Spesies Semut (Hymenoptera: Formicidae) yang di Koleksi dengan Metode All Protocol pada Perkebunan Sawit (ElaeisguineensisJacq.) dan Hutan di Kanagarian Kunangan Parik Rantang Kabupaten Sijunjung Oleh: Oki Kobayasi Susanto, Henny Herwina 2, Armein Lusi Z. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Andalas Padang 2 Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Study about ants spesies in palm oil plantation (Elaeis guneensis jacq.) and forest in Kanagarian Kunangan Parik Rantang Sijunjung District West Sumatera were conducted by using ALL protocol method on March of 203. A total of 20 species that belonging to genera, 9 tribe and three subfamilies of ants was collected. Formicinae and Myrmicinae were found as the highest in number of species (6 species each) in palm oil plantation, meanwhile Ponerinae was the highest in forest (7 species). Keywords: Species; Ants; all protocol Methods; Oil Palm Plantation PENDAHULUAN Di Indonesia perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) tidak hanya ditanam pada perkebunan yang diusahakan oleh negara, tetapi juga perkebunan rakyat dan swasta. Salah satu contohnya adalah perkebunan kelapa sawit rakyat di Kanagarian Kunangan Parik Rantang Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung. Perkebunan ini bersebelahan dengan hutan sekunder seluas 20 Ha (Data Isian Monografi Kanagarian Kunangan Parik Rantang, 20). Semut (Hymenoptera: Formicidae) merupakan serangga yang dominan dan dapat digunakan sebagai indikator kondisi lingkungan (Agosti et al. 2000), namun informasi mengenai semut pada tanaman perkebunan sangat terbatas. Herwina dan Yaherwandi (202) menemukan 36 jenis semut di Perkebunan Kakao di Kabupaten Solok Sumatra Barat dengan metoda ALL protocol, sementara Hendri, dkk. (202) menemukan jenis semut di perkebunan kakao Kawasan Aua Kuning Kabupaten 0 Kota dengan metoda umpan. Pada beberapa perkebunan pisang yang terserang BBTV, Herwina, dkk. (203) melaporkan ditemukannya 2 jenis semut. Informasi mengenai semut pada perkebunan kelapa sawit dilaporkan di Malaysia (Pfeiffer, 2008).
Perkebunan kelapa sawit rakyat di Kanagarian Kunangan Parik Rantang Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung terdapat pada lokasi berbukit dengan ketinggian 930 mdpl (Data isian monografi Kanagarian Kunangan Parik Rantang, 20). Suhu rata-rata berkisar 33 o C dengan kelembaban berkisar 6-0 %. Informasi tentang semut pada perkebunan ini belum tersedia sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai spesies semut pada perkebunan ini dan hutan yang berada tepat di sebelahnya. BAHAN DAN METODE Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 22-23 Maret 203 di Kanagarian Kunangan Parik Rantang Kabupaten Sijunjung, kemudian dilanjutkan dengan pengidentifikasian yang dilaksanakan di Laboratorium Taksonomi Hewan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode terstandarisasi Internasional ALL protocol (Agosti, et al., 2000), dengan menggunakan dua tehnik utama yaitu pitfall trap (perangkap jebak), leaf litter sampling (pengumpulan dan penyaringan serasah), serta metode pendukung yaitu: pemeriksaan kayu mati, soil sample (pengoleksian semut pada tanah yang digali pada ukuran 0x0x20 cm), dan hand collecting (koleksi langsung dengan forcep). Pada kedua lokasi dipasang 20 pitfall trap dalam transek sepanjang 200 m dengan jarak antar perangkap 0 m. Gelas plastik dengan diameter 7 cm dan tinggi 2 cm dibenamkan dan disejajarkan dengan permukaan tanah. Setelah itu di isi larutan alkohol 70% sepertiga dari tinggi gelas plastik. Agar tidak masuk air hujan maka perangkap diberi atap seng yang telah ditempelkan pada kayu penyangga. Pemasangan perangkap selama 8 jam (mulai jam 08.00 WIB) dan setelahnya semut yang terperangkap dimasukkan ke dalam kantong plastik, diberi label dan dibawa ke laboratorium. Pengumpulan dan penyaringan serasah dilakukan pada petakan berukuran x m 2. Serasah diayak dan dikoleksi semutnya ke dalam microtube kemudian sarasah dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk dibawa ke laboratorium. Sarasah kemudian disaring dengan mini winkler extraction selama 2 jam lalu semut yang diperoleh dimasukkan ke dalam microtube. Sampel semut di sortir, dan dipisahkan sampai level morfospesies, di pinning lalu identifikasi
menggunakan acuan Bolton (99) dan Hashimoto (2003). HASIL DAN PEMBAHASAN Total jenis semut yang ditemukan pada kedua lokasi (sawit dan hutan) adalah 20 spesies, yang tergolong ke dalam 3 subfamili, 9 Tribe, genus, dan 698 individu. Spesies paling banyak ditemukan pada Ponerinae (8 spesies), diikuti Myrmicinae (7 spesies) dan Formicinae ( spesies) (Tabel ). Distribusi jumlah tribe, genera dan jenis semut pada sawit dan hutan bervariasi, dimana pada sawit subfamili Formicinae dan Myrmicinae paling banyak ditemukan jumlah spesiesnya (masingmasing 6 spesies) sedangkan pada hutan Ponerinae yang paling banyak ditemukan (7 spesies). Hasil ini agak berbeda dengan kecendrungan yang ditemukan pada beberapa penelitian, dimana Myrmicinae ditemukan paling banyak jumlah jenisnya (Ito, et al., 200; Hendri, dkk., 202; Herwina, dkk., 203). Namun pada penelitian yang dilakukan pada perkebunan kelapa sawit di Banyu Asin, Sumatera Selatan dengan menggunakan metode bait trap Ponerinae juga ditemukan dengan spesies terbanyak ( spesiesnya) (Falahudin dan Salmah, 20). Genus dari Leptogenys, Odontomachus, Odontoponera dan Pheidole ditemukan sebanyak 2 genus pada masing-masing lokasi (Tabel, Gambar ). Agus, dkk. (200) melaporkan bahwa di persawahan di Bogor genus Pheidole paling banyak ditemukan. Odontoponera denticulata dan Camponatus vitreus merupakan jenis semut dengan jumlah individu terbanyak di perkebunan kelapa sawit, masingmasing dengan 3 dan 9 individu. Sementara itu spesies Pheidologeton affinis dan Anapholepis gracilipes merupakan spesies yang banyak ditemukan di kawasan hutan (8 dan 8 individu) (Tabel ). Ito, et al. (200), menemukan O. denticulata sebagai spesies yang paling banyak ditemukan di Kebun Raya Bogor, dan diperkirakan spesies ini menyukai habitat yang sudah terganggu (tanah tandus). Menurut Torchote, et al., (2009) P. affinis menyukai tempat yang memiliki banyak serasah, dimana spesies ini hidup berkoloni. Ponera sp., Polyrhachis illaudata dan Pachycondyla chinensis hanya ditemukan satu individu untuk kedua lokasi. Menurut Zungoli dan Benson (2008), P. chinensis merupakan spesies yang aktivitasnya banyak dilakukan di atas
pepohonan. Selain itu, kemungkinan ketiga jenis semut ini merupakan kelompok semut yang mencari makan secara soliter. Tabel. Jumlah individu, spesies, subfamili dan tribe semut yang dikoleksi dengan metode ALL protocol pada perkebunan kelapa sawit dan hutan di Kanagarian Kunangan Parik Rantang Kabupaten Sijunjung. PT: pitfall trap; SFWK: shifter winkler extraction; SS: soil sample; HC: hand collecting; PKM: pemeriksaan kayu mati; : total individu pada lokasi sawit; *: jenis ditemukan pada penelitian Pfeiffer (2008). Sawit Hutan No Spesies Subfamili Tribe SF S H PK SF S H PK * PT PT WK S C M WK S C M Diacamma hollocericum (Le Guillou, 82) Ponerinae Ponerini 8 2 0 20 2 Leptogenys dinimus (Smith, 87) 8 2 39 3 Leptogenys sp. 3 3 Odontomachus rixosus Smith, 87 6 9 0 2 28 Odontomachus simillimus Smith, 88 2 0 6 Odontoponera denticulata (Smith, 87) 2 0 7 3 2 7 Odontoponera transversa (Smith, 87) 3 3 7 8 Ponera sp. 2 9 Polyrhachis illaudata Walker, 89 Formicinae Camponitini 3 9 3 0 Camponatus vitreus (Smith, 860) 37 3 Prenolepis jerdon Emery, 893 Lasinii 0 2 Oecophylla smaragdina(fabricius, 77) Oecophyllyni 3 2 6 2 * 3 Anapholepis gracilipes (Smith, 87) Plagiolepidini 2 3 2 3 2 89 * Crematogaster rogenhofferi (Santschi, 9) Crematogasterini 6 2 2 0 Monomorium sp. (queen) Myrmicinae Selenopsinii 2 2 6 Monomorium pharaonis (Linnaeus, 78) 6 2 2 2 7 Pachycondyla chinensis (Emery, 89) 2 8 Pheidole bluncschii (Smith, 88) Pheidolini 2 9 Pheidole quadricuspis Emery, 900 38 0 9 20 Pheidologeton affinis (Jerdon, 8) Pheidologetonini 23 6 2 * Total individu 63 03 3 3 8 7 2 698 Total spesies 3 3 0 2 3 9 3 20 Indeks similaritas dari kedua lokasi pengambilan sampel adalah 88,88%, yang berarti spesies semut pada sawit dan hutan memiliki tingkat kesamaan yang sangat tinggi. Sebanyak tiga jenis semut pada penelitian ini juga ditemukan di perkebunan kelapa sawit Malaysia. (Pfeiffer et al, 2008) (*, Tabel ). KESIMPULAN Pada penelitian mengenai jenisjenis semut di Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat di Kanagarian Kunangan Parik Rantang Kabupaten Sijunjung dengan menggunakan metode ALL protocol ditemukan 20 spesies semut yang tergolong ke dalam 3 subfamili, 9 tribe, genera dan 698 individu. Spesies paling
banyak ditemukan pada subfamili Ponerinae (8 spesies), diikuti subfamili Myrmicinae (7 spesies) dan subfamili Formicinae ( spesies). 7 6 3 2 0 6 6 3 3 3 8 7 6 3 2 0 7 6 6 3 Tribe Genus Jenis Sawit Hutan Gambar. Tribe, genus dan jenis semut pada masing-masing subfamili di perkebunan kelapa sawit dan hutan kanagarian Kunangan Parik Rantang Kabupaten Sijunjung. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih penulis ucapkan kepada Fauzia Risdawati yang telah membantu pengoleksian di lapangan, juga kepada Diyona Putri dan Pradani Eka Putri yang telah membantu identifikasi dan pengolahan data di laboratorium. DAFTAR PUSTAKA Agus, E. S., A. Rizali., Moerfiah, B. Sahari, dan D. Buchori., 200. Keanekaragaman Semut pada Persawahan di Dearah Sekitar Urban: Investigasi Pengaruh Habitat Sekitar dan Perbedaan Umur Tanaman Padi. Jurnal entomologi (Online). Vol. 7, No. 2, (http://jurnal.ipb.ac.id, di akses 3 Januari 203). Bolton, B. 99. Identification guide to the ant genera of the world. Harvard University Press: Cambridge, Massachusetts/London, England. Data Isian Monografi Kanagarian Kunangan Parik Rantang. 20. Data Isian Monografi. Kanagarian Kunangan Parik Rantang. Falahudin, I. dan S. Salmah, 20. Diversitas Semut (Hymenoptera: Formicidae) Arboreal Sebagai Predator pada Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Selatan. Universitas Padjadjaran. Jurnal, (Online).
(http://repositoryunand.blogdetik.c om, di akses 3 Januari 203). Hashimoto, Y. 2003. Identification Guide to The Ant Subfamili Of Borneo. Tools for Monitoring Soil Biodiversity in the ASEAN Region. Darwin Initiaive. Hendri, E., H. Herwina dan A. L. Zuswita. 202. Komposisi dan Struktur Komunitas Semut (Hymenoptera: Formicidae) Kebun Kakao yang Terdapat di Kawasan Aua Kuning Kabupaten Lima Puluh Kota. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat. Herwina, H., N. Nasir, Jumjunidang, dan Yaherwandi. 203. The composition of ant species on banana plants with Banana Bunchy-top virus (BBTV) symptoms in West Sumatera, Indonesia. Jurnal Asian Myrmicology, (Online), Vol. :.6,203, (http://www.asianmyrmecology.org, diakses 3 Januari 203). Herwina dan Yaherwandi. 202. Study of Ants (Hymenoptera: Formicidae) in Solok District Cacao Plantation, West Sumatera. Proseeding Semirata BKS-PTN B. Medan. ISBN 978-602-9-20-8 Ito, F., S. Yamane, K. Egucchi, W. A., Noerdjito, S. Kahono, K. Tsuji, K. Ohkawa, K. Yamauchi, Dan T. Nishida. 200. Ants Spesies Diversity in the Bogor Botanic Garden, West Java, Indonesia, with Description of Two New Spesies Of the Genus Leptanilla (Hymenoptera,Formicidae).Tropics 3: 379-0. Pfeiffer, M., C.T. Ho, C.L. Teh. 2008. Explorating Arboreal Ant Community Composition and cooccurence Patterns in Plantation of Oil Palm (Elaeis guineensis) in Borneo and Penisular Malaysia. Jurnal, (Online), No. 3: 2-32, (http://onlinelibrary.wiley.com, diakses 7 Juli 203). Southwood, T. R. E. 978. Ecological Method. Second Edition. Chapman and Hall. Torchote, P., D. Sitthieharoenchai., and C. Chaeshuekul., 2009. Ant Species Diversity and Community Composition in Three Different Habitats: Mixed Deciduous Forest, Teak Plantation and Fruit Orchard. Program in Zoology, Department of Biology, Faculty of Science, Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand. Jurnal, (Online), Vol. 0 Hal. 37-, (http://www.biology.sc.chula.ac, diakses 7 Juli 203). Zungoli, P. and E. Benson. 2008. Seasonal Occurrence Of Swarming Activity And Worker Abundance Of Pachycondyla Chinensis (Hymenoptera: Formicidae). Clemson University. USA. Jurnal, (Online), http://etd.lib.clemson.edu, diakses 7 Juli 203.