BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang tidak terbatas, sementara factor-faktor produksi yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

Kata kunci : Kunjungan Wisatawan,Inflasi,dan Kurs Dollar Amerika Serikat, dan Ekspor Anyaman Provinsi Bali.

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembangunan yang berkelanjutan merupakan salah satu cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana dan terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, baik berupa perdagangan barang maupun jasa. pasar yang mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemasaran barang dan jasa. Dalam merebut pangsa pasar, kemampuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara

: Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, Kurs Dollar Amerika Serikat dan Inflasi Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. membantu membiayai pembangunan nasional, sedangkan impor dilakukan untuk

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. dari perdagangan internasional yakni ekspor. Zakaria (2012) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan

Herdiansyah Eka Putra B

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi dan sekaligus menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang gencargencarnya

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin

I. PENDAHULUAN. pendapatan pajak, bea cukai, BUMN, dan Migas, pariwisata juga menjadi andalan. Kayu olahan 3.3% Karet olahan 9.0%

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

: Determinan Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar dan Tingkat Inflasi di Indonesia Periode Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik. financial openness). Keuntungan dari keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

PERNYATAAN ORISINALITAS...

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang saling membutuhkan satu sama lain. Kegiatan ini diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. dari perdagangan internasional yakni ekspor dan impor. Menurut Zakaria (2012)

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002

PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN. saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah salah satu komponen penting yang dapat

I. PENDAHULUAN. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman era globalisasi ini persaingan perekonomian antar negara semakin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. tekad yang membaja dari seluruh rakyatnya untuk membangun, tetapi lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan Internasional dalam perekonomian setiap negara memiliki

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

Kata kunci: industri, modal, tenaga kerja, lama usaha, pendapatan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang selalu berusaha untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai salah satunya adalah meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan perkapita. Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan telah dilakukan berbagai cara seperti mengolah sumber daya yang ada maupun dengan membeli dari Negara lain. Arus globalisasi ekonomi dan proses leberalisasi perdagangan merupakan kenyataan yang saat ini semakin berkembang dari segi globalisasi produksi sampai dengan pemasaran barang dan jasa. Dalam merebut pangsa pasar, kemampuan suatu produk ekspor tergantung pada mutu/kualitas, harga dan produk pesaing. Ditengah persaingan pasar dunia yang ketat, Indonesia menghadapi tantangan dalam upaya untuk mencari dan mengembangkan sisi potensial yang dimiliki, yaitu peningkatan potensi berbagai jenis ekspor. Perdagangan internasional terdiri dari kegiatan ekspor dan impor, walaupun masing-masing memberi dampak yang positif dan negatif bagi pembangunan suatu negara, namun kegiatan eksporlah yang lebih memberikan nilai tambah bagi suatu negara bila dibandingkan dengan kegiatan impor. Salah satu keuntungan perdagangan internasional adalah memungkinkan suatu negara untuk berspesialisasi dalam menghasilkan barang dan jasa secara murah, baik dari segi bahan maupun cara berproduksi akan tetapi manfaat nyata dari perdagangan 1

internasional dapat berupa kenaikan pendapatan, cadangan devisa, transfer modal dan luasnya kesempatan kerja. Disamping itu, dilihat dari neraca perdagangan yang merupakan salah satu indikator makro ekonomi suatu negara, adanya nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan degan nilai impor,menunjukan majunya perekonomian suatu negara baik dari segi kegiatan perdagangan internasional, maupun dari sumbangannya terhadap pembiayaan pembangunan (Djokohadikusumo, 1995 : 110). Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang aktif melakukan kegiatan perdagangan internasional baik kegiatan ekspor maupun impor. Bagi Provinsi Bali keseluruhan ekspornya merupakan komoditi non migas karena Bali tidak memiliki komoditi ekspor yang bersumber dari migas. Ekspor non migas adalah ekspor yang berupa hasil bumi, hasil industri, hasil tambang yang bukan minyak bumi, sedangkan hasil dari sektor lainnya adalah sektor jasa (pariwisata). Sektor pariwisata inilah yang secara langsung maupun tidak langsung ikut andil dalam mempengaruhi peningkatan ekspor daerah Bali secara keseluruhan. Dengan pariwisata, produk-produk ekspor yang dihasilkan akan mudah diterima oleh wisatawan mancanegara yang merupakan potensial buyers, dimana informasi dan kesan yang didapat oleh wisatawan mancanegara terhadap produk ekspor Bali, menjadi suatu sarana promosi tidak langsung ke pasar internasional. Data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali menunjukan realisasi ekspor Provinsi Bali dapat dikelompokan menjadi 5 komoditi, yaitu: 1. Komoditi ekspor hasil kerajinan yang terdiri dari 17 jenis antara lain: kerajinan alat musik, anyaman, bambu, batu padas, furniture, kayu, keramik, 2

kerang, perak, kulit, terracotta, logam, lukisan, rotan, tulang dan kerajinan lilin serta kerajinan lain-lain seperti kerajinan dari batok kelapa, kaca, kertas, sabun, alang-alang, plepah pidang, dan karet. 2. Komoditi ekspor hasil industri yang terdiri dari enam komoditi, yaitu: TPT (Tekstil dan Produk Tekstil), plastik, sepatu, tas, komponen rumah jadi dan ikan dalam kaleng. 3. Komoditi ekspor hasil pertanian atau perikanan yang terdiri dari 11 jenis, yaitu: burung hidup, ikan tuna, lobster, ikan hias hidup, ikan nener, sirip ikan hiu, kepiting, ikan kerapu, ikan kakap, rumput laut dan buah-buahan. 4. Komoditi-komoditi hasil perkebunan yang terdiri dari 3 jenis, yaitu: kopi, panili dan kakao 5. Komoditi ekspor lain-lain, seperti bunga, dupa dan rempah-rempah. Sebagai daerah tujuan pariwisata, pulau Bali terkenal dengan komoditi kerajinan. hampir seluruh kabupaten yang ada di Bali memiliki komoditi kerajinan yang menjadi ciri khas dari daerahnya masing-masing. Banyaknya komoditi kerajinan yang diminati para wisatawan menyebabkan komoditi kerajinan menjadi komoditi yang strategis untuk di pasarkan keluar negeri (ekspor) Salah satu komoditi ekspor hasil kerajinan Provinsi Bali yang menarik minat wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik adalah komoditi kerajinan perak. Kerajinan perak yang diproduksi dapat berupa perhiasan, patung, ataupun cinderamata-cinderamata perak lainnya. Selain itu pula, kerajinan perak sangat potensial untuk dikembangkan di daerah tujuan wisata Provinsi Bali. 3

Untuk dapat mengetahui perkembangan volume ekspor kerajinan perak Provinsi Bali dari tahun 1993-2008 dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Perkembangan Volume Ekspor Kerajinan Perak Provinsi Bali tahun 1993-2008 Tahun Volume Ekspor (pcs) 1993 8.786.252-1994 10.851.837 23,51 1995 10.016.659 (7,70) 1996 9.565.440 (4,50) 1997 11.864.593 24,04 1998 10.691.469 (9,89) 1999 8.990.166 (15,91) 2000 12.553.770 39,64 2001 9.840.181 (21,62) 2002 12.557.683 27,62 2003 13.187.811 5,02 2004 11.509.024 (12,73) 2005 15.730.535 36,68 2006 14.502.032 (7,81) 2007 19.608.703 35,21 2008 20.868.328 6,42 Rata-rata volume ekspor Perkembangan (%) 16.760.374 7,37 Sumber: Disperindag Provinsi Bali,2009 Keterangan: ( ) = Negatif Dari Tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa perkembangan volume ekspor kerajinan perak pada tahun 1993-2008 sangat berfluktuasi kemudian cenderung stabil setelah tahun 2002. Ini dapat dilihat pada tahun 2001 perkembangan volume ekspor kerajinan perak mempunyai minus 21,62 persen, dengan ekspor sebesar 9.840.181 pcs. Hal tersebut merupakan penurunan ekspor kerajinan perak Provinsi Bali selama 15 tahun terakhir. Namun volume ekspor kerajinan perak terendah terjadi pada Tahun 1993 yang hanya mencapai 8.786.252 pcs. Volume ekspor kerajinan perak kembali menunjukan peningkatan hingga puncaknya terjadi pada 4

tahun 2008 dengan perkembangan mencapai 6,42 persen dengan volume ekspor mencapai 20.868.328 pcs yang langsung menjadi volume ekspor terbesar pada kurun waktu tahun 1993-2008 dimana hal ini disebabkan karena permintaan terhadap barang-barang kerajinan khususnya kerajinan perak dari luar negeri meningkat. Dalam meningkatkan volume ekspor kerajinan perak perlu juga melihat perkembangan nilai ekspor, karena dengan meningkatnya nilai ekspor kerajinan perak Provinsi Bali, maka diharapkan volume ekspornya juga akan mengalami peningkatan yang lebih tajam. Perkembangan nilai ekspor kerajinan perak selama tahun 1993-2008 disajikan pada Tabel 1.2. Pada Tabel 1.2 menunjukan perkembangan nilai ekspor kerajinan perak Provinsi Bali yang nilai ekspornya berfluktuasi bila dilihat dari perkembangannya. Rata-rata perkembangan nilai ekspornya sebesar US$ 32.181.254,92 per tahun. Nilai ekspor kerajinan perak terendah terjadi pada tahun 1993 yaitu sebesar US $14.973.276,27. Pada tahun 1999 perkembangan nilai ekspor kerajinan perak mengalami penurunan tertinggi, yaitu sebesar 17,79 persen yang disebabkan oleh biaya produksi yang tinggi dan harga jual rendah hal itu berkaitan dengan gejolak politik yang sedang terjadi pada saat itu. Namun perkembangan nilai ekspor kerajinan perak terbesar terjadi pada Tahun 2007 sebesar US $ 31.770.270,27. Hal tersebut dikarenakan terjadinya pemulihan perekonomian Indonesia yang semakin membaik, keadaan tersebut membawa implikasi mendukung peningkatan ekspor, khususnya kerajinan perak yang cukup tinggi dari tahun sebelumnya. Hal tersebut tidak bertahan lama, karena pada Tahun 2008 nilai ekspor kerajinan perak mengalami penurunan 5

sebesar 13,75 persen dengan volume ekspor sebesar US $26.491.251,88 karena disebabkan oleh iklim perekonomian indonesia yang tidak stabil. Tabel 1.2 Perkembangan Nilai Ekspor Kerajinan Perak Provinsi Bali Tahun 1993-2008 Tahun Nilai Ekspor (US$) Perkembangan (%) 1993 14.973.296,27-1994 19.766.208,44 32,01 1995 17.255.720,65 (12,70) 1996 18.978.024,46 9,98 1997 24.666.124,10 29,97 1998 29.010.361,14 17,61 1999 23.848.005,28 (17,79) 2000 24.754.121,44 3,80 2001 22.910.174,15 (7,45) 2002 27.048.534,89 18,06 2003 24.492.286,79 (9,45) 2004 26.955.907,95 10,06 2005 29.022.565,63 7,67 2006 25.818.449,60 (11,04) 2007 30.184.026,35 23,05 2008 26.491.251,88 (13,75) Rata-rata 32.181.254,92 4,71 Sumber: Disperindag Provinsi Bali,2009 Keterangan: ( ) = Negatif Tingkat harga kerajinan perak tidak terlepas dari pengaruh tingkat inflasi yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri. Salah satu keberhasilan suatu pembangunan ekonomi adalah keberhasilan dalam menanggulangi inglasi. Meningkatnya harga- harga yang digambarkan adalah besarnya tingkat inflasi dapat menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat dan menyebabkan biaya produksi menjadi meningkat. Adapun perkembangan inflasi Provinsi Bali dapat dilihat pada Tabel 1.3 6

Tabel 1.3 Perkembangan Inflasi Provinsi Bali tahun 1993-2008 Tahun Inflasi Perkembangan (%) 1993 9,93-1994 7,41 (25,38) 1995 5,77 (22,13) 1996 3,14 (45,58) 1997 9,75 210,51 1998 75,11 670,36 1999 4,39 (94,16) 2000 9,81 123,46 2001 11,52 17,43 2002 12,49 8,42 2003 4,56 (63,49) 2004 5,97 30,92 2005 11,31 89,45 2006 4,3 (61,98) 2007 5,91 37,44 2008 11,06 87,14 Rata-rata inflasi 12,03 60,15 Sumber: BPS Provinsi Bali,2009 Keterangan: ( ) = Negatif Seperti terlihat pada Tabel 1.3 menunjukan, bahwa dalam kurun waktu terakhir laju inflasi menunjukan kecenderungan yang stabil sampai tingkat yang cukup rendah pada tahun 1996 sebesar 3,14 persen dengan perkembangan 0,46 persen. Tetapi dua tahun berikutnya pergerakan inflasi menunjukan tendensi meningkat seiring datangnya krisis ekonomi. Inflasi mencapai puncaknya pada tahun 1998 sebesar 75,11 persen dengan perkembangan 670,36 persen, yang dikarenakan melonjaknya harga-harga kebutuhan primer dan sekunder hal ini terjadi tidak lepas terjadi karena pengaruh suasana politik yang sedang terjadi di Indonesia pada saat itu. Perkembangan ekspor di Bali juga tidak lepas dari perkembangan industri pariwisata yang dilaksanakan Provinsi Bali. Melalui pariwisata, produk-produk 7

ekspor Provinsi Bali mudah diterima oleh masyarakat mancanegara yang merupakan pembeli yang potensial. Informasi dan kesan yang didapat oleh wisatawan mancanegara terhadap produk ekspor Provinsi Bali menjadi suatu sarana promosi tidak langsung ke pasar. Perkembangan kunjungan wisatawan mancanegara di Provinsi Bali periode 1993-2008 dapat dilihat pada Tabel 1.4 Tabel 1.4 Perkembangan Kunjungan Wisatawan Mancanegara Provinsi Bali Tahun 1993-2008 Tahun Jumlah Wisatawan Perkembangan Mancanegara (orang) (%) 1993 884,206-1994 1,030,944 61.60 1995 1,014,085 (1.64) 1996 1,138,895 12.31 1997 1,230,316 8.03 1998 1,187,153 (3.51) 1999 1,355,799 14.21 2000 1,412,839 4.21 2001 1,356,774 (3.97) 2002 1,285,842 (5.23) 2003 995,272 (22.60) 2004 1,460,420 46.74 2005 1,388,984 (4.89) 2006 1,262,537 (9.10) 2007 1,668,531 32.16 2008 1,992,299 19.40 Ratarata 1,722,074.67 7,62 Sumber: BPS Provinsi Bali, 2009 Keterngan: ( ) = Negatif Dari Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke bali dari tahun ke tahun secara absolut mengalami peningkatan namun cenderung berfluktuasi seiring dengan perkembangan sosial, 8

politik, dan ekonomi di daerah tujuan wisata maupun pada tingkat global. Pada tahun 1998 pariwisata Bali mendapat imbas dari adanya gejolak politik yang terjadi di tanah air. Selama tahun tersebut kondisi politik tanah air cenderung memanas sehubungan adanya aksi demonstrasi menuntut reformasi di bidang ekonomi, politik dan hukum. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali mengalami penurunan sebesar minus 3,51 persen dengan jumlah wisatawan sebanyak 1.167.153 orang. Rendahnya pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali berturut-turut sejak tahun 1998 sebagai akibat citra pariwisata Indonesia pada umumnya dan pariwisata Bali pada khususnya di luar negeri. Pada tahun 2001 tragedi World Trade Centre (WTC) melumpuhkan pariwisata dunia termasuk Bali dimana perkembangan kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali minus 3,97 persen. Setelah tragedi WTC dunia pariwisata Bali kembali diguncang oleh aksi teroris terhadap peledakan bom di legian, Kuta Bali yang berdampak langsung bagi bisnis pariwisata Bali dan puncaknya pada tahun 2003 jumlah kunjungan wisatawan ke Bali mencapai titik terendanya yaitu sebanyak 993.029 orang dengan perkembangan minus 22,77 persen dan dilajutkan dengan tragedi Bom Bali II pada tahun 2005. Namun setelah melakukan berbagai upaya baik pemerintah maupun pelaku pariwisata Bali, akhirnya memperlihatkan hasil yang cukup menjanjikan dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di Tahun 2007 sebesar 32,10 persen di banding tahun sebelumnya dan 19,40 persen dengan banyak kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 1.992.299 orang. 9

Disamping itu perlu juga dilihat perkembangan kurs mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing, khususnya dollar Amerika. Apabila kurs mengalami kenaikan dibandingkan dengan mata uang dalam negeri, maka akan dapat meningkatkan ekspor, begitu juga sebaliknya. Perkembangan kurs dollar Amerika (US $) selama periode 1993-2008 dapat dilihat pada tabel 1.5. Pada Tabel 1.5 dapat dilihat perkembangan kurs dollar Amerika pada periode 1993-2008 adalah peningkatan terbesar terjadi pada tahun 1996-1997 yang peningkatannya mencapai 95,13 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan nilai tukar tahun 1996 sebesar Rp. 2.383,00 per dollar Amerika dan tahun 1997 sebesar Rp. 4.650,00 per dollar Amerika. Hal ini dapat terjadi karena pertengahan tahun 1997 di indonesia terjadi krisis moneter yang dilanjutkan dengan situasi politik di dalam negeri yang tidak menentu sehingga perekonomian Indonesia terus morosot. Harga kurs Dollar Amerika paling tinggi terjadi pada Tahun 2001 yaitu sebesar Rp. 10,266 per dollar Amerika, kemudian menurun dan cenderung stabil sampai pada Tahun 2007 dengan harga Rp. 9.164 per dollar Amerika. Namun dollar Amerika kembali mengalami peningkatan pada Tahun 2008 dengan harga Rp. 9,757 per dollar Amerika, hal ini diakibatkan oleh kurang stabilnya perekonomian Indonesia. Namun dengan menguatnya kurs dollar Amerika akan dapat mendorong peningkatan nilai ekspor di Bali khususnya nilai ekspor kerajinan perak. 10

Tabel 1.5 Perkembangan Kurs Dollar Amerika Provinsi Bali Tahun 1993-2008 Tahun Kurs Dolar AS (Rp./US$) Perkembangan (%) 1993 2,089-1994 2,164 3.58 1995 2,253 4.10 1996 2,347 4.19 1997 2,952 25.76 1998 9,875 234.53 1999 7,809 (20.92) 2000 8,534 9.29 2001 10,266 20.29 2002 9,261 (9.79) 2003 8,571 (7.45) 2004 8,985 4.83 2005 9,751 8.52 2006 9,141 (6.25) 2007 9,164 0.25 2008 9,757 6.47 Rata-rata 7.057.43 Sumber: Bank Indonesia (Data diolah) Keterangan: ( ) = Negatif Berdasarkan latar belakang masalah, yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Prospek perkembangan volume ekspor kerajinan perak Provinsi Bali periode 2009-2013? 2. Apakah kunjungan wisatawan mancanegara, kurs dollar Amerika, dan inflasi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor kerajinan perak Provinsi Bali periode 1993-2008? 11

3. Bagaimanakah pengaruh jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, kurs dollar Amerika dan inflasi secara parsial terhadap volume ekspor kerajinan perak Provinsi Bali periode 1993-2008? 1.2 Tujuan Peneliti Berdasarkan pokok permasalah, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui prospek perkembangan volume ekspor kerajinan perak Provinsi Bali periode 2009-2013. 2) Untuk mengetahui pengaruh jumlah kunjungan wisatawan mancanegera, kurs dollar Amerika, dan inflasi secara serempak terhadap volume ekspor kerajinan perak Provinsi Bali periode 1993-2008. 3) Untuk mengetahui pengaruh jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, kurs dollar Amerika, dan inflasi secara parsial terhadap volume ekspor kerajinan perak Provinsi Bali periode 1993-2008. 1.3 Kegunaan Penelitian 1) Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca, dalam arti hasil penelitian ini dapat menambah dan memperkaya bahan pustaka yang sudah ada, baik sebagai pelengkap maupun bahan perbanding. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat menambah referensi bagi penelitian selanjutnya terutama yang berkaitan dengan pengaruh jumlah kunjungan 12

wisatawan mancanegara, kurs dollar Amerika dan inflasi terhadap volume ekspor kerajinan perak Provinsi Bali periode 1993-2008. 2) Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan perdagangan internasional terutama di bidang ekspor. 1.4 Sistematika Penulisan Pembahasan skripsi disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis sehingga antara bab satu dengan bab yang lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab I menguraikan tentang latar belakan masalah dimana dalam peneltitian ini mengantarkan gambaran umum tentang ekonomi dan perdagangan internasional yang kemudian di fokuskan pada volume ekspor kerajinan perak di Provinsi Bali. Selanjutnya diuraikan faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi volume ekspor kerajinan perak Provinsi Bali periode 1003-2008, selanjutnya menguraikan pokok permasalahan, juga dibahas mengenai tujuan dan pegunaan penelitian serta pada akhir bab ini dikemukakan mengenai sistematika penulisan. 13

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS Bab II menguraikan mengenai teori-teori yang relevan yang mendukung pokok permasalahan yaitu teori perdagangan internasional, konsep ekspor, konsep wisatawan mancanegara, konsep valuta asing, dan konsep inflasi serta pertimbangan dan acuan pada hasil penelitian sebelumnya. BAB III : HIPOTESIS DAN METODE PENELITIAN Bab III disajikan mengenai hipotesis sesuai dengan landasan teori yang ada dan metodelogi penelitian yang meliputi lokasi dan obyek penelitian, indentifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data dan teknik analisis data yang akan dipergunakan dalam membahas permasalahan yang diteliti. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab IV merupakan bab yang menyajikan hasil pembahasan yang menguraikan tentang gambaran umum wilayah penelitian, gambaran umum barang kerajinan di Bali, perkembangan ekspor kerajinan perak di Bali, perkembangan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, perkembangan kurs dollar Amerika, dan perkembangan inflasi Provinsi Bali kemudian menyajikan pembahasan yang menggunakan analisis trend, dan analisis regresi berganda. 14

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Bab V merupakan bab terakhir yang membahas kesimpulan dan analisis yang dilakukan serta saran-saran yang diharapkan dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. 15