BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 2: Kriptografi. Landasan Matematika. Fungsi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Definisi Kriptografi

Kriptografi Simetris Dengan Kombinasi Hill cipher Dan Affine Cipher Di Dalam Matriks Cipher Transposisi Dengan Menerapkan Pola Alur Bajak Sawah

BAB II LANDASAN TEORI. bilangan bulat dan mengandung berbagai masalah terbuka yang dapat dimengerti

APLIKASI JAVA KRIPTOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA VIGENERE. Abstract

ALGORITMA ELGAMAL DALAM PENGAMANAN PESAN RAHASIA

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Studi dan Implementasi Sistem Kriptografi Rabin

MAKALAH KRIPTOGRAFI KLASIK

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai makna. Dalam kriptografi dikenal dua penyandian, yakni enkripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisa Perbandingan Algoritma Monoalphabetic Cipher Dengan Algoritma One Time Pad Sebagai Pengamanan Pesan Teks

APLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Modifikasi Affine Cipher Dan Vigènere Cipher Dengan Menggunakan N Bit

PERANAN ARITMETIKA MODULO DAN BILANGAN PRIMA PADA ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA (Rivest-Shamir-Adleman)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Modul Praktikum Keamanan Sistem

BAB II LANDASAN TEORI. yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM KEAMANAN INFORMASI

RANCANGAN,IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ZENARC SUPER CIPHER SEBAGAI IMPLEMENTASI ALGORITMA KUNCI SIMETRI

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Pada era teknologi informasi yang semakin berkembang, pengiriman data

BAB II LANDASAN TEORI

Aplikasi Aljabar Lanjar untuk Penyelesaian Persoalan Kriptografi dengan Hill Cipher

2.1 Keamanan Informasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SKK: ENKRIPSI KLASIK - SUBSTITUSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Aplikasi Perkalian dan Invers Matriks dalam Kriptografi Hill Cipher

STUDI DAN PERBANDINGAN PERFORMANSI ALGORITMA SIMETRI VIGENERE CHIPPER BINNER DAN HILL CHIPPER BINNER Ivan Nugraha NIM :

PERBANDINGAN METODE VIGENERE DAN AFFINE UNTUK PESAN RAHASIA

BAB I PENDAHULUAN. melalui ringkasan pemahaman penyusun terhadap persoalan yang dibahas. Hal-hal

BAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM. KriptoSMS akan mengenkripsi pesan yang akan dikirim menjadi ciphertext dan

Hill Cipher & Vigenere Cipher

VISUALISASI ALGORITMA RSA DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

Reference. William Stallings Cryptography and Network Security : Principles and Practie 6 th Edition (2014)

Analisis Kriptografi Klasik Jepang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Penelitian sebelumnya yang ditulis oleh Alen Dwi Priyanto

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani: cryptós artinya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Modifikasi Ceasar Cipher menjadi Cipher Abjad-Majemuk dan Menambahkan Kunci berupa Barisan Bilangan

BAB 2 LANDASAN TEORI

APLIKASI ENKRIPSI DAN DEKRIPSI MENGGUNAKAN ALGORITMA VIGENERE CIPHER ASCII BERBASIS JAVA Rizki Septian Adi Pradana 1), Entik Insanudin ST MT 2)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Kriptografi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan peradaban manusia dan kemajuan pesat di

Rancang Bangun Kombinasi Chaisar Cipher dan Vigenere Cipher Dalam Pengembangan Algoritma Kriptografi Klasik

ALGORITMA ELGAMAL UNTUK KEAMANAN APLIKASI

Beberapa Algoritma Kriptografi Klasik. Haida Dafitri, ST, M.Kom

Vigènere Transposisi. Kata Kunci: enkripsi, dekripsi, vigènere, metode kasiski, known plainteks attack, cipherteks, plainteks 1.

Algoritma Enkripsi Playfair Cipher

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengantar Kriptografi

TEKNIK ENKRIPSI DAN DEKRIPSI HILL CIPHER (Rivalri Kristianto Hondro, M.Kom.) NIDN:

Pengenalan Kriptografi

Studi dan Analisis Mengenai Aplikasi Matriks dalam Kriptografi Hill Cipher

Tomy Satria Alasi Facebook/tomy.satria.alasi Ilmutomy.blogspot.com Ilmutomy.wordpress.com

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan, yaitu : kerahasiaan, integritas data, autentikasi dan non repudiasi.

ENKRIPSI AFFINE CIPHER UNTUK STEGANOGRAFI PADA ANIMASI CITRA GIF

PENERAPAN ALGORITMA CAESAR CIPHER DAN ALGORITMA VIGENERE CIPHER DALAM PENGAMANAN PESAN TEKS

BAB II LANDASAN TEORI

Oleh: Benfano Soewito Faculty member Graduate Program Universitas Bina Nusantara

A-2 Sistem Kriptografi Stream Cipher Berbasis Fungsi Chaos Circle Map dengan Pertukaran Kunci Stickel

Dasar-Dasar Keamanan Sistem Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Vigènere Cipher dengan Pembangkitan Kunci Menggunakan Bilangan Euler

Security Sistem Informasi.

Aplikasi Teori Bilangan dalam Algoritma Kriptografi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PENYANDIAN ONE TIME PAD MENGGUNAKAN SANDI VIGENERE

Super-Playfair, Sebuah Algoritma Varian Playfair Cipher dan Super Enkripsi

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

ANALISA DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA TRIANGLE CHAIN PADA PENYANDIAN RECORD DATABASE

KRIPTOGRAFI KLASIK DENGAN METODE MODIFIKASI AFFINE CIPHER YANG DIPERKUATDENGANVIGENERE CIPHER

Pemanfaatan Keunikan Digit Desimal Bilangan Euler pada Kriptografi. Kuswari Hernawati Bambang Sumarno HM

KEAMANAN JARINGAN KOMPUTER MODUL 2 ENKRIPSI. DISUSUN OLEH Kundang K.Juman,Ir,MMSI

ANALISIS KOMBINASI METODE CAESAR CIPHER, VERNAM CIPHER, DAN HILL CIPHER DALAM PROSES KRIPTOGRAFI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. ANALISIS MASALAH

Aplikasi Merkle-Hellman Knapsack Untuk Kriptografi File Teks

SISTEM KRIPTOGRAFI. Mata kuliah Jaringan Komputer Iskandar Ikbal, S.T., M.Kom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga keamanan pesan (message).

Kriptografi, Enkripsi dan Dekripsi. Ana Kurniawati Kemal Ade Sekarwati

Perhitungan dan Implementasi Algoritma RSA pada PHP

Algoritma Kriptografi Klasik Baru

DASAR-DASAR KEAMANAN SISTEM INFORMASI Kriptografi, Steganografi. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT

TRIPLE VIGENÈRE CIPHER

Simulasi Pengamanan File Teks Menggunakan Algoritma Massey-Omura 1 Muhammad Reza, 1 Muhammad Andri Budiman, 1 Dedy Arisandi

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kriptografi Kriptografi adalah ilmu yang menggunakan matematika untuk mengenkripsi dan mendekripsi data. Kriptografi memungkinkan kita untuk menyimpan informasi dan mengirimkan sehingga tidak dapat dibaca oleh siapapun kecuali penerima yang dituju. Enkripsi adalah sebuah proses penyandian yang melakukan perubahan sebuah kode (pesan) dari yang bisa dimengerti (plainteks) menjadi sebuah kode yang tidak mudah dimengerti (cipherteks). Sedangkan proses kebalikannya untuk mengubah cipherteks menjadi plainteks disebut dekripsi. Proses enkripsi dan dekripsi memerlukan suatu mekanisme dan kunci tertentu. Kriptoanalisis (cryptanalysis) adalah kebalikan dari kriptografi, yaitu suatu ilmu untuk memecahkan mekanisme kriptografi dengan cara mendapatkan kunci dari cipherteks yang digunakan untuk mendapatkan plainteks. Kriptologi (cryptology) adalah ilmu yang mencakup kriptografi dan kriptoanalisis. 2.3. Tujuan Kriptografi Ada empat tujuan mendasar dari kriptografi yang juga merupakan aspek keamanan informasi, yaitu (Ir. Rinaldi Munir, Pengantar Kriptografi, 2004) : Kerahasiaan, adalah aspek yang berhubungan dengan penjagaan isi informasi dari siapapun kecuali yang memiliki otoritas atau kunci rahasia untuk membuka informasi yang telah dienkripsi. 4

Keabsahan pengirim (user authentication), adalah menjaga bahwa pesan yang diterima benar-benar dari pengirim yang sesungguhnya Keaslian Pesan (Message Autentication), berhubungan dengan keutuhan pesan, selama proses pengiriman tidak terjadi perubahan atas pesan yang telah diterima. Non-repudiation (antid penyangkalan), adalah usaha untuk mencegah terjadinya penyangkalan terhadap pengiriman suatu informasi oleh yang mengirimkan, atau harus dapat membuktikan bahwa suatu pesan berasal dari seseorang, apabila ia menyangkal mengirim informasi tersebut. 2.4. Jenis Kriptografi 2.4.1 Caesar Cipher Merupakan algoritma terlama dari Julius Caesar dengan metode penggeseran. Setiap huruf angka akan digeser sejauh k. Tabel 2.1. Huruf Setara Angka Huruf A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z Angka 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Tentu saja, jika kita mengirim pesan Rusia, Yunani, Ibrani atau bahasa lain kita akan menggunakan berbagai bilangan bulat yang sesuai abjad. Kita mungkin juga ingin memasukkan tanda baca, simbol untuk menunjukkan kosong, dan mungkin untuk mewakili digit nomor sebagai bagian dari pesan. Namun, demi kesederhanaan, kita membatasi diri pada huruf-huruf alfabet Inggris. Pertama, kita bahas berdasarkan sistem kerahasiaan mengubah setiap huruf dari pesan plaintext menjadi huruf yang berbeda untuk menghasilkan ciphertext. Cipher seperti ini disebut cipher karakter atau monografi, karena setiap huruf berubah secara individu dengan huruf lain dengan substitusi. Secara keseluruhan, ada 26! cara yang 5

mungkin untuk menghasilkan transformasi monografi. Kita akan membahas yang didasarkan pada aritmatika modular. Sebuah cipher, yang digunakan oleh Julius Caesar, didasarkan pada substitusi di mana setiap huruf digantikan dengan huruf tiga bagian bawah abjad, dengan tiga huruf terakhir bergeser ke tiga huruf pertama dari alfabet. Untuk menggambarkan cipher ini menggunakan aritmatika modular, biarkan P menjadi setara numerik huruf dalam plaintext dan C setara numerik dari huruf ciphertext yang sesuai. Kemudian N adalah panjang tabel ( Rosen K.H, 2011) C P+ 3( mod N),0 C N-1 Korespondensi antara plaintext dan ciphertext diberikan dalam Tabel 2.1 Tabel 2.2. Korespondensi huruf untuk Cipher Caesar Plaintext A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Ciphertext 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 0 1 2 D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C Untuk menulis dalam kode pesan menggunakan transformasi ini, pertama diubah ke setara angkanya, dengan pengelompokan huruf dengan lima blok. Kemudian kita mengubah setiap angka. Langkah ini disebut dengan enkripsi pesan. Secara singkat, langkah- langkah untuk mengenkripsi pesan dari cipher caesar sebagai berikut: a. Huruf diubah menjadi angka ( lihat tabel 2.1), b. Menggunakan transformasi C P + 3 (mod N) untuk memperoleh pesan ciphertext, c. Angka diubah menjadi huruf. 6

Contoh: Enkripsikan pesan : JOHANNES RUSTAN dengan k =3 pesan menjadi : 9 14 7 0 13 13 4 17 20 18 19 0 13 Menggunakan transformasi Caesar C P+ 3 (mod N) ini menjadi 12 17 10 3 16 16 7 20 23 21 22 3 16 Penerjemahan kembali ke huruf, diperoleh M R K D Q Q H V U X V W D Q Ini adalah pesan yang dikirim. Untuk mendeskripsikan pesan, pertama terlebih dahulu pesan dikonversi ke angka. Kemudian, hubungan C P+ 3(mod N), 0 C N-1 digunakan untuk mengubah ciphertext kembali ke plaintext. Secara singkat, langkah- langkah untuk mendeskripsi pesan dari cipher caesar sebagai berikut: a. Ubah huruf menjadi angka ( lihat tabel 2.1 ), b. Menggunakan transformasi P C 3(Mod N) untuk memperoleh pesan plaintext c. Ubah angka kembali menjadi huruf, d. Susun huruf sehingga mempunyai arti. Contoh: M R K D Q Q H V U X V W D Q Pertama, mengubah huruf menjadi angka, diperoleh 12 17 10 3 16 16 7 20 23 21 22 3 16 Selanjutnya, melakukan transformasi P C 3(Mod N) untuk mengubah menjadi plaintext, dan diperoleh 7

9 14 7 0 13 13 4 17 20 18 19 0 13 Megubah angka kembali ke huruf, JOHANNESRUSTAN Dengan menggabungkan huruf-huruf yang sesuai dengan kata-kata, kita menemukan bahwa pesan tersebut JOHANNES RUSTAN 2.4.2. Transformasi Affine Affine Cipher adalah salah satu dari keluarga cipher serupa digambarkan oleh shift transformasi: C P+k(mod 26) dimana 0 C 25 di mana k adalah kunci yang mewakili ukuran pergeseran huruf dalam alfabet. Ada 26 transformasi yang berbeda dari jenis ini, termasuk kasus k = 0 (mod 26), di mana huruf tidak berubah, karena dalam hal ini C P(Mod26). Secara umum, C ap+b(mod 26), 0 C 25 dimana a dan b adalah bilangan bulat dengan (a, 26) = 1. Ini disebut transformasi affine. Shift transformasi adalah transformasi affine dengan a=1. Mengharuskan gcd(a, 26) = 1, sehingga P berjalan melalui sistem residu lengkap modulo 26, demikian juga dengan C. Ada Φ(26)=12 pilihan untuk a, dan 26 pilihan untuk b, memberikan total 12 26=312 transformasi jenis ini (salah satunya adalah C = P (mod 26) diperoleh bila a = 1 dan b = 0. Jika hubungan antara plaintext dan ciphertext dijelaskan oleh (2.1), maka hubungan terbalik diberikan oleh P a(c b)(mod 26),0 P 25 Dimana a merupakan invers dari (mod 26). 8

Contoh: a = 7 dan b = 10, sehingga C 7P+10(mod 26) Oleh karena itu, P 15(C 10) 15C+ 6(mod 26). 15 adalah invers dari 7 modulo 26. Korespondensi antara huruf diberikan dalam Tabel 2.3. Table 2.3. Korespondensi huruf untuk Cipher dengan C 7P+10(Mod 26) Plaintext A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 ciphertext 10 17 24 5 12 19 0 7 14 21 2 9 16 23 4 11 18 25 6 13 20 1 8 15 22 3 K R Y F M T A H O V C J Q X E L S Z G N U B I P W D Untuk menggambarkan memperoleh korespondensi tersebut, perhatikan bahwa huruf plaintext L dengan setara angka 11 sesuai dengan huruf J pada ciphertext, 7 11+10 =87 9(Mod26) dan 9 setara dengan J. Langkah- langkah untuk mengenkripsi pesan dari transformasi affine sebagai berikut: a. Huruf diubah menjadi angka ( lihat tabel 2.1) b. Menggunakan transformasi C 7P+10(mod 26)untuk memperoleh pesan ciphertext c. Angka diubah menjadi huruf Langkah- langkah untuk mendeskripsi pesan dari transformasi affine sebagai berikut: a. Ubah huruf menjadi angka ( lihat tabel 2.1 ), b. Menggunakan transformasi P 15 C + 6 (mod 26 ) untuk memperoleh pesan plaintext c. Ubah angka kembali menjadi huruf d. Susun huruf sehingga mempunyai arti 9

Contoh : Enkripsikan pesan: JOHANNES RUSTAN Mengubah huruf menjadi angka, selanjutnya menggunakan transformasi C 7P+10(Mod26), sehingga diperoleh J = 9 maka C = 7. 9 + 10 = 73 21 ( mod 26 ), sehingga J menjadi V. O = 14 maka C = 7. 14 + 10 = 108 4 ( mod 26), sehingga O menjadi E Dan selanjutnya sampai huruf terakhir dapat dilihat dengan cepat melalui tabel 2.3 diatas, di peroleh : VEHKXXMG ZUGNKX Deskripsikan pesan: VEHKXXMG ZUGNKX Menggunakan rumus P 15 C + 6 (mod 26 ) di peroleh V = 21 maka P = 15. 21 + 6 = 321 9 ( mod 26 ), sehingga V menjadi J. E = 4 maka P = 15. 4 + 6 = 66 14 ( mod 26 ), sehingga E menjadi O. Dan seterusnya sampai huruf terakhir, hasil akhir menjadi JOHANNESRUSTAN 2.4.3. Cipher Vigenere Untuk mengenkripsi pesan plaintext, pertama kita membagi menjadi blok dengan panjang n. Sebuah blok yang terdiri dari pesan dengan setara numerik p1, p2,... pn berubah menjadi blok ciphertext dengan huruf setara numerik c1, c2,..., cn menggunakan cipher pergeseran urutan dengan Ci Pi + Ki (mod 26), 0 ci 25, 10

untuk i = 1 2,..., n. Vigenère cipher adalah algoritma enkripsi dimana huruf plaintext dengan panjang n, dienkripsi pesan ciphertext yang sama panjang. Vigenere cipher dapat dianggap sebagai cipher yang beroperasi dengan panjang n menggunakan kunci dengan panjang n. Langkah langkah untuk mengenkripsikan pesan dari cipher vigenere sebagai berikut: a. Pesan dan kunci diubah menjadi angka ( lihat tabel 2.1), b. Huruf- huruf yang ada di pesan (P1, P2, P3,P4...) dan huruf di kunci (K1,K2, K3,K4,K5,... ) c. Menggunakan Cipher Vigenere Ci Pi + Ki (mod 26) d. Angka tersebut diartikan ke dalam huruf menggunakan tabel 2.1 e. Huruf di kelompokkan menjadi 5 huruf. Contoh: Enkripsikan pesan JOHANNES dengan kunci RUSTAN menggunakan Cipher Vigenere. Pertama, artikan pesan dan kunci ke dalam angka ( tabel 2.1 ) J O H A N N E S 9 14 7 0 13 13 4 18 p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 Dan R U S T A N 17 20 18 19 0 13 k1 k2 k3 k4 k5 K6 Menggunakan Cipher Vigenere: Ci Pi + Ki (mod 26) di peroleh: 11

C1 =p1 + k1 = 9 + 17 0 ( mod 26 ) C2 =p2 + k2 = 14 + 20 8 ( mod 26 ) C3 =p3 + k3 = 7 + 18 25 ( mod 26 ) C4 =p4 + k4 = 0 + 19 19 ( mod 26 ) C5 =p5 + k5 = 13 + 0 13 ( mod 26 ) C6 =p6 + k6 = 13 + 13 0 ( mod 26 ) C7 =p7 + k7 = 4 + 17 21 ( mod 26 ) C8 =p8 + k8 = 18 + 20 12 ( mod 26 ) Angka tersebut diartikan ke dalam huruf menggunakan tabel 2.1, kita peroleh AIZTNA VM Langkah langkah untuk mengdeskripsikan pesan dari cipher vigenere sebagai berikut: a. Pesan dan kunci diubah menjadi angka ( lihat tabel 2.1), b. Huruf- huruf yang ada di pesan (C1, C2, C3,C4...) dan huruf di kunci (K1,K2, K3, K4, K5,... ) c. Menggunakan Cipher Vigenere Pi Ci - Ki (mod 26) d. Angka tersebut diartikan ke dalam huruf menggunakan tabel 2.1 e. Susun huruf sehingga mempunyai arti. Contoh: Deskripsikan pesan AIZTNA VM menggunakan Cipher Vigenere dengan kunci RUSTAN. Artikan pesan tersebut dengan angka ( lihat tabel 2.1 ) A I Z T N A V M 0 8 25 19 13 0 21 12 12

c1 c2 c3 c4 c5 c6 c7 c8 dan R U S T A N 17 20 18 19 0 13 k1 k2 k3 k4 k5 K6 Menggunakan Cipher Vigenere: ci pi + ki ( mod 26 ) pi ci - ki ( mod 26 ) di peroleh: p1 c1 - k1 = 0-17 9 ( mod 26 ) p2 c2 - k2 = 8-20 14 ( mod 26 ) p3 c3 - k3 = 25 18 7 ( mod 26 ) p4 c4 - k4 = 19 19 0 ( mod 26 ) p5 c5 - k5= 13-0 13 ( mod 26 ) p6 c6 - k6 = 0-13 13 ( mod 26 ) p7 c7 - k7 = 21-17 4 ( mod 26 ) p8 c8 - k8 = 12-20 18 ( mod 26 ) Angka tersebut di kembalikan ke dalam huruf dengan menggunakan tabel 8.1, diperoleh pesan JOHANNES 2.4.4. Cipher Hill Cipher Hill diciptakan oleh Lester Hill di tahun 1929. Untuk memperkenalkan cipher Hill, pertama-tama setiap blok dari dua huruf dari plaintext digantikan oleh sebuah blok 13

dari dua huruf ciphertext (menambahkan huruf boneka X, pada akhir pesan, jika perlu, sehingga blok akhir memiliki dua huruf). Langkah langkah untuk mengenkripsikan pesan dari cipher hill sebagai berikut: a. Kelompokkan pesan menjadi 2 huruf (menambahkan huruf X, pada akhir pesan, jika perlu, sehingga blok akhir memiliki dua huruf), b. Huruf-huruf ini diterjemahkan ke dalam setara numerik ( Tabel 2.1 ), c. Menggunakan transformasi yang ditentukan, d. Ubah angka tersebut menjadi huruf. Contoh: JOHANNES RUSTAN Pertama kita bagi pesan menjadi dua huruf (menambahkan huruf X, pada akhir pesan, jika perlu, sehingga blok akhir memiliki dua huruf). JO HA NN ES RU ST AN Berikutnya, huruf-huruf ini diterjemahkan ke dalam setara numerik ( Tabel 2.1 ), diperoleh 9 14 7 0 13 13 4 18 17 20 18 19 0 13 Misal, C1 5P1 + 17P2 ( mod 26 ), 0 C1 26 C2 4P1 + 15P2 ( mod 26 ), 0 C2 26 Untuk 9 dan 14 C1 5. 9 + 17. 14 23 ( mod 26 ), 0 C1 26 C2 4. 9 + 15. 14 12 ( mod 26 ), 0 C2 26 Dengan cara yang sama diperoleh: 14

23 12 9 2 0 13 14 0 9 4 23 19 13 13 Angka tersebut di ubah ke huruf dengan menggunakan tabel 2.1 XM JC AN OA JE XT NN Langkah langkah untuk mengdeskripsikan pesan dari cipher hill sebagai berikut: a. Huruf-huruf ini diterjemahkan ke dalam setara numerik ( Tabel 8.1 ), b. Menggunakan transformasi yang ditentukan, c. Ubah angka tersebut menjadi huruf. Untuk mendeskripsikan : XM JC AN OA JE XT NN Diterjemahkan dengan tabel 2.1 23 12 9 2 0 13 14 0 9 4 23 19 13 13 Bentuk: C1 5P1 + 17P2 ( mod 26 ) C2 4P1 + 15P2 ( mod 26 ) Diubah, dengan menggunakan matrik dan mencari inversnya. ( 5 17 4 15 )(P1 P2 ) (C1 C2 ) Mencari ( P1 17 ) dengan mencari invers dari (5 P2 4 15 ), diperoleh P1 17C1 + 5C2 ( mod 26 ) P2 18C1 + 23C2 ( mod 26 ) Untuk 23 dan 12 P1 17. 23 + 5. 12 9 ( mod 26 ) P2 18. 23 + 23. 12 14 ( mod 26 ) 15

Dengan cara yang sama diperoleh 9 14 7 0 13 13 4 18 17 20 18 19 0 13 Angka tersebut diterjemahkan dengan tabel 2. 1 JO HA NN ES RU ST AN Dengan menggabungkan huruf-huruf yang sesuai dengan kata-kata, kita menemukan bahwa pesan tersebut : JOHANNES RUSTAN 2.4.5. Rail Fence Sistem ini dikenal sebagai sistem transformasi dalam proses ciphering-nya, yang pertama adalah membagi teks menjadi 3 bagian dengan menyusun pesan dari kolom kiri ke kanan dalam tiga baris kemudian disusun kembali menjadi satu baris dari baris paling atas ke baris paling bawah. (aamt, 2012) Contoh: Plaintext: JOHANNES RUSTAN J A E U A O N S S N H N R T Ciphertext: J A E U A O N S S N H N R T 2.4.6. Rabin Dipublikasikan oleh Michael O.Rabin pada tahun 1979, merupakan algortima asymetris pertama yang dibuktikan sangat sulit dalam faktorial. Rabin menggunakan kunci publik dan kunci private. Untuk mengenkripsi Rabin menggunakan C = m 2 mod N, dimana N=pq adalah dua bilangan prima sehingga didapati 16

X 2 = C mod N Keuntungan dari menggunakan eksponen 2 dibandingkan dengan eksponen yang lebih besar dalah komputasinya yang lebih kecil serta pemecahannya dengan faktorial N. Contoh : B melakukan enkripsi pesan m dan mengirimkan ciphertext C ke A Enkripsi : - Mendapatkan kunci publik A - Representasikan pesan menjadi integer m dalam batasan {0,1,..n-1) - Komputasi c=m 2 mod n - Mengirimkan pesan ciphertext C ke A Dekripsi Pesan C dengan cara : - Komputasi C mod n - Ada 4 akar yakni m1, m2, m3, m4 dari C modulo n - Pesan m sama dengan salah satu dari akar diatas mod p. Ketika p 3 mod 4 maka akan ada formula untuk menghitung akar dari C pad Dengan menggunakan kriteria Euler dapat ditegaskan bahwa 17

Oleh karena itu dua akar kuadrat dari c mod p adalah Dan juga dengan dua akar kuadrat dari c mod q adalah Kemudian kita dapat memperoleh empat akar kuadrat dari c mod n dengan menggunakan teori Chinese Remainder Misal : n=77 = 7 x 11 C = m 2 mod 77 Maka untuk pesan m maka ciphertext c adalah c mod 77 Untuk melakukan dekripsi kita memerlukan perhitungan c 10 2 23 mod 77 dengan contoh misalkan panjang m adalah sebesar 10. Untuk menemukan akar kuadrat dari 23 mod 7 dan mod 11 kita dapat gunakan karena formula untuk 7 dan 11 adalah kongruen dari 3 mod 4. 23 (7+1)/4 2 2 4 mod 7 23 (11+1)/4 1 3 1 mod 11 Dengan menggunakan Teori Chinese Remainder maka kita mendapatkan 4 buah akar dari 23 mod 77 adalah ±10, ±32 mod 77 Maka itu kemungkinan pesan yang ada adalah m1=10, m2=67, m3=32 dan m4=45 Dari empat buah kemungkinan itu, kita bisa mendapatkan dengan cara menggunakan salah satu varian dari simbol jacobi (Michele E.,2011) Dengan percobaan 18

Dimana bo adalah untuk menentukan apakah angka yang didapatkan genap atau ganjil, serta b1 adalah hasil akhir yang memiliki nilai yang harus sama dengan m. b0 = 10 mod 2 = 0 b1= 1 2 [1 + (m N ) ] = 0.56493506 Artinya parity atau jenis angkanya adalah genap, dari m1,m2,m3 dan m4 yang memenuhi syarat adalah m1 dan m3. Kemudian dimasukkan ke dalam rumus b1 untuk mencari nilai m yang benar dari dua kemungkinan m1 atau m3. b1= 1 [1 + 2 (m N ) ] dengan masukkan m1 didapati b1 = 0.56493506 dengan masukkan m2 didapati b1 = 0.70779220 maka yang memenuhi syarat akhir adalah m1, sehingga hasil yang didapatkan adalah nilai m=10. 2.5. JavaScript Javascript diperkenalkan pertama kali oleh Netscape pada tahun 1995. Pada awalnya bahasa yang sekarang disebut JavaScript ini dulunya dinamai LiveScript yang berfungsi sebagai bahasa sederhana untuk browser Netscape Navigator 2 yang sangat populer pada saat itu. Kemudian sejalan dengan sedang giatnya kerjasama antara Netscape dan Sun (pengembang bahasa pemrograman Java ) pada masa itu, maka Netscape memberikan nama JavaScript kepada bahasa tersebut pada tanggal 4 desember 1995. Pada saat yang bersamaan Microsoft sendiri mencoba untuk mengadaptasikan teknologi ini yang mereka sebut sebagai Jscript di browser milik mereka yaitu Internet Explorer 3. JavaScript sendiri merupakan modifikasi dari bahasa pemrograman C++ dengan pola penulisan yang lebih sederhana dari bahasa pemrograman C++. 19

JavaScript adalah bahasa pemrograman yang khusus untuk halaman web agar halaman web menjadi lebih hidup. Kalau dilihat dari suku katanya terdiri dari dua suku kata, yaitu Java dan Script. Java adalah Bahasa pemrograman berorientasi objek, sedangkan Script adalah serangkaian instruksi program. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan pemrograman JavaScript, diantaranya JavaScript adalah case sensitive, yang artinya JavaScript membedakan huruf besar dan huruf kecil, Jika Anda pernah belajar bahasa pemrograman seperti Turbo C atau C++, maka sama seperti bahasa pemrograman tersebut, dimana huruf T tidak sama dengan huruf t. Dalam bahasa pemrograman JavaScript juga, sebagai contoh fungsi perintah var tidak boleh ditulis Var dan juga tidak boleh ditulis VAR (huruf besar semua), yang benar adalah var (huruf kecil semua). Perintah lain adalah new Date tidak boleh ditulis new date (huruf kecil semua), dan banyak yang lainnya. 2.5.1. Kelebihan Javascript Javasript bekerja pada sisi browser dan telah disupport oleh semua browser sehingga sangat berperan penting jika kita menggunakan javascript dalam membuat halaman website menjadi lebih responsif. Salah satu implementasi dari Javascript yang banyak digunakan seperti pada Gmail, Google Reader adalah AJAX ( Asynchronous Javascript and XMLHTTP) yang dapat membuat halaman website lebih interaktif dan responsif. 2.5.2. Penggunaan Javascript Contoh penggunaan Javascript pada sebuah website adalah sebagai berikut : <script type="text/javascript">...... </script> Penempatan Javascript adalah pada tag <head>, <body> atau sebagai file external. 20

2.6. Riset-riset terkait Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa riset terkait yang dijadikan untuk membuat penelitian berjalan lancar. Adapun riset-riset terkait tersebut adalah : Tabel. 2.4. Riset Terkait No Judul Riset Nama Peneliti Dan Tahun Algoritma/ Metode yang digunakan Hasil Penelitian 1 Comparing Mobit Kumar, Building Kombinasi dari Classical et al. 2010 Blocks, algoritma subsitusi, Encryption With Caesar translasi dan transposisi Modern Cipher, Mono dapat membuat proses Techniques Alphabet dekripsi menjadi lebih Cipher,Play sulit. Ini cukup penting Fair, Hill untuk meningkatkan Cipher, DES, performa algoritma di SDES, masa depan. Vigenere 2 Design and Rajni Jain, et al. A Modified Dengan mengggunakan Implementation 2012 Hill Cipher, modifikasi Hill Cipher of New Block Cipher dan teknik block cipher Encryption simetris dapat algorithm to menghasilkan response Enhance time yang lebih cepat Performance Parameters 3 Integrating Fauzan Saeed, Playfair, Dari semua percobaan Classical et al. 2010 Caesar, penelitian, yang Encryption With terburuk adalah teknik 21

Modern Vigenere, Vigenere yang Technique DES, SDES memberikan perbedaan dari 2 bit dibandingkan dengan playfair yang memberikan perbedaan 7 bit DES yang menggunakan 16 putaran memberikan 35 bit perbedaan. 4 Implementation Ajit Singh, et Caesar Kombinasi dari of Caesar Cipher all. 2012 Cipher, Rail transposisi dan With Rail Fence Fence subsitusi dari algortima for Enchancing caesar dan rail fence Data Security untuk memberikan keamanan yang lebih baik pada teks. 5 Design of a Robust Cryptosystem Algorithm for Non-invertible Matrices Based on Hill Cipher Rushdi A. Hamamreh, et al. 2009 Hill Cipher Ketika matrik kunci dikirim untuk blok data pertama, kunci publik akan terbentuk pada kedua sisi pengirim dan penerima. Sehingga sangat sulit untuk di serang 6 The Rabin Michele Elia, et Rabin Rabin lebih aman untuk Cryptosystem al. 2013 Cryptosystem pengiriman pesan dan revisited efektif dalam penerapan tanda tangan elektronik maupun sebagai fungsi hash 22

2.7. Perbedaan Dengan Riset Yang Lain Dalam penelitian ini menggunakan Hill Cipher karena dari berbagai penelitian hill cipher dapat dimodifikasi untuk menghasilkan respon time yang cepat, kemudian digabungkan dengan Teknik Rail Fence yang dimodifikasi menjadi dua baris supaya mendapatkan respon yang lebih cepat, serta mengabungkan dengan Algoritma Rabin yang memiliki kekuatan dalam faktorisasinya dalam mengamankan sebuah pesan. 2.8. Kontribusi Riset Dengan adanya kombinasi dari Hill Cipher Teknik Rail Fence dan pengamanan kunci Hill dengan Algoritma Rabin dapat menambah suatu daftar kombinasi algoritma yang baru, sehingga dapat nantinya digunakan dan diimplementasikan pada website karena memiliki waktu respon yang cepat serta aman. 23