BAB I PENDAHULUAN. Sebuah kota besar terdiri dari beberapa multi etnis baik yang pribumi maupun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 6 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi

Entrepreneurship and Inovation Management

Kewirausahaan (1) Erizal, S.Si,M.Kom PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan manusia dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok utama, sehubungan

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan

KEWIRAUSAHAAN I. Pengertian Kewirausahawan. M. Rizal Situru, S.H.,M.B.L. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada kondisi perekonomian di Indonesia. Belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi telah menumbuhkan berkah berupa lahirnya para entrepreneur baru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk. Masalah yang timbul adalah faktor apa yang mendasari proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang harus dilakukan. Salah satunya adalah bekerja. Bekerja adalah aktifitas yang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

: Mizha zhulqurnain NIM : Jurusan : S1.SI.M

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan medis (McGuire, Hasskarl, Bode, Klingmann, & Zahn, 2007).

I. PENDAHULUAN. TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru dapat dikatakan bermanfaat apabila dapat dikelola oleh sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi kedalam kehidupan. Visi ini

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan.

Disusun Oleh : Nama : Novika Ginanto (23) Kelas : II TEL 6 SMK TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sampai akhir hayat. Belajar bukan suatu kebutuhan, melainkan suatu. berkembang dan memaknai kehidupan. Manusia dapat memanfaatkan

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

INSTRUMEN PENELITIAN

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

KEWIRAUSAHAAN I. Konsepsi Dasar Kewirausahawan. M. Rizal Situru, SH, MBL. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Risky Melinda, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KETIGA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan. mendukung pendapatan rumah tangga (dalam Kuncoro, 2000:15).

BAB I PENDAHULUAN. yang produktif. UMKM merupakan usaha yang bersifat padat karya, tidak

BAB II LANDASAN TEORI. Kata kewirausahaan diambil dari kata wirausaha. Sebagian orang ada

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan

persaingan yang terjadi dalam dunia industri, teknologi transportasi dan telekomunikasi bahkan dalam dunia pendidikan. Khususnya Indonesia

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

Kewirausahaan dan Memulai Bisnis Kecil

BAB I PENDAHULUAN. kondisi perekonomian yang cukup sulit bagi sebagian lapisan masyarakat mendorong mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan organisasi haruslah sejalan dengan dinamika perubahan baik

BAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR PUSTAKA... xvi

PROFIL DAN FUNGSI WIRAUSAHA

ADVERSITY QUOTIENT DENGAN MINAT ENTREPRENEURSHIP. Muhammad Shohib Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya minat siswa dapat melakukan aktivitas yang berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu mengadakan bermacammacam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Budaya merupakan nilai-nilai yang dimiliki manusia, bahkan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. 7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi

BAB II LANDASAN TEORI. memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap. Teori ini dinamakan reason action karena

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Adanya

Kewirausahaan I. Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komputer

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

I. PENDAHULUAN. ataupun tidaknya suatu pendidikan pada bangsa tersebut. Oleh karena itu, saat ini

01FEB. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

terus berjuang, meskipun kadang-kadang banyak rintangan dan masalah dalam kehidupan. Kesuksesan dapat dirumuskan sebagai tingkat di mana seseorang

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

Modul ke: Kewirausahaan I

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. membuat manusia dituntut untuk mengikuti segala perubahan yang terjadi dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES KEWIRAUSAHAAN Kelompok 1: Kelas D

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan didefinisikan sebagai alat untuk memanusiakan manusia dan juga

BAB I PENDAHULUAN. yang paling berprestasi dan patut di pertahankan oleh diperusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi, BPFE, Yogyakarta, 2005, hlm Mas ud Machfoedz dan Mahmud Machfoedz, Kewirausahaan, Metode, Manajemen dan

HUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT DAN KECERDASAN RUHANIAH DENGAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME PADA ANGGOTA TNI AU DI LANUD ISWAHJUDI MADIUN.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata adversity berasal dari bahasa Inggris yang berarti kegagalan atau kemalangan

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh dan berkembangnya perekonomian di suatu negara tidak terlepas dari

BAB II LANDASAN TEORI. dalam penelitian ini adalah teori perilaku terencana yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN WIB.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia per 31 Desember 2010 (KPK, 2010). Sumber lain menyebutkan jika

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa menjadi bibit wirausaha (Indra 2010). Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini memberi dampak yang luar biasa pada kehidupan

MENUMBUHKAN JIWA DAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kewirausahaan adalah kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Berwirausaha. tindakan dan merupakan unsur yang penting dalam sejumlah tindakan, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dimana terletak di garis katulistiwa ujung dari Sumatera hingga Papua. Salah satu keunikan dari Indonesia adalah banyaknya suku dan etnis yang ada di Indonesia. Kebanyakan pulau terdiri dari beberapa multi etnis baik yang berjumlah besar maupun yang berjumlah kecil pada setiap geografis lokasi. Sebuah kota besar terdiri dari beberapa multi etnis baik yang pribumi maupun non-pribumi yang datang dari negara lain, sehingga menghadapi keberagaman ini menjadi sebuah aktivitas sehari-hari dalam kalangan masyarakat Indonesia (Kompas, 2012). Etnis Tionghoa atau etnis China merupakan populasi terbesar di dunia saat ini, dan secara tradisional merupakan pemilik usaha yang berhasil di belahan bumi manapun. Bisnis usaha Tionghoa di Asia diperkirakan mencapai 80% perusahaan, baik yang berskala menengah sampai berskala besar. Hampir setiap bidang usaha yang dimiliki individu dengan etnis Tionghoa berjalan dengan baik dan sukses bahkan ada juga yang gagal dalam usaha tersebut, tetapi tidak banyak dibandingkan dengan usaha etnis Tionghoa yang berjalan baik dan sukses. Seorang wirausaha etnis Tionghoa tersebut memiliki karakteristik personal, gaya manajerial serta nilai-nilai sosial dan kultural yang

memberikan kontribusi kepada wirausaha Tionghoa secara umum (Nasir, 2008). Banyak orang Tionghoa yang ada di Indonesia relatif lebih sukses dalam berwirausaha, karena umumnya mereka memiliki motivasi yang positif dan tinggi, karakteristik mengembangkan sikap serta perilaku bisnis tertentu yang merupakan kunci sukses mereka, yang pada dasarnya usaha mereka sangat mendominasi perekonomian Indonesia pada hampir semua sektor bisnis (Riyanti, 2003). Sampai sekarang kita bisa melihat bahwa peran orang Tionghoa di Indonesia dalam bidang ekonomi dan bisnis sangatlah tinggi. Mereka adalah orang-orang Indonesia yang memiliki jumlah kekayaan terbesar (Wulandari, 2010). Salah satu cara etnis Tionghoa memperoleh kekayaannya adalah dengan cara berwirausaha. Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif. Seorang wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatankesempatan bisnis, mengumpulkan sumberdaya-sumberdaya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses atau meningkatkan pendapatan (Soetadi, 2011).

Salah satu yang mengakibatkan etnis Tionghoa mampu menguasai perekonomian secara global adalah etos kerja yang menekankan keuletan dan kerajinan (Tjoe, 2008). Selain itu, orang-orang Tionghoa juga diketahui memiliki beberapa karakteristik tingkah laku yang dianggap identik dengan ciri entrepreneur, yaitu: berani mengambil resiko, mencari keuntungan, jeli dalam melihat kesempatan, memiliki inisiatif, praktis, berani menghadapi kegagalan, percaya diri, motivasi tinggi, berfikir positif, sabar, memiliki komitmen, kreatif, asertif, memiliki rasa dan energi yang berlimpah, serta mengikuti perkembangan teknologi (Riyanti, 2003). Berwirausaha tidak selalu memberikan hasil yang sesuai dengan harapan dan keinginan setiap pengusaha. Tidak sedikit pengusaha yang mengalami kegagalan sehingga mengalami kerugian dan kebangkrutan (Kasmir, 2006). Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan maka ia tidak ada jaminan untuk menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu. Berani mengadakan perubahan dalam usahanya disebut sebagai inovasi. Menurut Suryana (2006), inovasi merupakan kemampuan menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan masalah dan menemukan peluang (doing new thinks). Inovasi merupakan kemampuan untuk melakukan suatu hal yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda tersebut dapat dalam bentuk hasil seperti barang dan jasa, dan bisa pula dalam bentuk proses seperti ide, metode dan cara sesuatu yang baru dan berbeda yang diciptakan

melalui proses berfikir kreatif dan bertindak inovatif merupakan nilai tambahan (value added) dan merupakan keunggulan yang berharga. Nilai tambah yang berharga adalah sumber peluang bagi wirausaha, ide kreatif akan muncul apabila wirausaha look at old think something new or different. Kreatif dan inovatif menjadi hal yang tak bisa dilepaskan dari kesuksesan berwirausaha (Hidayat, 2012). Untuk menciptakan sesuatu diperlukan suatu kreativitas dan jiwa inovasi yang tinggi. Seseorang yang memiliki kreativitas dan jiwa inovasi tentu berpikir untuk mencari atau menciptakan peluang yang baru agar lebih baik dari sebelumnya (Kasmir, 2006). Faktor penting dalam mengembangkan inovasi adalah dengan berperilaku inovatif. Perilaku inovatif adalah keseluruhan tindakan individu yang mengarah pada pemunculan, pengenalan, dan penerapan dari sesuatu yang baru dan menguntungkan (Kleysen & Street, 2001). Bryd & Bryman (2003) mengatakan bahwa ada dua dimensi yang mendasari perilaku inovatif yaitu kreativitas dan pengambilan resiko. Demikian halnya dengan pendapat Amabile dkk (dalam de Jong & Kamp, 2003) bahwa semua inovasi diawali dari ide yang kreatif. Tujuan semula mengadakan inovasi adalah untuk kemanfaatan perusahaan, jika tidak dikelola dengan baik dapat menjadi boomerang bagi perusahaan itu sendiri.

Kesuksesan etnis Tionghoa dalam berinovasi juga dapat menjadi masukan untuk memahami seperti apa model inovasi saat ini dan juga masa depan. Salah satunya adalah inovasi di bidang otomotif. Menurut President & Managing Director General Motors Cina, Kevin Wale, pasar otomotif yang dimiliki etnis Tionghoa berkembang sangat pesat karena inovasi yang dihasilkan tidak semata sempurna secara teori, namun juga ampuh secara komersial. Tak hanya itu, pusat-pusat riset di Cina menjadi koneksi para talenta terbaik dalam mengembangkan beragam proyek (Rofi, 2013). Inovasi di industri semikonduktor juga tumbuh pesat di Cina. Hasilhasil produknya telah dikibarkan oleh Lenovo, ZTE, Huawei, dan ribuan manufaktur lainnya ke seluruh dunia melalui produk smartphone dan produk elektronik lainnya. Salah satu kunci suksesnya adalah kapasitas mentransfer teknologi dalam skala besar serta kemampuan dalam menangkap pergeseran pasar. Inovasi lain yang berkembang cepat dengan model yang sama di Cina adalah industri farmasi. Industri ini berkembang karena mampu memahami kebutuhan pasar serta secara efektif membuka model riset yang inovatif (Rofi, 2013). Berdasarkan pernyataan di atas diketahui bahwa etnis Tionghoa telah banyak melakukan inovasi, namun bukan berarti mereka selalu berhasil karena akan banyak rintangan, hambatan serta persaingan yang akan dihadapi setiap wirausahawan. Kemungkinan gagal dalam bisnis adalah ancaman yang selalu ada bagi wirausaha dalam mencapai kesuksesan (Kandiyatna, 2005).

Kegagalan yang mereka alami akan menjadi pendorong untuk mencapai keberhasilan selanjutnya. Menurut Stoltz (2000), suksesnya pekerjaan dan hidup terutama ditentukan oleh adversity intelligence. Adversity intelligence adalah kecerdasan daya juang, sebuah kecerdasan yang dimiliki seseorang yang tidak menyerah ketika terdapat hambatan atau kesulitan (Stoltz, 2000). Dikatakan juga bahwa adversity intelligence berakar pada bagaimana kita merasakan dan menghubungkan dengan tantangan- tantangan. Orang yang memiliki adversity intelligence lebih tinggi tidak menyalahkan pihak lain atas kemunduran yang terjadi dan mereka bertanggungjawab untuk menyelesaikan masalah. Ia juga mengemukakan konsep adversity intelligence, merupakan faktor yang paling penting dalam meraih kesuksesan. Seseorang dengan adversity intelligence tinggi ini adalah individu yang merasa berdaya, optimis, tabah, teguh dan memiliki kemampuan bertahan terhadap kesulitan. Adversity intelligence telah banyak dikaitkan dengan perilaku kewirausahaan. Salah satunya adalah Stoltz (2000), yang meneliti pola sukses diantara wirausahawan dan mahasiswa dengan prestasi tinggi. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa adversity intelligence merupakan faktor penentu terhadap kesuksesan wirausahawan dan mahasiswa yang memiliki prestasi tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh Markman (2000) menunjukkan hasil bahwa individu yang berprofesi sebagai wirausaha memiliki tingkat adversity quotient yang lebih tinggi daripada masyarakat non-wirausaha (tidak berprofesi sebagai wirausaha). Selain itu penelitian yang dilakukan Suwarno (2012) menyatakan bahwa adversity quotient merupakan modal dasar wirausaha sukses. Berdasarkan pemaparan yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik untuk melihat hubungan antara adversity intelligence dengan perilaku inovasi pada wirausaha etnis Tionghoa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat hubungan antara adversity intelligence dengan perilaku inovatif pada wirausaha etnis Tionghoa?. C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara adversity intelligence dengan perilaku inovatif pada wirausaha etnis Tionghoa. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki dua manfaat, yaitu: 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi yang bermanfaat bagi pengembangan dan pengetahuan ilmu Psikologi, khususnya di bidang Psikologi Industri dan Organisasi dan juga dapat menjadi masukan yang berguna bagi penelitian yang lebih lanjut, terutama yang berkaitan dengan adversity intelligence dan perilaku inovatif pada wirausaha. 2. Manfaat Praktis a. Bagi wirausahawan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para wirausahawan bahwa adversity intelligence dan perilaku inovatif dibutuhkan dalam berwirausaha untuk mencapai keberhasilan di dunia kewirausahaan. b. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran khusus mengenai adversity intelligence dan perilaku inovatif pada wirausaha. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori Bab ini berisi teori yang digunakan sebagai landasan penelitian. Teor-iteori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang adversity intelligence, perilaku inovatif, kewirausahaan, dan etnis Tionghoa. BAB III: Metodologi Penelitian Bab ini berisi uraian yang menjelaskan mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi, sampel dan metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur, prosedur pelaksanaan penelitian, dan metode analisis data untuk melakukan pengujian hipotesis yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian. BAB IV: Analisa dan Interpretasi Data Berisi uraian gambaran subjek penelitian, hasil penelitian, dan deskripsi data penelitian. BAB V: Kesimpulan dan Diskusi Berisi hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan dan diskusi terhadap data-data yang tidak dapat dijelaskan dengan teori atau penelitian sebelumnya karena merupakan hal yang baru, serta saran-saran praktis sesuai hasil dan masalah-masalah penelitian, serta saran-saran metodologis untuk penyempurnaan penelitian lanjutan.