BAB I PENDAHULUAN. nyata bagi kita semua bahwa masih adanya ciri khas yang ada pada setiap daerah

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku untuk sektor industri. Produksi sektor

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. kenyataan yang terjadi yakni

BAB I PENDAHULUAN. tanaman hias dan tanaman biofarmaka. Hortikultura adalah komoditas yang akan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia akan terlindas oleh era globalisasi dan perdagangan bebas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lebih dominan, dibandingkan dengan sektor pertanian. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Masih banyak warga negara Indonesia yang bermata

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia merupakan bagian dari negara

BAB IV GAMBARAN UMUM

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional baik di bidang ekonomi maupun sosial, termasuk

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penting dalam perekonomian nasional. Pada tahun 2012, sumbangan sektor

I. PENDAHULUAN. utama perekonomian nasional. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menunjang

I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik. financial openness). Keuntungan dari keterbukaan

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi suatu negara, terutama negara

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

I. PENDAHULUAN. pembentukan Gross National Product (GNP) maupun Produk Domestik Regional

I, PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempakan sektor yang masih menduduki posisi sangat

itu produsen dalam kegiatan pemasaran produk atau jasanya harus membutuhkan commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dengan besarnya jumlah penduduk yang ada. Banyaknya penduduk yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

I.PENDAHULUAN Pada Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II) yang sedang berjalan,

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

BAB I PENDAHULUAN. pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang berkembang.

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. pertanian. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembangunan pertanian periode dilaksanakan melalui tiga

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

BAB I PENDAHULUAN. perluasan usaha kecil dan menengah yang semakin berkembang dan menjamur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian sampai saat ini masih diyakini sebagai salah satu akar

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (1990) menyatakan

I. PENDAHULUAN. Komoditi. commit to user

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian, Semester I 2014 Ekspor Impor Neraca

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. utama. Industrialisisasi dimasa sekarang tidak dapat terlepas dari usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia adalah tanaman buah-buahan. Permintaan produk buah-buahan di pasar dunia cenderung (trend) terus

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Berdasarkan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

BAB I PENDAHULUAN. sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah, tak heran jika banyak aneka jenis

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu subsektor pertanian yang berpotensi untuk dijadikan andalan

ANALISIS PROYEKSI SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI MALUKU UTARA. Abstract

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang sangat mudah untuk

PENDAHULUAN. dan banyak penduduk masih bergantung pada sektor ini, sehingga di masa

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buah lokal dari berbagai pelosok daerah tentunya menjadi salah satu bukti nyata bagi kita semua bahwa masih adanya ciri khas yang ada pada setiap daerah yang harus tetap dilestarikan perkembangannya. Namun, sekarang ini pertumbuhan usaha di bidang perdagangan buah lokal semakin menunjukan arah yang kurang baik dikarenakan terancam dengan buah impor yang ada pada saat ini. Padahal sebesar 50,16 % penduduk Indonesia bermata pencaharian di bidang pertanian, sedangkan sektor perdagangan, hotel dan rumah makan merupakan mata pencaharian terbesar kedua dengan persentase 11,27% serta sektor jasa 10,93% (BPS, 2010). Sektor pertanian juga telah memberikan kontribusi yang yang besar pada perekonomian masyarakat Indonesia yaitu sebesar 51,6% sedangkan sektor industri pengelolahan hanya sebesar 8,5% (BPS, 2010). Beragam jenis buah dari luar daerah maupun buah impor kini mulai memperlihatkan keunggulannya masing-masing, sehingga tidak menutup kemungkinan buah lokal dalam suatu daerah lama-kelamaan akan menghilang dari peredarannya, akibat bermunculan buah-buah yang berkualitas lebih baik lagi baik dalam negeri maupun luar negeri. Untuk bisa mengangkat buah lokal ke jangkauan pasar yang lebih luas, pastinya para pedagang di dalam suatu daerah dituntut untuk bisa lebih aktif dalam membangun strategi untuk memasarkan buah hasil produksi nya serta 1

2 meningkatkan kemampuan dan kreativitasnya dalam mengembangkan sebuah usaha, sehingga buah yang mereka pasarkan benar-benar bisa berhasil memenangkan persaingan di pasar yang ada. Sebagaimana kita ketahui bahwa buah lokal hasil produksi tidak mungkin dapat mencari sendiri pembeli ataupun peminatnya. Oleh karena itu, diperlukan konsumen terhadap buah yang dihasilkan dan dipasarkan. Dan salah satu cara yang digunakan dalam menarik minat konsumen yaitu melalui kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh pedagang buah tersebut. Agar pedagang dapat berhasil dalam dunia usaha yang baik maka diperlukan strategi yang tepat dalam proses pemasarannya, agar tidak kalah bersaing dengan buah yang ada di pasaran pada saat ini. Bagi pedagang yang tidak mampu dalam bersaing secara sehat, maka dapat dipastikan kelangsungan usahanya akan menjadi terancam. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pemasaran adalah salah satu faktor yang diperlukan bagi keberhasilan suatu usaha. Seorang pedagang terutama pada saat ini ketika era informasi berkembang pesat, strategi yang tepat dalam pemasaran yang diterapkan untuk menarik minat beli konsumen merupakan salah satu senjata ampuh dalam mengembangkan dan mempertahankan usaha. Buah hasil produksi tidak akan dibeli bahkan dikenal apabila konsumen tidak mengetahui keunggulan buah tersebut, dimana buah dapat diperoleh dan berapa harganya. Untuk itulah konsumen yang menjadi sasaran perlu diberikan informasi yang jelas dan tepat. Maka peranan pemasaran berguna untuk memperkenalkan buah kepada konsumen, memberitahukan keunggulan atau mutu dari buah yang dipasarkan kepada konsumen. Oleh karenanya adalah menjadi keharusan bagi

3 pelaku bisnis untuk melaksanakan pemasaran dengan strategi yang tepat agar dapat memenuhi sasaran yang efektif. Salah satu subsektor pertanian lokal yang menjadi andalan adalah hortikultura. Dalam aspek ekonomi, hortikultura memegang peranan penting dalam sumber pendapatan penjualnya. Bahkan secara nasional komoditas hortikultura mampu memberikan sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) secara signifikan yaitu pada tahun 2005 sebesar Rp.61,79 trilliun kemudian naik menjadi Rp.89,057 trilliun pada tahun 2010. Subsektor hortikultura juga mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 2.90.900 orang dan menunjukkan kecendrungan peningkatan selama 5 tahun. Dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 penyerapan tenaga kerja hortikultura telah meningkat menjadi 3.777.857 orang. Pada tahun 2010 subsektor hortikultura diramalkan menyerap tenaga kerja hingga sebesar 3.972.989 orang (Ditjen Hortikultura). Pembangunan subsektor tanaman hortikultura bertujuan untuk memperkuat perekonomian pedagang agar lebih baik, lebih sejahtera, professional dengan lingkungan yang terpelihara dan lestari. Produk hortikultura dalam hal ini meliputi sayur-sayuran dan buah-buahan yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan mutu gizi dalam makanan sehari-hari yang sangat dibutuhkan oleh setiap individu. Pengembangan kawasan pusat produksi tanaman hortikultura telah dilakukan melalui swadaya masyarakat yang juga difasilitasi pemerintah melalui alokasi dana APBN antara lain pada tahun 2002 seluas 5.175 hektar dan proyek Integrated Holticulture Development in Upland Areas (IHDUA) seluas 21.600 pada tahun 2010. (Karya Tani Mandiri, 2010).

4 Salak (Salacca Edulis) merupakan salah satu tanaman lokal hortikultura yang hanya terdapat di Indonesia. Tanaman salak banyak memiliki sifat-sifat unggul baik dari segi ras maupun penampilan buahnya. Sifat-sifat unggul buah salak saat ini lebih banyak faktornya datang dari perilaku konsumen yang umumnya mengharapkan buah salak yang besar-besar buahnya, manis rasanya, mudah dikupas kulitnya dan tidak cepat busuk serta tersedia di pasar sepanjang waktu. Segi lain tingkat harga salak di pasaran relatif masih sangat terjangkau dibandingkan dengan jenis buah-buahan tropika lainnya, seperti jeruk, mangga, dan buah-buahan impor lain sehingga menumbuhkan minat pembeli. (Karya Tani Mandiri, 2010). Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, produksi salak di Indonesia mencapai 829.014 ton pada tahun 2010. Sebanyak 259.103 ton merupakan salak yang dihasilkan dari daerah Sumatera Utara. Angka ini merupakan angka yang cukup besar dibandingkan dengan daerah-daerah penghasil buah salak lainnya yang ada di Indonesia. Jika angka ini dihitung dalam bentuk persen, maka daerah Sumatera Utara mampu menghasilkan buah salak sebanyak 31,25% dari 829.014 ton jumlah buah salak yang dihasilkan Indonesia pada tahun 2009. Untuk daerah Sumatera Utara sendiri, Kabupaten Serdang Bedagai merupakan daerah penghasil salak terkecil di Provinsi Sumatera Utara, yaitu hanya sebesar 21 ton. Akibat lahan-lahan tanaman salak di daerah ini sudah banyak dibuat pemukiman penduduk. Kabupaten Serdang Bedagai, khususnya Desa Pon merupakan salah satu daerah pertanian di Sumatera Utara dimana sebahagian masyarakatnya ada yang bermata pencaharian sebagai pedagang salak. Dimana salak yang dihasilkan

5 dikenal dengan nama salak Kampung Pon, sesuai dengan nama daerah asalnya dan sekarang seiring dengan perkembangan desa ini namanya telah berubah dari Kampung Pon menjadi nama Desa Pon. Di bidang usaha pertanian tanaman salak ini pedagang salak di Desa Pon berupaya untuk meningkatkan stategi dalam memasarkan salaknya agar mampu bertahan di pasar saat ini. Perekonomian di Desa Pon sangat didukung oleh pertanian, tidak kurang dari 58% penduduk bermata pencaharian sebagai petani dan menempati urutan pertama dari delapan jenis pekerjaan yang ada, yaitu pekerjaan sebagai PNS 3%, TNI/POLRI 1%, karyawan 2%, wiraswasta 14%, jasa 13%, nelayan 0%, buruh 9%. Masalah yang dihadapi pedagang salak di Desa Pon ini yaitu strategi dalam memasarkan buah salaknya kurang efektif karena jumlah produksi salak yang rendah akibat lahan pertanian salak tersebut telah banyak dibangun pemukiman penduduk dan telah tergantikan dengan tanaman lain yaitu tanaman cokelat. Dan semakin lama salak yang di produksi dari daerah ini semakin menurun jumlahnya serta pedagang salak dari daerah ini juga merasa kesulitan untuk terus memasarkan buah salaknya akibat kalah bersaing di pasar dengan buah salak dari daerah lain dan tempat untuk memasarkan salak di Desa Pon juga terlihat tidak menarik. Pedagang salak di Desa Pon melakukan pemasaran hanya bersifat menunggu konsumen yang datang dan hanya memasarkan di sepanjang pinggiran jalan di Desa Pon tersebut. Mereka tidak mencari cara bagaimana agar salak yang mereka pasarkan dapat dikenal banyak orang dan meningkat hasilnya dari waktu ke waktu serta kualitas buah semakin baik. Pedagang salak di desa ini juga semakin lama semakin sedikit jumlahnya dan tanaman salaknya sekarang hanya tumbuh di belakang dan samping pemukiman penduduk serta di pinggiran-

6 pinggiran rel kereta api, padahal dahulu nya hampir seluruh lahan di Desa Pon ini di tumbuhi oleh tanaman salak. Dan seiring perkembangan zaman minat konsumen untuk membeli buah salak tersebut sangat berkurang dan salak dari Desa Pon ini hampir mulai tersingkirkan dengan salak jenis lain. Konsumen kurang tertarik akan buah salak dari Desa Pon karena kualitas buahnya yang kalah manis, renyah, dagingnya kurang tebal, buahnya yang kecil-kecil serta duri salak nya yang banyak dan tajam daripada buah salak yang ada di pasaran saat ini, yaitu buah salak pondoh dari Jawa, salak Sidimpuan, salak dari daerah kota Tebing tinggi, maupun salak import dari luar negeri. Banyak pedagang salak di Desa Pon beralih kepada usaha pertanian lain, yaitu sebagai petani padi dan petani cokelat serta wirausaha lainnya. Mereka tersebut beralih karena menurut mereka usaha pertanian salak tersebut semakin hari semakin tidak memiliki hasil yang baik guna menunjang kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Namun, mereka tetap memasarkan salak hasil produksinya setiap waktu, namun mereka tidak mencari strategi agar mereka tidak mengalami kesulitan dalam melakukan pemasaran. Demikian halnya beberapa masalah tersebut yang dialami oleh produsen maupun penjual salak di Desa Pon Kabupaten Serdang Bedagai. Berdasarkan hasil observasi penulis, beberapa masalah yang dialami yaitu sulitnya pedagang dalam menentukan strategi dalam melakukan pemasaran agar tidak kalah bersaing dengan salak jenis lain dan tempat untuk memasarkan salak di Desa Pon juga terlihat tidak menarik. Dengan permasalahan yang dihadapi pedagang salak tersebut, tentu pedagang salak memiliki strategi untuk mengatasi permasalahanpermasalahan tersebut agar dapat menarik minat beli konsumen dan buah

7 salaknya mampu tetap bertahan di pasar saat ini. Dengan demikian penulis merasa tertarik melakukan penelitian dengan judul Strategi Pemasaran Yang Dilakukan Pedagang Salak Lokal Dalam Menghadapi Persaingan Pasar Di Desa Pon Kabupaten Serdang Bedagai. B. Fokus Masalah Dari banyaknya masalah yang telah dijelaskan pada latar belakang, untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian dan untuk menghindari meluasnya permasalahan maka penulis memfokuskan masalah yang akan diteliti adalah : Strategi Pemasaran Yang Dilakukan Pedagang Salak Lokal Dalam Menghadapi Persaingan Pasar Di Desa Pon Kabupaten Serdang Bedagai. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan fokus permasalahan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah dengan rincian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran tentang kondisi pemasaran yang dilakukan pedagang salak lokal di Desa Pon Kabupaten Serdang Bedagai? 2. Bagaimana strategi yang dilakukan pedagang salak lokal dalam menghadapi persaingan pasar di Desa Pon Kabupaten Serdang Bedagai? 3. Bagaimana hasil dari pelaksanaan strategi pemasaran yang dilakukan pedagang salak lokal dalam menghadapi persaingan pasar di Desa Pon Kabupaten Serdang Bedagai?

8 D. Tujuan penelitian Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai, oleh karena itu penelitian ini perlulah mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan pedagang salak lokal dalam menghadapi persaingan pasar di Desa Pon Kabupaten Serdang Bedagai. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui gambaran tentang kondisi pemasaran yang dilakukan pedagang salak lokal di Desa Pon Kabupaten Serdang Bedagai. 2. Untuk mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan pedagang salak lokal di Desa Pon Kabupaten Serdang Bedagai dalam menghadapi persaingan pasar. 3. Untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan strategi yang dilakukan pedagang salak lokal di Desa Pon Kabupaten Serdang Bedagai dalam menghadapi persaingan pasar. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan masukan bagi pedagang salak lokal tentang strategi pemasaran dalam menghadapi persaingan pasar. b. Sebagai bahan masukan bagi pedagang salak lokal untuk menambah wawasan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pemasaran dalam menghadapi persaingan pasar.

9 2. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penulis dan melalui penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan/ referensi bagi peneliti selanjutnya, serta sebagai bahan pertimbangan bagi pihak terkait di dalam menyelesaikan masalah.