200 Ekstrak Etanol Daun Selasih 0,200 Karena nilai Probability pada uji kolmogorov-smirnov masih lebih besar dari tingkat kekeliruan 5% yaitu sebesar 0,05, maka disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas yang dilakukan adalah dengan Uji heteroskedastisitas dan didapatkan nilai residual sebagai berikut: Tabel 3.4 Hasil Uji Homogenitas Residual Ekstrak Etanol Daun Kemangi 0,957 Ekstrak Etanol Daun Selasih 0,787 Karna nilai residual pada uji homogenitas masih lebih besar dari tingkat kekeliruan 5% yaitu sebesar 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data memiliki varian yang sama (homogen) atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Analisis ANOVA Hasil uji Analisis ANOVA pada ekstrak etanol daun Selasih (Ocinum basilicum) didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 3.5 Hasil Uji Analisis ANOVA F Hitung F Tabel Asymp. Sig Ekstrak Etanol Daun Kemangi 69,759 4,929 0,001 Ekstrak Etanol Daun Selasih 80,149 4,929 0,002 Dari hasil data table diatas akan menjadi nilai uji statistit yang dibandingkan antara nilai F hitung dengan nilai F table. Dimana hasil diatas menunjukan Fhitung > Ftabel, maka pada tingkat kesalahan 5%, ( 0. 05 ), artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian konsentrasi ekstrak etanol daun Selasih (Ocinum basilicum) terhadap kematian larva Ae. aegypti. Untuk mengetahui perbedaan efektivitas ekstrak etanol daun kemangi dan ekstrak etanol daun selasih, maka dilakukan uji lanjutan dengan menggunakan Post Hoc Test yang akan dijelaskan pada table berikut: Volume 2, No.2, Tahun 2016

Perbandingan Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Kemangi 831 Ekstrak Etanol Konsmentrasi Minimum Maksimum.sig Daun Kemangi Daun Selasih 1000 5 7 1500 9 11 2000 16 17 2500 21 22 3000 23 24 3500 24 25 1000 3 4 1500 6 6 2000 11 12 2500 15 16 3000 17 18 3500 20 21 0,909 0,046 Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kemangi lebih efektif dibandingkan dengan ekstrak etanol daun selasih. Hal ini terbukti dilihat dari adanya perbedaan yang signifikan pada jumlah maksimum larva yang mati pada berbagai konsentrasi ektrak etanol daun kemangi dan ekstrak etanol daun selasih pada nilai p>0,05. D. Simpulan Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan beberapa hasil penelitian sebagai berikut: Simpulan Umum 1. Terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian konsentrasi ekstrak etanol daun kemangi (Ocinum sanctum) terhadap kematian larva Ae. aegypti. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian konsentrasi ekstrak etanol daun Selasih (Ocinum basilicum) terhadap kematian larva Ae. Aegypti. 3. Ekstrak etanol daun kemangi lebih efektif sebagai larvasida daripada ekstrak etanol daun selasih. Simpulan Khusus Terdapat perbedaan efektivitas ekstrak etanol daun kemangi dengan ekstrak etanol daun selasih terhadap kematian larva Ae. aegypti E. Saran 1. Penggunaan ekstrak etanol kemangi dan selasih sebagai larvasida menimbulkan warna dan bau pada air, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengolah ekstrak menjadi tidak berwarna dan berbau. 2. Perlu dilakukan fase lanjutan atau uji lapangan sebelum diterapkan untuk pengendalian larva. 3. Karna pelarut ekstrak menggunakan etanol menghabiskan biaya yang banyak, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui pelarut yang lebih ekonomis namun tidak menghilangkan dan mengurangi senyawa aktif yang Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016

832 Devy Noer Khadisyah, et al. terdapat pada ekstrak tersebut, serta dapat mudah larut dalam aquades. Daftar Pustaka Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014; 2015 World Health Organization (WHO). Dengue Guidelines For Diagnosis, Treatment, Prevention And Control; 2009 Kementrian kesehatan republic Indonesia 2012. Profil kesehatan Indonesia tahun 2012 Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kementrian Kesehatan RI ( Republik Indonesia ). Demam Berdarah Dengue ; 2010 Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan. Keanekaragaman Tanaman Obat sebagai Larvasida dalam Upaya Pengendalian Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) ; 2013 Vedavalli Vidyalaya, Arcot 632 503, Larvicidal activity of Ocimum sanctum Linn. (Labiatae) against Aedes aegypti (L.) and Culex quinquefasciatus (Say). India, 2008 Nov;103(6) http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18704496 Govindarajan M1, Sivakumar R, Rajeswary M, Yogalakshmi K., Chemical composition and larvicidal activity of essential oil from Ocimum basilicum (L.) against Culex tritaeniorhynchus, Aedes albopictus and Anopheles subpictus (Diptera: Culicidae). India, 2013 May;134(1) http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23391742 Asian pacific journal of tropical medicine. In vitro antiplasmodial effect of ethanolic extract of traditional medicinal plat ocinum species against plasmodium falciparum. Elsevier. 2011 Kementrian kesehatan republik Indonesia ( kementrian RI ). Filariasis di indonesia. Jakarta 2010. Departemen kesehatan RI ( Depkes RI ). Mengenal filariasis ( penyakit kaki gajah ). Jakarta 2009 Integrated Taxonomic Information System (ITIS). Ocinum tenuiflotum. ITIS. America. 2014. Integrated Taxonomic Information System (ITIS). Ocinum basilicum. ITIS. America. 2014. Volume 2, No.2, Tahun 2016