PERFORMAN SIFAT VEGETATIF, KOMPONEN HASIL, DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) DI MEDIA GAMBUT

dokumen-dokumen yang mirip
ADAPTASI BERBAGAI VARIETAS TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) TERHADAP PENGAPURAN DAN PEMBERIAN N, P DAN K DI LAHAN GAMBUT

PENGARUH PENGAPURAN DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merril

SKRIPSI. KOMPONEN HASIL DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merrill) DENGAN PEMBERIAN NAUNGAN DI LAHAN GAMBUT

PENGARUH NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata (L.))

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS TANAMAN KACANG TANAH

UJI EFISIENSI PUPUK MAJEMUK DAN PUPUK TUNGGAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (Solanum melongena, L) PADA TANAH GAMBUT DAN MINERAL

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei. Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kotamadya Pekanbaru.

PENGARUH BOBOT MULSA JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) KULTIVAR KUTILANG

PEMBERIAN SLUDGE KELAPA SAWIT DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DUA VARIETAS KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata L.)

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA MEDIA GAMBUT DENGAN PEMBERIAN URINE SAPI

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PEMBERIAN DUA JENIS PUPUK KANDANG PADA DUA KALI PENANAMAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicuml.) MENGGUNAKAN MEDIA DAN BAHAN TANAM BERBEDA

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

RESPON TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) MENGGUNAKAN BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK DENGAN DUA KALI PENANAMAN SECARA VERTIKULTUR

PERTUMBUHAN TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) PADA PANEN PERTAMA DAN KEDUA DENGAN PEMBERIAN BOKASHI DAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG DIBERI PUPUKKANDANG AYAM DENGAN KERAPATAN TANAM BERBEDA

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian

TANGGAP BEBERAPA VARIETAS KEDELAI TERHADAP PEMUPUKAN DI LAHAN KERING [THE RESPONSES OF SEVERAL SOYBEAN VARIETIES ON FERTILIZATION ON DRYLAND]

BAHAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN MATODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di

APLIKASI ABU SEKAM PADI DAN PUPUK KANDANG DI LAHAN GAMBUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI GOGO

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

LAJU PERTUMBUHAN TANAMAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KACANG HIJAU (Phaseolus radiatusl.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK GUANO SKRIPSI OLEH:

STUDI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) PADA LAHAN GAMBUT DENGAN SISTEM OLAH TANAH DAN PEMBERIAN MULSA

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN

Jurnal Online Agroekoteaknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

JURNAL SAINS AGRO

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

SKRIPSI HASIL KACANG TANAH

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK LIMBAH CAIR BIOGAS DENGAN PUPUK KANDANG AYAM PADA BIBIT KELAPA SAWIT

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan

TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DENGAN BEBERAPA PENGATURAN WAKTU TANAM KACANG TANAH PADA SISTEM TUMPANGSARI

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

SKRIPSI OPTIMALISASI PRODUKSI PADI

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

UJI BEBERAPA KONSENTRASI PUPUK CAIR Azolla pinnata PADA BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN AWAL

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

Made Deviani Duaja 1), Nelyati 1) and Hisar Tindaon 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jamabi

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI Azolla pinnata TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.))

PENGARUH JENIS DAN TINGKAT KERAPATAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max [L]. Merr)

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIABILITAS BENIH KAKAO (Theobromacacao L.)

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK TAUGE DAN DUA MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON (Anthocephalus cadama Miq)

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

III. MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 di lahan

PENGARUH BERBAGAI DOSIS PUPUK NPK MUTIARA DAN PUPUK BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Thebroma Cacao L ) PADA MEDIA TANAH GAMBUT

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

SKRIPSI. PENGARUH PEMBERIAN ABU SERBUK GERGAJI DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KAKAO (Theobroma Cacao L.)

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

PENGARUH TAKARAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAHE MERAH (Zingiber officinale var.rubrum) YANG DITANAM PADA POLYBAG

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PENGARUH URINE SAPI TERFERMENTASI DENGAN DOSIS DAN INTERVAL PEMBERIAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

EVALUASI KERAGAMAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) MUTAN ARGOMULYO PADA GENERASI M 4 MELALUI SELEKSI CEKAMAN KEMASAMAN SKRIPSI OLEH :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang Hijau ( Vigna radiata L.) merupakan salah satu tanaman legum

PENGARUH DUA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativa L.) YANG DI TANAM PADA MEDIA GAMBUT DAN TANAH MINERAL

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY CORN (Zea mays L) PADA BEBERAPA MACAM PENYIAPAN LAHAN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

RESPON PENAMBAHAN ABU SEKAM DAN DOLOMIT TERHADAP PERTUMBUHAN KEDELAI DI TANAH ALFISOL Aditya Perdanatika 1, Suntoro 2, Pardjanto 2

SKRIPSI. PENGARUH PEMBERIAN PUPUK UREA DAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON (Anthocephalus cadamba Miq)

PENGARUH MACAM PUPUK FOSFAT DOSIS RENDAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS SINGA, PELANDUK, DAN GAJAH

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dileksanakan dari bulan Juni sampai September 2013, lahan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

PENGARUH INOKULASI Rhizobium japonicum TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KULTIVAR KEDELAI DI LAHAN PASIR PANTAI

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

Vol 1 No. 3 Juli September 2012 ISSN:

III. MATERI DAN METODE

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (SolanummelongenaL.) DENGAN PEMBERIAN DUA FREKUENSI DAN BEBERAPA DOSIS URINE

KAJIAN PENANAMAN KEDELAI DI BAWAH KELAPA SAWIT UMUR EMPAT TAHUN DI PTPN III KEBUN RAMBUTAN

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KETEPENG DAN ABU SABUT KELAPA UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.)

RESPON TANAMAN PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA JENIS DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) PADA PEMBERIAN PUPUK KIESERIT

DAFTAR PUSTAKA. Andrianto, T. T. dan N Nugraha Budidaya dan Usaha Tani Kedelai, Kacang Hijau, dan Kacang Panjang. Absolut. Yogyakarta.

Transkripsi:

PERFORMAN SIFAT VEGETATIF, KOMPONEN HASIL, DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) DI MEDIA GAMBUT (Performance of Plant Growth, Yield Components and Gain Yield of Several Mungbean (Vigna radiata L.) Varieties in Peat Media) Elfi Rahmadani 1, Ana Mulyani 2, Novianti Sunarlim 3 1 Laboratorium Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Sultan Syarif Kasim Riau Kampus Raja Ali Haji Jl. H.R. Soebrantas Km 16 Pekanbaru PO Box 1004, Pekanbaru 28293 Telp.: +62-761-562051, Fax: +62-761-562052, E-mail: 2 Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Sultan Syarif Kasim Riau 3 Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Sultan Syarif Kasim Riau ABSTRACT Research was conducted from July until September 2011 at research farm of Agriculture and Animal Science Faculty of state Islamic University Sultan Syarif Kasim Riau. The objective of the research was to find the growth and yield of several mungbean varieties in peat media. The experimental design used was randomized complete block design with 15 varieties (Bhakti, Gelatik, Kenari, Kutilang, Betet, Merak, Merpati, Camar, No.129, Nuri, Parkit, Perkutut, Sampeong, Sriti, and Walet), and 3 replications. The variables observed were number days to flower and to harvest, plant height, plant dry weight, number of pods/plant, number of seeds/pod, weight of 100 seeds, and grain yield. Results of the research showed that Gelatik and Kenari varieties flowered faster that the other varieties. Sampeong varieties was the tallest plant at harvest. Different varieties caused different number of pods/plant, weight of 100 seeds and grain yield. However, number of seeds/pod was the same among varieties. Grain yield of No.129 was the lowest among the varieties. From the result of weight of 100 seeds and grain yield its was conducded that seven varieties (Bhakti, Kutilang, Betet, Nuri, Parkit, Perkutut, dan Sampeong) could be planted in peat media. Keywords: Mungbean (Vigna radiata L.), peat media, yield component, and grain yield PENDAHULUAN Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan komoditas pertanian yang penting dan mempunyai prospek baik untuk dibudidayakan. Di Indonesia kacang hijau menduduki posisi yang terakhir dibanding tanaman pangan lainnya, seperti padi, jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, dan kedelai. Perhatian masyarakat sangat kurang terhadap kacang hijau. Hal ini disebabkan oleh hasil yang dicapai per hektarnya masih sangat rendah. Tanaman kacang hijau merupakan sumber protein nabati, vitamin (A, B1, dan C), serta beberapa mineral. Jenis karbohidratnya mudah dicerna sehingga cocok untuk makanan tambahan bayi dan anak balita. Biji maupun tepung kacang hijau banyak digunakan dalam berbagai bentuk pangan, seperti bubur, roti dan mie. Sementara itu, kecambah kacang hijau (tauge) yang banyak mengandung vitamin E digunakan untuk sayur (Purwono, 2007). Produksi kacang hijau di Riau belum cukup menggembirakan pada saat ini, dan hal ini terlihat dari produksi kacang hijau yang diperoleh. Pada tahun 2008 sebesar 24.586 ton, 2009 sebesar 24.591 ton, 2010 sebesar 22.539 ton. Kebutuhan kacang hijau di Riau cukup besar yaitu 43.376 ton biji kering bersih. Konsumsi kacang hijau terbesar adalah untuk pangan dan bahan tambahan makanan dan minuman. Hal ini dikarenakan sebanyak 51% khasiat didalam kacang hijau itu sendiri sangatlah bermanfaat (Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, 2010). Rendahnya produksi kacang hijau dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah rendahnya kesuburan tanah yang dipergunakan untuk mengusahakan tanaman kacang hijau tersebut. Kesuburan tanah sangatlah mempengaruhi pertumbuhan tanaman, karena tanah mengandung unsur hara yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup tanaman. Seiring bertambahnya jumlah penduduk di Provinsi Riau, ketersediaan lahan pertanian semakin terbatas. Alternatif usaha untuk meningkatkan areal tanaman kacang hijau adalah dengan memanfaatkan lahan marginal salah satunya adalah lahan gambut. Lahan gambut merupakan tanah yang terbentuk dari bahan organik pada kondisi jenuh air dan an aerob, lahan gambut melalui 7

Jurnal Agroteknologi, Vol. 2 No. 2, Februari 2012: 7-14 proses perombakan bahan organik yang berjalan sangat lambat, sehingga terjadi akumulasi bahan organik yang membentuk tanah gambut (Abbott et al., 2001). Potensi pengembangan pertanian lahan gambut di Riau sangat besar. Menurut Wahyono dan Soeprapto (2005), Provinsi Riau memiliki tanah gambut seluas 4.043.602 ha. Di Provinsi Riau belum ada varietas kacang hijau yang toleran terhadap lahan gambut. Beberapa jenis tanaman beradaptasi pada lahan-lahan masam di daerah Kalimantan Barat, Kab. Pontianak. Lahan gambut tersebut dimanfaatkan untuk tanaman holtikultura, palawija dan kebun kelapa sawit. Menurut Unit Produksi Benih Sumber Balai Penelitian Tanaman Serealia (UPBS) tanaman kacang hijau seperti varietas Bhakti belum terbukti dapat tumbuh dengan baik pada lahan gambut di Provinsi Riau. Pengembangan tanaman kacang hijau di lahan gambut sangat memerlukan teknologi budidaya dan varietas yang toleran sehingga akan dihasilkan kacang hijau berproduksi tinggi. Varietas unggul mempunyai produksi tinggi dan umur pendek, tahan terhadap cekaman lingkungan dan hama penyakit serta tanggap terhadap pemupukan. METODE PENELITIAN. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 15 varietas dan 3 ulangan sehingga seluruhnya ada 45 unit percobaan dan terdiri dari 90 polybag yaitu 45 polybag untuk pengamatan pertumbuhan dan 45 polibag untuk pengamatan komponen hasil dan hasil. Pengacakan untuk bagan percobaan di lapangan dapat dilihat pada Lampiran 2. Perlakuan merupakan 15 varietas kacang hijau (V) yaitu: V1: Bhakti, V2: Gelatik, V3: Kenari, V4: Kutilang, V5: Betet, V6: Merak, V7: Merpati V8: Camar, V9: No.129, V10: Nuri, V11: Parkit, V12: Perkutut, V13: Sampeong, V14: Sriti, dan V15: Walet. Model RAK menurut Mattjik dan Sumertajaya (2006) adalah: Υ ij = µ +τ i + β j + ij Pengolahan Data Data hasil pengamatan dari masingmasing perlakuan diolah secara statistika dengan menggunakan Analisis Sidik Ragam RAK dan uji lanjut akan dilakukan dengan pengujian Uji Jarak Duncan (UJD) pada taraf uji 5%. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian meliputi persiapan lahan dan polibag, pemberian label, penanaman, pemeliharaan baik penyiraman, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, dan panen. Parameter Pengamatan Pengamatan yang dilakukan adalah: umur berbunga (hari), umur panen (hari), tinggi tanaman (cm), bobot kering tajuk (g/tanaman, jumlah polong/tanaman (buah), jumlah biji/polong (buah), bobot 100 biji (g), bobot biji kering (g/tanaman). HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Umur Berbunga (hari). Hasil penelitian terhadap parameter umur saat berbunga dan panen pada tanaman kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 1. Pada tabel tersebut ditunjukkan bahwa umur tanaman pada saat berbunga yang diamati berkisar antara 33 sampai dengan 39 hari sedangkan untuk umur tanaman pada saat panen berkisar antara 49 sampai dengan 76 hari. Pada umumnya varietas kacang hijau yang digunakan pada penelitian ini dapat berbunga dan panen cepat. Hal ini memperlihatkan bahwa beberapa varietas memberikan respon yang berbeda terhadap pertumbuhan pada saat berbunga dan panen. Beberapa varietas menunjukkan umur berbunga dan panen yang lebih lama dibanding dengan umur berbunga dan panen yang ditunjukkan pada deskripsi. Hal ini sangat erat kaitannya dengan faktor lingkungan tumbuh tanaman seperti tanah, iklim dan perbedaan varietas. Tabel 1. Umur Tanaman pada saat Berbunga dan Panen. No Varietas Umur Tanaman Berbunga Panen 1 Bhakti 39 hari 54 63 hari 2 Gelatik 33 hari 49 58 hari 3 Kenari 33 hari 49 58 hari 4 Kutilang 35 hari 52 62 hari 5 Betet 35 hari 52 62 hari 6 Merak 35 hari 52 58 hari 7 Merpati 35 hari 52 70 hari 8 Camar 36 hari 52 62 hari 9 No.129 38 hari 62 70 hari 10 Nuri 34 hari 49 58 hari 11 Parkit 35 hari 52 58 hari 12 Perkutut 37 hari 52 58 hari 13 Sampeon 36 hari 57 76 hari g 14 Sriti 37 hari 52 62 hari 15 Walet 35 hari 52 62 hari Menurut Sumarno (1991) pembungaan sangat dipengaruhi oleh lama penyinaran, intensitas cahaya dan suhu. Samsuardi (2005) menambahkan bahwa suatu varietas merupakan populasi genetik dari suatu jenis tanaman yang mempunyai pola pertumbuhan 8

dan tingkat produksi yang selalu berbeda-beda satu dengan yang lain. 2. Tinggi Tanaman (cm) bahwa varietas tanaman kacang hijau di media gambut memberikan pengaruh sangat berbeda nyata terhadap tinggi tanaman umur 1 bulan dan saat panen pertama. Rerata tinggi tanaman pada berbagai varietas kacang hijau di media gambut dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 memperlihatkan bahwa tinggi tanaman berbagai varietas kacang hijau di media gambut sangat berbeda nyata. Terdapat perbedaan pertumbuhan pada saat waktu berbunga dan pada saat panen. Pengukuran pada saat berbunga memperlihatkan tinggi tanaman berkisar antara 12,23 sampai dengan 26,33 cm. Sementara itu, pada saat panen tinggi tanaman berkisar 17,13 sampai dengan 34,23 cm. Hasil ini memperlihatkan bahwa ada pertumbuhan dari semua varietas dengan adanya pertambahan tinggi tanaman. Perbedaan tinggi tanaman pada varietas tanaman kacang hijau disebabkan oleh faktor genetik. Tabel 2. Rerata Tinggi Tanaman (cm) pada Berbagai Varietas Kacang Hijau di Media Gambut. No Varietas Tinggi Tanaman (cm) 1 bulan Saat Panen Pertama 1 Bhakti 19,77 abcd 27,63 ab 2 Gelatik 21,30 abc 29,23 ab 3 Kenari 24,03 abc 30,93 ab 4 Kutilang 17,37 abcd 25,03 b 5 Betet 16,97 bcd 24,07 bc 6 Merak 22,60 abc 29,23 ab 7 Merpati 24,70 ab 28,57 ab 8 Camar 15,20 cd 25,20 b 9 No.129 12,23 d 17,13 c 10 Nuri 26,33 a 31,17 ab 11 Parkit 21,63 abc 24,63 b 12 Perkutut 17,33 abcd 26,20 ab 13 Sampeong 19,00 abcd 34,23 a 14 Sriti 19,70 abcd 27,47 ab 15 Walet 23,63 abc 27,87 ab Ket.: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom, berbeda nyata pada taraf 5% menurut UJD Kurniawan (2006) menyatakan bahwa suatu varietas merupakan populasi genetik dari suatu jenis tanaman yang mempunyai pola pertumbuhan vegetatif dan tingkat produksi yang selalu berbeda-beda satu dengan yang lain. Secara umum bila dibandingkan dengan deskripsinya, tinggi tanaman kacang hijau yang dihasilkan lebih rendah dimana pada deskripsi tinggi tanaman antara 32 sampai dengan 41 cm. Rendahnya tinggi tanaman yang dihasilkan sangat berhubungan erat dengan jenis tanah yang digunakan, dimana penelitian ini dilakukan di media gambut dengan kandungan unsur hara dan ph yang rendah. Pada Tabel 2 terlihat pada tinggi tanaman tertinggi saat berbunga diperoleh varietas Nuri yang tidak berbeda dengan varietas Bhakti, Gelatik, Kenari, Kutilang, Merak, Merpati, Parkit, Perkutut, Sampeong, Sriti, Walet, dan berbeda nyata dengan varietas Betet, Camar, dan No. 129. Sementara itu saat panen tinggi tanaman tertinggi didapat dari varietas Sampeong yang tidak berbeda dengan varietas Bhakti, Gelatik, Kenari, Merak, Merpati, Nuri, Perkutut, Sriti, Walet, tetapi berbeda nyata dengan varietas Kutilang, Betet, Camar, No. 129, dan Parkit. Menurut Hakim et al., (1986), pada umumnya tanah gambut mempunyai kesuburan alami yang rendah, hal ini dipengaruhi oleh jenis bahan gambut, tingkat kesuburan serta lingkungan fisik dan kimia tanah. Jadi jelas terlihat bahwa varietas yang berbeda memiliki tanggapan yang berbeda pula terhadap lingkungan tempat tumbuh sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan vegetatifnya. 3. Bobot Kering Tajuk (g/tanaman) bahwa berbagai varietas tanaman kacang hijau di media gambut memberikan pengaruh sangat berbeda nyata terhadap bobot kering tajuk tanaman. Rerata bobot kering tajuk pada berbagai varietas kacang hijau di media gambut dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rerata Bobot Kering Tajuk (g) pada Berbagai Varietas Kacang Hijau di Media Gambut. No Varietas Rerata Bobot Kering Tajuk (g) 1 Bhakti 0,46 d 2 Gelatik 2,95 ab 3 Kenari 2,14 bc 4 Kutilang 0,40 d 5 Betet 0,84 cd 6 Merak 1,43 bcd 7 Merpati 4,25 a 8 Camar 1,42 bcd 9 No.129 1,02 cd 10 Nuri 1,82 bc 11 Parkit 2,50 b 12 Perkutut 0,81 cd 13 Sampeong 0,55 d 14 Sriti 0,52 d 15 Walet 1,51 bcd Ket.: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom, berbeda nyata pada taraf 5% menurut UJD. Data dianalisis dengan Transformasi 9

Jurnal Agroteknologi, Vol. 2 No. 2, Februari 2012: 7-14 Lakitan (1995) menyatakan bahwa unsur hara yang telah diserap oleh akar baik yang digunakan dalam sintesis senyawa organik maupun dalam bentuk ionik dalam jaringan tanaman akan memberikan kontribusi terhadap bobot kering tanaman. Tabel 3 memperlihatkan bahwa tampilan bobot kering tajuk dari berbagai varietas kacang hijau di media gambut sangat berbeda nyata. Bobot kering tajuk berkisar dari 0,40 sampai dengan 4,25 g. Varietas Merpati memiliki bobot kering tajuk tertinggi yang berbeda dengan varietas Bhakti, Kenari, Kutilang, Betet, Merak, Camar, No. 129, Nuri, Parkit, Perkutut, Sampeong, Sriti, dan Walet. Namun bobot kering tajuk varietas Merpati tidak berbeda dengan varietas Gelatik. Menurut Sulfianti (2000), pertumbuhan dinyatakan sebagai pertambahan ukuran yang mencerminkan tampilan terbaik pada 15 varietas tersebut adalah varietas Merpati dengan bobot kering tajuk 2,06 g. Hal ini diduga bahwa perbedaan varietas dalam penyerapan pupuk dasar yang diberikan berbeda-beda sehingga pertumbuhan tanaman dalam hal ini bobot kering tajuk berbeda-beda. Menurut Palawa (2000), unsur hara sangat penting dalam proses fotosintesis, Ca dan Mg yang cukup di dalam tanah ditambah dengan pemberian dari luar melalui pemupukan akan terserap tanaman sehingga memacu tanaman untuk melakukan kegiatan fotosintesis. Hasil fotosintesis akan digunakan oleh tanaman untuk pembelahan sel terutama pada bagian batang dan daun serta meningkatkan bobot kering tajuk tanaman.polong/tanaman, dimana varietas Nuri memiliki polong/tanaman paling banyak dan berbeda dengan varietas Bhakti, Kutilang, No. 129, Parkit, Perkutut, dan Sriti, namun tidak berbeda dengan varietas yang lainnya. 4. Jumlah Polong /Tanaman (Buah) bahwa berbagai varietas tanaman kacang hijau di media gambut memberikan pengaruh sangat berbeda. Rerata jumlah polong/tanaman pada berbagai varietas kacang hijau di media gambut berkisar antara 3,55 sampai dengan 13,26 antar varietas. Varietas No.129 memiliki polong paling sedikit.. Data hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. Perbedaan jumlah polong/tanaman yang didapat pada hasil penelitian ini menunjukkan besarnya pengaruh genetik pada pembentukan polong polong/tanaman, dimana varietas Nuri memiliki polong/tanaman paling banyak dan berbeda dengan varietas Bhakti, Kutilang, No. 129, Parkit, Perkutut, dan Sriti, namun tidak berbeda dengan varietas yang lainnya. Menurut Hidajat (1985), pembentukan dan pengisian polong sangat ditentukan oleh genetic tanaman yang berhubungan dengan kemampuan sumber asimilat dan tempat penumpukannya pada tanaman. Pembentukan polong juga dipengaruhi oleh suhu. Polong kacang hijau terbentuk optimal pada suhu antara 26,6 32 ºC, sedangkan pada suhu antara 31,6-40,5 ºC hanya sedikit polong yang dapat terbentuk. Tabel 4. Rerata Jumlah Polong/Tanaman (buah) pada Berbagai Varietas Kacang Hijau di Media Gambut. No Varietas Rerata Jumlah Polong/Tanaman 1 Bhakti 7,83 b 2 Gelatik 9,47 ab 3 Kenari 10,33 ab 4 Kutilang 7,64 b 5 Betet 9,99 ab 6 Merak 9,47 ab 7 Merpati 9,07 ab 8 Camar 12,77 a 9 No.129 3,55 c 10 Nuri 13,26 a 11 Parkit 8,49 b 12 Perkutut 7,45 b 13 Sampeong 12,82 a 14 Sriti 8,67 b 15 Walet 11,01 ab Ket.: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom, berbeda nyata pada taraf 5% menurut UJD. Data dianalisis dengan Transformasi 5. Jumlah Biji / Polong (Buah) bahwa berbagai varietas tanaman kacang hijau di media gambut memberikan pengaruh tidak nyata terhadap jumlah biji/polong. Rerata jumlah biji/polong pada berbagai varietas kacang hijau dimedia gambut dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 memperlihatkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara varietas yang diuji dan berkisar antara 6,30 dan 9,23. Banyaknya biji pertanaman biasanya akan dipengaruhi oleh hasil produksi yang diperoleh. 10

Tabel 5. Rataan Jumlah Biji/Polong (buah) pada Berbagai Varietas Kacang Hijau di Media Gambut. No Varietas Rataan Jumlah Biji/Polong 1 Bhakti 6,87 2 Gelatik 7,43 3 Kenari 7,37 4 Kutilang 7,50 5 Betet 7,13 6 Merak 7,67 7 Merpati 7,80 8 Camar 9,23 9 No.129 6,30 10 Nuri 8,13 11 Parkit 6,80 12 Perkutut 7,90 13 Sampeong 9,10 14 Sriti 8,67 15 Walet 7,80 6. Bobot 100 Biji (g) Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa berbagai varietas tanaman kacang hijau di media gambut memberikan pengaruh sangat berbeda nyata terhadap bobot 100 biji. Rerata jumlah bobot 100 biji pada berbagai varietas kacang hijau di media gambut dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Rerata Bobot 100 Biji (g) pada Berbagai Varietas Kacang Hijau di Media Gambut. No Varietas Rerata Bobot 100 Biji (g) 1 Bhakti 6,54 ab 2 Gelatik 5,76 bcd 3 Kenari 6,52 ab 4 Kutilang 6,54 ab 5 Betet 5,59 cd 6 Merak 5,72 bcd 7 Merpati 5,49 d 8 Camar 3,31 ef 9 No.129 6,14 abc 10 Nuri 3,84 e 11 Parkit 6,83 a 12 Perkutut 6,20 abc 13 Sampeong 3,02 f 14 Sriti 5,14 de 15 Walet 5,51 d Ket.: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom, berbeda nyata pada taraf 5% menurut UJD Dari Tabel 4.6 diketahui bahwa terdapat perbedaan antara varietas untuk bobot 100 biji kering dimana terlihat pada varietas dengan bobot yang tertinggi adalah varietas Parkit, yang tidak berbeda nyata dengan varietas Bhakti, Kenari, Kutilang, No.129, dan perkutut, tetapi berbeda dengan varietas yang lainnya. Wahda et al. (1996) menyatakan bahwa jumlah biji pertanaman yang lebih dari 100 butir, tergolong kedalam kacang hijau yang berpotensi untuk menghasilkan produksi kacang hijau yang tinggi, tetapi banyaknya biji juga harus ideal artinya harus mempertimbangkan ukuran biji karena jumlah biji yang terlalu banyak sering mengakibatkan ukuran biji menjadi kecil. 7. Hasil Biji Kering (g). Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa berbagai varietas tanaman kacang hijau di media gambut memberikan pengaruh sangat berbeda nyata terhadap hasil biji kering. Rerata hasil biji kering pada berbagai varietas kacang hijau di media gambut dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rerata Hasil Biji Kering (g/tanaman) pada Berbagai Varietas Kacang Hijau di Media Gambut No Varietas Rerata hasil biji kering (g/tanaman) 1 Bhakti 3,68 a 2 Gelatik 4,39 a 3 Kenari 4,79 a 4 Kutilang 4,20 a 5 Betet 4,23 a 6 Merak 4,44 a 7 Merpati 4,81 a 8 Camar 4,05 a 9 No.129 1,95 b 10 Nuri 4,75 a 11 Parkit 4,86 a 12 Perkutut 4,00 a 13 Sampeong 4,43 a 14 Sriti 4,01 a 15 Walet 5,00 a Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom, berbeda nyata pada taraf 5% menurut UJD. Tabel 7 memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan hasil biji kering/tanaman antara varietas yang diuji. Varietas No.129 memiliki hasil biji kering paling rendah dan berbeda secara nyata dengan varietas yang lainnya dengan hasil berkisar antara 1,95 dan 5,00 g/tanaman. Hal ini dikarenakan dari sifat genetik varietas-varietas tersebut yang mampu beradaptasi sehingga menghasilkan hasil biji kering yang lebih tinggi dibanding dengan 11

Jurnal Agroteknologi, Vol. 2 No. 2, Februari 2012: 7-14 varietas No.129. Kecepatan penumpukan bahan kering dan biji yang relatif cukup besar menyebabkan varietas memiliki hasil per tanaman yang relatif besar. Varietas Nuri dan Sampeong memiliki jumlah polong/tanaman terbanyak dibandingkan dengan varietas yang lain. Sementara itu untuk parameter bobot 100 biji, varietas Nuri dan Sampeong memiliki bobot 100 biji terendah. Turmudi dalam Gustianto (2010) menyatakan bahwa hasil per tanaman ditentukan oleh jumlah polong (biji) dan berat per biji setiap varietas. KESIMPULAN 1. Dari 15 varietas kacang hijau, varietas Gelatik dan Kenari memiliki umur berbunga lebih cepat dari yang lainnya. 2. Perbedaan varietas menye-babkan perbedaan tinggi tanaman pada umur 30 hari dan saat panen, serta berat kering tajuk umur 30 hari. 3. Perbedaan varietas menye-babkan perbedaan jumlah polong/tanaman dan bobot 100 biji sedangkan jumlah biji/polong sama. 4. Dilihat dari bobot 100 biji dan hasil biji kering dapat disimpulkan bahwa 7 varietas (Bhakti, Kutilang, Betet, Nuri, Parkit, Perkutut, dan Sampeong) dapat ditanam di media gambut. DAFTAR PUSTAKA Abbott, R. E., M. E. Esington and J. T. Ammons, 2001. Lime-Stabilized Biosoil Mixture in Mine Soil Reclamation. Journal of Environmental Quality, 30:608-616. Andriano, D. C and J. T., Weber, 2001. Influence of Fly Ash on Soil Physical Properties and Turfgrass Estabilishment. Journal of Environmental Quality, 30:596-601. Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. 2010. Riau Dalam Angka. BPS. Pekanbaru. 105-107 p. Baharsyah, J. S., D. Suardi dan I. Las. 1985. Hubungan Iklim dengan Pertumbuhan Kedelai In Kedelai. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. 68 73 Gustianto. 2010. Tampilan Sifat Vegetatif dan Komponen Hasil Berbagai Genotipe Kedelai (Glycine max L. Merr). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pekanbaru. Hakim, L.1990. Pengaruh Defoliasi pada Berbagai Pertumbuhan dan Komponen Hasil Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Varietas Merak. Skripsi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Hakim, N., Y. Nyapka, A. Lubis, S. G. Nugroho, M. A. Saul. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung. Lampung. 305 p. Hanafiah, K. A. 2005. Biologi Tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 102 p. Kurniawan. 2006. Respon Beberapa Varietas Kacang Hijau (Vigna radiata. L) terhadap Naungan. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pekanbaru Lakitan. 1995. Hortikultura, Teori Budidaya dan Pasca Panen. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 102 p. Lisdiana. 2000. Budidaya Kacang-kacangan. Kanisius. Yogyakarta. 206 p. Lingga, P. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 360 p. Mattjik, A. A dan I., M. Sumertajaya. 2006. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. IPB. Bogor. 276 p. Samsuardi. 2005. Uji Jarak Tanam Pada Beberapa Varietas Kacang Hijau (Vigna radiata L.) di lahan Gambut. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pekanbaru Sumarno. 1991. Kedelai dan Cara Budidaya. CV Yasa Guna. Jakarta. 56 hal. Palawa, A. L. 2000. Pemberian Dolomit dan Tembaga Sulfat pada Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata. L) di Medium Bergambut. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pekanbaru Purwono. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta. 210 p. 12

Sulfianti, 2000. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Pelengkap Cair (PPC) pada tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.) di Beberapa Medium Tumbuh. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pekanbaru. Wahyono. R. dan H. S. Suprapto. 2005. Sebaran Gambut dan Kandungan Karbon di Sumatra dan Kalimantan. Wetlands Internasional. Bogor. 65 p. 13