BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG STANDARISASI PENGELOLAAN DAYA TARIK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali, merupakan barometer perkembangan pariwisata nasional. Pulau

1 BAB I PENDAHULUAN. menghadapi krisis global seperti tahun lalu, ketika penerimaan ekspor turun tajam.

DAFTAR ISI Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Keaslian Penelitian.

PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS DESA ADAT DI DESA PENGLIPURAN KABUPATEN BANGLI

PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Sibangkaja merupakan suatu desa yang terletak di Kecamatan

dari laut serta karangnya sampai kepada keindahan panorama gunung yang masyarakat lokal sampai kepada tradisi adat istiadat masyarakat Bali.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Bali sebelum tahun 1980 terfokus pada sektor pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam, sehingga keadaan

DAFTAR ISI. Halaman. PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii. ABSTRAK...iii. ABSTRACT... iv. PERNYATAAN... v. KATA PENGANTAR vi. DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan

KAWISTARA. VOLUME 4 No. 2, 17 Agustus 2014 Halaman

BAB VI KESIMPULAN. berikut : Investasi industri pariwisata dengan didukung keputusan politik ekonomi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

Denpasar,28 Juli Gusti Made Sugiwinata

I. PENDAHULUAN. memiliki julukan lumbung beras Provinsi Bali, memiliki luas 839,33

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

VERNAKULAR-TA.428-SEMESTER GENAP-2007/2008 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR-S1 FPTK-UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

LAPORAN SEMINAR TUGAS AKHIR Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi di Rendang, Karangasem BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata budaya mengalami perkembangan yang positif. Keselarasan antara

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

Oleh : Slamet Heri Winarno

LAMPIRAN. Lampiran 1. Peta Pola Ruang Kabupaten Lampung Selatan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. jelas. Setiap kali mendengar nama Pulau Bali, yang langsung terlintas di kepala

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRACT. Keywords: Synergy, Desa Adat, Pengelola Pariwisata, Tourism Development, Tourism Village

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. besar dari sejak awalnya berdirinya desa (kurang lebih 150 tahun yg lalu)

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vi Daftar Tabel... ix Daftar Diagram... x

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN WADUK SERMO

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. Bertolak dari kajian dan hasil analisis pada Bab sebelumnya maka dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. stabilitator lingkungan perkotaan. Kota Depok, Jawa Barat saat ini juga

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

Lampiran 1. Peta Rencana Pola Ruang Pantai Selatan

KAJIAN WUJUD KESIAPAN MASYARAKAT TERHADAP KEBUTUHAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA AGRO BANGUNKERTO, SLEMAN, YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

METAMORFOSA HUNIAN MASYARAKAT BALI

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V ARAHAN PELESTARIAN PERMUKIMAN TRADISIONAL BALI AGA DAN REKOMENDASI

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

STUDI KINERJA INDUSTRI PARIWISATA Pertumbuhan Wisatawan, Perhotelan, Perjalanan Wisata, dan Transportasi

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENGEMBANGAN EKOWISATA ALAM DAN BUDAYA DI KABUPATEN MERANGIN - PROPINSI JAMBI TUGAS AKHIR

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PETA...

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

BAB 1 PENDAHULUAN. gb Peta Kawasan Wisata Pantai Lebih Gianyar Bali Sumber. Brosur Kabupaten Gianyar

DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) I.Keterangan. 1. Daftar pertanyaan (angket) ini disusun untuk digunakan sebagai alat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

ANALISIS POTENSI WILAYAH UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. negara yang memiliki kawasan pesisir yang sangat luas, karena Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata di Indonesia mendapat perhatian cukup besar dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 6.1 Kesimpulan. sebagai berikut: Pertama, di Kawasan Candi Cetho masih terdapat berbagai

INTENSITAS DAMPAK LINGKUNGAN DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA (Studi Kasus Pulau Karimunjawa, Taman Nasional Karimunjawa)

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... MOTTO... PRAKATA...

RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA

HOTEL RESORT DI KAWASAN POSONG, TEMANGGUNG

BAB I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang -1-

BAB V PENUTUP. Margasatwa dan Budaya Kinantan Bukittinggi Melalui Konsep Sustainable. 2. Sarana dan fasilitas perlu ditingkatkan pengawasannya.

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik wisata tersebut berada mendapat pemasukan dan pendapatan.

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Pembimbing... Pernyataan Penulis... Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Ucapan Terimakasih... Daftar Isi...

BAB V PRINSIP PENGEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB VI KESIMPULAN. tenggara Pulau Bali. Dari Pulau Bali, Nusa Lembongan hanya bisa ditempuh

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

HOTEL RESORT DI CIHIDEUNG LEMBANG - JAWA BARAT

Konsep Wisatawan Konsep Tentang Strategi Konsep Pengembangan Konsep Perencanaan Pariwisata

8.1 Temuan Penelitian

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

BAB II POTENSI DAN PERMASALAHAN KAWASAN OBYEK WISATA CEKING TERRACE

Ruang Jlajah Deso Ruang Ziaroh / titik makom Ruang Dedhadaran Ruang Parkir...

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA DI KORIDOR SUNGAI CILIWUNG, JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

REVITALISASI TAMAN BALEKAMBANG SEBAGAI TEMPAT REKREASI DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PROFIL INFORMAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil dari masing-masing informan

BAB I PENDAHULUAN -1- pepeoeoeoekonhcfkjsnfo. SEMINAR TUGAS AKHIR FASILITAS PENUNJANG pepeoeoeoekonhcfkjsnfo

BAB VI PENUTUP. kualitas maupun kuantitas komponen wisata. Secara garis besar kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

Transkripsi:

7 DAFTAR ISI Halaman Persetujuan Pernyataan Prakata Daftar isi Daftar Tabel Daftar Gambar ii iii iv vii x xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1.2 Permasalahan 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Ekowisata dalam Perspektif Multidisiplin 2.1.2 Kajian Ekowisata di Indonesia 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan 2.2.2 Konsep Ekowisata 2.2.3 Prinsip-Prinsip Ekowisata 2.2.4 Tipologi Ekowisata 2.2.5 Produk Ekowisata 2.2.6 Pelibatan Masyarakat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian 3.2 Tahapan Alur Penelitian 3.3 Lokasi Penelitian 3.4 Metode Penggalian dan Analisis Data 3.4.1 Metode Penggalian Data 3.4.2 Metode Analisis Data dan Penyajian Hasil Penelitian 3.5 Jadwal Penelitian BAB IV GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN, PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN EKOWISATA BALI 4.1 Potret Wilayah Penelitian

8 4.1.1 Provinsi Bali 4.1.2. Potret Wilayah Mikro 4.1.2.1 Desa Taro 4.1.2.2 Desa Pengelipuran 4.1.2.3 Banjar Dukuh, Sibetan 4.2 Perkembangan Pariwisata Bali 4.2.1 Periode 1920-1950 4.2.2 Periode 1950-1970 4.2.3 Periode 1970-1998 4.2.4 Periode 1998-2013 4.2.5 Pengaruh Perkembangan Pariwisata terhadap Lingkungan 4.3 Perkembangan Ekowisata Bali BAB V TIPOLOGI EKOWISATA BALI 5.1 Tipologi Ekowisata Bali 5.2.1 Basis Argumentasi dan Teknik Pembuatan Tipologi 5.2.2 Tipologi Ekowisata 5.3. Sebaran Ekowisata Bali: Sebuah Analisis Kewilayahan BAB VI PERKEMBANGAN, PROBLEMATIKA, STRATEGI PENGELOLAAN, DAN DAMPAK EKOWISATA TIPE INVESTOR 6.1 Proses Perkembangan,Problematika, dan Strategi 6.1.1 Pelibatan Masyarakat 6.1.2 Produk Ekowisata 6.1.3 Kelembagaan Ekowisata 6.2 Dampak Pengembangan Ekowisata 6.2.1 Dampak Lingkungan 6.2.2 Dampak Ekonomi 6.2.3 Dampak Sosial Budaya 6.4 Problematika dan Sebaran Pengaruh 6.4.1 Mengikuti Selera Pasar 6.4.2 Sebaran Pengaruh 6.5 Kesesuaian Praktik Ekowisata dengan Prinsip-Prinsip Ekowisata 6.6 Refleksi: Dinamika Proses Pelibatan Masyarakat 6.6.1 Peran Aktor dan Makna Pemberdayaan 6.6.2 Rwa Bhineda versi Taro Kaja 6.6.3 Dari Tipe Investor menuju Hibrid (Campuran/Campuh)

9 BAB VII PERKEMBANGAN, PROBLEMATIKA, STRATEGI 250 PENGELOLAAN, DAN DAMPAK EKOWISATA TIPE PEMERINTAH 7.1 Proses Perkembangan,Problematika, dan Strategi 250 7.1.1 Pelibatan Masyarakat 252 7.1.2 Produk Ekowisata 258 7.1.3 Kelembagaan Ekowisata 272 7.2 Dampak Pengembangan Ekowisata 276 7.2.1 Dampak Lingkungan 276 7.2.2 Dampak Ekonomi 280 7.2.3 Dampak Sosial Budaya 284 7.3 Problematika dan Upaya Melawan Dominasi 288 7.4 Kesesuaian dengan Prinsip-Prinsip Ekowisata 291 7.5 Refleksi:Dinamika Proses Pelibatan Masyarakat 295 7.5.1 Peran Aktor dan Pola Relasi 295 7.5.2 Dari Tipe Pemerintah menuju Hibrid (Campuran/Campuh) 297 BAB VIII PERKEMBANGAN, PROBLEMATIKA, STRATEGI 304 PENGELOLAAN, DAN DAMPAK EKOWISATA TIPE MASYARAKAT 8.1 Proses Perkembangan, Problematika, dan Strategi 305 8.1.1 Pelibatan Masyarakat 305 8.1.2 Produk Ekowisata 322 8.1.3 Kelembagaan Ekowisata 336 8.2 Dampak Pengembangan Ekowisata 345 8.2.1 Dampak Lingkungan 346 8.2.2 Dampak Ekonomi 348 8.2.3 Dampak Sosial Budaya 355 8.3 Problematika dan Perluasan Gerakan Ekowisata Desa 359 8.3.1 Persoalan Krisis Kader Penggerak Ekowisata 359 8.3.2 Ujian bagi Keberdayaan Masyarakat 362 8.3.2 Bali DWE: Perluasan Gerakan Ekowisata Desa 367 8.4 Kesesuaian dengan Prinsip-Prinsip Ekowisata 374 8.5 Refleksi:Dinamika Proses Pelibatan Masyarakat 363 8.5.1 Peran Aktor dan Pola Relasi 377 8.5.2 Dari Tipe Masyarakat menuju Hibrid (Campuran/Campuh) 380 BAB IX STRATEGI PENGEMBANGAN TIGA TIPE, PERKEMBANGAN PELIBATAN MASYARAKAT, DAN MODEL PENGEMBANGAN EKOWISATA TRI NING TRI 386

10 9.1 Perbandingan Tiga Tipe Ekowisata 388 9.1.1 Penerapan Prinsip-Prinsip Ekowisata 388 9.1.2 Strategi Pengembangan Ekowisata 394 9.2 Ekowisata Bali: Tri Ning Tri (Uttama, Madya, Nista) 416 9.2.1 Tri Ning Tri:Mengelola Ruang Hidup Bersama (peduwen sareng) 416 9.2.2 Rwa Bhineda dalam peduwen sareng 426 9.2.3 Refleksi:Dinamika Pelibatan Masyarakat 9.2.4 Model Strategi Pengembangan Ekowisata Tri Ning Tri 433 438 BAB X KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 445 10.1 Kesimpulan 445 10.2 Saran/Rekomendasi 449 DAFTAR PUSTAKA 461 LAMPIRAN 462

11 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Model Partisipasi menurut Arnstein, Pretty, dan Tosun 59 Tabel 3.1 Sumber Data dan Teknik Pemerolehan Data 70 Tabel 3.2 Jadwal Penelitian 71 Tabel 4.1 Luas Wilayah, Jumlah Kecamatan dan Desa Per Kabupaten se Bali 75 Tabel 4.2 Luas Lahan Menurut Ketinggiannya pada Tiap Kabupaten/Kota di Bali 77 Tabel 4.3 Penggunaan Lahan di Desa Taro 88 Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Desa Taro Menurut Kelompok Umur 90 Tabel 4.5 Jenis Tanaman Budidaya di Desa Taro 92 Tabel 4.6 Pola Penggunaan Lahan Desa Adat Penglipuran 98 Tabel 4.7 Komposisi Penduduk Penglipuran Menurut Tingkat Pendidikan 99 Tabel 4.8 Komposisi Penduduk Penglipuran menurut Mata Pencaharian 100 Tabel 4.9 Jenis Industri kecil, Perdagangan, dan Jasa 100 Tabel 4.10 Pertumbuhan jumlah wisatawan asing dan kapasitas hotel (1970-112 2009) Tabel 4.11 Gambaran Penciutan Luas Sawah Bali dari 1980-2025 129 Tabel 5.1 Tipologi Ekowisata di Bali 141 Tabel 5.2 Karakteristik Beberapa Taman Satwa di Bali 144 Tabel 5.3 Ekowisata Pola Serba Tiga Tri Ning Tri 175 Tabel 6.1 Bentuk Produk dan Atraksi Ekowisata pada Wisata Gajah Taro 193 Tabel 6.2 Perbandingan Harga paket trecking Gajah Siang dan Malam Hari 194 Tabel 6.3 Perubahan Ruang Ekologi Banjar Taro Kaja ke dalam Zona-zona 211 Khusus setelah masuknya Investor Taman Wisata Gajah Taro Tabel 6.4 Optimalisasi Potensi Kekayaan Alam ke dalam Nilai Ekonomi di 225 Banjar Taro Kaja Tabel 6.5 Pendapatan yang diperoleh Banjar Taro Kelod 227 Tabel 6.6 Analisis Koherensi antara Prinsip Ekowisata dengan Tata Kelola 238 Produk Ekowisata Bertipe Investor (Taro Kaja) Tabel 6.7 Idealita dan Realitas Pelibatan Masyarakat versus Realita yang terjadi 243 di Taro Kaja Tabel 6.8 Tahapan Perkembangan Ekowisata Taro 247 Tabel 7.1 Keberadaan dan Jenis Akomodasi yang Tersedia di Desa Pengelipuran 269 Tabel 7.2 Data Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Obyek dan Daya Tarik 280 Wisata di Kabupaten Bangli Tahun 2007-2011. Tabel 7.3 Manfaat Ekonomi Pengelolaan Desa Wisata di Desa Penglipuran, 281 Kubu, Bangli. Tabel 7.4 Retribusi pada Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Bangli 284 Tahun 2007 2012. Tabel 7.5 Perkembangan Problematika ekowisata Penglipuran (Tahun 1992 dan 285 Tahun 2013). Tabel 7.6 Analisis Koherensi antara Prinsip Ekowisata dengan Tata Kelola 293 Produk Ekowisata Bertipe Pemerintah (Pengelipuran) Tabel 7.7 Tahapan Perkembangan Ekowisata Pengelipuran 299

12 Tabel 8.1 Komponen Produk Ekowisata, Program, dan Kegiatannya 325 Tabel 8.2 Materi Cerita pada Setiap Titik Perhentian Jalur Trecking Dukuh 329 Tabel 8.3 Mekanisme Pembagian Dana setiap Pembayaran Kunjungan Wisatawan 352 Tabel 8.4 Pendapatan dan Distribusi Hasil Usaha JED (2007-2011) 354 Tabel 8.5 Jumlah Wisatawan dan Pembayaran JED ke Desa (2007-2011) 354 Tabel 8.6 Lembaga Baru yang Muncul setelah Tahun 2000 356 Tabel 8.7 Analisis Koherensi antara Prinsip Ekowisata dengan Tata Kelola 375 Produk Ekowisata Bertipe Masyarakat (Dukuh,Sibetan) Tabel 8.8 Tahapan Perkembangan Ekowisata Dukuh 381 Tabel 9.1 Perbandingan Penilaian Beberapa Prinsip Ekowisata di Tiga Tipe 389 Tabel 9.2 Pengurutan Perbandingan Penilaian Beberapa Prinsip Ekowisata di 391 Tiga Tipe Tabel 9.3 Perbandingan dalam Strategi Pengembangan Ekowisata di Tiga 395 Desa/Tipe. Tabel 9.4 Implementasi Tri Mandala dalam Pengembangan Ekowisata Tri Ning 420 Tri Tabel 9.5 Pemaknaan Ekowisata Tri Ning Tri (Nista, Madya, Utama) 426

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.2 Karakteristik Ekowisata menurut Weaver 45 Gambar 3.1 Kerangka Alur Penelitian 65 Gambar 4.1 Pulau Bali: Lokasi Penelitian 75 Gambar 4.2 Peta Sebaran Air Tanah dan Mata Air 79 Gambar 4.3Peta Wilayah Desa Taro, Kecamatan Tegalalang 87 Gambar 4.4 Peta Wilayah Desa Pengelipuran 97 Gambar 4.5 Peta Wilayah Banjar Dukuh, Sibetan 105 Gambar 5.1 Peta Sebaran Ekowisata di Bali 170 Gambar 6.1 Puri Ubud, simbol patronase masyarakat Taro Kaja 185 Gambar 6.2 Paket wisata trecking menunggang gajah Sumatera. 191 Gambar 6.3 Akses Jalan menuju Taro Kaja dan Fasilitas Parkir BEP 198 Gambar 6.4 Papan nama beberapa lembaga yang terdapat di Desa Taro 200 Gambar 6.5 Hutan adat Taro yang dikeramatkan 206 Gambar 6.6 Lembu putih yang telah dikandangkan 207 Gambar 6.7Timbunan Kotoran Gajah 212 Gambar 6.8 Saluran irigasi yang rusak tergerus akibat aliran buangan air limbah 213 kolam gajah Gambar 6.9 Keberadaan gajah yang dipertanyakan pihak legislatif propinsi Bali 215 Gambar 6.10 Karyawan wisata gajah 220 Gambar 6.11 Peran Aktor dan Pola Relasi yang Terbentuk dalam Proses 241 Perkembangan Ekowisata di Taro Kaja Gambar 7.1 Prasasti desa wisata di pintu masuk desa wisata Penglipuran 253 Gambar 7.2 Kantor sekretariat Pengelola Pariwisata Penglipuran 253 Gambar 7.3 Angkul-angkul Pekarangan Warga Penglipuran 255 Gambar 7.4 Jalan Desa Penglipuran 255 Gambar 7.5 Warung di Penglipuran 255 Gambar 7.6 Pura Penataran sebagai core pemukiman Desa Penglipuran 260 Gambar 7.7 Jalan utama yang membelah desa 260 Gambar 7.8 Bale panjang di jaba tengah Pura Penataran, tempat majelis uluapad 263 bersidang. Gambar 7.9 Karang mamadu 263 Gambar7.10 Hutan bambu dan bambu yang siap dipakai bahan atap. 266 Gambar7.11 Peran Aktor dan Pola Relasi yang Terbentuk dalam Proses 296 Perkembangan Ekowisata Pengelipuran Gambar 8.1 Kegiatan wisatawan di Dukuh 323 Gambar 8.2 Jalur Trecking Ekowisata Dukuh 326 Gambar 8.3 Tenda payung dan paket kebun salak 331 Gambar 8.4 View Pemukuran 332 Gambar 8.5 Paket kebun dan penginapan milik penduduk 333 Gambar 8.6 Berbagai Olahan Buah Salak 335 Gambar 8.7 Proses Produksi Wine Salak 336 Gambar 8.8 Bale banjar menjadi sentral sekretariat sekehe-sekehe 337

14 Gambar 8.9 Struktur organisasi Pengelola Ekowisata Dukuh 338 Gambar 8.10 Beberapa brand JED dalam beberapa properti JED 343 Gambar 8.11 Struktur organisasi JED 344 Gambar 8.12 Peran Aktor dan Pola Relasi yang Terbentuk dalam Proses 378 Perkembangan Ekowisata Dukuh, Sibetan. Gambar 9.1 Rangkuman Perbandingan Model Pengembangan 3 Desa 407 Gambar 9.2 Tri Mandala 424 Gambar 9.3 Pergeseran Karakteristik Ekowisata Menuju Hibrid 441 Gambar 9.4 Model Strategi Pengembangan Ekowisata Bali Tri Ning Tri 442 DAFTAR LAMPIRAN 1. Obyek-obyek ekowisata di Provinsi Bali (data awal proses tipologi) 2. Daftar informan penelitian 3. Instrumen penelitian (pedoman wawancara)