BAB I PENDAHULUAN. Salis Edward, Total quality Manajement in Educational, Terj. Ali Riyadi dan Fahrurrazi, IRCiSoD, Yogyakarta, 2012, hlm.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut dibahas mengenai: Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB VI P E N U T U P

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan potensi manusia untuk mengemban tugas pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI PENGAWAS SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang ada berlangsung suatu proses pendidikan sesuai dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk. mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengawas sekolah melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Evektifitas Pelaksanaan Tugas Pengawas dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada Sekolah Dasar Lingkungan UPTD Suku I Disdikpora Kota Banda Aceh

Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah (Tuntutan Kompetensi dalam Sertifikasi Pengawas)

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

BAB I PENDAHULUAN. yang menyandang predikat guru professional. Hal tersebut tertuang dalam

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut :

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KOMPARASI PROSES SUPERVISI KLINIS DITINJAU DARI SERTIFIKASI DAN MASA KERJA KEPALA SEKOLAH SD/MI KECAMATAN KEDUNGTUBAN BLORA TESIS

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga pendidikan madrasah khususnya di Kabupaten Lampung

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dalam Bab I Pasal 1 ayat 1 disebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur yang ada di sekolah dengan orang tua murid/masyarakat.

Instrumen AKPK Kepala Sekolah

WALIKOTA TASIKMALAYA

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

KONTRIBUSI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN MUTU PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Manajemen PAUD, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjalankan sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan adalah suatu keseluruhan yang terbentuk dari bagian-bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan. bangsa sebagaima diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945.

BA B I. dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran guna. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan memberikan konstribusi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dalam penyelenggaraan pendidikan sangat penting. pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan sesuai dengan apa yang

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 309

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

PEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam

BAB I PENDAHULUAN. profesionalnya, dan sebaliknya kinerja yang di bawah standar kerja

BAB I PENDAHULUAN. H. Saiful Sagala, Administrasi Pendidkan Kontemporer, cet. V, Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 21.

BAB V PEMBAHASAN. dengan peran kepala sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SMP

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Elly Indriati

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas menjadi tanggung jawab pendidikan nasional, terutama dalam mempersiapkan peserta didik untuk menjadi subjek yang memiliki peran penting dalam menampilkan dirinya sebagai manusia yang tangguh, kreatif, mandiri, profesional. Pendidikan tidak hanya membekali aspek kecerdasan, tetapi juga kompetensi nilai-nilai relijius, etik kompetensi sosial serta pembentukan watak yang membuat anak didik mempunyai jati diri kepercayaan yang kuat terhadap kompetensinya.1 Prinsip-prinsip manajemen pengelolaan supervisi akademik meliputi perencanaan setrategi pembelajaran pengorganisasian, pengelolaan administrasi pemantauan kinerja guru dalam usaha untuk mencapai efektifitas program evaluasi pembelajaran proses pengelolaan kelas. Pengelolaan pembelajaran mulai pembelajaran dari merupakan perencanaan, pengaturan pelaksanaan keseluruhan proses pengorganisasian, pengendalian, sampai penilaian. Pengelolaan pembelajaran yang efektif akan mengarahkan pencapaian tujuan secara efisien.2 Kepemimpinan fungsi guru dalam manajemen kelas merupakan kemampuan keahlian guru untuk mengelola segala program memecahkan berbagai persoalan yang terjadi di kelas, sehingga dapat mendeteksi, menyesuaikan, serta mengoptimalkan fungsi kelas dalam proses pengembangan pembelajaran secara efektif efisien. Manajemen pengembangan mutu pembelajaran sebagai perbaikan untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang efektif, melaksanakan administrasi sekolah yang baik, melakukan supervisi akademik pada guru-guru dalam melaksanakan tugasnya secara profesional, menfasilitasi pembimbingan belajar serta mengelola pembelajaraan kooperatif berbasis lembar kerja sebagai media pembelajaran. 1 Salis Edward, Total quality Manajement in Educational, Terj. Ali Riyadi Fahrurrazi, IRCiSoD, Yogyakarta, 2012, hlm. 56 2 Usaid Prioritas,2016, Mengelola Pembelajaran Secara Efektif, Praktik Yang Baik di SMP/ MTs, Buku Modul 2 hlm. 37 1

2 Dalam pelaksanaannya fungsi tugas guru sebagai profesi perlu mendapatkan motivasi, arahan pembinaan melalui supervisi pengawas. Sebagaimana tertuang di dalam Ung - Ung Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bab IX pasal 39 (1) (2) ditetapkan bahwa: Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan pelatihan pada peserta didik, serta melakukan penelitian pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Manajemen penilaian prestasi kerja merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengendalian kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk memperoleh informasi tentang kinerja pegawai sebagai input dalam melaksanakan manajemen pengembangan sumberdaya manusia berkaitan dengan analisis jabatan, evaluasi pekerjaan, pengembangan kompensasi, promosi, pengembangan karier, mutasi, kenaikan gaji pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3 Fungsi pengendalian supervisi mencoba mendampingi untuk perbaikan kinerja menjamin agar perencanaan evaluasi terlaksana secara obyektif maka diperlukan instrumen dengan standar yang baku. Supervisi penilaian kinerja guru sebagai upaya peningkatan mutu kinerja, komitmen pegawai untuk merencanakan, menciptakan setrategi situasi belajar yang efektif, melakukan pembimbingan belajar menilai hasil pembelajaran. Mulyasa menjelaskan setidaknya ada lima layanan yang dimiliki oleh madrasah, yaitu : layanan sesuai yang dijanjikan (reliability), mampu menjamin pembelajaran (assurance), iklim sekolah yang kondusif (tangible), memberikan perhatian penuh kepada peserta didik (empaty), serta tanggap/mengakomodasi terhadap kebutuhan peserta didik (respon siveness).4 Perubahan sistem pendidikan yang serba cepat mendorong guru untuk belajar menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat. Langeveld menyatakan guru seharusnya memiliki visi misi masa depan. 5 Oleh karenanya, guru profesional 3 Mutiara S. Panggabean, Manajemen Sumberdaya Manusia, Ghalia Indonesia, Bogor Selatan, 2004, hlm. 15 4 Mulyasa, Menjadi Kepala sekolah Profesional, PT.Remaja Rosdakarya,Bandung,2013, hlm. 26 5 Piet,A.Sahertian, Konsep Dasar Teknik Supervisi Pendidikan, Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta,2010, hlm. 11.

3 memiliki kualifikasi: seorang ahli (expert) dalam bignya, memiliki rasa bertanggungjawab yang tinggi, memiliki rasa kesejawatan kode etik serta memang tugasnya sebagai suatu karier hidup (life carrier), maka sangat diperlukan pembinaan secara kontinu berkesinambungan dengan program yang terarah sistematis bagi guru di madrasah/sekolah. Program pembinaan guru personal pendidikan tersebut lazim disebut supervisi, sebagai salah satu rangkaian kegiatan dalam manajemen pendidikan. 6 Guru sebagai pelaksana pendidikan, mempunyai kedudukan yang sangat sentral strategis, karena di tangan guru terletak kemungkinan atau tidaknya keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan di sekolah/madrasah. Supervisi akademik pengawas madrasah berdasarkan PMA nomor 2 tahun 2012, bahwa fungsi supervisor/ pengawas madrasah adalah melakukan pembinaan supervisi berkelanjutan kepada madrasah binaan secara terprogram, efektif efisien. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 143 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional pengawas sekolah angka kreditnya, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2016 tentang standar penilaian pendidikan bahwa program supervisi profesional pengawas sekolah ditekankan pada usaha pendampingan guru, kepala sekolah stakeholder untuk bekerja sama dengan para siswa orangtua unuk berpartisipasi dalam merencanakan program sesuai kebutuhan diimplementasikan dengan berbagai pola seperti workshop, inhouse trainning, visitasi kelas mengambil tindakan yang setrategis untuk ditindak lanjuti. Sehubungan dengan itu, tugas pokok pengawas madrasah minimal ada tiga kegiatan yaitu: a) melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah, kinerja kepala sekolah, kinerja guru kinerja seluruh staf sekolah, b) melakukan evaluasi monitoring pelaksanaan program sekolah beserta pengembangannya, c) melakukan penilaian terhadap proses hasil program pengembangan mutu sekolah secara kolaboratif dengan stakeholder sekolah. Tugas Pengawas berdasar Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 pasal 15 ayat 4 tentang guru yang diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan melakukan tugas pembimbingan pelatihan profesional guru tugas pengawasan. Untuk melakukan 66 Departemen Agama, Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah, Dirjen Binbaga Islam, Jakarta,2003, hlm. 55-56.

4 itu pengawas dituntut meningkatkan kualifikasi kompetensi yang memadai untuk dapat menjalankan tugas kepengawasannya, sebagaimana diatur dalam Permendiknas nomor 12 tahun 2007. Implementasi supervisi akademik pengawas madrasah di Kecamatan Wedung merupakan suatu aktivitas pembinaan pengawas yang direncanakan untuk membantu para guru pegawai madrasah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. 7 Ditinjau dari segi pendidikan, menurut Makawimbang bahwa: Supervisi diartikan dengan pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik.8 Peraturan Menteri Pendidikan nasional nomor 12 tahun 2007 tentang standar pengawas sekolah/madrasah menegaskan bahwa seorang pengawas harus memiliki enam kompetensi minimal, yaitu kompetensi kepribadian, supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, penelitian pengembangan serta kompetensi sosial. 9 Pengawas dituntut memiliki pengetahuan yang mumpuni dalam memang manajemen sekolah sebagai satu kesatuan sistem yang di dalamnya berpadu antara aspek fungsi akademik aspek manajerial. Ruang lingkup supervisi manjerial pengawasan kinerja kepala madrasah meliputi kegiatan: (1) menyusun program pengawasan, (2) Pelaksanaan program supervisi manajerial,(3) Evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan,(4) membimbing melatih profesional kepala sekolah/guru. Penyusunan program pengawasan difokuskan pada peningkatan pemenuhan standar nasional pendidikan, pelaksanaan pembinaan guru melaksanakan penilaian kinerja guru kepala sekolah, evaluasi laporan hasil program pengawasan dimulai dari tingkat madrasah binaan tingkat kabupaten/ kota.10 Kompetensi Supervisi Pengawas madrasah dalam aspek akademik adalah kecakapan berwewenang, bertanggungjawab mandiri untuk mengelola proses 77 M. Ngalim Purwanto, Administrasi Supervisi Pendidikan, Rosdakarya, Bandung, 2004,, hlm. 76. 8 Makawimbang, H., Jerry, Supervisi Peningkatan Mutu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2011, hlm.71-72 9 Wil Zulkarnain, Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah (Makalah Tuntutan Kompetensi dalam Sertifikasi Pengawas)2014, hlm.280 10 Kanwil Kemenag Prov.Jawa Tengah, Pedoman Supervisi Pengawas Madrasah PAIS, 2012, hlm.20..

5 belajar mengajar, merencanakan, mengevaluasi diri, mengelola kurikulum, mengelola ketenagaan, mengelola fasilitas (peralatan perlengkapan) mengelola keuangan, melayani siswa, menjalin hubungan sekolah masyarakat dengan baik menciptakan iklim sekolah yang baik. Pelaksanaan supervisi akademik pengawas dikantor Pokjawas Kecamatan Wedung meliputi empat belas madrasah binaan yaitu manajemen pengelolaan supervisi evaluasi sebagai usaha untuk mencapai efektifitas program pengawasan pembinaan kinerja guru madrasah diwilayah satuan pendidikan binaan dalam perbaikan perencanaan pembelajaran, proses pengelolaan kelas, model pembelajaran yang efektif evaluasi penilaian hasil belajar. Realisasi supervisi profesional akademik pengawas madrasah adalah otoritas kewenangan pengawas madrasah sebagai kegiatan supervisi terhadap guru dalam usaha memperbaiki meningkatkan mutu mengajar, seyogyanya terarah pada perbaikan perilaku kinerja profesional guru untuk melayani peserta didik, menciptakan setrategi pembelajaran kooperatif mengembangkan mutu pembelajaran. Pengawas sebagai supervisor dituntut memiliki kompetensi supervisi pembinaan kompetensi guru pemberian penilaian pada kinerja guru secara profesional berkelanjutan sehingga melalui refleksi replikasi pembelajaran kooperatif, guru berusaha mengembangkan potensi dirinya dalam menjalankan tugas pembelajaran secara efektif. Pelayanan supervisi akademik pada kinerja guru berfungsi sebagai kegiatan monitoring evaluasi kemampuan guru untuk bertindak selektif serta kreatif untuk memperbaiki strategi program pengajaran, sehingga dapat menciptakan iklim organisasi yang efektif situasi belajar mengajar yang lebih baik. Analisis pengelolaan supervisi akademik pengawas adalah perencanaan program, koordinasi, mengevaluasi observasi pengamatan perilaku guru secara langsung serta pemberdayaan kinerja guru melalui monitoring, menilai mengajar guru dalam pengelolaan kelas yang efektif dengan instrumen supervisi pelaksanaan pembelajaran berupa instrumen penilaian kinerja guru (IPKG) instrumen monitoring kinerja kepala sekolah dalam pengembangan manajemen mutu pendidikan di madrasah. Adapun kinerja pengawas sebagai supervisor di madrasah di Kecamatan Wedung Kabupaten Demak pada ahun ajaran 2016/2017 meliputi kompetensi pengawasan akademik di madrasah, kompetensi pengembangan profesional, pengawas sebagai

6 supervisor memiliki kecakapan memahami teori-teori belajar, prinsip teknik-teknik supervisi profesional pengembangan madrasah. Tugas pengawasan disekolah adalah memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik, standar pembiayaan, standar penilian. Melaksanakan penilaian kinerja guru atau kepala madrasah, mengevaluasi hasil pelaksanaan supervisi, mengadakan program pembimbingan pelatihan profesioanal guru serta pendampingan pemberdayaan kinerja guru kepala madrasah, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada madrasah binaan, program pembinaan pengembangan profesional guru /atau kepala madrasah di MGMP/KKM sejenisnya, melakukan koordinasi fungsi pengawasan yang dilakukan kepala madrasah, membina kompetensi guru /atau kepala madrasah dalam meningkatkan hasil belajar serta meningkatkan prestasi kerja. Kondisi dilapangan masih banyak pengawas madrasah belum melaksanakan keenam kompetensi kepengawasan dengan baik, maka diperlukan penelitian lebih lanjut studi analisis program kompetensi pengawas melalui berbagai setrategi. Banyak upaya yang telah dilakukan diantaranya pemberian bantuan layanan kepada guru-guru dalam perbaikan pembelajaran yang lebih baik, melalui berbagai kegiatan, baik melalui workshop, MGMP, kepemimpinan kepala madrasah, keterbukaan sistem informasi manajemen maupun melalui supervisi monitoring, namun hasil yang diharapkan belum bisa maksimal. Permasalahan supervisi akademik di kecamatan Wedung hasil pemantauan observasi kunjungan pengawas madrasah tanggal 25 September 2016 dalam supervisi monitoring evaluasi kinerja guru, bahwa guru madrasah masih kurang mendapatkan pembinaan supervisi yang baik dari pengawas madrasah, perlunya pendampingan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis lembar kerja siswa, masih banyak guru belum melaksanakan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan teknik supervisi kearah tercapainya mutu pembelajaran. Kondisi demikian, karena kurangnya motivasi kinerja guru banyak kepala madrasah yang belum memahami supervisi, serta terbatasnya tenaga pengawas di kantor Pokjawas Kemenag Kabupaten Demak. Adapun Problematika pelaksanaan supervisi oleh pengawas di Madrasah pada umumnya, yaitu : Pertama, Banyaknya guru yang kesulitan membuat RPP yang ber EEK / model langkah pembelajaran yang lain. Kedua, Banyaknya guru yang belum

7 mengdministrasikan hasil kegiatannya secara baik Ketiga, Banyaknya guru belum memahami desain pembelajaran pengelolaan kelas serta melaksanakan kegiatan bimbingan/ BK sesuai tugas yang diberikannya, Keempat, Masih banyak Kepala Madrasah belum mampu melaksanakan tugasnya sebagai supervisor di Madrasah. Kelima, Beberapa madrasah belum menyusun KTSP/ mereview kurikulumnya. Berdasarkan persoalan sebagaimana diuraikan diatas, perlu sebuah solusi yang dapat memberikan alternatif langkah-langkah pemecahan maka diperlukan sebuah kajian teoritis praktis yang memberikan perlunya setrategi pendampingan kepengawasan akademik pada madrasah binaan dilingkungan unit kerja pokjawas kementrian agama khususnya pembinaan kinerja profesional guru-guru Madrasah Tsanawiyah Kecamatan Wedung Kabupaten Demak serta perlunya penelitian lanjutan diharapkan memberikan manfaat pada program supervisi madrasah berdasarkan kriteria yang standar, mandiri, obyektif dilaksanakan dengan langkah-langkah yang baku. Berangkat dari problematika latar belakang diatas baik dari sisi model teknik supervisi materi pembinaan, rendahnya kinerja guru mutu pembelajaran yang masih perlu dievaluasi, maka peneliti sangat tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengelolaan Supervisi Akademik ( Studi Analisis Implementasi Program Supervisi Akademik Pengawas dalam Meningkatkan Profesionalisme Kinerja Guru di Kecamatan Wedung Kabupaten Demak) B. Fokus Penelitian Studi analisis supervisi akademik pengawas dalam meningkatkan mutu pembelajaran efektif kinerja profesional guru madrasah Tsanawiyah Swasta (MTsS) di Kecamatan wedung Kabupaten Demak melalui Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG). Fokus penelitian implementasi supervisi akademik pengawas di MTs Kecamatan Wedung Kabupaten Demak pada tahun ajaran 2016/2017 difokuskan pada supervisi administrasi guru model penilaian kinerja guru dalam proses pembelajaran dikelas, ketrampilan guru memilih strategi /model pembelajaran, pemanfaatan media bertujuan untuk megelola proses pembelajaran yang efektif efisien. Obyek sasaran pengelolaan supervisi akademik pengawas adalah guru pegawai negri sipil guru bersertifikasi agar berusaha untuk memahami pengembangan kurikulum standar isi instrumen akreditasi madrasah.

8 Sesuai dengan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perencanaan supervisi akademik pengawas madrasah dalam meningkatkan profesionalisme kinerja guru MTs di Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2016/2017? 2. Bagaimana pendekatan supervisi akademik pengawas madrasah dalam meningkatkan profesionalisme kinerja guru MTs di Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2016/2017? 3. Bagaimanakah Langkah-langkah pengawas madrasah dalam melakukan penilaian kinerja guru MTs di Kecamatan Wedung Kabupaten Demak tahun Pelajaran 2016/2017? 4. Bagaimanakah rencana tindaklanjut supervisi pengawas madrasah dalam meningkatkan profesionalisme kinerja guru di Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2016/2017? C. Tujuan Penelitian Merujuk pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui perencanaan supervisi akademik pengawas madrasah dalam meningkatkan profesionalisme Kinerja Guru MTs di Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2016/2017. 2. Untuk memahami pendekatan supervisi akademik pengawas dalam meningkatan profesionalisme kinerja guru MTs di Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2016/2017. 3. Untuk memahami implementasi langkah-langkah supervisi pengawas dalam menilai kinerja guru MTs di Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2016/2017. 4. Untuk mengetahui rencana tindaklanjut supervisi akademik pengawas madrasah dalam meningkatkan kinerja profesional guru MTs di Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2016/2017.

9 D. Manfaat Hasil Penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat menggali pengelolaan pemberdayaan program supervisi akademik pengawas madrasah terhadap kualitas program perencanaan model pembelajaran secara efektif pembinaan bagi kinerja profesional guru madrasah. Adapun manfaat hasil penelitian tesis ini adalah : 1. Secara teoritis: a. Sebagai rujukan atau literatur kajian ilmiyah tentang khasanah teori pendidikan dalam big manajemen pendidikan terkait kepemimpinan supervisi pendidikan dalam meningkatkan mutu pembelajaran. b. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi penelitian lanjutan terkait manajemen supervisi akademik pengawas madrasah dalam meningkatkan mutu pembelajaran. c. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan masukan langsung kepada kepala sekolah pengawas pendidikan sebagai bahan pertimbangan program evaluasi dalam melaksanakan tugasnya lebih baik dimasa depan. 2. Secara praktis dapat diterapkan kedalam proses kegiatan praktik yang baik dalam pengelolaan pembelajaran secara efektif sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. a. Bagi Instansi : Sebagai bahan masukan yang positif dalam peningkatan kinerja pengawas madrasah khususnya dalam manajemen supervisi akademik dalam meningkatkan mutu pembelajaran secra efektif efisien b. Bagi Kepala Sekolah : Hasil penelitian ini diharapkan menjadi rekomendasi pengambilan kebijakan menambah sumbangan informasi pertimbangan untuk meninjau kembali memperbaiki manajemen mutu pembelajaran di madrasah. c. Bagi guru : hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber masukan penilaian kinerja profesional guru guna perbaikan penyempur naan program supervisi akademik mutu pembelajaran.

10 3. Bagi Peneliti : Sebagai bahan kajian informasi, instrumen wawasan bagi peneliti (penulis) sebagai wujud dharma bakti melakukan penelitian dibig manajemen pendidikan di kampus STAIN Kudus. 4. Bagi Peneliti lain : Menjadi bahan referensi kajian penelitian lanjutan dibig Manajemen Pendidikan khususnya kepemimpinan supervisi pendidikan Islam yang bermanfaat.