BAB III PENUTUP. Liberalisasi perdagangan merupakan salah satu tujuan organisasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap pembahasan dan hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang berdirinya the World Trade Organization (WTO) tidak

ABSTRAK. Kata kunci : WTO (World Trade Organization), Kebijakan Pertanian Indonesia, Kemudahan akses pasar, Liberalisasi, Rezim internasional.

BAB I PENDAHULUAN. membuat perubahan dalam segala hal, khususnya dalam hal perdagangan. Era

hambatan sehingga setiap komoditi dapat memiliki kesempatan bersaing yang sama. Pemberian akses pasar untuk produk-produk susu merupakan konsekuensi l

Latar Belakang dan Sejarah Terbentuknya. WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) Bagian Pertama. Fungsi WTO. Tujuan WTO 4/22/2015

Bab 5 Bisnis Global P E R T E M U A N 5

Bab 5 Bisnis Global 10/2/2017 1

RESUME. Liberalisasi produk pertanian komoditas padi dan. biji-bijian nonpadi di Indonesia bermula dari

BAB III PENUTUP. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakefektifan penyelesaian sengketa

DAFTAR PUSTAKA. Adolf, Huala Hukum Ekonomi Internasional. Jakarta: PT Raja Grafindo.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas dunia merupakan dua hal yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis yang berkembang sangat pesat. perhatian dunia usaha terhadap kegiatan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi oleh setiap manusia di dunia untuk mempertahankan hidupnya.

SISTEM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. secara signifikan meningkat dengan pesat, khususnya ketika ekonomi

4. KEBIJAKAN KEDELAI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah. mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai

BAB I PENDAHULUAN tahun sebelum Masehi dengan menggunakan transportasi air. 1 Sedangkan

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan

Dampak AOA (Agreement On Agriculture) Terhadap Kebijakan Pertanian Di Indonesia Abdul Gani Ghifari

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Oleh : Putu Ayu Satya Mahayani I Ketut Sujana Hukum Keperdataan, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

BAB III PENUTUP. daerah. Namun setelah adanya Letter of Intent (LoI) yang ditandatangani

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 1. perubahan perilaku konsumsi dan transaksi dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. di bidang sosial, ekonomi, budaya maupun bidang-bidang lainnya yang

KAJIAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL DALAM PERSPEKTIF PERDAGANGAN BEBAS REGIONAL DAN GLOBAL

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Dalam periode September Oktober 2009 terbukti telah terjadi

BAB III PENUTUP. karena adanya hambatan-hambatan sebagai berikut: informasi bahwa akan adanya penertiban.

Bab I. Pendahuluan. adalah akumulasi keuntungan yang sebesar-besarnya (optimum profit). Tujuan ini

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan aspek yang sangat penting dalam. perekonomian setiap Negara di dunia. Tanpa adanya perdagangan

ERD GANGAN INTERNA INTERN SIONA SION L

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang berbeda antara negara yang satu dengan negara lainnya. Salah satu usaha

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adanya karena dilengkapi oleh ketentuan-ketentuan perdagangan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN TIM NASIONAL UNTUK PERUNDINGAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL MELALUI DISPUTE SETTLEMENT BODY (DSB) WORLD TRADE ORGANIZATION

I. PENDAHULUAN. penting dalam perekonomian nasional. Ditinjau dari kontribusinya terhadap

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN TIM NASIONAL UNTUK PERUNDINGAN

BAHAN KULIAH HUKUM PERNIAGAAN/PERDAGANGAN INTERNASIONAL MATCH DAY 7 WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO)

HAK ISTIMEWA BAGI INVESTOR ASING DALAM BERINVESTASI DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia

TUGAS MATA KULIAH HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL. Posisi Indonesia dan Perkembangan Perundingan WTO (Doha Development Agenda) APRILIA GAYATRI

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Samosir, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : pada pertumbuhan produk Andaliman.

Kebijakan dan Peraturan Bidang Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan kemajuan teknologi komunikasi, informasi, komputasi dan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan World Trade Organization (selanjutnya disebut WTO) melalui

KESIAPAN TENAGA KERJA INDONESIA DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN DENGAN TENAGA KERJA ASING

RELEVANSI PRINSIP NON DISKRIMINASI DALAM WTO DARI SUDUT PELAYANAN JASA PARIWISATA BALI Oleh : I Kadek Setiawan, S.H. Kanwil Kementerian Hukum dan HAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERLINDUNGAN INDUSTRI DALAM NEGERI MELALUI TINDAKAN SAFEGUARD WORLD TRADE ORGANIZATION

Pokok Bahasan : Tenaga Kerja Asing. Oleh : Dr. Agusmidah, SH.,M.Hum. 1. Latar belakang dan filosofi penggunaan TKA di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. pertanian selain dua kubu besar (Amerika Serikat dan Uni Eropa). Cairns Group

Disusun Oleh: Josina Christina

SEKOLAH PASCASARJANA USU MEDAN 2009

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BABI PENDAHULUAN mendasar, mudahnya perpindahan arus barangfjasa, faktor produksi dan modal

1 BAB V: PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

PERDAGANGAN INTERNASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.011/2008 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SILABUS. : Perdagangan Pertanian Nomor Kode/SKS : ESL 314 / 3(3-0)2

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang telah menjadi anggota World Trade

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN HAK KEKAYAAN INDUSTRI (HAKI)

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip umum perdagangan bebas adalah menyingkirkan hambatan-hambatan

BAB I PENDAHULUAN. satu kondisi yang tidak mengenal lagi batas-batas wilayah. Aspek ekonomi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang

ANALISIS KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN RESPON TERHADAP ISU AKTUAL I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. artikan sebagai kesepakatan dari kedua belah pihak yaitu penjual dan pembeli

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dr Erwidodo Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Badan Litbang Pertanian. Workshop Pra-Konferensi PERHEPI Bogor, 27 Agustus 2014

SEJARAH HKI DI INDONESIA Sejarah Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia

HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL KODE MATA KULIAH : WGI 4234 BLOCK BOOK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RELEVANSI KESEPAKATAN PAKET BALI DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DESAIN DAN HAK CIPTA PADA KAIN PRODUKSI PT ISKANDARTEX SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Adanya perlindungan terhadap karya cipta manusia. menjadi semakin penting dengan terjadinya revolusi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR PUSTAKA. Fuady, Munir, 2005, Hukum Pailit Dalam Teori Dan Praktek, PT Citra Aditya. 2013, Teori-Teori Besar (Grand Theory) Dalam Hukum, Kencana

I. PENDAHULUAN. 1 Sambutan Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Ahmad Dimyati pada acara ulang tahun

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap negara lainnya merupakan salah satu faktor penyebab semakin maraknya

KEPPRES 62/1996, PEMBENTUKAN DELEGASI REPUBLIK INDONESIA UNTUK KONFERENSI TINGKAT MENTERI ORGANISASI PERDAGANGAN DUNIA

I. PENDAHULUAN. bagaimana keluar dari krisis ekonomi yang berkepanjangan, sementara itu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir, Muhammad. Hukum Perusahaan Indonesia. Bandung : PT. Citra

I. PENDAHULUAN. dalam hal lapangan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pe

Transkripsi:

66 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Liberalisasi perdagangan merupakan salah satu tujuan organisasi internasional yaitu World Trade Organization. Sektor pertanian merupakan salah satu bidang yang menjadi aspek komoditi perdagangan bebas atau liberalisasi dan juga diatur dalam ketentuan WTO, sektor pertanian tersebut masuk dalam kategori perdagangan jenis barang yaitu the General Agreement on Tariff and Trade (GATT). Perjanjian khusus yang mengatur di sektor pertanian dan kebutuhan pangan yaitu Agreement on Agriculture (AoA). Indonesia meratifikasi perjanjian AoA sejak tahun 1995. Mulai saat itu juga Indonesia sudah membuka pintu impor yang seluas-luasnya salah satu adalah beras. Akibat dari Indonesia meratifikasi AoA menyebabkan hambatan tarif dan non tarif dikurangi bahkan dihilangkan dengan kata lain barang impor dari negara lain tidak dikenakan pajak yang berat, subsidi di sektor pertanian dicabut, dan subsidi ekspor pun dikurangi. Ketika terjadinya liberalisasi di sektor pertanian menimbulkan persaingan secara kompetitif antara beras domestik dengan beras impor selain itu kinerja petani tidak disubsidi oleh negara. Maka dampak dari itu semua berakibat produktivitas petani untuk memenuhi kebutuhan pangan domestik menjadi merosot tajam. Makin banyaknya beras impor di dalam negeri sehingga mengakibatkan petani-petani dalam negeri mengalami gulung tikar. Untuk menanggulangi petani-petani dalam negeri yang mengalami gulung tikar

67 dan menghindari ketergantungan dari negara lain maka upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah adalah mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 12/M- DAG/Per/4/2008 tentang Ketentuan Impor dan Ekspor Beras. Dalam Peraturan Menteri tersebut bahwa pengaturan impor beras harus dikendalikan dan impor dibutuhkan untuk keperluan tertentu serta sebagai bahan cadangan yang sewaktuwaktu diperlukan oleh negara serta pendistribusian pangan harus tepat sasaran sampai ke tingkat rumah tangga di pelosok pedesaan agar kebutuhan pangan tercukupi. B. Saran Saran dari penulis terhadap pemerintah dalam menyikapi liberalisasi pangan yang membawa dampak bagi ketahanan pangan masyarakat adalah : a) Membangun kedaulatan pangan bagi masyarakat Indonesia b) Melindungi sektor-sektor pertanian domestik khususnya pengadaan tanah hingga dapat menghasilkan pangan secara mandiri guna mewujudkan swasembada beras c) Melindungi pasar dalam negeri dari masuknya pangan impor murah d) Menjamin kualitas pangan yang diinginkan oleh rakyat e) Mengatur produksi untuk kebutuhan pasar dalam negeri untuk mengatasi surplus produksi.

68 DAFTAR PUSTAKA Buku : Adolf, Huala, 2002, Hukum Ekonomi Internasional, PT Raja Grafindo Persada, Arifin Bustanul, 2004, Analisis Ekonomi Pertanian Indonesia, Kompas, Devine,Pat, 1995.,Demokrasi dan Perencanaan Ekonomi.,PT.Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta Fuady Munir, 2004, Hukum Dagang Internasional, PT Citra Aditya Bakti, Bandung. Hadjon, Philipus M, Martosoewigngo, R Sri Soemantri,et all, 2005, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah Mada University Press, Yogyakarta Hata, 2006, Perdagangan Internasional Dalam Sistem GATT & WTO; Aspek- Aspek Hukum dan Non Hukum, PT. Refika Aditama, Bandung. I. Wibowo dan Francis Wahono,ed 2003, Neoliberalisme,Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas, Yogyakarta John Madeley, 2005, Loba Keranjingan Berdagang Kaum Miskin Tumbal Perdagangan Bebas, Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas, Yogyakarta Kartajoemana, H.S, 1997, GATT, WTO dan Hasil Uruguay Round, UI Press, Khudori, 2004, Neoliberalisme Menumpas Petani Menyingkap Kejahatan Industri Pangan, Resist Book, Yogyakarta. Setiawan, Bonnie, 2003, Globalisasi Pertanian, 2003, Institut for Global Justice,

69 Soedijana, FX, Yohanes, Triyana,et all,2008, Ekonomi Pembangunan Indonesia (Tinjauan Aspek Hukum), Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta Makalah : DR. Ir. Hermanto, MS., 2010 Kebijakan Ketahanan Pangan Berkelanjutan.,Makalah ini disampaikan pada acara Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Propinsi Kalimantan Barat 2010 di Hotel Mercure Pontianak. Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian Marsono, Y, 2010, Dari Ketahanan Pangan Menuju Kedaulatan Atas Pangan, makalah dalam diskusi PSHD UAJY Laporan Hasil Penelitian : Yohanes Triyana, 2007, Laporan Penelitian Kebijakan Pemerintah Tentang Liberalisasi Jasa Pendidikan Berdasarkan GATS dan Penerapannya Terhadap Pendidikan Tinggi di Propinsi DIY, FH UAJY, Yogyakarta Website : http://www.scribd.com/doc, World-Trade-Organization-WTO, 13 April 2010 www.kontras.org/baru/deklarasiuniversalham.pdf, 23 April 2010 www.elsam.or.id/pdf/kursusham/konvensi_ekosob.pdf, 23 April 2010 http://www.deptan.go.id/kln/berita/wto/ttg-wto.htm 14 April 2010 http://agribisnis.deptan.go.id/web/pustaka/perjanjian, 14 April 2010

70 http://www.scribd.com/doc, World-Trade-Organization-WTO, 13 April 2010 Effendy, Sofyan, GATS dan Liberalisasi Pendidikan Tinggi, dalam situs www.google.com, tanggal 5 Maret 2010 Kamus : Ensiklopedia Nasional Indonesia, 1990, PT Cipta Adi Pustaka, B.N, Marbun 2003, Kamus Politik, Pustaka Sinar Harapan,, Non Publikasi : Merry Kaban, Dampak Liberalisasi Jasa Pendidikan Berdasarkan General Agreement On Trade In Services (GATS) Terhadap Pelaksanaan Kewajiban Pemerintah Untuk Menyelenggarakan Pendidikan Nasional Bagi Seluruh Warga Negara Indonesia, Usulan Penelitian Hukum UAJY,2008 Direktorat Perdagangan, Perindustrian, Investasi dan Hak Kekayaan Intelektual dan Direktorat Jenderal Multilateral Departemen Luar Negeri