POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR

dokumen-dokumen yang mirip
POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando


Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013)

Seuntai Kata. Jakarta, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Kabupaten Malinau. Suryamin

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami

Drs. Morhan Tambunan, M.Si

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Selatan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si.

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc.

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Drs. H. Basiran Suwandi

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BATU BARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Matamira B. Kale, M.Si

Seuntai Kata. Blora, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Fenny Susanto, S.Si

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage :

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau Homepage :

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR

Seuntai Kata. Pangkalan Bun, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat. Johansyah, S. SI

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Kota Mungkid, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang. Sri Handayani, SE, MM

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Gorontalo, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. Muji Lestari, SE, MA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage :

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di kotabaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan sebanyak 19 Perusahaan

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian Di kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Ir. Rahmadi Agus Santosa, M.Si

KABUPATEN KERINCI. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kerinci Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Buru Selatan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Transkripsi:

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan amanat Undang- Undang Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari FAO yang menetapkan The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode 2006 2015. Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada bulan Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada bulan November 2013 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada bulan Juni Juli 2014. Diseminasi hasil ST2013 dilakukan secara bertahap dimulai dengan diseminasi angka sementara, angka tetap dan populasi menurut subsektor. Buku ini memuat potret usaha pertanian di Provinsi Kalimantan Selatan hasil ST2013 menurut subsektor yang terdiri dari Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada website http://st2013.bps.go.id. Publikasi ini merupakan persembahan ketiga dari seri publikasi yang diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013. Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas bantuan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut berpartispiasi dalam menyukseskan Sensus Pertanian 2013. Banjarmasin, Juni 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan Dyan Pramono Effendi,SE., ME.

Daftar Isi - Gambaran Umum 17 - Subsektor Tanaman Pangan 43 - Subsektor Hortikultura 53 - Subsektor Perkebunan 67 - Subsektor Peternakan 85 - Subsektor Perikanan 95 - Subsektor Kehutanan 115 - Hasil Survei Pendapatan Usaha Rumah Tangga Pertanian 2013 125

Publikasi ini merupakan persembahan ketiga dari seri publikasi yang diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013

1963 Sensus pertanian yang pertama. Cakupan wilayah: daerah perdesaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya (Papua). Satuan wilayah sensus terkecil adalah lingkungan. Tujuan utama: mendapatkan data statistik di sektor pertanian yang dapat menggambarkan struktur pertanian di Indonesia. Data yang dikumpulkan: penggunaan lahan, irigasi, penggunaan pupuk, ternak, rumah tangga pertanian, tenaga kerja pertanian, fasilitas transportasi untuk menjual hasil pertanian, alat-alat pertanian. Hasil sensus belum sempurna, disebabkan antara lain presisi sampling design rendah, response rate belum optimal, dan adanya Landreform yang dilancarkan pemerintah dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang berpengaruh terhadap jawaban responden. 1973 Sensus Pertanian yang kedua. Cakupan wilayah: daerah perdesaan dan perkotaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Pengumpulan data pada pertanian rakyat, perkebunan rakyat dan perkebunan besar, perikanan laut dan perikanan tambak dilakukan secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda. Pencacahan perkebunan besar dilakukan secara lengkap, sedangkan untuk perikanan laut dan tambak hanya dilakukan pada blok sensus terpilih di Sumatera, Jawa, dan Bali. Data yang dikumpulkan: (a) struktur pertanian rakyat yang meliputi data penguasaan dan penggunaan lahan pertanian; struktur tanaman musiman dan tahunan; peternakan; perikanan laut dan darat; peralatan pertanian; pengairan; pemupukan; dsb. (b) Potensi pertanian masingmasing desa yang meliputi luas dan penggunaan lahan; keadaan pengairan dan potensi pengairan; fasilitas pengolahan; pemasaran; pengangkutan dan penggudangan; mekanisme pertanian; perikanan; koperasi; dsb. (c) Data perkebunan besar seperti struktur perkebunan; jenis tanaman; luas dan produksi; pengolahan hasil perkebunan dan pemasarannya; dsb. (d) Data perikanan laut yang meliputi rumah tangga perikanan; alatalat penangkap ikan; perahu/kapal perikanan; penanaman modal; dan jumlah nelayan. 1983 Sensus pertanian yang ketiga. Cakupan: semua kegiatan di sektor pertanian (kecuali kehutanan dan perburuan) di seluruh Indonesia, termasuk Irian Jaya dan Timor Timur, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Data yang dikumpulkan: sama dengan Sensus Pertanian 1973. Konsep pertanian 1983 rumah tangga pertanian mencakup: - Rumah tangga pertanian pengguna lahan: Tanaman padi/palawija, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/sawah, dan budidaya ikan/biota lain di tambak air payau. - Rumah tangga pertanian yang tidak menggunakan lahan: Budidaya ikan/biota lain di laut, budidaya ikan/biota lain di perairan umum, penangkapan ikan/biota lain di laut, dan penangkapan ikan/biota lain di perairan umum. Pengumpulan data pokok di sektor pertanian, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, dilakukan melalui pendaftaran rumah tangga pertanian pada blok sensus terpilih. Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu pencacahan lengkap untuk perusahaan pertanian, KUD, Podes dan pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian.

1993 Sensus pertanian yang keempat. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian hanya dilakukan di wilayah kabupaten daerah perdesaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah wilayah pencacahan (wilcah). Sebagai persiapan pencacahan, setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran wilcah. Konsep rumah tangga pertanian mengalami perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian pengguna lahan ditambah dengan usaha budidaya kayu-kayuan kehutanan, dan setiap komoditas yang diusahakan harus memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) sedangkan untuk rumah tangga pertanian tidak menggunakan lahan ditambah dengan usaha pemungutan hasil hutan dan atau penangkapan satwa liar serta usaha di bidang jasa pertanian. 2003 Sensus pertanian yang kelima. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga, baik di daerah perdesaan dan perkotaan, dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dilaksanakan pada Mei 2004. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan perkotaaan kecuali daerah perkotaan bukan pantai dan nonkonsentrasi pertanian dilakukan secara sampel. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dilaksanakan pada Mei 2004. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran blok sensus sebagai persiapan pencacahan. Beberapa perubahan mendasar dibanding Sensus Pertanian 1993: (a) perusahaan pertanian dan KUD tidak dicacah yang dilakukan dalam Sensus Pertanian hanya updating direktori perusahaan pertanian, (b) kegiatan listing dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan sampel di daerah perkotaan, (c) penarikan sampel untuk subsektor palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan dilakukan per komoditas sedangkan perikanan menurut jenis budidaya atau sarana penangkapan, (d) jumlah komoditas yang dicakup diperluas. Konsep rumah tangga pertanian sama dengan 1993. Pengolahan data dilakukan dengan scanner. 2013 Sensus Pertanian yang keenam. Pelaksanaan di seluruh wilayah Indonesia pada Mei 2013. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Dalam pelaksanaan pencacahan lengkap, dilakukan dua kali kunjungan yaitu pertama melakukan pemutakhiran rumah tangga dan identifikasi rumah tangga pertanian. Kunjungan kedua melakukan pencacahan lengkap usaha pertanian. Dalam pelaksanaan pemutakhiran wilayah administrasi dikelompokkan berdasarkan konsentrasi pertaniannya. Untuk daerah konsentrasi usaha pertanian, dilakukan secara door to door, dan untuk daerah nonkonsentrasi secara snowball. Cakupan: usaha pertanian rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya yang dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum. Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan, pemeliharaan, pengembangbiakan, pembesaran/penggemukan komoditas pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dan termasuk jasa pertanian. Pengolahan data dilakukan dengan scanner.

Konsep dan Definisi Sensus Pertanian 2013 Sensus Pertanian adalah pencacahan secara lengkap terhadap seluruh usaha pertanian yang berada di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Sensus Pertanian dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali pada tahun yang berakhiran angka 3. Pada bulan Mei 2013 dilaksanakan sensus pertanian yang keenam, yang pertama dilakukan tahun 1963. Dalam sensus pertanian dikumpulkan data dari enam subsektor pertanian, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan termasuk jasa pertanian. Cakupan unit usaha pertanian dalam Sensus Pertanian 2013 adalah rumah tangga usaha pertanian, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya. Dalam pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 dilakukan pemutakhiran data jumlah sapi dan kerbau yang berada di seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Pada kegiatan ST2013, pencacahan rumah tangga usaha pertanian dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dan status pengelola usaha pertanian. Rumah tangga yang dicakup sebagai rumah tangga usaha pertanian dalam ST2013 adalah rumah tangga usaha pertanian yang berstatus sebagai mengelola usaha pertanian milik sendiri, mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan mengelola usaha pertanian dengan menerima upah. Disamping itu pada kegiatan ST2013 ini tidak mensyaratkan Batas Minimal Usaha dari setiap komoditi pertanian yang diusahakan oleh rumah tangga, namun untuk syarat komoditi pertanian yang dijual masih tetap berlaku dalam ST2013. Konsep dan definisi dari usaha pertanian dijelaskan di bawah ini. Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha. Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian.

Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda. Usaha pertanian lainnya adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan rumah tangga dan bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum, seperti: pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tangsi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakan pertanian. Rumah Tangga Petani Gurem adalah rumah tangga pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,5 hektar. Penghitungan jumlah rumah tangga petani gurem berdasarkan jumlah luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga baik lahan pertanian dan lahan bukan pertanian. Rumah tangga pertanian yang hanya melakukan kegiatan budidaya ikan di laut, budidaya ikan di perairan umum, penangkapan ikan di laut, penangkapan ikan di perairan umum, pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar, dan jasa pertanian dikategorikan rumah tangga pertanian bukan pengguna lahan. Petani Utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian. Lahan yang Dikuasai adalah lahan milik sendiri ditambah lahan yang berasal dari pihak lain, dikurangi lahan yang berada di pihak lain. Lahan tersebut dapat berupa lahan sawah dan/atau lahan bukan sawah (lahan pertanian) dan lahan bukan pertanian. Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan adalah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan satu atau lebih kegiatan usaha tanaman padi, palawija, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/tambak air payau, dan penangkaran satwa liar. Rumah Tangga Usaha Jasa Pertanian adalah rumah tangga yang melakukan kegiatan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak/secara borongan, seperti melayani usaha di bidang pertanian. Jumlah Sapi dan Kerbau adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara oleh rumah tangga, perusahaan, dan lainnya pada tanggal 1 Mei 2013 baik untuk usaha (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/pemacekan) maupun bukan untuk usaha (konsumsi/hobi/angkutan/perdagangan/lainnya).

Perbedaan ST2003-ST2013 Rincian ST2003 ST2013 (1) (2) (3) 1. Cakupan Kotamadya perkotaan bukan pantai non konsentrasi dengan sampel 2. Unit Pencacahan Seluruh rumah tangga yang ada kegiatan pertanian (padi, palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan). Hanya mencakup rumah tangga biasa Desa non konsentrasi pertanian di daerah urban dalam kabupaten dan blok sensus non konsentrasi pertanian di kota dicacah dengan snowballing/getok tular, wilayah desa dan blok sensus lain dicacah lengkap. Hanya rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk usaha (dijual/ditukar). Mencakup rumah tangga biasa, perusahaan, dan lainnya (yayasan, pesantren, dan sebagainya) 3. Petugas Pencacahan tidak menggunakan tim Pencacahan dilakukan secara tim 4. Konsep Rumah Tangga Pertanian 5.Populasi Komoditi Pertanian Rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk dijual dan memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) yang telah ditetapkan Seluruh populasi dari rumah tangga pertanian baik diusahakan maupun tidak 6. Daftar Preprinted Tidak ada informasi awal keberadaan rumah tangga untuk melakukan pencacahan Rumah tangga pertanian tidak menggunakan Batas Minimal Usaha Hanya mencakup populasi rumah tangga usaha pertanian (sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar) Digunakan Daftar Preprinted yang memuat informasi daftar rumah tangga hasil Sensus Penduduk 2010

Catatan: 1. Dalam publikasi hasil Sensus Pertanian 2003 yang diterbitkan BPS, metode pencacahannya adalah sebagai berikut: Kegiatan pencacahan Sensus Pertanian 2003 dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dimana setiap rumah tangga usaha pertanian dilakukan pencacahan di lokasi tempat tinggal rumah tangga tersebut berada. Kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga tangga usaha pertanian yang berada di luar wilayah (Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi) tempat tinggal rumah tangga tetap dicatat sebagai kegiatan usaha pertanian di tempat tinggal dimana rumah tangga tersebut. Penentuan suatu rumah tangga sebagai rumah tangga usaha pertanian mengacu pada syarat Batas Minimal Usaha (BMU) dan dijualnya suatu komoditi pertanian. Penentuan syarat rumah tangga usaha pertanian ini tidak berlaku untuk kegiatan usaha di subsektor tanaman pangan. 2. Dalam tabel-tabel di buku ini, data rumah tangga pertanian 2003 dihitung dengan menggunakan konsep ST2013 dan master wilayah ST2013.

Jumlah Usaha Pertanian Gambaran Umum Hasil ST2013 menunjukkan bahwa usaha pertanian di Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh jenis usaha rumah tangga. Hal ini tercermin dari besarnya jumlah rumah tangga usaha pertanian jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum atau usaha pertanian lainnya, yaitu selain rumah tangga dan perusahaan pertanian berbadan hukum. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Kalimantan Selatan hasil ST2013 tercatat sebanyak 432.328 rumah tangga, menurun sebesar 8,40 persen dari hasil Sensus Pertanian 2003 (ST2003) yang tercatat sebanyak 471.972 rumah tangga. Sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 tercatat sebanyak 127 perusahaan dan usaha pertanian lainnya sebanyak 113 unit. Berdasarkan hasil ST2013, Kabupaten Banjar tercatat sebagai kabupaten/kota dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu sebanyak 70.978 rumah tangga. Sedangkan Kabupaten Kotabaru tercatat sebagai kabupaten/kota dengan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak dan Kabupaten Banjar tercatat sebagai kabupaten/kota dengan jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak. Peningkatan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar terjadi di Kabupaten Balangan, dengan pertumbuhan jumlah rumah tangga usaha pertanian sebesar 5,81 persen. Gambar 1 Jumlah Rumah Tangga Pertanian dan Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum di Provinsi Kalimantan Selatan, ST2003 dan ST2013 500 400 300 200 100 0 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Rumah Tangga (ribu) Perusahaan

Kabupaten/Kota Tabel 1 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST2013 Rumah Tangga Usaha Pertanian (Rumah Tangga) Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) Perubahan Perubahan ST2003 ST2013 Absolut % ST2003 ST2013 Absolut % Usaha Pertanian Lainnya ST2013 (Unit) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Tanah Laut 48.593 43.262-5.331-10,97 19 31 12 63,16 4 Kotabaru 33.389 32.222-1.167-3,50 34 38 4 11,76 Banjar 76.744 70.978-5.766-7,51 8 9 1 12,50 42 Barito Kuala 52.092 51.871-221 -0,42 2 1-1 -50,00 T a p i n 31.638 29.563-2.075-6,56 5 3-2 -40,00 6 Hulu Sungai Selatan 38.121 34.350-3.771-9,89 0 3 4 Hulu Sungai Tengah 49.270 45.932-3.338-6,77 0 11 Hulu Sungai Utara 31.697 28.341-3.356-10,59 3 4 Tabalong 34.764 35.244 480 1,38 9 3-6 -66,67 3 Tanah Bumbu 29.835 24.827-5.008-16,79 0 13 6 Balangan 23.447 24.810 1.363 5,81 0 1 5 Banjarmasin 13.646 5.614-8.032-58,86 25 21-4 -16,00 2 Banjarbaru 8.736 5.314-3.422-39,17 17 4-13 -76,47 26 Kalimantan Selatan 471.972 432.328-39.644-8,40 122 127 5 4,10 113

Gambar 2 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian, ST2013

Jumlah Rumah Tangga (ribu) Subsektor Tanaman Pangan terlihat mendominasi usaha pertanian di Provinsi Kalimantan Selatan. ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di Provinsi Kalimantan Selatan adalah di Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Perkebunan. Jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Tanaman Pangan adalah sebanyak 318.130 rumah tangga dan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan adalah sebanyak 196.221 rumah tangga. Subsektor Kehutanan memiliki jumlah rumah tangga usaha paling sedikit diantara subsektor lainnya di Sektor Pertanian. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha Kehutanan sebanyak 19.766 rumah tangga. Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar hasil ST2013 dibandingkan ST2003 terjadi di Subsektor Hortikultura, yang mencapai 50,84 persen (110.663 rumah tangga). Sedangkan pada periode yang sama, Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian paling rendah, yaitu tercatat hanya sebesar 7,99 persen (27.631 rumah tangga). Gambar 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Provinsi Kalimantan Selatan Menurut Subsektor ST2003 dan ST2013 500 400 300 200 100 0 Pertanian*) Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Jasa Pertanian ST2003 ST2013 *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masingmasing subsektor.

Jumlah Perusahaan Banyaknya perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013, terlihat didominasi oleh perusahaan di Subsektor Perkebunan dan Peternakan. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Perkebunan hasil ST2013 adalah sebanyak 91 perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Peternakan adalah sebanyak 18 perusahaan. Subsektor Holtikultura dan Perikanan, serta jasa pertanian ternyata merupakan subsektor yang tidak memiliki jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum, sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Tanaman Pangan tercatat sebanyak 2 perusahaan. Perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 dibandingkan hasil ST2003 mengalami pertumbuhan sebesar 4,10 persen. Pertumbuhan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tertinggi terjadi di Subsektor Peternakan, yang tumbuh sebesar 125,00 persen (10 perusahaan). Sedangkan penurunan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbesar terjadi di Subsektor Hortikultura dan Perikanan. Penurunan tersebut masing-masing sebesar 100,00 persen (4 perusahaan masing-masing pada Holtikultura dan Perikanan). Gambar 4 Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum di Provinsi Kalimantan Selatan Menurut Subsektor ST2003 dan ST2013 150 125 100 75 50 25 0 Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan ST2003 ST2013

No Tabel 2 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Subsektor dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST2013 Sektor/Subsektor Rumah Tangga Usaha Pertanian (Rumah Tangga) Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) Perubahan Perubahan ST2003 ST2013 Absolut % ST2003 ST2013 Absolut % *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor Usaha Pertanian Lainnya ST2013 (Unit) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Sektor Pertanian*) 471.972 432.328-39.644-8,40 122 127 5 4,10 113 Subsektor 1 Tanaman Pangan 345.761 318.130-27.631-7,99 3 2-1 -33,33 40 Padi 321.288 309.792-11.496-3,58 2 2 0 0,00 21 Palawija 77.681 29.791-47.890-61,65 1 0-1 -100,00 23 2 Hortikultura 217.654 106.991-110.663-50,84 4 0-4 -100,00 33 3 Perkebunan 166.222 196.221 29.999 18,05 62 91 29 46,77 26 4 Peternakan 198.218 123.314-74.904-37,79 8 18 10 125,00 36 5 Perikanan 91.352 58.261-33.091-36,22 4 0-4 -100,00 33 Budidaya Ikan 10.281 17.222 6.941 67,51 4 0-4 -100,00 33 Penangkapan Ikan 83.882 45.694-38.188-45,53 0 0 0 6 Kehutanan 39.605 19.766-19.839-50,09 41 16-25 -60,98 8 7 Jasa Pertanian 23.165 25.911 2.746 11,85 0 0 4 Dari hasil ST2013, Subsektor Tanaman Pangan memiliki jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak, yaitu sebanyak 40 unit usaha, diikuti oleh Subsektor Peternakan yang tercatat memiliki jumlah usaha pertanian sebanyak 36 usaha. Sedangkan Subsektor Jasa Pertanian pada ST2013 merupakan subsektor dengan jumlah usaha pertanian lainnya paling sedikit (4 usaha).

Jumlah Rumah Tangga (ribu) Apabila diklasifikasikan menurut golongan luas lahan, hasil ST2003 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 0,50 hektar (5.000 m 2 ) mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Kalimantan Selatan. Kondisi yang hampir serupa terjadi pada hasil ST2013, dimana jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai kurang dari 0,10 hektar (1.000 m 2 ) sebanyak 30.099 rumah tangga, mengalami penurunan sebesar 56,49 persen dibandingkan hasil ST2003, yang tercatat sebanyak 69.177 rumah tangga. Rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai antara 0,10 0,19 hektar (1.000 1.999 m 2 ) pada ST2013 adalah sebanyak 24.580 rumah tangga, menurun sebesar 27,14 persen bila dibandingkan dengan ST2003 yang tercatat sebanyak 33.734 rumah tangga. Golongan luas lahan 0,20 0,49 hektar (2.000 4.999 m 2 ) tercatat mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak 90.450 rumah tangga pada ST2013, menurun sebanyak 19.953 rumah tangga jika dibandingkan ST2003. Sedangkan untuk golongan luas lahan yang dikuasai lebih dari 0,50 hektar (5.000 m 2 ), jumlah usaha rumah tangga pertanian hasil ST2013 sedikit meningkat dibandingkan dengan hasil ST2003. Gambar 5 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai ST2003 dan ST2013 125 100 75 50 25 0 <1 000 1 000 1 999 2 000 4 999 5 000 9 999 10 000 19 999 20 000 29 999 30 000 ST2003 ST2013

Tabel 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai ST2003 dan ST2013 Perubahan No. Golongan Luas Lahan (m2) ST2003 ST2013 Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 <1 000 69.177 30.099-39.078-56,49 2 1 000 1 999 33.734 24.580-9.154-27,14 3 2 000 4 999 110.403 90.450-19.953-18,07 4 5 000 9 999 100.695 100.698 3 0,00 5 10 000 19 999 89.064 105.719 16.655 18,70 6 20 000 29 999 41.198 41.807 609 1,48 7 30 000 27.701 38.975 11.274 40,70 JUMLAH 471.972 432.328-39.644-8,40 Hasil ST2013 pada tabel 3 menunjukkan bahwa rumah tangga usaha pertanian paling banyak menguasai lahan dengan luas antara 1,00-1,99 hektar, yaitu sebanyak 105.719 rumah tangga. Berbeda dengan yang terjadi pada ST2003 jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak menguasai lahan dengan luas antara 0,20-0,49 hektar, yaitu sebanyak 110.403 rumah tangga. Untuk rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan lebih dari 0,50 hektar hasil ST2003 adalah sebanyak 258.658 rumah tangga. Angka ini meningkat 11,03 persen pada ST2013, yaitu menjadi sebanyak 287.199 rumah tangga. Hal yang menarik yang perlu dicermati adalah masih terdapat rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 0,10 hektar pada ST2013, meskipun jumlahnya menurun tajam dibanding ST2003.

Gambar 6 Perbandingan Rumah Tangga Pertanian Pengguna Lahan dan Petani Gurem, ST2013 2,77% 0 97,23% 31,84% 68,16% Bukan Pengguna Lahan Pengguna Lahan Petani Gurem Bukan Petani Gurem Rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan ternyata mendominasi rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Kalimantan Selatan. Dari sebanyak 432.328 rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Kalimantan Selatan, sebesar 97,23 persen merupakan rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan (420.352 rumah tangga). Sedangkan rumah tangga usaha pertanian bukan pengguna lahan hanya sebesar 2,77 persen, atau sebanyak 11.976 rumah tangga. Rumah tangga pertanian pengguna lahan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu rumah tangga petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,50 hektar) dan rumah tangga bukan petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan 0,50 hektar atau lebih). Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebesar 97,23 persen rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan, sebesar 31,84 persennya (133.853 rumah tangga) merupakan rumah tangga petani gurem, sedangkan rumah tangga bukan petani gurem sebesar 68,16 persen (286.499 rumah tangga).

Tabel 4 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan dan Rumah Tangga Petani Gurem Menurut Kabupaten/Kota, ST2003 dan ST2013 Rumah Tangga Usaha Pertanian Rumah Tangga Petani Gurem Pengguna Lahan Kabupaten/Kota Perubahan Perubahan ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Tanah Laut 45.443 42.177-3.266-7,19 15.930 10.661-5.269-33,08 Kotabaru 28.216 28.178-38 -0,13 9.435 4.757-4.678-49,58 Banjar 74.619 69.729-4.890-6,55 29.579 22.924-6.655-22,50 Barito Kuala 50.893 51.206 313 0,62 11.321 11.089-232 -2,05 T a p i n 31.254 29.470-1.784-5,71 11.122 7.065-4.057-36,48 Hulu Sungai Selatan 35.877 33.001-2.876-8,02 22.368 16.321-6.047-27,03 Hulu Sungai Tengah 48.738 45.627-3.111-6,38 30.217 21.413-8.804-29,14 Hulu Sungai Utara 29.862 26.466-3.396-11,37 22.079 16.893-5.186-23,49 Tabalong 34.258 35.176 918 2,68 13.799 8.237-5.562-40,31 Tanah Bumbu 27.115 23.841-3.274-12,07 8.525 5.344-3.181-37,31 Balangan 23.149 24.784 1.635 7,06 4.811 3.741-1.070-22,24 Banjarmasin 13.120 5.427-7.693-58,64 8.615 2.546-6.069-70,45 Banjarbaru 8.359 5.270-3.089-36,95 5.972 2.862-3.110-52,08 Kalimantan Selatan 450.903 420.352-30.551-6,78 193.773 133.853-59.920-30,92

Gambar 7 Peta Sebaran Rumah Tangga Petani Gurem, ST2013

Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebanyak 507.724 orang petani di Provinsi Kalimantan Selatan, petani masih didominasi oleh petani laki-laki, yaitu sebanyak 392.013 (77,21 persen). Sedangkan jumlah petani perempuan hanya sebanyak 115.711 orang atau sebesar 22,79 persen. Dominasi petani laki-laki di Sektor Pertanian juga terjadi di seluruh Subsektor Pertanian. Persentase jumlah petani laki-laki terbesar berada di Subsektor Perikanan kegiatan Penangkapan Ikan yang mencapai 95,82 persen sementara persentase petani laki-laki paling sedikit berada di Subsektor Peternakan yang mencapai 77,62 persen. Gambar 8 Jumlah Petani Menurut Jenis Kelamin, ST2013 22,79% Laki-Laki 77,21% Perempuan

Tabel 5 Jumlah Petani Menurut Subsektor dan Jenis Kelamin, ST2013 Laki-Laki Perempuan Jumlah Sektor/Subsektor Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Sektor Pertanian*) 392.013 77,21 115.711 22,79 507.724 100,00 Subsektor 1 Tanaman Pangan 280.196 80,01 69.987 19,99 350.183 100,00 2 Hortikultura 91.555 79,16 24.104 20,84 115.659 100,00 3 Perkebunan 173.280 82,06 37.879 17,94 211.159 100,00 4 Peternakan 100.915 77,62 29.096 22,38 130.011 100,00 5 Perikanan Budidaya Ikan 16.634 91,67 1.511 8,33 18.145 100,00 Penangkapan Ikan 45.391 95,82 1.982 4,18 47.373 100,00 6 Kehutanan 18.297 88,50 2.377 11,50 20.674 100,00 *) Satu orang petani dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah petani secara keseluruhan di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan petani dari masing-masing subsektor.

Tabel 6 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Petani Utama ST2013 Laki-Laki Perempuan Jumlah Kelompok Umur Petani Utama Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) <15 81 87,10 12 12,90 93 100,00 15 24 6.180 93,98 396 6,02 6.576 100,00 25 34 64.908 94,66 3.661 5,34 68.569 100,00 35 44 119.812 91,40 11.280 8,60 131.092 100,00 45 54 103.092 84,73 18.573 15,27 121.665 100,00 55 64 55.392 78,22 15.428 21,78 70.820 100,00 65 24.886 74,26 8.627 25,74 33.513 100,00 Jumlah 374.351 86,59 57.977 13,41 432.328 100,00 *) Petani utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian Dari sebanyak 432.328 rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013, sebanyak 374.351 rumah tangga usaha pertanian memiliki petani utama berjenis kelamin laki-laki dan 57.977 rumah tangga memiliki petani utama berjenis kelamin perempuan. Kecenderungan bahwa petani utama laki-laki lebih tinggi jumlahnya jika dibandingkan dengan petani utama perempuan, terjadi hampir serupa di masing-masing kelompok umur. Jumlah rumah tangga usaha pertanian kelompok umur kurang dari 15 tahun dengan petani utama laki-laki tercatat sebesar 81 rumah tangga, lebih tinggi daripada petani utama perempuan yang tercatat sebesar 12 rumah tangga. Sama halnya bila dirinci menurut kelompok umur petani utama, kelompok usia produktif (15 64 tahun) terlihat mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian. Tercatat sebanyak 398.772 rumah tangga usaha pertanian yang kelompok umur petani utamanya antara 15 64 tahun. Jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama kurang dari 15 tahun, yaitu sebanyak 93 rumah tangga, sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama di atas 64 tahun adalah sebanyak 33.513 rumah tangga.

Jumlah Sapi/Kerbau (ribu) Gambar 9 Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin, ST2013 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jantan Betina Jumlah sapi dan kerbau pada 1 Mei 2013 tercatat sebanyak 137.257 ekor, terdiri dari 115.415 ekor sapi potong, 156 ekor sapi perah, dan 21.686 ekor kerbau. Jumlah sapi dan kerbau betina lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah sapi dan kerbau jantan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah sapi dan kerbau betina adalah sebanyak 93.268 ekor dan jumlah sapi dan kerbau jantan sebanyak 43.989 ekor. Kabupaten/kota dengan jumlah sapi dan kerbau terbanyak adalah Kabupaten Tanah Laut, yaitu sebanyak 49.144 ekor. Sedangkan Kota Banjarmasin adalah kabupaten/kota dengan jumlah sapi dan kerbau paling sedikit (561 ekor). Jumlah sapi potong terbanyak terdapat di Kabupaten Tanah Laut, yaitu sebanyak 46.659 ekor, dan jumlah sapi perah terbanyak juga di Kabupaten Banjar, dengan jumlah sapi perah sebanyak 70 ekor.

Tabel 7 Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, ST2013 Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jumlah Kabupaten/Kota Sapi dan Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Kerbau (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Tanah Laut 14.224 32.435 46.659 1 5 6 888 1.591 2.479 49.144 Kotabaru 2.832 7.231 10.063 8 22 30 916 2.485 3.401 13.494 Banjar 4.116 11.094 15.210 23 47 70 794 2.043 2.837 18.117 Barito Kuala 2.024 2.918 4.942 0 0 0 345 879 1.224 6.166 T a p i n 2.004 3.430 5.434 0 0 0 27 113 140 5.574 Hulu Sungai Selatan 1.275 1.497 2.772 0 0 0 172 291 463 3.235 Hulu Sungai Tengah 2.290 3.093 5.383 0 0 0 409 647 1.056 6.439 Hulu Sungai Utara 235 485 720 0 0 0 2.512 5.959 8.471 9.191 Tabalong 1.332 2.461 3.793 0 0 0 2 2 4 3.797 Tanah Bumbu 4.191 11.447 15.638 0 0 0 528 1.018 1.546 17.184 Balangan 432 1.056 1.488 0 0 0 6 9 15 1.503 Banjarmasin 540 2 542 0 0 0 19 0 19 561 Banjarbaru 1.812 959 2.771 2 48 50 30 1 31 2.852 Kalimantan Selatan 37.307 78.108 115.415 34 122 156 6.648 15.038 21.686 137.257

Gambar 10 Peta Sebaran Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin

Rata-Rata Luas Lahan (m 2 ) Lahan pertanian merupakan salah satu modal dalam usaha di bidang pertanian. Berdasarkan hasil ST2013, rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian mengalami peningkatan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan hasil ST2003. Rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013 adalah sebesar 12.412 m 2, naik sebesar 177,76 persen dibandingkan hasil ST2003 yang tercatat sebesar 4.469 m 2. Untuk Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan hasil ST2013, rata-rata luas lahan sawah yang dikuasai rumah tangga usaha pertanian adalah sebesar 4.252 m 2, lebih rendah dibandingkan dengan lahan bukan sawah yang sebesar 8.160 m 2. Untuk lahan sawah, rata-rata luas lahan sawah tertinggi terjadi di Kabupaten Barito Kuala yaitu sebesar 9.238 m 2, sedangkan untuk lahan bukan sawan tertinggi terjadi di Kabupten Kotabaru yang tercatat sebesar 19.070 m 2. Gambar 11 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Wilayah dan Jenis Lahan ST2003 dan ST2013 (m 2 ) 9.000 8.000 7.000 6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 0 Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Lahan Bukan Pertanian 2003 2013

Tabel 8 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian (m 2 ) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Lahan, ST2003 dan ST2013 Jenis Lahan Lahan yang dikuasai Lahan Bukan Pertanian Lahan Pertanian Kabupaten/Kota Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Jumlah ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Tanah Laut 2.575,78 906,07 2.600,75 3.842,76 3.143,96 9.829,25 5.744,71 13.672,02 8.320,49 14.578,08 Kotabaru 1.223,38 760,63 894,62 1.525,95 5.713,90 19.069,72 6.608,52 20.595,68 7.831,90 21.356,30 Banjar 1.065,67 322,14 2.973,22 4.828,56 2.463,51 7.442,56 5.436,73 12.271,12 6.502,41 12.593,26 Barito Kuala 1.304,67 289,34 7.096,69 9.237,68 1.103,48 3.577,29 8.200,18 12.814,96 9.504,84 13.104,30 T a p i n 1.263,28 361,10 3.633,40 5.715,24 3.261,07 7.267,23 6.894,47 12.982,47 8.157,75 13.343,57 Hulu Sungai Selatan 550,32 164,88 2.232,54 4.134,83 1.138,98 5.330,30 3.371,52 9.465,13 3.921,84 9.630,01 Hulu Sungai Tengah 460,91 227,79 2.255,32 3.855,25 1.544,58 3.515,05 3.799,90 7.370,30 4.260,81 7.598,10 Hulu Sungai Utara 346,94 140,71 1.828,84 3.947,73 224,78 843,24 2.053,61 4.790,97 2.400,56 4.931,69 Tabalong 619,95 291,98 1.172,22 1.528,11 5.552,39 12.464,63 6.724,61 13.992,74 7.344,56 14.284,72 Tanah Bumbu 3.362,03 1.027,88 1.391,45 2.157,31 3.471,23 15.616,49 4.862,68 17.773,80 8.224,71 18.801,68 Balangan 1.392,75 215,42 2.254,17 1.836,00 7.740,75 13.175,56 9.994,92 15.011,56 11.387,67 15.226,98 Banjarmasin 188,69 122,47 463,16 6.011,39 90,04 1.831,18 553,21 7.842,57 741,90 7.965,04 Banjarbaru 585,88 471,12 390,92 2.721,94 398,77 5.053,09 789,69 7.775,03 1.375,57 8.246,15 Kalimantan Selatan 1.073,96 408,75 2.186,71 4.252,41 2.282,07 8.160,09 4.468,78 12.412,50 5.542,74 12.821,25

Jumlah Rumah Tangga Gambar 12 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Subsektor, ST2013 18.000 16.000 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor Tanaman Pangan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak. Hasil ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga jasa pertanian Subsektor Tanaman Pangan adalah sebesar 16.764 rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Peternakan, yaitu sebanyak 840 rumah tangga. Subsektor Hortikultura tercatat memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian sebanyak 1.725 rumah tangga, sedangkan Subsektor Perkebunan, Perikanan, dan Kehutanan memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian masing-masing sebanyak 3.553, 1.375, dan 5.166 rumah tangga. Apabila dikaji menurut kabupaten/kota, terlihat bahwa Kabupaten Banjar merupakan kabupaten/kota dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak (9.547 rumah tangga), sedangkan Kota Banjarmasin merupakan kabupaten/kota dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit (121 rumah tangga).

Tabel 9 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor, ST2013 Jumlah Rumah Subsektor Kabupaten/Kota Tangga Jasa Tanaman Pertanian Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Tanah Laut 1.195 544 108 173 71 94 384 Kotabaru 1.186 450 102 382 104 162 135 Banjar 9.547 8.020 623 902 182 310 935 Barito Kuala 1.436 787 52 88 26 155 391 T a p i n 857 377 27 104 29 85 273 Hulu Sungai Selatan 1.167 530 112 59 25 57 541 Hulu Sungai Tengah 4.911 3.888 431 398 76 107 800 Hulu Sungai Utara 1.346 857 19 63 52 128 362 Tabalong 1.423 449 54 432 39 135 479 Tanah Bumbu 1.512 362 88 627 161 95 408 Balangan 943 323 35 310 63 30 327 Banjarmasin 121 121 0 0 0 0 0 Banjarbaru 267 56 74 15 12 17 131 Kalimantan Selatan 25.911 16.764 1.725 3.553 840 1.375 5.166

Gambar 13 Peta Sebaran Usaha Pertanian Rumah Tangga Jasa Pertanian, ST2013

Jumlah Rumah Tangga Gambar 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Subsektor, ST2013 6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 0 Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor Tanaman Pangan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian terbanyak. Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian pada Subsektor Tanaman Pangan tercatat sebesar 5.367 rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Peternakan, yaitu sebanyak 798 rumah tangga. Subsektor Holtikultura tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian sebanyak 1.079 rumah tangga, sedangkan Subsektor Perkebunan, Perikanan, dan Kehutanan memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian masingmasing sebanyak 3.770, 4.980, dan 3.156 rumah tangga.

Tabel 10 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Tanah Laut 1.398 290 117 223 56 415 340 Kotabaru 1.628 575 85 473 72 328 237 Banjar 2.311 892 137 443 106 584 213 Barito Kuala 1.876 803 103 237 86 85 678 T a p i n 1.147 253 35 137 40 258 462 Hulu Sungai Selatan 2.452 508 178 388 87 1.085 363 Hulu Sungai Tengah 2.579 1.181 120 690 127 526 69 Hulu Sungai Utara 2.175 179 11 102 61 1.394 485 Tabalong 854 293 86 353 41 31 72 Tanah Bumbu 1.191 196 86 489 89 242 209 Balangan 409 104 68 212 4 16 11 Banjarmasin 98 47 14 12 13 12 4 Banjarbaru 119 46 39 11 16 4 13 Kalimantan Selatan 18.237 5.367 1.079 3.770 798 4.980 3.156

Gambar 15 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian, ST2013

Padi Padi Sawah Padi Ladang Palawija Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sorgum Gandum Talas Ganyong Garut Lainnya Rumah Tangga Subsektor Tanaman Pangan Usaha Subsektor Tanaman Pangan meliputi usaha tanaman padi dan palawija. Berdasarkan hasil ST2013 diketahui bahwa rumah tangga tanaman pangan di Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh rumah tangga yang mengelola tanaman padi. Dari keseluruhan rumah tangga yang mengelola tanaman pangan di Provinsi Kalimantan Selatan yang sebesar 318.130 rumah tangga, sebanyak 90,63 persen (288.339 rumah tangga) diantaranya mengelola tanaman padi, sedangkan rumah tangga yang mengelola tanaman palawija adalah sebanyak 2,62 persen (8.338 rumah tangga). Selain itu, terdapat 6,74 persen (21.453 rumah tangga) dari seluruh rumah tangga tanaman pangan di Provinsi Kalimantan Selatan yang mengelola komoditas padi dan palawija sekaligus. Gambar 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman, ST2013 350.000 300.000 250.000 200.000 150.000 100.000 50.000 0 Padi Jenis Tanaman Palawija

Jenis tanaman padi di Provinsi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi ladang. Jenis padi sawah lebih banyak diusahakan oleh rumah tangga bila dibandingkan dengan padi ladang. Menurut data ST 2013 dari 309.792 rumah tangga tanaman padi di Provinsi Kalimantan Selatan, sekitar 87,69 persen (271.642 rumah tangga) mengelola tanaman padi sawah, sedangkan padi ladang hanya dikelola oleh sekitar 11,10 persen (34.401 rumah tangga). Untuk yang mengelola padi sawah dan juga padi ladang dilakukan oleh sebanyak 1,21 persen (3.749 rumah tangga). Selain jumlah rumah tangga usaha pertanian tanaman pangan, ST2013 juga memberikan informasi mengenai luas tanam pada masing-masing komoditas tanaman pangan. Luas tanam untuk tanaman padi secara keseluruhan berjumlah 224,35 ribu hektar yang terdiri dari luas tanam tanaman padi sawah seluas 195,21 ribu hektar dan padi ladang seluas 29,14 ribu hektar. Rata-rata luas tanaman padi per rumah tangga usaha dapat dilihat bahwa rata-rata luas tanam per rumah tangga tanaman padi sawah lebih kecil dibandingkan tanaman padi ladang. Rumah tangga usaha tanaman padi sawah memiliki luas tanam sekitar 0,71 hektar, sedangkan luas tanam untuk rumah tangga tanaman padi ladang sekitar 0,76 hektar. Tanaman palawija meliputi kelompok biji-bijian, kacang-kacangan, dan umbi-umbian. Dari 11 komoditas utama palawija, ubi kayu merupakan komoditas yang paling banyak ditanam oleh rumah tangga palawija di Provinsi Kalimantan Selatan diikuti oleh komoditas jagung dan kacang tanah. Persentase jumlah rumah tangga pada tiga komoditas utama ini terhadap jumlah rumah tangga palawija masing-masing adalah 36,22 persen (10.790 rumah tangga), 30,61 persen (9.120 rumah tangga), dan 20,99 persen (6.252 rumah tangga). Sedangkan komoditas palawija yang paling sedikit ditanam adalah ganyong dan garut yang masingmasing hanya dikelola oleh 2 dan 1 rumah tangga. Sedangkan komoditas sorgum dan gandum tidak ada sama sekali dikelola oleh rumah tangga di Provinsi Kalimantan Selatan. Jika dilihat dari besaran luas tanam per komoditas, jagung merupakan komoditas tanaman palawija yang memiliki luas tanam terbesar. Dari 13,73 ribuhektar luas tanam palawija, sekitar 48,47 persen (6,66 ribu hektar) merupakan luas tanam untuk komoditas jagung. Sementara itu, luas tanam terkecil adalah komoditas garut yang hanya seluas 0,002 hektar. Untuk komoditas sorgum dan gandum tidak ada ditanam di Provinsi Kalimantan Selatan. Rata-rata luas tanam usaha tanaman palawija lebih kecil bila dibandingkan dengan tanaman padi, yaitu hanya sekitar 0,46 hektar. Menurut komoditasnya, tanaman palawija yang memiliki rata-rata luas tanam terbesar adalah jagung yaitu seluas 0,73 hektar per satu rumah tangga usaha tanaman jagung, sedangkan rata-rata luas tanam terkecil adalah garut yang rata-rata hanya ditanam seluas 0,002 hektar per rumah tangga tanaman garut.

Tabel 11 Jumlah Rumah Tangga, Luas Tanam, dan Rata-Rata Luas Tanam Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman, ST2013 Jenis Tanaman Rumah Tangga Luas Tanam (m 2 ) Rata-Rata Luas Tanam (m 2 ) (1) (2) (3) (4) Tanaman Pangan* 318.130 2.380.830.732 7.483,83 Padi** 309.792 2.243.495.032 7.241,94 Padi Sawah 275.391 1.952.124.711 7.088,56 Padi Ladang 38.150 291.370.321 7.637,49 Palawija** 29.791 137.335.700 4.609,97 Jagung 9.120 66.561.376 7.298,40 Kedelai 643 3.292.761 5.120,93 Kacang Tanah 6.252 26.327.024 4.210,98 Kacang Hijau 1.610 2.787.268 1.731,22 Ubi Kayu 10.790 18.277.150 1.693,90 Ubi Jalar 2.987 7.563.528 2.532,15 Sorgum 0 0 0,00 Gandum 0 0 0,00 Talas 527 231.825 439,90 Ganyong 2 90 45,00 Garut 1 20 20,00 Lainnya 4.092 12.294.658 3.004,56 *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya.

Berbeda dengan subsektor lainnya, pada subsektor tanaman pangan, rumah tangga yang mengelola tanaman pangan dengan tujuan seluruh hasilnya digunakan untuk dikonsumsi sendiri (tidak dijual) juga tergolong sebagai rumah tangga usaha pertanian. Berdasarkan hasil ST2013, terlihat bahwa sebagian besar rumah tangga tanaman pangan melakukan usaha tanaman pangannya dengan tujuan hasil panennya sebagian untuk dikonsumsi sendiri dan sebagian lagi untuk dijual. Dari 275.391 rumah tangga usaha tanaman padi sawah, sekitar 71,53 persen rumah tangga bertujuan menjual sebagian hasil panennya. Sementara itu, rumah tangga yang menjual seluruh hasil panennya hanya sekitar 1,31 persen (3.608 rumah tangga), sedangkan yang mengkonsumsi sendiri seluruh hasil panennya ada sekitar 27,16 persen (74.802 rumah tangga). Tabel 12 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Keterangan Penjualan Hasil Usaha, ST2013 Padi Jenis Tanaman Keterangan Penjualan Hasil Usaha Dijual Seluruhnya Dijual Sebagian Tidak Dijual Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) Padi Sawah 3.608 196.981 74.802 275.391 Padi Ladang 508 8.008 29.634 38.150 Palawija Jagung 4.600 3.179 1.341 9.120 Kedelai 418 184 41 643 Kacang Tanah 3.666 1.970 616 6.252 Kacang Hijau 669 769 172 1.610 Ubi Kayu 2.875 5.102 2.813 10.790 Ubi Jalar 1.052 1.383 552 2.987 Sorgum 0 0 0 0 Gandum 0 0 0 0 Talas 93 381 53 527 Ganyong 0 1 1 2 Garut 0 1 0 1

Berbeda dengan rumah tangga padi, sebagian besar rumah tangga palawija lebih banyak menjual seluruh hasil panennya. Pada komoditas jagung, rumah tangga yang menjual seluruh hasil panennya ada sekitar 50,44 persen (4.600 rumah tangga). Rumah tangga yang menjual sebagian hasil jagungnya ada sebesar 34,86 persen (3.179 rumah tangga), sedangkan jumlah rumah tangga yang mengkonsumsi sendiri seluruh hasil panen jagungnya adalah sebesar 14,70 persen. Karakteristik penjualan hasil panen ini juga berlaku pada semua komoditas palawija kecuali kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, dan talas serta ganyong yang mayoritas rumah tangga yang menanam komoditas-komoditas ini hanya menjual sebagian hasil panennya. Sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman padi pada periode Mei 2012 April 2013 adalah dipanen sendiri. Jumlah rumah tangga tanaman padi sawah yang memanen sendiri hasil panennya mencapai 63,44 persen. Meskipun tidak terlalu banyak, beberapa rumah tangga ada yang mengijonkan atau menebaskan padin sawahnya. ST2013 mencatat sebanyak 1.393 rumah tangga menebaskan padin sawahya, sedangkan rumah tangga yang mengijonkan tanaman padi sawahnya hanya sekitar 603 rumah tangga atau 0,22 persen dari rumah tangga padi sawah secara keseluruhan. Jumlah rumah tangga tanaman padi sawah yang usahanya tidak/belum panen selama periode Mei 2012 April 2013 ada sebanyak 98.689 rumah tangga. Baik rumah tangga yang tidak/belum panen yang karena sebab baru tanam maupun yang mengalami puso (hasil panen kurang dari 11 persen dari keadaan normal). Tabel 13 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama, ST2013 Padi Sistem Pemanenan Utama Jenis Tanaman Tidak/Belum Jumlah Dipanen Sendiri Ditebaskan Diijonkan Panen (1) (2) (3) (4) (5) (6) Padi Sawah 174.706 1.393 603 98.689 275.391 Padi Ladang 37.112 170 65 803 38.150

Seperti halnya padi, sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman palawija pada periode yang sama adalah dipanen sendiri. Jumlah rumah tangga tanaman jagung yang memanen sendiri panennya mencapai 80,01 persen. Meskipun tidak terlalu banyak, beberapa rumah tangga ada yang mengijonkan atau menebaskan tanaman jagungnya. ST2013 mencatat bahwa sebesar 1,97 persen rumah tangga menebaskan tanamannya, sedangkan yang mengijonkan tanaman palawijanya hanya sekitar 0,35 persen. Rumah tangga usaha tanaman palawija yang pada periode Mei 2012 April 2013 mengalami puso juga dianggap tidak panen seperti halnya pada tanaman padi. Jumlah rumah tangga tanaman jagung yang tidak/belum panen ada sebanyak 774 rumah tangga. Tabel 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama, ST2013 Jenis Tanaman Dipanen Muda Sistem Pemanenan Utama Dipanen Bentuk Lain Dipanen Tidak/Belum Ditebaskan Diijonkan Sendiri Panen Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Palawija Jagung 642 195 7.297 180 32 774 9.120 Kedelai 36 537 7 1 62 643 Kacang Tanah 72 5.356 6 8 810 6.252 Kacang Hijau 1.482 0 2 126 1.610 Ubi Kayu 315 7.767 106 63 2.539 10.790 Ubi Jalar 60 2.564 24 35 304 2.987 Sorgum 0 0 0 0 0 0 Gandum 0 0 0 0 0 Talas 18 420 0 1 88 527 Ganyong 2 0 0 0 2 Garut 1 0 0 0 1

Rumah tangga tanaman padi paling banyak berlokasi di Kabupaten Banjar (18,51 persen), Kabupaten Barito Kuala (15,54 persen), dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (12,96 persen). Untuk komoditas jagung rumah tangga paling banyak berlokasi di Kabupaten Tanah Laut (23,49 persen), Kabupaten Kotabaru (17,48 persen), dan Kabupaten Banjar (12,34 persen). Sementara itu, untuk komoditas kedelai, tiga kabupaten/kota terbesar yang menjadi sentra produksi kedelai adalah Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan Kabupaten Tanah Laut. Persentase rumah tangga kedelai di masing-masing kabupaten ini terhadap total rumah tangga kedelai Provinsi Kalimantan Selatan adalah 26,44 persen (170 rumah tangga), 14,62 persen (94 rumah tangga), dan 14,46 persen (93 rumah tangga) dari total petani kedelai Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 643 rumah tangga.

Tabel 15 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Tanaman Padi Padi Kabupaten/Kota Padi Palawija Jagung Kedelai Pangan Sawah Ladang (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Tanah Laut 27.854 25.980 23.602 2.735 4.342 2.142 93 Kotabaru 15.278 13.217 4.971 8.626 4.483 1.594 170 Banjar 57.904 57.355 50.553 8.164 3.856 1.125 18 Barito Kuala 48.462 48.138 48.138 0 1.818 326 40 T a p i n 22.441 22.252 20.839 1.608 1.414 443 8 Hulu Sungai Selatan 27.854 27.095 24.846 2.340 3.407 213 92 Hulu Sungai Tengah 40.379 40.153 37.942 2.422 4.343 825 94 Hulu Sungai Utara 24.056 23.994 23.961 63 1.940 876 30 Tabalong 21.236 21.089 16.396 5.218 1.044 560 41 Tanah Bumbu 8.848 7.583 4.638 3.045 1.901 354 32 Balangan 15.995 15.936 12.525 3.905 218 78 11 Banjarmasin 4.605 4.567 4.565 2 124 24 1 Banjarbaru 3.218 2.433 2.415 22 901 560 13 Kalimantan Selatan 318.130 309.792 275.391 38.150 29.791 9.120 643 *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya.

Gambar 17 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan, ST2013

Subsektor Hortikultura Berdasarkan jenis tanaman, tanaman hortikultura dibedakan menjadi tanaman tahunan dan semusim. Tanaman hortikultura tahunan adalah tanaman hortikultura yang umur tanamannya lebih dari satu tahun sedangkan tanaman yang umurnya kurang dari satu tahun digolongkan menjadi tanaman hortikultura semusim. Tanaman hortikultura (tahunan dan semusim) meliputi buah-buahan, sayuran, obat-obatan, dan tanaman hias. Berdasarkan hasil ST2013, dari 50 jenis tanaman hortikultura semusim utama, kacang panjang merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (8.623 rumah tangga). Selain kacang panjang, cabai rawit dan terung juga tergolong jenis tanaman hortikultura semusim yang paling banyak dikelola rumah tangga usaha hortikultura. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah-buahan semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah semangka diikuti dengan tanaman mentimun suri dan blewah. Untuk tanaman sayuran semusim, kacang panjang merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura. Jenis tanaman obat-obatan semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kunyit, sedangkan melati tercatat sebagai jenis tanaman hias semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura. Pada tanaman hortikultura semusim, potensi dan besaran produksi suatu tanaman dapat dilihat dari luas tanamnya. Dalam keadaan normal, semakin besar luas tanam maka produksi yang dihasilkan akan semakin banyak. Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura semusim yang memiliki luas tanam terbesar adalah semangka, sedangkan yang terkecil adalah tanaman lidah buaya. Hal ini berarti potensi terbesar dari tanaman hortikultura semusim di Provinsi Kalimantan Selatan terletak pada jenis tanaman semangka. Selanjutnya, dilihat dari besaran rata-rata luas tanam yang dikelola per rumah tangga maka tanaman semangka juga adalah tanaman hortikultura semusim yang paling besar rata-rata luas tanam yang diusahakan per rumah tangga usaha hortikultura, sedangkanyang terkecil adalah lidah buaya.

Tabel 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m 2 ) Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Blewah 52 71.898 1.382 Melon 22 54.180 2.462 Mentimun Suri 1.163 1.003.908 863 Semangka 2.816 22.098.599 7.847 Bawang Daun/Prei 737 635.920 862 Bawang Merah 17 22.844 1.343 Bayam 2.252 2.407.927 1.069 Brokoli 13 20.742 1.595 Buncis 1.511 1.562.998 1.034 Cabai Besar 4.148 4.766.947 1.149 Cabai Rawit 8.340 12.292.666 1.473 Jamur 59 64.375 1.091 Kacang Merah 11 10.481 952 Kacang Kapri 19 12.511 658 Kacang Panjang 8.623 6.542.631 758 Kangkung 2.249 2.138.380 950 Kembang Kol 22 30.552 1.388 Kentang 5 3.945 789 Kubis 13 27.225 2.094 Labu Siam 622 1.139.485 1.831 Lobak 19 40.714 2.142 Ketimun 3.186 2.877.787 903 Oyong/Gambas 649 494.373 761 Paprika 7 7.803 1.114 Paria/Pare 753 739.045 981 Petsai/Sawi Putih 19 37.448 1.970 Sawi 2.131 2.550.265 1.196 Seledri 887 432.479 487 Slada 104 151.687 1.458 Terung 6.907 6.590.697 954 Tomat 2.201 2.338.445 1.062

Tabel 16 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m 2 ) Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Jahe 3.494 6.629.806 1.897 Kemangi 155 90.814 585 Kencur 2.144 2.299.635 1.072 Kunyit 3.558 6.820.146 1.916 Lempuyang 5 115 23 Lengkuas 1.064 510.839 480 Lidah Buaya 5 68 13 Temu Ireng (Temu Hitam) 6 6.459 1.076 Temu Kunci 30 11.004 366 Temulawak 28 18.918 675 Anggrek 34 4.912 144 Kamboja Jepang/Adenium 18 81.255 4.514 Mawar 108 39.336 364 Melati 487 278.216 571 Palm 21 18.006 857 Pisang-pisangan/Heliconia 17 1.503 88 Pohon Dollar 10 681 68 Rumput Peking 20 10.339 516 Talas-talasan 7 1.656 236 Menurut hasil ST2013, pisang merupakan jenis tanaman hortikultura tahunan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (32.445 rumah tangga). Selain itu, terdapat juga sekitar 25.406 rumah tangga usaha hortikultura yang mengelola tanaman rambutan. Dari 50 jenis tanaman hortikultura tahunan utama, tanaman ponix merupakan jenis tanaman yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (3 rumah tangga). ST2013 memberikan informasi mengenai jumlah tanaman hortikultura tahunan yang sudah berproduksi. Dari tabel 17, terlihat bahwa jenis tanaman hortikultura tahunan yang memiliki jumlah pohon/rumpun/luas tanam sudah berproduksi terbesar adalah pisang, nenas, dan jeruk siam/keprok. Sedangkan yang terkecil adalah mengkudu. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah-buahan tahunan yang sudah berproduksi paling banyak.

Produksi tanaman yang terbanyak adalah tanaman pisang diikuti dengan tanaman nenas dan tanaman jeruk siam/keprok. Untuk tanaman sayuran tahunan, petai merupakan jenis tanaman yang paling banyak berproduksi oleh rumah tangga hortikultura. Jenis tanaman obat-obatan tahunan yang paling banyak memilki pohon/rumpun yang sudah berproduksi adalah tanaman sereh, sedangkan kaktus tercatat sebagai jenis tanaman hias tahunan yang paling banyak memiliki luas tanam yang sudah berproduksi paling besar. Tabel 17 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Satuan Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Diusahakan/Dik elola Yang Sudah Berproduksi Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) Alpukat 120 pohon 3.772 281 31 Apel 5 pohon 77 46 15 Belimbing 300 pohon 1.167 660 3 Buah Naga 142 pohon 68.711 31.719 483 Buah Nona/Srikaya 37 pohon 256 201 6 Cempedak 8.877 pohon 410.466 187.424 46 Duku/Langsat 14.464 pohon 446.654 281.058 30 Durian 16.770 pohon 605.264 355.412 36 Duwet/Juwet 7 pohon 500 480 71 Jambu Air 1.203 pohon 5.139 4.299 4 Jambu Biji 1.511 pohon 18.984 12.424 12 Jambu Bol 171 pohon 583 456 3 Jeruk Siam/Keprok 19.823 pohon 2.055.382 1.251.720 103 Jeruk Besar 317 pohon 3.165 2.516 9 Kedondong 801 pohon 3.595 3.000 4 Kesemek 14 pohon 47 40 3 Lengkeng 197 pohon 7.486 907 38 Mangga 18.437 pohon 231.200 139.354 12 Manggis 610 pohon 2.665 2.215 4

Tabel 17 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Satuan Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Diusahakan/Dik elola Yang Sudah Berproduksi Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) Markisa 5 pohon 31 31 6 Matoa Buah 18 pohon 132 115 7 Nangka 3.767 pohon 33.595 25.399 8 Nenas 1.228 rumpun 3.368.735 2.304.283 2.743 Pepaya 2.373 pohon 414.877 267.132 174 Pisang 32.445 rumpun 4.765.353 3.213.647 146 Rambutan 25.406 pohon 948.481 727.646 37 Salak 1.160 rumpun 53.254 45.435 45 Sawo 1.517 pohon 11.267 8.050 7 Sirsak 1.475 pohon 31.269 13.112 21 Sukun 1.088 pohon 6.778 2.964 6 Terong Brastagi 22 pohon 15.471 4.155 703 Blimbing Wuluh 64 pohon 208 186 3 Jengkol 609 pohon 28.886 12.462 47 Kluwih 68 pohon 164 110 2 Melinjo 378 pohon 2.145 1.745 5 Petai 2.787 pohon 33.095 20.083 11 Kapulaga 13 m2 1.209 1.209 93 Mahkota Dewa 16 m2 389 89 24 Mengkudu/Pace 13 m2 17 17 1 Salam 17 m2 1.076 105 63 Sereh 416 m2 241.294 75.419 580 Sirih 69 m2 1.988 1.898 28 Anthurium Bunga 5 m2 450 255 90 Anthurium Daun 13 m2 672 178 51 Bambu Hias 6 m2 681 11 113 Bougenvillea Spp 67 m2 1.192 433 17 Euphorbia 13 m2 1.779 659 136 Kaktus 13 m2 936 813 72 Ponix 3 m2 123 10 41 Soka/Ixora 26 m2 632 285 24

Pada Mei 2013, jumlah rumah tangga usaha hortikultura di Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebesar 106.991 rumah tangga. Dilihat dari pola penyebaran, rumah tangga usaha hortikultura paling banyak dijumpai di Kabupaten Banjar sebesar 20,49 persen (21.919 rumah tangga). Selain di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah juga tercatat sebagai kabupaten/kota dengan jumlah rumah tangga usaha hortikultura dengan jumlah yang cukup besar. Di Kabupaten Barito Kuala tercatat sebesar 15,09 persen (16.148 rumah tangga) dan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah tercatat sebesar 11,45 persen (12.253 rumah tangga). Menurut hasil ST2013, kelompok tanaman hortikultura yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman buah-buahan 80,32 persen (85.934 rumah tangga) dan yang paling sedikit diusahakan adalah kelompok tanaman hias (772 rumah tangga). Jika melihat perbandingan antara jumlah rumah tangga usaha tanaman hortikultura tahunan dan semusim dapat dilihat bahwa untuk kelompok tanaman buah-buahan, jenis tanaman tahunan lebih banyak diusahakan dibandingkan dengan tanaman semusim. Hal yang berbeda terjadi pada tiga kelompok tanaman hortikultura lainnya karena dibandingkan dengan tanaman tahunan, tanaman semusim lebih banyak diusahakan pada kelompok tanaman sayuran, tanaman hias, dan obat-obatan ST2013 mencatat bahwa dari keempat kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman buahbuahan merupakan kelompok tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura dengan persentase sebesar 76,57 persen (81.926 rumah tangga). Potensi usaha kelompok tanaman buah-buahan tahunan terdapat di Kabupaten Banjar. Hal ini terlihat dari jumlah rumah tangga usaha tanaman buah-buahan di kabupaten yang mencapai 18.179 rumah tangga. Untuk kelompok tanaman sayuran tahunan, Kabupaten Banjar juga tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha tanaman sayuran tahunan terbanyak yaitu sebesar 1.389 rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman hias tahunan paling banyak dijumpai di Kabupaten Tanah Bumbu (57 rumah tangga) sedangkan rumah tangga usaha tanaman obat-obatan tahunan paling banyak terdapat di Kabupaten Banjar (313 rumah tangga). Berbeda dengan kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman sayuran. Dari 106.991 rumah tangga usaha hortikultura, sebanyak 28.666 rumah tangga mengusahakan kelompok tanaman sayuran semusim. Kelompok tanaman buah-buahan semusim diusahakan oleh sebanyak 4.008 rumah tangga, sedangkan kelompok tanaman obat-obatan semusim diusahakan oleh 5.760 rumah tangga. Tanaman hias merupakan kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura di Provinsi Kalimantan Selatan dengan 652 rumah tangga.

Pisang Rambutan Jeruk Siam/Keprok Mangga Durian Kacang Panjang Cabai Besar Terung Cabai Besar Kunyit Jumlah Rumah Tangga Dilihat dari distribusi per kabupaten/kota, Kabupaten Hulu Sungai Selatan merupakan kabupaten/kota dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman buah-buahan semusim terbesar (2.053 rumah tangga). Rumah tangga usaha tanaman sayuran semusim paling banyak juga ditemui di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (5.533 rumah tangga). Kabupaten Banjar merupakan provinsi dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman hias semusim terbanyak (480 rumah tangga), sedangkan jumlah rumah tangga usaha tanaman obat-obatan semusim terbesar juga terdapat di Kabupaten Banjar (4.241). Gambar 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Jenis Tanaman Hortikultura, ST2013 35.000 30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 0 Hortikultura Tahunan Jenis Tanaman Hortikultura Hortikultura Semusim

Tabel 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Tahunan dan Semusim menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Hortikultura Buah-buahan Kelompok Tanaman Hortikultura Sayuran Tanaman Obatobatan Tanaman Hias Tahunan Semusim Tahunan Semusim Tahunan Semusim Tahunan Semusim (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Tanah Laut 8.889 5.714 232 560 3.734 44 240 10 17 Kotabaru 8.590 7.415 35 344 1.779 39 418 4 5 Banjar 21.919 18.179 489 1.389 3.736 313 4.241 13 480 Barito Kuala 16.148 15.138 98 370 1.673 12 141 3 21 T a p i n 4.833 3.197 690 316 1.474 7 138 4 1 Hulu Sungai Selatan 11.878 6.215 2.053 155 5.533 12 43 2 19 Hulu Sungai Tengah 12.253 7.996 173 46 5.223 9 87 8 6 Hulu Sungai Utara 2.051 808 20 2 1.385 2 3 0 4 Tabalong 8.574 8.220 59 78 584 31 168 1 7 Tanah Bumbu 5.377 4.309 57 413 1.563 49 158 57 22 Balangan 3.516 3.274 59 10 275 1 2 0 0 Banjarmasin 670 583 3 4 104 1 5 4 9 Banjarbaru 2.293 878 40 34 1.603 18 116 14 61 Kalimantan Selatan 106.991 81.926 4.008 3.721 28.666 538 5.760 120 652

Berdasarkan hasil ST2013, dari kedelapan jenis tanaman hortikultura strategis, pisang, jeruk, dan mangga merupakan jenis tanaman dengan jumlah rumah tangga usaha hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu masing-masing sebesar 32.445; 19.823; dan 18.437 rumah tangga. Ditinjau menurut penyebaran pada tiap-tiap provinsi di Provinsi Kalimantan Selatan, usaha tanaman pisang terpusat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Kotabaru, dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah dengan jumlah rumah tangga pengelola terbesar terdapat di Kabupaten Banjar (7.335 rumah tangga). Rumah tangga usaha tanaman jeruk paling banyak berada di Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Banjar. Jumlah rumah tangga usaha tanaman jeruk di Kabupaten Barito Kuala mencapai 7.609 rumah tangga dan di Kabupaten Banjar 5.473 rumah tangga. Sama seperti tanaman jeruk, rumah tangga usaha tanaman mangga juga paling banyak dijumpai di Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Banjar, masing-masing sebesar 5.175 dan 5.033 rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman cabai relatif banyak dan menyebar merata antar kabupaten/kota. Hal ini mengingat tanaman cabai rawit sering digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masakan sehari-hari. Sentra rumah tangga usaha tanaman cabai terdapat di Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebesar 2.860 rumah tangga. Tanaman kunyit paling banyak dijumpai diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Banjar yaitu sebesar 3.125 rumah tangga.

Tabel 19 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman Hortikultura Strategis yang Diusahakan, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Hortikultura Jumlah Rumah Tangga Per Jenis Tanaman Hortikultura Strategis Pisang Jeruk Mangga Cabai Bawang Merah Kentang Kunyit Anggrek (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Tanah Laut 8.889 2.900 399 1.474 1.712 2 0 29 5 Kotabaru 8.590 4.185 297 1.577 866 5 0 147 2 Banjar 21.919 7.335 5.473 5.033 1.969 2 1 3.125 3 Barito Kuala 16.148 3.265 7.609 5.175 722 0 2 17 2 T a p i n 4.833 1.157 920 1.067 975 0 0 11 0 Hulu Sungai Selatan 11.878 2.689 675 706 2.860 1 0 26 6 Hulu Sungai Tengah 12.253 4.068 3.363 469 1.083 1 0 19 1 Hulu Sungai Utara 2.051 227 59 411 553 0 0 1 1 Tabalong 8.574 2.306 118 580 161 2 0 89 1 Tanah Bumbu 5.377 2.763 522 1.417 771 2 2 93 3 Balangan 3.516 961 37 105 131 0 0 0 0 Banjarmasin 670 215 192 160 31 0 0 0 4 Banjarbaru 2.293 374 159 263 323 2 0 1 6 Kalimantan Selatan 106.991 32.445 19.823 18.437 12.157 17 5 3.558 34

Jumlah pohon/rumpun/luas tanam yang ada di suatu daerah secara normal dapat mengindikasikan besaran produksi tanaman pada daerah tersebut. Pada periode ST2013, dari jenis tanaman hortikultura strategis semusim, cabai, pisang, dan jeruk merupakan jenis tanaman dengan jumlah tanaman hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu masing-masing sebesar 1,71 ribu hektar, 4,77 juta rumpun, dan 2,06 juta pohon. Untuk komoditas cabai, luas tanam terbesar tercatat di Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebesar 366,02 hektar. Di Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan hasil ST2013, terlihat bahwa usaha tanaman pisang terpusat di Kabupaten Kotabaru dengan jumlah tanaman sebesar 2,47 juta tanaman. Tanaman jeruk paling banyak diusahakan di Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Banjar. Jumlah tanaman jeruk di Kabupaten Barito Kuala mencapai 1,02 juta pohon dan di Kabupaten Banjar mencapai 361,04 ribu pohon. Tanaman mangga paling banyak diusahakan di Kabupaten Barito Kuala. Dari 231,20 ribu tanaman mangga, 35,53 persennya berada di Kabupaten Barito Kuala (82,15 ribu pohon). Tanaman cabai relatif luas dan menyebar merata antar kabupaten/kota. Sentra tanaman cabai terdapat di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Tanaman kunyit paling banyak ditemui di Kabupaten Banjar (0,68 ribu hektar), sedangkan tanaman anggrek paling banyak dijumpai di Kabupaten Kotabaru (0,25 hektar).

Tabel 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah/Luas Tanam Hortikultura Strategis, ST2013 Rumah Jumlah Tanaman Per Jenis Tanaman Hortikultura Strategis Tangga Kabupaten/Kota Jumlah Pohon (pohon) Luas Tanam (m 2 ) UsahaHortikultura Pisang Jeruk Mangga Cabai Kentang Kunyit Anggrek Bawang Merah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Tanah Laut 8.889 237.180 58.954 8.252 2.669.385 5.600 0 7.483 73 Kotabaru 8.590 2.466.924 36.442 41.901 2.009.056 2.510 0 41.383 2.525 Banjar 21.919 518.419 361.036 42.253 2.302.316 301 1.445 6.752.932 179 Barito Kuala 16.148 84.322 1.018.570 82.154 295.004 0 2.200 430 37 T a p i n 4.833 324.400 146.918 18.373 3.042.669 0 0 4.404 0 Hulu Sungai Selatan 11.878 139.894 91.672 4.662 3.660.211 4.913 0 1.163 535 Hulu Sungai Tengah 12.253 309.592 191.368 2.002 1.307.069 1.156 0 2.998 25 Hulu Sungai Utara 2.051 10.422 1.183 5.636 290.586 0 0 30 20 Tabalong 8.574 159.291 3.827 6.849 96.913 5.060 0 1.655 3 Tanah Bumbu 5.377 118.999 51.164 10.065 715.249 2.950 300 6.223 73 Balangan 3.516 366.785 2.750 325 178.170 0 0 0 0 Banjarmasin 670 6.974 33.171 2.845 60.489 0 0 0 670 Banjarbaru 2.293 22.151 58.327 5.883 432.496 354 0 1.445 772 Kalimantan Selatan 106.991 4.765.353 2.055.382 231.200 1.7059.613 22.844 3.945 6.820.146 4.912

Gambar 19 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Hortikultura, ST2013

Jumlah Rumah Tangga Subsektor Perkebunan Hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan di Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 196.221 rumah tangga. Dari jumlah tersebut 196.197 mengusahakan tanaman tahunan dan 87 rumah tangga mengusahakan tanaman perkebunan semusim. Rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak di Provinsi Kalimantan Selatan berada di Kabupaten Tabalong, yaitu sebanyak 29.439 rumah tangga. Kabupaten/kota dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak kedua dan ketiga berturut-turut adalah Kabupaten Banjar (28.524 rumah tangga) dan Kabupaten Balangan (23.271 rumah tangga). Kota Banjarmasin tercatat sebagai daerah dengan rumah tangga yang paling sedikit mengusahakan tanaman perkebunan (435 rumah tangga). Gambar 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Jenis Tanaman, ST2013 250.000 200.000 150.000 100.000 50.000 0 Perkebunan Tahunan Semusim Tahunan dan Semusim Jenis Tanaman Perkebunan

Tabel 21 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Total Tanaman Tahunan Tanaman Semusim (1) (2) (3) (4) Tanah Laut 20.194 20.192 4 Kotabaru 18.197 18.193 30 Banjar 28.528 28.524 24 Barito Kuala 11.858 11.858 1 T a p i n 13.490 13.489 3 Hulu Sungai Selatan 11.333 11.331 4 Hulu Sungai Tengah 19.291 19.291 2 Hulu Sungai Utara 1.868 1.867 2 Tabalong 29.439 29.439 1 Tanah Bumbu 17.293 17.289 10 Balangan 23.271 23.271 0 Banjarmasin 435 435 0 Banjarbaru 1.024 1.018 6 Kalimantan Selatan 196.221 196.197 87

Secara umum, enam tanaman tahunan berdasarkan banyaknya rumah tangga yang mengusahakan di Provinsi Kalimantan Selatan berturut-turut adalah karet (161.602 rumah tangga), kelapa (30.550 rumah tangga), kelapa sawit (16.372 rumah tangga), kopi (3.432 rumah tangga), sagu (2.876 rumah tangga), dan kemiri (1.838 rumah tangga). Kabupaten/kota dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan karet adalah Kabupaten Tabalong (29.015 rumah tangga), diikuti Kabupaten Balangan (23.120 rumah tangga). Kelapa paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Barito Kuala (6.309 rumah tangga), diikuti Kabupaten Hulu Sungai Selatan (4.702 rumah tangga). Kelapa sawit paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Kotabaru (6.789 rumah tangga), diikuti Kabupaten Tanah Bumbu (3.989 rumah tangga). Kopi banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Banjar (2.067 rumah tangga) dan Tanah Bumbu (352 rumah tangga). Sagu paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Tapin (1.025 rumah tangga), diikuti Kabupaten Banjar (752 rumah tangga). Kemiri paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Banjar (876 rumah tangga) dan Kabupaten Kotabaru (309 rumah tangga).

Tabel 21.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Tahunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Tanaman Tahunan Karet Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kelapa Kelapa Sawit Kopi Sagu Kemiri (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Tanah Laut 20.192 16.961 2.603 3.241 219 1 28 Kotabaru 18.193 11.326 3.015 6.789 318 10 309 Banjar 28.524 24.335 4.368 491 2.067 752 876 Barito Kuala 11.858 5.090 6.309 1.053 113 241 0 T a p i n 13.489 12.117 880 56 84 1.025 208 Hulu Sungai Selatan 11.331 6.830 4.702 371 11 164 166 Hulu Sungai Tengah 19.291 16.656 3.079 39 25 357 18 Hulu Sungai Utara 1.867 1.600 131 9 0 69 0 Tabalong 29.439 29.015 1.376 168 230 86 230 Tanah Bumbu 17.289 13.622 3.431 3.989 352 101 2 Balangan 23.271 23.120 195 103 1 68 1 Banjarmasin 435 102 276 31 3 2 0 Banjarbaru 1.018 828 185 32 9 0 0 Kalimantan Selatan 196.197 161.602 30.550 16.372 3.432 2.876 1.838

Empat tanaman semusim yang paling banyak diusahakan di Provinsi Kalimantan Selatan berturut-turut adalah tebu (39 rumah tangga), sereh wangi (28 rumah tangga), tembakau (13 rumah tangga), dan lainnya (8 rumah tangga). Usaha perkebunan tanaman semusim banyak didominasi oleh rumah tangga yang berada di Kabupaten Kotabaru. Kabupaten/kota dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan tebu adalah Kabupaten Kotabaru (13 rumah tangga), diikuti Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Bumbu (masing-masing 7 rumah tangga). Sereh wangi paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Banjar (16 rumah tangga), diikuti Kabupaten Kotabaru (5 rumah tangga). Tembakau paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Kotabaru (12 rumah tangga), diikuti Kabupaten Tanah Laut (1 rumah tangga).

Tabel 21.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Semusim Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Rumah Tangga Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kabupaten/Kota Usaha Tanaman Semusim Tebu Sereh Wangi Tembakau Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) Tanah Laut 4 3 0 1 0 Kotabaru 30 13 5 12 1 Banjar 24 7 16 0 1 Barito Kuala 1 0 0 0 1 T a p i n 3 2 0 0 1 Hulu Sungai Selatan 4 0 4 0 0 Hulu Sungai Tengah 2 0 2 0 0 Hulu Sungai Utara 2 1 0 0 1 Tabalong 1 1 0 0 0 Tanah Bumbu 10 7 1 0 2 Balangan 0 0 0 0 0 Banjarmasin 0 0 0 0 0 Banjarbaru 6 5 0 0 1 Kalimantan Selatan 87 39 28 13 8

Jika dilihat dari jumlah tanamannya, populasi tanaman tahunan terbesar yang diusahakan oleh rumah tangga adalah karet, yakni sebanyak 111,63 juta pohon yang banyak berada di Kabupaten Tabalong dan Kabupaten Banjar. Populasi terbesar kedua adalah tanaman kelapa sawit, yaitu sebanyak 7,90 juta pohon yang banyak diusahakan di Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah Bumbu. Tanaman kelapa menempati posisi ketiga terbesar yang paling banyak diusahakan rumah tangga, yaitu sebanyak 0,89 juta pohon. Kelapa paling banyak berada di Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Kotabaru. Selain tanaman karet, kelapa sawit,dan kelapa, potensi subsektor perkebunan juga pada komoditas kopi (0,59 juta pohon), kemiri (0,47 juta pohon), dan sagu (0,14 juta rumpun). Kabupaten/kota dengan jumlah pohon yang paling banyak diusahakan kopi adalah Kabupaten Banjar (0,28 juta pohon), diikuti Kabupaten Kotabaru (0,22 juta pohon). Jumlah pohon kemiri paling banyak diusahakan di Kabupaten Tapin (0,27 juta pohon), diikuti Kabupaten Banjar (0,10 juta pohon). Rimpun sagu paling banyak diusahakan di Kabupaten Tapin (52,41 ribu rumpun) dan Kabupaten Banjar (48,27 ribu pohon).

Tabel 22 Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kabupaten/Kota Karet Kelapa Kelapa Sawit Kopi Sagu Kemiri (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Tanah Laut 11.593.799 45.718 1.349.063 11.608 30 2.150 Kotabaru 8.150.820 180.369 3.822.657 219.687 275 61.340 Banjar 18.269.109 65.376 222.825 279.577 48.273 103.885 Barito Kuala 2.562.500 290.751 410.564 12.271 13.421 0 T a p i n 9.202.006 10.120 136.502 3.159 52.410 267.636 Hulu Sungai Selatan 5.385.088 97.936 66.067 596 3.839 24.594 Hulu Sungai Tengah 7.191.859 37.351 11.148 881 12.246 749 Hulu Sungai Utara 629.412 13.304 33.800 0 6.515 0 Tabalong 21.714.243 13.630 90.009 55.426 1.509 7.029 Tanah Bumbu 11.206.292 103.993 1.569.168 5.972 1.890 230 Balangan 14.787.063 16.503 18.369 150 2.067 5 Banjarmasin 121.336 10.927 25.366 71 155 0 Banjarbaru 812.591 4.134 147.979 479 0 0 Kalimantan Selatan 111.626.118 890.112 7.903.517 589.877 142.630 467.618

Tabel 22.a Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Belum Berproduksi, ST2013 Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kabupaten/Kota Karet Kelapa Kelapa Sawit Kopi Sagu Kemiri (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Tanah Laut 5.431.968 10.918 715.083 2.264 0 530 Kotabaru 4.994.599 29.988 1.784.101 31.208 105 9.960 Banjar 8.483.260 13.901 165.132 38.397 22.330 38.755 Barito Kuala 1.839.173 32.392 338.944 3.432 6.698 0 T a p i n 3.863.369 2.187 123.164 272 22.019 126.169 Hulu Sungai Selatan 2.180.246 17.706 31.172 472 1.854 4.732 Hulu Sungai Tengah 2.005.954 6.950 4.154 315 4.013 107 Hulu Sungai Utara 318.228 1.945 2.230 0 2.079 0 Tabalong 5.937.382 3.466 38.657 13.254 819 1.165 Tanah Bumbu 5.360.227 22.787 776.984 783 509 0 Balangan 4.753.360 3.588 12.201 0 889 0 Banjarmasin 70.986 2.659 16.000 1 35 0 Banjarbaru 407.716 889 107.561 402 0 0 Kalimantan Selatan 45.646.468 149.376 4.115.383 90.800 61.350 181.418

Hasil ST2013 menunjukkan bahwa tanaman perkebunan yang diusahakan sebagian besar sudah berproduksi. Hasil Sensus Pertanian 2013 memperlihatkan proporsi tanaman karet yang belum berproduksi sebesar 40,89 persen dari total tanaman yang diusahakan/dikelola, proporsi tanaman kelapa yang belum berproduksi sebesar 16,78 persen, dan proporsi tanaman kelapa sawit yang belum berproduksi adalah sebesar 52,07 persen. Angka proporsi yang relatif cukup besar pada tanaman karet, menggambarkan banyaknya penanaman baru ataupun perluasan. Jumlah pohon karet yang belum berproduksi di Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 45,65 juta pohon, dan paling banyak ditemukan di Kabupaten Banjar sebanyak 8,48 juta pohon. Adapun jumlah paling sedikit yang belum berproduksi terdapat di Kota Banjarmasin sebesar 70,99 ribu pohon. Jumlah pohon kelapa yang belum berproduksi di Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 0,15 juta pohon, dan paling banyak ditemui di Kabupaten Kotabaru sebanyak 29,99 ribu pohon. Sedangkan jumlah pohon kopi yang belum berproduksi paling sedikit ditemui di Kota Banjarbaru, dengan jumlah 889 pohon. Untuk jenis komoditi perkebunan kelapa sawit terdapat sebanyak 4,12 juta pohon yang belum berproduksi di Provinsi Kalimantan Selatan. Kabupaten Kotabaru merupakan kabupaten/kota yang memiliki jumlah pohon kelapa sawit yang belum berproduksi paling banyak (1,78 juta pohon).

Tabel 22.b Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Sudah Berproduksi, ST2013 Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kabupaten/Kota Karet Kelapa Kelapa Sawit Kopi Sagu Kemiri (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Tanah Laut 5.079.133 32.145 515.162 8.749 30 1.530 Kotabaru 2.496.776 121.042 1.361.727 162.640 164 26.089 Banjar 8.352.367 47.084 52.681 218.987 16.135 63.728 Barito Kuala 471.789 196.658 34.669 6.451 4.337 0 T a p i n 4.831.712 7.536 11.438 2.769 17.798 130.523 Hulu Sungai Selatan 2.885.353 72.737 33.980 108 1.277 19.762 Hulu Sungai Tengah 4.539.997 28.359 6.494 559 6.980 642 Hulu Sungai Utara 264.447 10.468 4.570 0 2.850 0 Tabalong 13.968.994 9.760 50.391 29.462 450 5.424 Tanah Bumbu 4.846.690 74.477 582.871 5.026 939 230 Balangan 9.191.598 6.106 6.168 150 880 5 Banjarmasin 31.797 8.144 9.116 70 20 0 Banjarbaru 335.599 3.231 34.818 77 0 0 Kalimantan Selatan 57.296.252 617.747 2.704.085 435.048 51.860 247.933

Serupa dengan kondisi tanaman perkebunan yang belum berproduksi, tanaman perkebunan yang sudah berproduksi paling banyak pada komoditas karet, kelapa sawit, dan kelapa. Jumlah pohon karet yang sudah berproduksi di Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 57,30 juta pohon dan paling banyak ditemui di Kabupaten Tabalong, yaitu sebanyak 13,97 juta pohon. Sedangkan jumlah pohon karet yang sudah berproduksi paling sedikit ditemui di Kota Banjarmasin, yaitu sebanyak 31,80 ribu pohon. Jumlah pohon kelapa sawit yang sudah berproduksi di Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 2,70 juta pohon, dan terbanyak ditemui di Kabupaten Kotabaru sebanyak 1,36 juta pohon. Sedangkan jumlah pohon kelapa sawit yang sudah berproduksi paling sedikit di Kabupaten Balangan dengan jumlah 6,17 ribu pohon. Selain karet dan kelapa sawit, pohon kelapa juga merupakan tanaman perkebunan yang memiliki tanaman yang sudah berproduksi terbanyak ketiga. Jumlah pohon kelapa yang sudah berproduksi di Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 0,62 juta pohon dan terbanyak ditemui di Kabupaten Barito Kuala, yaitu sebanyak 196,66 ribu pohon. Sedangkan jumlah pohon kelapa yang sudah berproduksi paling sedikit di Kota Banjarbaru, dengan jumlah yang sudah berproduksi sebanyak 3,23 ribu pohon. Selain terlihat dari jumlah pohon/lajar/rumpun, potensi tanaman perkebunan juga dapat dilihat dari luas tanaman perkebunan. Total luas tanaman paling besar di Provinsi Kalimantan Selatan (tanaman tahunan) yang digunakan rumah tangga untuk usaha perkebunan adalah luas tanaman karet, yaitu 207,24 ribu hektar. Sementara, jika dilihat rata-rata luas tanaman per rumah tangga, maka tanaman kelapa sawit mempunyai rata-rata luas tanaman per rumah tangga paling besar, yaitu sekitar 2,16 hektar per rumah tangga. Rata-rata luasan per rumah tangga untuk tanaman kelapa di Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebesar 0,13 hektar, lebih sedikit daripada rata-rata luasan karet yang diusahakan rumah tangga di Provinsi Kalimantan Selatan yang sebesar 1,28 hektar.

Tabel 23.a Luas Tanam Tanaman Tahunan (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kabupaten/Kota Karet Kelapa Sawit Kelapa Kopi Kemiri Kakao (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Tanah Laut 222.723.836 81.054.820 2.046.052 209.784 146.997 202.291 Kotabaru 156.870.051 143.584.735 11.725.504 3.481.878 1.620.685 1.559.200 Banjar 332.558.492 7.668.308 1.469.546 5.100.787 1.663.312 496.607 Barito Kuala 54.438.081 22.980.584 12.954.088 343.236 0 42.000 T a p i n 160.594.409 1.397.043 539.160 54.745 5.119.683 489.970 Hulu Sungai Selatan 96.594.614 2.943.912 3.409.261 13.974 1.072.578 38.617 Hulu Sungai Tengah 141.413.286 186.132 1.534.793 19.317 47.695 146.571 Hulu Sungai Utara 8.788.406 178.108 348.190 0 0 6.380 Tabalong 385.025.506 2.198.116 393.046 581.703 475.974 874.857 Tanah Bumbu 204.279.837 86.298.896 6.001.803 101.135 21.000 699.300 Balangan 292.699.869 1.152.240 344.301 5.000 0 10.115 Banjarmasin 2.334.750 1.504.358 167.332 2.093 0 0 Banjarbaru 14.072.345 2.836.800 124.560 6.496 0 53.000 Kalimantan Selatan 2.072.393.482 353.984.052 41.057.636 9.920.148 10.167.924 4.618.908

Tabel 23.b Luas Tanaman Semusim (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kabupaten/Kota Tebu Sereh Wangi Tembakau Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) Tanah Laut 4.046 0 867 0 Kotabaru 6.520 1.025 9.700 10.000 Banjar 940 13.725 0 3 Barito Kuala 0 0 0 5 T a p i n 433 0 0 289 Hulu Sungai Selatan 0 168 0 0 Hulu Sungai Tengah 0 145 0 0 Hulu Sungai Utara 5 0 0 1.445 Tabalong 3 0 0 0 Tanah Bumbu 51.289 5 0 230 Balangan 0 0 0 0 Banjarmasin 0 0 0 0 Banjarbaru 11.094 0 0 100 Kalimantan Selatan 74.330 15.068 10.567 12.072

Tabel 24.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Menurut Kondisi Tanaman di Provinsi Kalimantan Selatan, ST2013 Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Jumlah rumah Jenis Tanaman tangga Yang Diusahakan/ Yang Belum Yang Sudah Dikelola Berproduksi Berproduksi (1) (2) (3) (4) (5) Aren/Enau 1.545 36.628 12.452 14.553 Asam Jawa 9 29 17 11 Cengkeh 1.467 75.118 29.633 43.356 Gambir 1 20 0 10 Jambu Mete 33 530 215 314 Jarak Pagar 3 181 0 81 Kakao 566 325.278 128.423 139.872 Kapok 128 1.602 284 1.123 Karet 161.602 111.626.118 45.646.468 57.296.252 Kayu Manis 377 268.245 107.476 156.309 Kelapa Sawit 16.372 7.903.517 4.115.383 2.704.085 Kelapa 30.550 890.112 149.376 617.747 Kemenyan 1 50 50 0 Kemiri 1.838 467.618 181.418 247.933 Kenanga 748 125.636 9.797 105.265 Kopi 3.432 589.877 90.800 435.048 Lada 290 81.922 13.021 66.788 Panili/Vanili 3 525 500 0 Pala 6 12 2 10 Pandan Anyaman 2 90 15 75 Pinang/Jambe 98 58.542 9.776 13.363 Sagu 2.876 142.630 61.350 51.860 Soga 2 45 35 10

Tabel 24.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Luas Tanaman/Luas Tanam Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Kalimantan Selatan, ST2013 Luas Tanaman/Luas Tanam Rata-Rata Luas Tanaman/Luas Jenis Tanaman Jumlah Rumah Tangga (m 2 ) Tanam per Rumah Tangga (m 2 ) (1) (2) (3) (4) Aren/Enau 1.545 1.015.189 657,08 Asam Jawa 9 5.215 579,44 Cengkeh 1.467 4.589.262 3.128,33 Gambir 1 0 0,00 Jambu Mete 33 16.801 509,12 Jarak Pagar 3 3.000 1.000,00 Kakao 566 4.618.908 8.160,61 Kapok 128 50.394 393,70 Karet 161.602 2.072.393.482 12.824,06 Kayu Manis 377 3.367.367 8.932,01 Kelapa Sawit 16.372 353.984.052 21.621,31 Kelapa 30.550 41.057.636 1.343,95 Kemenyan 1 150 150,00 Kemiri 1.838 10.167.924 5.532,06 Kenanga 748 465.174 621,89 Kopi 3.432 9.920.148 2.890,49 Lada 290 1.043.117 3.596,96 Panili/Vanili 3 7.000 2.333,33 Pala 6 3.195 532,50 Pandan Anyaman 2 349 174,50 Pinang/Jambe 98 497.613 5.077,68 Sagu 2.876 3.634.606 1.263,77 Soga 2 2.581 1.290,50 Jute 1 10.000 10.000,00 Rosela 3 303 101,00 Sereh Wangi 28 15.068 538,14 Tebu 39 74.330 1.905,90 Tembakau 13 10.567 812,85

Gambar 21 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Perkebunan, ST2013

Rumah Tangga (ribu) Subsektor Peternakan Berdasarkan hasil ST2013, rumah tangga usaha pertanian Subsektor Peternakan memiliki jumlah rumah tangga usaha terbanyak ketiga (12,97 juta rumah tangga) setelah Subsektor Tanaman Pangan dan perkebunan. Ternak yang diusahakan/dipelihara oleh rumah tangga pertanian dibedakan ke dalam dua kelompok besar, yaitu ternak besar/kecil dan ternak lain. Ternak besar/kecil terdiri atas sapi potong, sapi perah, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi, sedangkan ternak lain terdiri atas ayam lokal (ayam kampung dan ayam lokal lainnya), ayam ras petelur, ayam ras pedaging, itik, itik manila, angsa, kalkun, burung merpati, burung puyuh, dan kelinci. 140.000 120.000 Gambar 22 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak, ST2013 100.000 80.000 60.000 40.000 20.000 0 Jenis Ternak

Tabel 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Kuda Kambing Domba Peternakan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Tanah Laut 19.209 11.418 1 526 3 624 5 Kotabaru 7.750 2.628 10 598 0 906 1 Banjar 20.206 3.967 0 434 6 475 2 Barito Kuala 16.115 1.469 0 29 0 351 0 T a p i n 7.434 1.860 0 19 1 225 1 Hulu Sungai Selatan 9.004 1.245 0 20 0 167 1 Hulu Sungai Tengah 16.776 2.197 0 54 0 334 129 Hulu Sungai Utara 8.300 138 0 438 0 58 0 Tabalong 6.191 1.053 0 1 1 164 0 Tanah Bumbu 8.578 3.534 0 316 0 752 3 Balangan 1.765 425 0 5 0 61 0 Banjarmasin 691 24 0 2 0 9 0 Banjarbaru 1.295 396 1 2 1 137 0 Kalimantan Selatan 123.314 30.354 12 2.444 12 4.263 142

Tabel 25 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Babi Ayam Lokal Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik Itik Manila Lainnya (1) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) Tanah Laut 0 8.018 15 444 2.533 27 101 Kotabaru 3 4.467 19 59 495 64 22 Banjar 4 13.545 15 261 5.756 388 149 Barito Kuala 16 14.334 14 42 2.450 42 73 T a p i n 1 4.947 4 18 1.824 28 83 Hulu Sungai Selatan 50 5.930 5 186 2.765 421 120 Hulu Sungai Tengah 220 11.409 11 257 5.914 220 166 Hulu Sungai Utara 0 4.555 28 560 3.719 33 55 Tabalong 21 3.749 6 154 2.071 18 53 Tanah Bumbu 117 4.647 6 120 1.338 83 48 Balangan 4 956 0 123 444 6 36 Banjarmasin 0 546 5 14 170 1 28 Banjarbaru 20 750 6 67 236 2 53 Kalimantan Selatan 456 77.853 134 2.305 29.715 1.333 987

Tabel 26 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/kota dan Jumlah Jenis Usaha Peternakan, ST2013 Jumlah Jenis Usaha Peternakan Kabupaten/Kota 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Tanah Laut 15.237 3.469 474 23 6 Kotabaru 6.447 1.098 189 15 1 Banjar 15.635 4.319 229 22 1 Barito Kuala 13.547 2.422 141 4 1 T a p i n 5.953 1.385 90 4 2 Hulu Sungai Selatan 7.310 1.486 188 18 2 Hulu Sungai Tengah 13.023 3.374 364 14 1 Hulu Sungai Utara 7.056 1.193 50 1 0 Tabalong 5.144 992 52 3 0 Tanah Bumbu 6.497 1.793 260 25 3 Balangan 1.493 250 18 4 0 Banjarmasin 566 109 13 3 0 Banjarbaru 978 263 43 9 2 Kalimantan Selatan 98.886 22.153 2.111 145 19

Tabel 27 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Tanah Laut 46.025 6 2.276 7 4.364 18 Kotabaru 9.898 30 3.339 0 5.084 3 Banjar 14.888 0 2.753 8 3.215 3 Barito Kuala 4.929 0 1.224 0 1.849 0 T a p i n 5.379 0 140 1 1.201 4 Hulu Sungai Selatan 2.707 0 463 0 931 6 Hulu Sungai Tengah 5.337 0 1.056 0 2.334 873 Hulu Sungai Utara 615 0 8.444 0 500 0 Tabalong 3.564 0 1 1 995 0 Tanah Bumbu 15.119 0 1.356 0 4.453 13 Balangan 1.338 0 9 0 427 0 Banjarmasin 542 0 19 0 93 0 Banjarbaru 2.217 50 4 3 1.047 0 Kalimantan Selatan 112.558 86 21.084 20 26.493 920

Tabel 27 (lanjutan) Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Ayam Ras Ayam Ras Itik Kabupaten/Kota Ayam Lokal Itik Petelur Pedaging Manila (1) (8) (9) (10) (11) (12) Tanah Laut 0 117.749 43.554 15.775.843 51.889 Kotabaru 23 79.791 12.667 574.391 8.087 Banjar 20 170.270 8.208 5.555.209 175.156 Barito Kuala 451 176.386 873 523.085 44.634 T a p i n 18 62.642 235 66.310 63.890 Hulu Sungai Selatan 248 66.742 5.042 1.227.333 151.592 Hulu Sungai Tengah 1.223 131.635 918 2.479.945 323.500 Hulu Sungai Utara 0 158.712 8.080 2.591.243 609.829 Tabalong 106 59.063 8.121 2.288.133 55.119 Tanah Bumbu 285 72.193 1.240 1.094.470 22.430 Balangan 106 16.921 0 1.564.124 17.765 Banjarmasin 0 10.092 107.500 556.730 8.449 Banjarbaru 757 21.839 100.509 2.937.320 11.633 Kalimantan Selatan 3.237 1.144.035 296.947 37.234.136 1.543.973

Jika dilihat dari rumah tangga pertanian yang memelihara ternak, hasil ST2013 menunjukkan bahwa jenis ternak besar yang banyak dipelihara oleh rumah tangga adalah sapi potong, tercatat sebanyak 30.354 rumah tangga memelihara sapi potong. Ternak kecil yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga pemelihara ternak adalah kambing, sebanyak 4.263 rumah tangga tercatat mengusahakan jenis ternak ini. Untuk ayam lokal yang merupakan gabungan dari ayam kampung dan ayam lokal lainnya, hasil ST2013 menunjukkan bahwa sebanyak 77.853 rumah tangga mengusahakan jenis ternak ini. Ayam lokal merupakan jenis unggas yang paling banyak diusahakan rumah tangga. Jika dilihat dari jumlah ternak yang dipelihara oleh rumah tangga perternakan di Provinsi Kalimantan Selatan, sapi potong merupakan ternak besar yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Tanah Laut. Di Kabupaten Tanah Laut sapi potong dipelihara oleh sebanyak 11.418 rumah tangga. Sedangkan di Kota Banjarmasin merupakan daerah dengan jumlah rumah tangga yang memlihara sapi potong paling sedikit. Di Kota Banjarmasin hanya sebanyak 24 rumah tangga yang mengusahakan sapi potonng. Untuk ternak kecil kambing, rumah tangga yang terbanyak mengusahakan ternak ini ada di Kabupaten Kotabaru. Di kabupaten ini jumlah rumah tangga yang mengusahakan ternak kambing ada sebanyak 906 rumah tangga. Sama seperti ternak besar sapi potong, untuk rumah tangga yang mengusahakan ternak kecil kambing terkecil juga ada di Kota Banjarmasin. Di Kota Banjarmasin hanya ada 9 rumah tangga yang mengusahakan ternak kambing. Untuk ternak ayam local, jumlah rumah tangga yang terbanyak mengusahakan ternak ini terdapat di Kabupaten Barito Kuala sebesar 14.334 rumah tangga. Sama halnya dengan sapi potong dan kambing, untuk rumah tangga yang mengusahakan ayam lokal terkecil juga terjadi di Kota Banjarmasin. Sebanyak 546 rumah tangga di Kota Banjarmasin merupakan pengusaha ayam lokal.

Populasi Ternak Gambar 23 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak, ST2013 1.400.000 1.200.000 1.000.000 800.000 600.000 400.000 200.000 0 Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Ayam Lokal Ayam Ras Ayam Ras Petelur Pedaging Itik Itik Manila Jenis Ternak

Gambar 24 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Peternakan, ST2013

Subsektor Perikanan Kegiatan usaha pertanian di Subsektor Perikanan terdiri dari kegiatan Budidaya Ikan dan kegiatan Penangkapan Ikan. Dari kedua kegiatan tersebut, hasil ST2013 mencatat bahwa terdapat. rumah tangga yang berusaha di Subsektor Perikanan. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan penangkapan ikan terlihat mendominasi usaha rumah tangga Subsektor Perikanan. Berdasarkan hasil ST2013, terdapat sebanyak 17.222 rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan dan jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Penangkapan Ikan adalah sebanyak 45.694 rumah tangga. Sebanyak.. rumah tangga pertanian di Subsektor Perikanan mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan sekaligus Penangkapan Ikan. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan, dapat di rinci ke dalam dua komoditas utama, yaitu bukan ikan hias dan ikan hias. Untuk kelompok Bukan Ikan Hias, Budidaya Ikan di kolam/air tawar dengan jenis ikan utama adalah nila terlihat mendominasi kegiatan Budidaya Ikan. Hal ini tercermin dari banyaknya jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan nilasebagai ikan utama, yaitu sebanyak 5.115 rumah tangga. Selain ikan nila, ikan patin merupakan jenis ikan utama pada kegiatan Budidaya ikan di kolam/air tawar yang memiliki jumlah rumah tangga terbanyak, yaitu sebanyak 2.922 rumah tangga. Sedangkan untuk kegiatan budidaya di tambak/air payau, ikan bandeng merupakan jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga, yaitu sebanyak 1.199 rumah tangga. Untuk kelompok Ikan Hias, jenis ikan utama yang banyak diusahakan oleh rumah tangga adalah ikan cupang, ikan koi, dan ikan mas koki. Hasil ST2013 mencatat bahwa banyaknya rumah tangga yang mengusahakan ikan cupang, ikan koi, dan ikan mas koki adalah masing-masing sebanyak 15, 11, dan 8 rumah tangga.

Tabel 28 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Ikan Utama yang Diusahakan, ST2013 Bukan Ikan Hias Air Laut Air Payau Air Tawar Ikan Hias Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Cupang/Betta Rumput Laut 128 Bandeng 1.199 Nila 5.115 15 Hias Teri 51 Udang Windu 681 Patin 2.922 Koi 11 Kerapu Sunu 4 Nila 53 Toman 2.853 Mas Koki 8 Kepiting 3 Udang Putih 19 Lele 1.826 Gapi 3 Tenggiri 2 Kepiting 8 Bawal Air Tawar 598 Udang Windu Jumbo Arowana (Banjar) 2 Udang Krosok 4 Mas 511 Rainbow Merah 1 Kakap Merah 1 Mujair 3 Betok 280 Moli 1 Udang Barong/ Udang Karang Udang Putih/ Jerbung 1 Udang Rostris 3 Gabus 278 Arowana Super Red 1 Belanak 2 Gurami 80 Diskus 1 Udang Ratu/Raja 1 Kerapu Lumpur 1 Mujair 60 Cupang/Betta Laga 2 1 1

Apabila ditinjau menurut provinsi, hasil ST2013 menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan terbanyak (300,09 ribu rumah tangga), diikuti oleh Provinsi Jawa Tengah yang tercatat memiliki sebanyak 214,87 ribu rumah tangga usaha budidaya ikan. Provinsi yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan paling sedikit adalah Provinsi Maluku Utara, yaitu sebanyak 1,78 ribu rumah tangga. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa untuk usaha Budidaya Bukan Ikan Hias di Provinsi Kalimantan Selatan, paling banyak rumah tangga mengusahakan ikan di Kolam dan di Tambak. Tercatat sebanyak 844,12 ribu rumah tangga di Provinsi Kalimantan Selatan mengusahakan Budidaya Ikan di Kolam, sedangkan sebanyak 151,35 ribu rumah tangga di Provinsi Kalimantan Selatan mengusahakan Budidaya Ikan di Tambak. Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki rumah tangga terbanyak yang mengusahakan budidaya bukan ikan hias di Kolam, yaitu sebanyak 266,71 ribu rumah tangga. Sedangkan Provinsi Sulawesi Selatan paling banyak mengusahakan budidaya bukan ikan hias di tambak, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 31,70 ribu rumah tangga. Hasil ST2013 juga mencatat bahwa terdapat sebanyak 12,88 ribu rumah tangga usaha Budidaya Ikan Hias. Usaha Budidaya Ikan Hias di Provinsi Kalimantan Selatan paling banyak diusahakan di Provinsi Jawa Timur, yaitu sebanyak 3,59 ribu rumah tangga (27,88 persen). Selain Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan hias kedua terbanyak, yaitu sebanyak 3,42 ribu rumah tangga (26,53 persen). Sedangkan provinsi yang paling sedikit mengusahakan budidaya ikan hias adalah Provinsi Kalimantan Utara, yang tercatat hanya memiliki sebanyak 5 rumah tangga usaha budidaya ikan hias.

Tabel 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Bukan Ikan Hias Di Laut Di Tambak Di Kolam Di Sawah Di Perairan Umum Ikan Hias (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Tanah Laut 1.026 0 217 761 16 49 2 Kotabaru 1.467 137 1.030 302 2 1 1 Banjar 2.807 0 49 1.453 40 1.310 12 Barito Kuala 959 16 167 617 0 176 0 T a p i n 515 0 0 272 17 232 2 Hulu Sungai Selatan 1.610 0 0 133 3 1.482 0 Hulu Sungai Tengah 1.111 0 0 429 21 669 3 Hulu Sungai Utara 3.288 0 3 406 8 2.886 1 Tabalong 1.371 0 2 815 47 533 4 Tanah Bumbu 1.785 156 695 914 4 20 4 Balangan 458 0 3 254 3 207 1 Banjarmasin 400 0 13 339 0 34 14 Banjarbaru 425 0 2 408 4 14 2 Kalimantan Selatan 17.222 309 2.181 7.103 165 7.613 46

Jumlah Rumah Tangga Gambar 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Budidaya, ST2013 1.400 1.200 1.000 800 600 400 200 0 Rumah Tangga Perikanan Di Kolam/Air Tawar Di Tambak/Air Payau Di Laut Di Sawah Di Perairan Umum Bukan Ikan Hias Jenis Budidaya Ikan Ikan Hias

Tabel 30 Rata-Rata Luas Baku Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan (m 2 /rumah tangga), ST2013 Bukan Ikan Hias Kabupaten/Kota Di Tambak/Air Di Kolam/Air Di Perairan Ikan Hias Di Laut Di Sawah Payau Tawar Umum (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Tanah Laut 0,00 34.513,54 1.713,53 151,75 1.279,35 9,50 Kotabaru 4.754,37 65.845,60 1.546,91 290,00 10.000,00 12,00 Banjar 0,00 94.548,45 3.790,97 1.366,15 158,33 2.756,67 Barito Kuala 85.796,88 73.451,30 1.377,45 0,00 1.298,36 0,00 T a p i n 0,00 0,00 1.621,53 3.815,94 54,91 8,00 Hulu Sungai Selatan 0,00 0,00 203,63 416,00 15,83 0,00 Hulu Sungai Tengah 0,00 0,00 303,99 1.938,14 15,52 6,00 Hulu Sungai Utara 0,00 76,00 566,69 4.699,25 24,57 16,00 Tabalong 0,00 110,00 1.141,74 222,87 270,83 6,00 Tanah Bumbu 852,60 32.236,56 628,01 7.675,00 1.108,85 29,25 Balangan 0,00 26,67 179,08 1.172,00 289,48 10,00 Banjarmasin 0,00 46.595,08 652,45 0,00 342,56 190,14 Banjarbaru 0,00 2.600,00 894,03 282,25 95,79 12,00 Kalimantan Selatan 6.980,92 52.831,51 1.561,86 1.502,35 113,69 782,57

Luas baku budidaya ikan menunjukkan luas baku wadah (areal) yang digunakan untuk melakukan usaha budidaya ikan. Rata-rata luas baku budidaya ikan terbesar adalah untuk jenis budidaya bukan ikan hias di tambak/air payau, yaitu sebesar 25,21 ribu m2/rumah tangga, sedangkan rata-rata luas baku paling kecil adalah untuk budidaya bukan ikan hias di perairan umum, dengan rata-rata luas baku sebesar 389 m2/rumah tangga. Sedangkan untuk rata-rata luas baku budidaya ikan hias yaitu sebesar 617 m2/rumah tangga. Jenis ikan yang dikembangkan dan masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebanyak 11 jenis yaitu: Nila, Lele, Ikan Mas, Bandeng, Kakap, Rumput Laut, Udang Windu, Udang Vaname, Gurame, Patin, dan Kerapu. Mengacu pada jenis ikan yang dikembangkan dalam Renstra KKP, rumah tangga usaha Budidaya Ikan dapat dirinci menurut jenis ikan utama yang diusahakan. Terlihat bahwa secara nasional, jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha Budidaya Ikan adalah Ikan Nila, kemudian diikuti oleh Ikan Lele, Ikan Bandeng, dan Ikan Mas. Sedangkan Ikan Kakap, merupakan komoditas utama Budidaya Ikan yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Nila, Ikan Lele, Ikan Bandeng, dan Ikan Mas adalah masing-masing sebanyak 260,65 ribu rumah tangga; 223,57 ribu rumah tangga; 110,69 ribu rumah tangga; dan 100,90 ribu rumah tangga. Untuk komoditas Ikan Nila yang merupakan komoditas unggulan nasional (memiliki jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan terbanyak), Provinsi Jawa Barat tercatat sebagai provinsi dengan jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Nila terbanyak, yaitu sebanyak 103,73 ribu rumah tangga. Komoditas Ikan Bandeng paling banyak ditemui di Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu sebanyak 23,72 ribu rumah tangga. Rumah tangga usaha Budidaya Ikan Lele paling banyak ditemui di Provinsi Jawa Tengah yaitu sebanyak 86,67 ribu rumah tangga, sedangkan rumah tangga usaha Budidaya Ikan Mas paling banyak ditemui di Provinsi Jawa Barat dengan jumlah rumah tangga sebanyak 32,21 ribu rumah tangga. Untuk rumah tangga usaha Budidaya Gurame, Rumput Laut, Udang Windu, Udang Vaname, Patin, dan kerapu banyak diusahakan masing-masing di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 26,30 ribu rumah tangga, Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 22,29 ribu rumah tangga, Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 3,99 ribu rumah tangga, Provinsi Lampung sebanyak 4,14 ribu rumah tangga, Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 5,06 ribu rumah tangga, dan Provinsi Kepulauan Riau sebanyak 3,32 ribu rumah tangga.

Tabel 31 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Bukan Ikan Hias Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ikan Utama, ST2013 Jenis Ikan Utama Kabupaten/Kota Udang Udang Rumput Nila Lele Mas Gurame Bandeng Patin Kakap Kerapu Windu Vaname Laut (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) Tanah Laut 402 248 17 2 35 103 0 0 181 0 0 Kotabaru 224 44 3 2 741 21 1 5 147 0 126 Banjar 1.861 146 82 14 72 464 0 0 0 0 0 Barito Kuala 237 200 1 15 173 150 0 0 0 0 0 T a p i n 190 89 38 2 0 73 0 0 0 0 0 Hulu Sungai Selatan 75 134 11 2 0 317 0 0 0 0 0 Hulu Sungai Tengah 235 149 54 3 0 227 0 0 0 0 0 Hulu Sungai Utara 451 42 62 3 1 928 0 0 0 0 0 Tabalong 712 81 182 5 0 193 0 0 0 0 0 Tanah Bumbu 341 331 6 5 223 176 0 0 353 0 2 Balangan 277 90 43 0 0 27 0 0 0 0 0 Banjarmasin 51 72 0 10 9 191 0 0 0 0 0 Banjarbaru 111 200 12 17 0 52 0 0 0 0 0 Kalimantan Selatan 5.167 1.826 511 80 1.254 2.922 1 5 681 0 128

Dilihat dari jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan hias, terdapat empat jenis ikan hias yang paling banyak diusahakan ikan koi, mas koki, cupang dan arowana. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jenis ikan hias utama yang diusahakan oleh rumah tangga usaha perikanan adalah ikan koi, yaitu sebanyak 3,39 ribu rumah tangga. Provinsi yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan koi sebagai komoditas utama adalah Provinsi Jawa Timur, yaitu sebanyak 1,52 ribu rumah tangga. Selain ikan koi, ikan arowana merupakan ikan hias yang banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha budidaya ikan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 2,37 ribu rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan hias jenis arowana sebagai jenis ikan utama. Apabila ditinjau potensi masingmasing provinsi, terlihat bahwa Provinsi Kalimantan Barat merupakan provinsi yang memiliki potensi pada kegiatan budidaya ikan hias jenis ikan arowana. Hal ini tercermin dari jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan hias jenis arowana paling banyak diusahakan di Provinsi Kalimantan Barat yang mencapai 91,28 persen (2,17 ribu rumah tangga). Ikan hias lainnya yang cukup banyak diusahakan rumah tangga usaha perikanan adalah ikan mas koki dan cupang, yaitu sebanyak 1,71 ribu rumah tangga mengusahakan ikan mas koki, dan sebanyak 2,05 ribu rumah tangga mengusahakan ikan cupang.

Tabel 32 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Hias Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ikan Hias Utama, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Ikan Hias Utama Arowana Koi Mas Koki Cupang (1) (2) (3) (4) (5) Tanah Laut 0 0 2 0 Kotabaru 0 1 0 0 Banjar 3 3 2 0 Barito Kuala 0 0 0 0 T a p i n 0 0 1 1 Hulu Sungai Selatan 0 0 0 0 Hulu Sungai Tengah 0 0 1 2 Hulu Sungai Utara 0 0 1 0 Tabalong 0 3 0 0 Tanah Bumbu 0 3 0 0 Balangan 0 0 0 1 Banjarmasin 0 0 1 12 Banjarbaru 0 1 0 0 Kalimantan Selatan 3 11 8 16

Gambar 26 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan, ST2013

Selain kegiatan Budidaya Ikan, terdapat kegiatan Penangkapan Ikan di Subsektor Perikanan. Kegiatan Penangkapan Ikan terdiri dari dua jenis, yaitu kegiatan Penangkapan Ikan di Laut dan Kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Dari sebanyak 864,51 ribu rumah tangga usaha Penangkapan Ikan, terdapat sebanyak 610,52 ribu rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut dan sebanyak 257,91 ribu rumah tangga mengusahakan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Sedangkan sebanyak 3,92 ribu rumah tangga mengusahakan kegiatan Penangkapan Ikan baik di Laut maupun di Perairan Umum. Kondisi ini terjadi karena dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari 1 (satu) usaha penangkapan ikan dengan pengelolaan terpisah (unit usaha) yang dilakukan oleh anggota rumah tangga yang berbeda. Jadi dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari 1 (satu) unit usaha penangkapan ikan. Bila ditinjau per masing-masing provinsi, Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan rumah tangga usaha Penangkapan Ikan terbanyak, yaitu sebanyak 76,66 ribu rumah tangga. Sedangkan Provinsi DI Yogyakarta merupakan provinsi dengan jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan paling sedikit, yaitu sebanyak 2,09 ribu rumah tangga. Jika dirinci menurut jenis usaha penangkapan ikan, terlihat bahwa Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi yang memiliki potensi usaha Penangkapan Ikan di Laut karena memiliki jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut terbanyak, yaitu sebanyak 67,52 ribu rumah tangga. Jumlah ini mendominasi sekitar 11,06 persen jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut nasional. Untuk kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum, Provinsi Kalimantan Selatan merupakan provinsi dengan jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Perairan Umum terbanyak, yaitu sebanyak 35,99 ribu rumah tangga. Jumlah ini mendominasi sekitar 13,95 persen jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Perairan Umum nasional.

Tabel 33 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Penangkapan Ikan, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Di Laut Jenis Penangkapan Ikan Di Perairan Umum (1) (2) (3) (4) Tanah Laut 3.740 2.019 1.733 Kotabaru 6.097 5.774 383 Banjar 9.714 534 9.180 Barito Kuala 4.464 239 4.227 T a p i n 1.915 0 1.915 Hulu Sungai Selatan 5.883 0 5.883 Hulu Sungai Tengah 2.912 0 2.912 Hulu Sungai Utara 8.000 0 8.000 Tabalong 916 0 916 Tanah Bumbu 1.501 1.217 299 Balangan 261 1 260 Banjarmasin 271 12 259 Banjarbaru 20 0 20 Kalimantan Selatan 45.694 9.796 35.987

Rumah Tangga Gambar 27 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Jenis Penangkapan, ST2013 50.000 40.000 30.000 20.000 10.000 0 Usaha Penangkapan Ikan Di Laut Di Perairan Umum Jenis Penangkapan Ikan Unit usaha penangkapan ikan adalah suatu kesatuan usaha penangkapan ikan yang dilakukan anggota rumah tangga dengan pengelolaan tersendiri dan menanggung resiko usaha. Dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari satu unit usaha. Karakteristik unit usaha penangkapan ikan di Subsektor Perikanan dapat dibedakan juga menurut jenis kapal/perahu utama yang digunakan. Kapal/perahu utama yang digunakan dapat berupa kapal motor, perahu motor tempel, perahu tanpa motor, dan tanpa perahu. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa perahu motor tempel merupakan jenis perahu yang paling banyak digunakan untuk melakukan penangkapan ikan, yaitu digunakan oleh sebanyak 293,43 ribu unit usaha. Sedangkan unit usaha penangkapan ikan di laut yang tanpa menggunakan kapal/perahu menunjukkan jumlah yang paling sedikit di Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu hanya sebanyak 48,19 ribu unit usaha. Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di laut dengan perahu motor tempel sebagai jenis kapal/perahu utama yang digunakan, yaitu sebanyak 41,08 ribu unit usaha.

Lain halnya kondisi yang ditemui pada kegiatan penangkapan ikan di perairan umum. Unit usaha yang menggunakan perahu tanpa motor merupakan yang terbanyak dilakukan oleh unit usaha penangkapan ikan di perairan umum. Sebanyak 109,72 ribu unit usaha penangkapan ikan di perairan umum menggunakan perahu tanpa motor dalam melakukan kegiatan usaha di bidang penangkapan ikan di perairan umum. Sedangkan unit usaha yang menggunakan kapal motor merupakan jenis yang paling sedikit ditemui di Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu hanya sebanyak 14,66 unit usaha. Provinsi Papua merupakan provinsi yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum dengan menggunakan perahu tanpa motor, yaitu sebanyak 23,77 unit usaha.

Tabel 34 Jumlah Unit Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kapal/Perahu Utama yang Digunakan, ST2013 Di Laut Di Perairan Umum Kabupaten/Kota Kapal Motor Perahu Motor Tempel Perahu Tanpa Motor Tanpa Perahu Kapal Motor Perahu Motor Tempel Perahu Tanpa Motor Tanpa Perahu (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Tanah Laut 1182 638 35 199 56 362 476 853 Kotabaru 2509 2895 490 92 19 166 99 117 Banjar 469 66 3 1 536 1428 4396 3003 Barito Kuala 40 195 5 1 853 1235 935 1233 T a p i n 0 0 0 0 47 1139 238 527 Hulu Sungai Selatan 0 0 0 0 118 4189 1212 609 Hulu Sungai Tengah 0 0 0 0 57 1297 906 753 Hulu Sungai Utara 0 0 0 0 159 4675 3104 489 Tabalong 0 0 0 0 18 16 546 342 Tanah Bumbu 749 374 34 90 26 213 76 29 Balangan 0 0 1 0 12 5 98 156 Banjarmasin 3 6 3 0 8 93 96 66 Banjarbaru 0 0 0 0 0 0 2 19 Kalimantan Selatan 4952 4174 571 383 1909 14818 12184 8196

Selain dibedakan menurut jenis kapal/perahu yang digunakan, karakteristik unit usaha penangkapan ikan dapat dibedakan menurut jenis alat tangkap utama yang digunakan. Jenis alat tangkap utama yang digunakan antara lain pukat, jaring, pancing, perangkap serta lainnya. Untuk kegiatan penangkapan ikan di laut, alat tangkap utama yang digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di Provinsi Kalimantan Selatan adalah jenis pancing. Sebanyak 249,68 ribu unit usaha penangkapan ikan di laut menggunakan pancing sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan perangkap paling sedikit ditemui di Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu hanya sebanyak 36,74 ribu unit usaha. Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan pancing sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak 18,21 ribu unit usaha. Berbeda dengan kegiatan penangkapan ikan di laut, alat tangkap utama yang paling banyak digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum adalah jenis jaring. Sebanyak 88,04 unit usaha penangkapan ikan di perairan umum menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan pukat paling sedikit ditemui di Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu hanya sebanyak 26,83 ribu unit usaha. Provinsi Papua merupakan provinsi yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak 12,87 ribu unit usaha.

Tabel 35 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Alat Tangkap Utama yang Digunakan, ST2013 Di Laut Di Perairan Umum Kabupaten/Kota Pukat Jaring Pancing Perangkap Lainnya Pukat Jaring Pancing Perangkap Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Tanah Laut 713 1.060 99 28 154 21 322 638 474 292 Kotabaru 1.123 3.470 1.148 147 98 6 42 53 103 197 Banjar 439 57 33 5 5 157 1.848 2.586 2607 2165 Barito Kuala 6 140 51 39 5 83 1.090 1.537 1075 471 T a p i n 0 0 0 0 0 16 489 378 525 543 Hulu Sungai Selatan 0 0 0 0 0 45 434 609 4500 540 Hulu Sungai Tengah 0 0 0 0 0 37 756 433 1077 710 Hulu Sungai Utara 0 0 0 0 0 255 3.599 870 2282 1421 Tabalong 0 0 0 0 0 20 250 237 262 153 Tanah Bumbu 168 745 136 157 41 19 40 118 128 39 Balangan 0 1 0 0 0 13 70 90 47 51 Banjarmasin 0 9 2 0 1 4 123 116 14 6 Banjarbaru 0 0 0 0 0 0 6 4 1 10 Kalimantan Selatan 2.449 5.482 1.469 376 304 676 9.069 7.669 13095 6598

Gambar 28 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan, ST2013

Rumah Tangga (ribu) Subsektor Kehutanan Rumah tangga usaha pertanian Subsektor Kehutanan mencakup ke dalam 4 (empat) jenis kegiatan, yaitu kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan, Menangkar Satwa/Tumbuhan Liar, Menangkap Satwa Liar dan Memungut Hasil Hutan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 19.766 rumah tangga pertanian Subsektor Kehutanan. Dari sejumlah rumah tangga usaha Subsektor Kehutanan, sebanyak 10.585 rumah tangga mengusahakan kegiatan pemungutan hasil hutan. Jenis kegiatan pemungutan hasil hutan tercatat sebagai kegiatan yang memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling banyak. Gambar 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Jenis Budidaya, ST2013 20.000 15.000 10.000 5.000 0 Subsektor Kehutanan Budidaya Tanaman Kehutanan Penangkaran Satwa/Tumbuhan Liar Penangkapan Satwa Liar Pemungutan Hasil Hutan Jenis Budi Daya

Tabel 36 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kegiatan, ST2013 Jumlah Rumah Jenis Kegiatan Kabupaten/Kota Tangga Usaha Budidaya Tanaman Menangkar Menangkap Memungut Hasil Kehutanan Kehutanan Satwa/Tumbuhan Liar Satwa Liar Hutan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Tanah Laut 2.069 1.105 8 27 955 Kotabaru 2.874 1.971 0 146 930 Banjar 3.087 1.359 36 194 1.684 Barito Kuala 3.085 713 13 186 2.306 T a p i n 1.636 502 11 92 1.103 Hulu Sungai Selatan 1.445 1.067 2 42 363 Hulu Sungai Tengah 586 348 4 105 164 Hulu Sungai Utara 1.723 231 43 29 1.514 Tabalong 815 228 13 119 520 Tanah Bumbu 1.835 1.152 5 37 735 Balangan 360 41 14 177 135 Banjarmasin 64 12 0 2 51 Banjarbaru 187 59 3 3 125 Kalimantan Selatan 19.766 8.788 152 1.159 10.585

Jika dirinci menurut kabupaten/kota, jumlah rumah tangga usaha kehutanan, paling banyak ditemui di Kabupaten Banjar, yaitu sebanyak 3.087 rumah tangga. Kabupaten/kota yang memiliki rumah tangga usaha kehutanan kedua terbanyak yaitu Kabupaten Barito Kuala dengan jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013 adalah sebanyak 3.085 rumah tangga. Kedua kabupaten tersebut memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan yang cukup banyak karena kondisi alam/geografisnya yang masih memungkinkan untuk melakukan usaha tanaman kehutanan. Berbeda halnya dengan Kota Banjarmasin yang tercatat sebagai kabupaten/kota dengan jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling sedikit, yaitu sebanyak 64 rumah tangga. Hal ini dapat dimaklumi karena kepadatan penduduk dan lahan pertanian khususnya lahan kehutanan yang sudah semakin sedikit di wilayah ini. Selain Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru juga merupakan kabupaten/kota kedua yang memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling sedikit, yaitu sebanyak 187 rumah tangga. Seperti telah diuraikan sebelumnya, pemungutan hasil hutan merupakan jenis kegiatan di Subsektor Kehutanan yang memiliki rumah tangga usaha terbanyak (10.585 rumah tangga) dengan konsentrasi terbanyak di Kabupaten Barito Kuala (2.306 rumah tangga). Selain pemungutan hasil hutan, kegiatan budidaya tanaman kehutanan juga paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Provinsi Kalimantan Selatan. Sebanyak 8.788 rumah tangga tercatat mengusahakan kegiatan budidaya tanaman kehutanan, dimana Kabupaten Kotabaru merupakan kabupaten/kota yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya tanaman kehutanan paling banyak, yaitu sebanyak 1.971 rumah tangga. Kegiatan menangkap satwa liar menempati posisi ketiga dalam urutan banyaknya jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013. Tercatat sebanyak 1.159 rumah tangga yang mengusahakan kegiatan penangkapan satwa liar di Provinsi Kalimantan Selatan. Untuk jumlah rumah tangga penangkapan satwa liar terbanyak tercatat di Kabupaten Banjar yang memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan kegiatan penangkapan satwa liar yaitu sebanyak 194 rumah tangga. Hal ini sangat memungkinkan terjadi di Kabupaten Banjar mengingat kondisi alam yang memungkinkan serta didukung oleh faktor lingkungan. Kegiatan lainnya di subsektor kehutanan adalah kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa sebanyak 152 rumah tangga usaha kehutanan di Provinsi Kalimantan Selatan mengusahakan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar. Kabupaten Hulu Sungai Utara tercatat sebagai kabupaten/kota yang mendominasi jumlah rumah tangga usaha kehutanan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar terbanyak, yaitu sebanyak 43 rumah tangga.

Tabel 37 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata-Rata Populasi per Rumah Tangga Budidaya Tanaman Kehutanan, ST2013 Komoditas Jumlah Rumah Tangga Budidaya Tanaman Kehutanan Jumlah Populasi Rata-Rata Tanaman yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Jati 3.166 567.365 179 Bambu 2.274 63.252 27 Mahoni 1.614 183.674 113 Sengon/Jeunjing/Albazia 1.072 415.209 387 Gaharu 670 119.445 178 Akasia 435 98.952 227 Rotan 387 848.963 2.193 Sungkai 366 97.197 265 Kayu Putih 210 46.503 221 Jabon 95 13.297 139 Meranti 66 21.521 326 Bungur 51 3.389 66 Benuang 25 1.127 45 Jati Putih/Gmelina 24 1.143 47 Ulin 14 1.223 87 Jelutung 13 2.249 173 Kupang 7 173 24 Ketapang 5 19 3 Trembesi 4 1.777 444 Medang 4 98 24 Turi 4 56 14 Mindi 4 32 8 Bakau 3 1.220 406 Rimba Campuran 3 1.070 356 Benda 3 631 210

Tabel 38 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata-Rata Populasi per Rumah Tangga Usaha Pembibitan Tanaman Kehutanan Menurut Komoditas, ST2013 Komoditas Jumlah Rumah Tangga Budidaya Tanaman Kehutanan Jumlah Populasi Rata-Rata Tanaman yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Jati 1.108 429.990 388 Bambu 644 19.008 29 Mahoni 489 127.155 260 Sengon/Jeunjing/Albazia 367 251.548 685 Gaharu 183 105.556 576 Rotan 171 179.637 1.050 Kayu Putih 167 12.263 73 Akasia 139 77.663 558 Sungkai 92 20.197 219 Meranti 24 12.953 539 Jabon 15 9.737 649 Jati Putih/Gmelina 9 693 77 Bakau 4 160.300 40.075 Ketapang 4 9 2 Trembesi 3 21.750 7.250 Jelutung 3 624 208 Benuang 2 80 40 Rimba Campuran 2 70 35 Turi 2 50 25 Bungur 2 40 20 Ulin 2 17 8 Jenitri 1 1.000 1.000 Benda 1 625 625 Cempaga 1 400 400 Agathis 1 100 100

Tabel 39 Jumlah Tanaman Kehutanan yang Diusahakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Jenis Tanaman Kabupaten/Kota Jati Sengon Mahoni Akasia Bambu Jabon Jati Putih Waru Suren (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Tanah Laut 45.192 115.018 62.019 7.784 3.960 3.240 19 0 0 Kotabaru 227.636 187.769 6.558 60.666 5.038 85 254 0 0 Banjar 122.559 61.046 51.855 8.279 3.927 2.204 131 0 20 Barito Kuala 1.328 9.510 14 2.081 8.325 0 250 20 0 T a p i n 49.163 809 24.819 985 7.132 3.160 0 0 0 Hulu Sungai Selatan 13.066 7.630 15.498 545 26.461 0 189 0 0 Hulu Sungai Tengah 19.261 42 403 55 2.880 0 0 0 0 Hulu Sungai Utara 2.728 250 150 0 1.394 0 0 0 0 Tabalong 6.758 759 4.466 300 1.148 0 300 0 0 Tanah Bumbu 74.890 10.191 7.484 3.472 1.612 4.608 0 20 0 Balangan 735 0 0 0 1.365 0 0 0 0 Banjarmasin 200 1.475 200 0 0 0 0 0 0 Banjarbaru 3.849 20.710 10.208 14.785 10 0 0 6 0 Kalimantan Selatan 567.365 415.209 183.674 98.952 63.252 13.297 1.143 46 20

Tanaman kehutanan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan adalah tanaman rotani. Dimana tanaman rotan mempunyai nilai ekonomis untuk dijadikan kerajinan. Sebanyak 849.963 tanaman rotan diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Provinsi Kalimantan Selatan. Tanaman jati yang merupakan tanaman yang sangat baik untuk mebel dan furniture. Tanaman jati tercatat diusahakan di Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 567.365 tanaman. Tanaman jati putih yang juga sangat baik untuk mebel dan furnitur, tercatat sebanyak 1.143 tanaman. Kabupaten Tabalong merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman jati putih. Sebanyak 300 tanaman jati putih (26,25 persen) diusahakan di Kabupaten Tabalong. Tanaman sengon saat ini merupakan tanaman yang mulai banyak diusahakan di Provinsi Kalimantan Selatan, dan biasanya digunakan untuk bahan baku utama industri kayu olahan. Tanaman sengon yang diusahakan tercatat sebanyak 415.209 tanaman. Tanaman mahoni juga merupakan tanaman yang sangat baik untuk mebel dan furnitur selain tanaman jati. Tanaman mahoni yang diusahakan di Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 183.674 tanaman. Tanaman gaharu mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Getah yang dihasilkan pohon gaharu berharga sangat mahal karena sangat dibutuhkan oleh industri parfum. Tanaman gaharu dibudidayakan sebanyak 119.445 tanaman di Provinsi Kalimantan Selatan. Tanaman akasia yang juga merupakan salah satu tanaman komoditas utama yang digunakan oleh industry pengolahan kayu. Tanaman ini tercatat diusahakan di Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 98.952 tanaman. Tanaman jabon yang saat ini merupakan tanaman yang mulai banyak diusahakan di Provinsi Kalimantan Selatan, dan biasanya digunakan untuk bahan baku utama industri kayu olahan. Tercatat sebanyak 95 rumah tangga pertanian yang mengusahakannya dengan jumlah tanaman sebanyak 13.297 tanaman. Kabupaten Tanah Bumbu merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman jabon. Sebanyak 4.608 tanaman jabon (34,65 persen) diusahakan di Kabupaten Tanah Bumbu.

Tanaman Bambu yang merupakan tanaman yang sangat banyak dimanfaatkan oleh masyarakat tercatat sebanyak 63.252 tanaman diusahakan di Provinsi Kalimantan Selatan. Kabupaten yang mengusahakan tanaman bambu terbanyak adalah Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yaitu sebanyak 26.461 tanaman (41,83 persen). Sebaliknya, Kota Banjarmasin sama sekali tidak memiliki jumlah tanaman bambu. Tanaman Waru yang diusahakan di Provinsi Kalimantan Selatan tercatat hanya 46 tanaman. Dari jumlah tanaman tersebut hanya tiga kabupaten yang mengusahakan tanaman waru. Kabupaten yang mengusahakan adalah di Kabupaten Barito Kuala sebanyak 20 tanaman, Kabupaten Tanah Bumbu sebanyak 20 tanaman, dan Kota Banjarbaru hanya 6 tanaman. Tanaman Suren yang diusahakan di Provinsi Kalimantan Selatan tercatat hanya 20 tanaman. Satu-satunya kabupaten yang mengusahakan tanaman waru hanyalah Kabupaten Banjar.

Gambar 30 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Kehutanan, ST2013

Hasil Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013 Jumlah Rumah Tangga Pertanian Menurut Provinsi dan Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian Sebagian besar (46,76 persen) rumah tangga pertanian di Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai sumber pendapatan utama dari usaha tanaman padi dan palawija. Sementara itu, sebanyak 27,06 persen rumah tangga pertanian mempunyai pendapatan utama dari usaha tanaman perkebunan. Usaha pertanian lain yang banyak menjadi sumber pendapatan utama rumah tangga pertanian adalah usaha tanaman hortikultura dan usaha penangkapan ikan di perairan umum, masing-masing sebanyak 4,18 persen dan 3,45 persen rumah tangga pertanian. Tabel 40 Jumlah Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian Sumber Pendapatan Utama Jumlah Rumah Tangga Pertanian Persentase (%) (1) (2) (3) Tanaman Padi dan Palawija 130.329 46,76 Tanaman Hortikultura 11.646 4,18 Tanaman Perkebunan 103.285 37,06 Peternakan 8.530 3,06 Budidaya Ikan di Laut 132 0,05 Budidaya Ikan di Tambak/Air Payau 1.024 0,37 Budidaya Ikan di Kolam Air Tawar 593 0,21 Budidaya Ikan di Sawah 30 0,01 Budidaya Ikan di Perairan Umum 892 0,32 Penangkapan Ikan di Laut 7.095 2,55 Penangkapan Ikan di Perairan Umum 9.614 3,45 Tanaman Kehutanan 128 0,05 Penangkaran Satwa/Tumbuhan Liar 0 Pemungutan Hasil Hutan/Penang-kapan Satwa Liar 4.191 1,50 Jasa Pertanian dan Pembibitan Tanaman 1.218 0,44 Jumlah 278.707 100,00

Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama dan Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu Rata-rata pendapatan rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan hasil ST2013-SPP adalah sebesar Rp 29,11 juta per rumah tangga per tahun atau Rp 2,43 juta per rumah tangga per bulan. Pendapatan dari kegiatan usaha dikelompokkan menjadi dua yaitu usaha di sektor pertanian dan usaha di luar sektor pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari usaha di sektor pertanian lebih tinggi jika dibanding rata-rata pendapatan/penerimaan dari usaha di luar sektor pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian sebesar Rp 12,62 juta per rumah tangga per tahun (43,35%). Sedangkan Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di luar sektor pertanian sebesar Rp 4,61 juta per rumah tangga per tahun (15,82%). Tabel 41 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) No Sumber Pendapatan/Penerimaan Rata-Rata Pendapatan (000 Rp) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Usaha di Sektor Pertanian 12.619,12 43,35 2 Usaha di Luar Sektor Pertanian 4.605,25 15,82 3 Pendapatan/Penerimaan Lain dan Transfer 3.602,52 12,37 4 Buruh Pertanian 2.271,71 7,80 5 Buruh di Luar Pertanian 6.012,87 20,65 Jumlah 29.111,47 100,00 Pendapatan/penerimaan dari rumah tangga pertanian yang bersumber dari salah satu anggota rumah tangga yang menjadi buruh juga dikelompokkan menjadi dua yaitu buruh pertanian dan buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari buruh pertanian lebih rendah jika dibanding rata-rata pendapatan/penerimaan dari buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh pertanian sebesar Rp 2,27 juta per rumah tangga per tahun (7,80%). Sedangkan Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh di luar pertanian sebesar Rp 6,01 juta per rumah tangga per tahun (20,65%). Disamping itu, ada rumah tangga yang mempunyai pendapatan/penerimaan dari bukan usaha dan bukan buruh yaitu dari pendapatan/penerimaan lain dan transfer. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari lainnya dan transfer sebesar Rp 3,60 juta per rumah tangga per tahun (12,37%).

1. Tanaman Padi dan Palawija 2. Tanaman Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan 4. Peternakan 5. Budidaya Ikan di Laut 6. Budidaya Ikan di Tambak/Air 7. Budidaya Ikan/Biota Lain di 8. Budidaya Ikan di Sawah 9. Budidaya Ikan di Perairan 10. Penangkapan Ikan di Laut 11. Penangkapan Ikan di 12. Tanaman Kehutanan 13. Pemungutan Hasil 14. Jasa Pertanian dan 15. Industri Pengolahan Hasil 16. Industri Pengolahan Bukan 17. Pertambangan dan 18. Listrik, Gas, Uap/Air Panas, 19. Air, Daur Ulang, 20. Konstruksi 21. Perdagangan, Akomodasi, 22. Transportasi, Pergudangan, 23. Keuangan, Persewaan, dan 24. Lainnya 25. Pensiun, sewa lahan, Gambar 31 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) 70.000,00 60.000,00 50.000,00 40.000,00 30.000,00 20.000,00 10.000,00 0,00 Dilihat berdasarkan sumber pendapatan utama rumah tangga, rata-rata pendapatan rumah tangga terbesar dari usaha keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan yaitu sebesar Rp 65,00 juta per rumah tangga per tahun. Selanjutnya pada urutan kedua adalah rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari usaha budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar yaitu sebesar Rp 62,92 juta per rumah tangga per tahun. Dan urutan ketiga rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari usaha diluar sektor pertanian lainnya, yaitu Rp 49,20 juta per rumah tangga per tahun. Sedangkan rata-rata pendapatan yang paling kecil adalah rata-rata pendapatan dari rumah tangga dengan sumber pendapatan utama dari usaha budidaya ikan di laut yakni hanya Rp 12,19 juta per rumah tangga per tahun.

Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu Rata-rata pendapatan per rumah tangga pertanian yang berasal dari usaha di sektor pertanian di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 12,62 juta rupiah setahun. Jika dilihat dari jenis usaha di sektor pertanian, rata-rata pendapatan terbesar diperoleh dari usaha budidaya ikan di kolam air tawar, yaitu sebesar 119,06 juta rupiah setahun atau sekitar 32,82 persen. Setelah itu diikuti oleh usaha budidaya ikan di perairan umum sebesar 32,05 juta rupiah (8,84 %). Usaha penangkapan ikan di laut sebesar 26,35 juta rupiah (7,27 %), usaha peternakan sebesar 26,15 juta rupiah (7,21 %), usaha budidaya ikan di sawah sebesar 24,96 juta rupiah (6,88 %), usaha budidaya ikan di tambak/air payau sebesar 24,50 juta rupiah (6,75 %), usaha jasa pertanian sebesar 23,66 juta rupiah (6,52%), dan usaha tanaman perkebunan sebesar 20,28 juta rupiah (5,59%). Sedangkan usaha yang rata-rata pendapatan relatif kecil (sekitar 1 %) terdiri dari usaha tanaman kehutanan dan usaha budidaya ikan di laut. Untuk usaha tanaman kehutanan hanya 3,83 juta rupiah (1,06%), sedangkan usaha budidaya ikan di laut hanya 2,95 juta rupiah (0,81%). Berdasarkan dari hasil tersebut menunjukkan bahwa secara makro subsektor perikanan, peternakan, dan perkebunan nampaknya merupakan subsektor andalan di Provinsi Kalimantan Selatan, khususnya dilihat dari kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian.

Tabel 42 Rata-rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) No Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Rata-Rata Pendapatan Setahun (000 Rp) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Tanaman Padi dan Palawija 9.090,00 2,51 2 Tanaman Hortikultura 17.156,64 4,73 3 Tanaman Perkebunan 20.280,41 5,59 4 Peternakan 26.148,07 7,21 5 Budidaya Ikan di Laut 2.952,50 0,81 6 Budidaya Ikan di Tambak/Air Payau 24.497,27 6,75 7 Budidaya Ikan di Kolam Air Tawar 119.065,03 32,82 8 Budidaya Ikan di Sawah 24.955,67 6,88 9 Budidaya Ikan di Perairan Umum 32.053,58 8,84 10 Penangkapan Ikan di Laut 26.353,22 7,27 11 Penangkapan Ikan di Perairan Umum 15.210,64 4,19 12 Tanaman Kehutanan 3.834,85 1,06 13 Pemungutan Hasil Hutan/Penangkapan Satwa Liar 17.484,71 4,82 14 Jasa Pertanian dan Pembibitan Tanaman 23.658,66 6,52 Jumlah 362.741,25 100,00

Ucapan Terima Kasih Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak dalam rangka menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan Sensus Pertanian 2013. Dalam kesempatan ini secara khusus kami sampaikan terima kasih kepada: Presiden Republik Indonesia Wakil Presiden Republik Indonesia Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II Para Anggota DPR-RI dan DPRD Para Gubernur seluruh Indonesia Para Bupati/Wali Kota seluruh Indonesia Kepala BPS Provinsi/Kabupaten/Kota seluruh Indonesia Para Camat/Lurah/Kepala Desa seluruh Indonesia Lembaga/Instansi yang terkait Para Petugas Lapangan Sensus Pertanian 2013 Seluruh Warga Negara Republik Indonesia yang telah membantu menyukseskan Sensus Pertanian 2013

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Jl. KS Tubun No. 117 Banjarmasin 70241 Telp. : (0511) 3262314, 3261585, Fax. : (0511) 3261585 Homepage : http://www.kalsel.bps.go.id E-mail : bps6300@bps.go.id