BAB V: KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan 5.1.1 Konsep Desain Dasar konsep desain pada rancangan ini adalah mengambil tema Neo vernacular dan green hotel. Tema Neo vernacular diterapkan karena melihat daerah sekitar site yang berada di kawasan Candi Prambanan Neo Vernacular ini diterapkan pada rancangan ini pada bagian atap dan mempertahannkan bangunan eksistng yaitu pendopo. Dimana pendopo ini menjadi pusat desain rancangan. Pada konsep desain ini Neo vernakuar dirancang supaya tetap selaras dengan perkembangan desain bangunan disekelilingnya. Kemudian green hotel diterapkan untuk konsep utama dari system bangunan rancangan ini. Karena bangunan berada dalam kawasan Candi Prambanan dan berada dekat dengan permukiman warga, maka system bangunan ini juga harus diperhatikan. Dengan konsep green hotel ini, system bangunan direncanakan tidak merusak lingungan dan kawansan bersejaran Candi Prambanan ini. Rancangan ini akan menggunakan system bangunan pintar atau (BAS) yang berarti Building Automatic System. Dimana system ini berfugsi untuk mendapatkan desain arsitektur dengan pertimbangan analisa tapak teradap bangunan, lalu menentukan struktur, dan merencanakan MEP (Mecanical, Electrical dan Plumbling). Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 82
5.2 Konsep Perancangan Tapak 5.2.1 Konsep Zoning Zoning di dapat dari analisa tapak dan mengikuti bangunan existing yang beradadi tengah tapak. Dana zoning dibagi berdasarkan filosofi jawa dalam membangunan zona rumah jawa, yaitu : Pendapa, difungsikan sebagai tempat melakukan aktivitas yang sifatnya formal (pertemuan, upacara, pagelaran seni dan sebagainya). Meskipun terletak di bagian depan, pendapa bukan merupakan ruang penerima yang mengantar orang sebelum memasuki rumah. Jalur akses masuk ke rumah yang sering terjadi adalah tidak dari depan melalui pendapa, melainkan justru memutar melalui bagian samping rumah Pringgitan, lorong penghubung (connection hall) antara pendapa dengan omah njero. Bagian pringgitan ini sering difungsikan sebagai tempat pertunjukan wayang kulit / kesenian / kegiatan publik. Emperan adalah teras depan dari bagian omah-njero. Teras depan yang biasanya lebarnya sekitar 2 meter ini merupakan tempat melakukan kegiatan umum yang sifatnya nonformal Omah njero, kadang disebut juga sebagai omah-mburi, dalem ageng atau omah. Kata omah dalam masyarakat Jawa juga digunakan sebagai istilah yang mencakup arti kedomestikan, yaitu sebagai sebuah unit tempat tinggal. Senthong-kiwa, dapat digunakan sebagai kamar tidur keluarga atau sebagai tempat penyimpanan beras dan alat bertani. Senthong tengah (krobongan), sering juga disebut sebagai boma, pedaringan, atau krobongan. Dalam gugus bangunan rumah tradisional Jawa, letak senthong-tengah ini paling dalam, paling jauh dari bagian luar. Senthong-tengah ini merupakan ruang yang menjadi pusat dari seluruh bagian rumah. ruang ini seringkali menjadi ruang pamer bagi keluarga penghuni rumah tersebut.sebenarnya senthong-tengah merupakan ruang yang sakral yang sering menjadi tempat pelaksanaan upacara / ritual keluarga. Tempat ini juga menjadi ruang penyimpanan benda-benda pusaka keluarga penghuni rumah. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 83
Senthong-tengen, fungsinya sama dengan sentong kiwa Gandhok, bangunan tambahan yang mengitari sisi samping dan belakang bangunan inti. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 84
5.3 Konsep Massa Bangunan eksisting dijadikan titik pusat dari garis axis kemudian dari titik garis membentuk huruf X, dimana bentuk tersebut menjadi bentuk orientasi bngunan utama. Lalu dai pusat/bangunan eksisting terseut dapat ditarik pula garis axis yang sejajar dari tempat-tempat penting di jogja, yaitu mulai dari pantai selatan sampai gunung merapi. Lalu pada orietasi bangunan utama juga dapat ditarik garis axis, yaitu garis lurus dengan Candi Prambanan. Dimana Prambanan adalah point of view dari bangunan. Dari garis axis tersebut dapat dperoleh massa bangunan yang berorientasi menerima lingkungan sekitar, dan dapat mengurangi cahaya matahari langsung 5.4 Konsep Bangunan 5.4.1 Konsep Ruang Luar Prinsip dasar taman Jawa adalah miniaturisasi dari lanskap atau pemandangan alam tropis di Jawa. Elemen dasar seperti batu-batu dan kolam dipakai untuk melambangkan lanskap alam berukuran besar. Taman dalam bahasa Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 85
Jawa adalah "Pasren", asal usul kata pasren terdiri dari kata asri yang berarti indah. Mendapat awalan pa dan akhiran an. Sehingga di rangkai menjadi pa + asri + an. Jadi artinya suatu tempat yang banyak keindahan. Taman Jawa yang terdiri dari sebuah ruangan yang terdapat bangunan pendopo, kolam, serta dilengkapi dengan bangunan berbentuk punden berundak terbuat dari batu, dan pohon yang di keramatkan seperti pohon bambu kuning, pohon beringin, pohon bunga kantil, dan yang lainnya. Umumnya taman Jawa dibuat menurut selera pribadi, yang menuntut suasana tenang dan asri, menjadikannya sebagai tempat untuk bertafakur, introspeksi dan istirahat. Taman Jawa mementingkan makna dan hitungan Jawa kuno. Nama Pasren ini juga akan digunakan sebagai nama hotel yang mencirikan budaya jawa di daerah tersebut. Karena supaya masyarakat setempat dapat menebak bagian dalam hotel tersebut melalui nama jawa. 5.4.2 Konsep Ruang Dalam Hanging Garden atau taman gantung, guna untuk menghadirkan suasana alam pada hunian maka dibangun sebuah taman pada tiap unit level bangunan hotel, keterbukaan antara ruang luar dan ruang dalam menjadi menjadi point penting dalam penyusunan unit hotel. Tujuanya adalah untuk mengembalikan dasar hijau bangunan yg telah diambil sebagai tapakbangunan untuk didistribusikan menjadi lahan hijau pada unit Hotel Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 86
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 87
5.5 konsep sirkulasi 5.6 konsep vegetasi Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 88