BAB IV ANALISA TAKDIR MENURUT MAUHAMMAD ABDUH DAN AGUS MUSTOFA

dokumen-dokumen yang mirip
ISLAM IS THE BEST CHOICE

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

Iman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN (MEMBANGUN KESADARAN PENGRAJIN BATU MERAH TERHADAP BELENGGU JURAGAN) A. Melepas Belenggu Monopoli Modal Juragan

ANALISIS FIQH SIYASAH TENTANG PERAN BADAN ANGGARAN DPRD KOTA SURABAYA DALAM MEREALISASIKAN FUNGSI BUDGETING

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -

BAB IV ANALISIS PERTANGGUNG JAWABAN PEMERIKSAAN TERSANGKA PENGIDAP GANGGUAN JIWA MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehariannya. Dalam al-qur an dan al-hadist telah menjelaskan bahwa Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada

BAB IV. A. Penerapan Perda Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Larangan Menggunakan

ة س ى اهو اهر خ اهر خ ى

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 1

Pensyarah: Ustazah Nek Mah Bte Batri Master in Islamic Studies Calon PhD- Fiqh Sains & Teknologi Calon PhD -Pendidikan Agama Islam

TAFSIR SURAT AL- ASHR

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam b. Semester : I c. Kompetensi Dasar :

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

BAB I PENDAHULUAN. agama. Sistem ekonomi Islam merupakan suatu sistem ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu,

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

BAB V MATAHARI TERBIT DARI BARAT DAN TAUBATNYA IBLIS. yang pertama kali mengetahui adalah orang yang ahli

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat Islam setelah puasa wajib. Disebut dianjurkan karena orang yang

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

Bimbingan Konseling Islam pada Perilaku Menyimpang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan Islam sekarang ini telah dikenal luas di belahan dunia

ر ز ق ه ف ي ق ول ر ب ي أ ه ان ن

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

Hadits-hadits Shohih Tentang

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB IV PEMBAHASAN. segala hal yang akan dijalankan dalam usahanya. dan tidak dapat melihat pasar yang sesungguhnya benar - benar ada.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak

BAB IV ANALISIS JARI<MAH TA ZI<R TERHADAP SANKSI HUKUM MERUSAK ATAU MENGHILANGKAN TANDA TANDA BATAS NEGARA DI INDONESIA

Dalam Bahasa Arab, kata keluhan dan aduan diungkap dengan Syakwa شكوى) ). Asal kata ini

BAB 7 ASPEK AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat

BAB IV. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No 2 Tahun 2008 Tentang Partai. Politik, dalam pasal 1 ayat (1) yang berbunyi : Partai politik adalah

BAB I PENDAHULUAN. Alquran dan pendidikan dalam islam adalah sesuatu yang tidak bisa

Disampaikan oleh : Arif Husen. Surat Al-Mulk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

إ ن أ ح س ن ت م أ ح س ن ت م لا ن ف س ك م و إ ن أ س ا ت م ف ل ه ا

BAB IV. A. Analisis tentang Ketentuan Aborsi dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Bersama : H. Ahmad Bisyri Syakur,Lc.MA.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB IV. PENYELESAIAN MASALAH PERJANJIAN KERJA ANTARA PEMILIK APOTEK DAN APOTEKER DI APOTEK K-24 KEBONSARI SURABAYA DAlAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENARIKAN KEMBALI HIBAH BERSYARAT DI DUSUN MOYORUTI DESA BRENGKOK KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan. ekonominya berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah.

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

Lailatul Qadar. Surah Al Qadr 97 : 1-5

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan

AGAR KAMU LEBIH DICINTAI ALLAH

BAB IV. A. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan.

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat ialah tentang kejahatan. Kejahatan adalah suatu


BAB 1V ANALISIS DATA. A. Analisis Sistem Pemberian Komisi Penjualan Kepada SPB (Sales Promotion Boy) Di Sumber Rizky Furniture Bandar Lampung

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

Konsisten dalam kebaikan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

ISBN:

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

IPTEK, DAN SENI DALAM ISLAM 1. Konsep Ipteks Dalam Islam a. Pengetahuan dan ilmu pengetahuan Pengetahuan : segala sesuatu yang diketahui manusia

Faidah Seputar Aqidah Dari Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan

BAB I PENDAHULUAN. Diantara larangan Allah yang tertulis di Al-Qur an adalah tentang larangan

BAB I PENDAHULUAN. ujian-nya. Kebahagiaan dan kesedihan merupakan salah satu bentuk ujian

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

Pendidikan Agama Islam Bab : 2 Manusia dan Ketuhanan

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH PILIHAN DOA IFTITAH MENURUT PUTUSAN TARJIH MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pondasi utama yang dapat menjadikan

Oleh : Ahmad Abdillah NPM:

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

Transkripsi:

63 BAB IV ANALISA TAKDIR MENURUT MAUHAMMAD ABDUH DAN AGUS MUSTOFA Mencermati latar belakang kehidupan dan perkembangan pemikiran Muhammad Abduh dan Agus Mustofa dalam bab II dan III, maka sesungguhnya keduanya memiliki beberapa kesamaan di samping pula perbedaan. Maka, dalam bab ini penulis akan menguraikan persamaan dan perbedaan dari kedua tokoh tersebut. A. Persamaan a. Peranan Akal Muhammad Abduh memposisikan akal sebagai yang utama dalam memberantas kejumudan yang menjamur pada zamannya tersebut. Disebabkan karena banyaknya umat Islam yang melakukan taqlid buta, maka ia menganjurkan untuk melakukan penyelidikan mempergunakan akal. 1 Menyikap rahasia-rahasia yang memang dianjurkan untuk diselidiki sehingga akan timbul keyakinan setelahnya. Walaupun Abduh cenderung menguatkan posisi akal dalam memahami berbagai fenomena, namun rujukan pertama yang harus selalu diutamakan adalah Al-Qur an dan Hadis. Akal merupakan pembantu utama untuk memahami Al-Qur an dan hadis. Agus Mustofa pun sependapat dengan ide akal 1 Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, terj. Firdaus A. N. (Jakarta: Bulan Bintang, 1989), 18.

64 Abduh tersebut, meskipun dalam konteks yang berbeda yaitu tentang keimanan. Keimanan menurut Agus Mustofa yaitu meyakini dengan bersandar pada kepahaman yang bertumpu pada akal. 2 Beriman adalah suatu proses keyakinan secara aqli. Menggunakan potensi kecerdasan, tidak boleh sekedar ikut-ikutan dan menggunakan dugaan-dugaan yang tidak berdasar. 3 Sekilas pemikiran Agus Mustofa tentang ikut-ikutan maknanya hampir merujuk ada konsep taqlid buta Muhammad Abduh, namun konteks zaman dan perorangannya pun berbeda. Dalam konsep ikut-ikutan tersebut, Agus dengan berlandaskan pada salah satu ayat و لا ت ق ف م ا ل ي س ل ك ب ه ع ل م إ ن ال سم ع و ال ب ص ر و ال ف و اد ك ل أ ول ي ك ك ان ع ن ه م س ي ولا Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (Al-Qur an Al Isra [17]: 36), dari sana Agus menyatakan bahwa Allah menegaskan bahwa orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang menggunakan akal, bukan orang-orang yang sekadar percaya atau sekadar ikut-ikutan berdasarkan pada persangkaanya. Lebih lanjut menurutnya, orang-orang yang tidak menggunakan akalnya dalam mencari keimanan, dia tidak akan pernah bisa menemukan keimanan yang sesungguhnya. 4 Dalam pernyataan tersebut memanglah keduanya sangat pro dengan akal, namun tetap bahwa sumber rujukan pertama dalam kehidupan adalah Al-Qur an dan 2 Agus Mustofa, Mengubah Takdir (Surabaya: PADMA Press, 2005), 52. 3 Ibid., 55. 4 Ibid., 53-54.

65 Sunnah. Menurut abduh Al-Qur an dan Sunnah ialah merupakan sendi-sendi yang kokoh dan akal adalah pembantu yang utama. 5 b. Kehendak Bebas Manusia dan Kehendak Mutlak Tuhan Dalam konteks kebebasan manusia, baik Abduh dan Agus sama-sama menyetujui bahwa manusia dapat menentukan pilihan atas apapun yang dikehendakinya. Tetapi kehendak manusia ini tidaklah mutlak. Kehendak manusia tersebut dibatasi oleh sunnatullah. Manusia selain dari mempunyai daya berfikir juga mempunyai kebebasan memilih yang merupakan sifat dasar alami yang mesti ada dalam diri manusia. Manusia dengan akalnya mempertimbangkan akibat perbuatan yang akan dilakukannya, kemudian mengambil keputusan dengan kemauannya sendiri dan selanjutnya mewujudkan perbuatan itu dengan daya yang ada dalam dirinya. Maka sejalan dengan keyakinannya bahwa manusia menurut hukum alam ciptaan Tuhan, mempunyai kebebasan dalam kemauan, manusia menurut sunnahtullah juga mempunyai daya dalam dirinya untuk mewujdkan perbuatan yang dikehendakinya itu. 6 Mengenai kehendak Mutlak Tuhan. Tuhan adalah pencipta segala yang ada di bumi, kehendaknya untuk mengatur seluruh ciptaanya ialah mutlak, namun dalam kemutlakan tersebut Allah tidak sewenang-wenang dalam menentukannya. Dalam menentukan takdir Allah tidak sewenang-wenang. Dia melihat dan mendengar usaha manusia tersebut, barulah memberikan hasilnya. Itulah 5 Abduh, Risalah Tauhid, 17. 6 Harun Nasution, Muhammad Abduh Dan Teologi Rasional Mu tazilah (Jakarta: UI Press, 1987), 65.

66 keputusan dan ketetapan yang diberikan Allah kepada makhluknya, khususnya manusia. 7 Salah satu contoh bahwa takdir dipengaruhi oleh kehendak manusia, sunnatullah dan kehendak Allah adalah sebagai berikut: Apabila ada 100 orang berusaha mencapai tujuan yang sama, tentu tidak semuanya akan berhasil mencapai tujuan itu. Katakanlah ada 100 karyawan, semuanya ingin menjadi direktur utama di dalam suatu perusahaan. Maka yang akan mencapai takdir maksimal hanyalah 1 orang saja, yang lainnya akan menerima takdir yang berbeda, yaitu tidak menjadi direktur utama. Jadi meskipun seseorang sudah berusaha maksimal secara internal, takdirnya tidak serta merta mengikuti seperti yang dia inginkan. Faktor internal (kehendak diri) akan bertabrakan dengan faktor eksternal (orang lain, faktor alam, kehendak Allah). Kepentingannya bertabrakan dengan kepentingan pihak lain. Maka, takdirnya merupakan kompromi antara faktor internal dan eksternalnya. Selain kepentingan pihak lain, faktor ekternal juga bisa berupa faktor alam dan lingkungan sekitar. Bisa saja salah satu dari calon direktur utama tersebut tidak memperoleh takdir direkturnya karena bencana alam atau kecelakaan lalu lintas, misalnya bukan hanya persaingan antara kompetitor, melainkan dihentikan oleh kecelakaan yang berada di luar kuasa manusia, atau justru perusahaannya yang bangkrut karena diterjang banjir dan tsunami. 7 Pernyataan Agus Mustofa merujuk pada Qs. Ar-Ra d [13]: 11 yang berbunyi: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. Lihat dalam Ibid., 81-82.

67 c. Perbuatan Baik dan Buruk Untuk perilaku baik buruk serta pahala dan dosa. Abduh seperti yang dikutip dari buku Risalah tauhid yang berbunyi: Kemudian, ilmu Tuhan mengetahui semua yang dilakukan manusia dengan kehendaknya. Ia tahu, bahwa perbuatan ini dilakukan pada saaat begini. Jika perbuatan itu baik, diberi pahala yang melakukannya. Begitu pula perbuatan jahat, pelakunya akan disiksa menurut siksaan perbuatan jahat. 8 Berdasarkan pernyataan Abduh tersebut, jelas bahwa ada keterkaitan antara perilaku yang dilakukan oleh manusia dengan apa yang dia dapatkan kelak, jika baik akan mendapat pahala dan jika buruk maka akan disiksa. Sesuatu yang dimaksud baik adalah apa yang membawa manfaat dan yang buruk adalah yang membawa mudlarat. Pendapat Abduh tersebut memiliki kesamaan dengan pendapat Agus yang menyatakan bahwa orang yang paling banyak berbuat kebajikan itulah yang menang. Sedangkan yang sedikit kebajikannya adalah orang yang kalah. Hadiah atau pahalanya ialah surga, sedangkan yang kalah mendapat neraka. 9 Pemikiran kedua tokoh tersebut seirama dengan lima doktrin dasar Mu tazilah yaitu Al-Wa ad wa al-wa id (janji dan ancaman) dan Al-Amr bi al- Ma ruf wa al-nahy an al-munkar (menyuruh berbuat baik dan melarang kemungkaran) di mana Mu tazilah berpendapat bahwa janji berupa balasan kebaikan dan ancaman berupa siksaan tidak mustahil diturunkan. Dengan begitu barang siapa yang berbuat baik akan dibalas dengan kebaikan dan barang siapa berbuat kejahatan akan dibalas dengan siksaan yang sangat pedih. Perbuatan dosa 8 Abduh, Risalah Tauhid, 51. 9 Agus, Mengubah Takdir, 61.

68 tidak diampuni tanpa bertaubat sebagaimana pahala tidak diharamkan terhadap orang yang berbuat baik. 10 Konsep baik buruk ini berkaitan dengan konsep eskatologi Abduh. Apabila seseorang semasa hidupnya selalu melakukan hal-hal yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang maka kelak ia akan mendapatkan kebahagiaan saat meninggal. Begitu pula sebaliknya apabila seseorang selalu melakukan dosa dan tindakan tercela maka jatuhlah ia dalam kepedihan (kecelakaan). Wajib untuk manusia mengamalkan hal-hal yang diperintahkan atau yang dianjurkan dan menghentikan perbuatan yang hukumnya terlarang ataupun yang tidak disukai menurut jalan yang telah dibatasi oleh syariat. Akan mendapat pahala dengan melakukan perintah-perintah agama, akan memperoleh siksa karena melanggarnya. 11 B. Perbedaan Mengenai perbedaanya tentang historis keduanya, Abduh yang memang hidup dan berinteraksi dengan para ahli-ahli di bidangnya memiliki ilmu dan pemahaman yang sedemikian mendalam tentang persoalan keagamaan. Tidak sedikit dari orang-orang yang menjadi pengaruh pemikiran Abduh, sebut saja Jamaluddin Al-Afghani, pamannya sendiri Syekh Darwisy Khadr, lalu Syekh Hasan Al-Tawil, dan guru-guru yang ia temui selama menempuh studi di Al- Azhar. Background keagamaan kuat dari Abduh menjadikan ia unggul dan 10 Zulhelmi, Epistemologi Pemikiran Mu tazilah Pengaruhnya terhadap perkembangan pemikiran Islam di Indonesia, Jurnal Ilmu Agama, Vol. XIV No. 2 (Desember 2013), 131-132. 11 Abduh, Risalah Tauhid, 58.

69 menginspirasi generasi setelahnya. Sedangkan Agus Mustofa adalah alumnus dari Teknik Nuklir Universitas Gajah Mada. Dasar keilmuan yang dipelajari oleh Agus Mustofa lebih mengarahkannya pada sains modern, namun pendidikan keagamaan yang diperoleh dari sang ayah yaitu, Syekh Djapri Karim yang pernah berkontribusi dalam pendirian Tarekat Islam Indonesia pada zaman Bung Karno turut mewarnai khazanah keilmuan keagamaannya. Kini Agus Mustofa aktif terus melakukan serangkaian diskusi dan penelusuran demi mengaplikasikannya melalui karyanya yang bertemakan serial tasawuf modern. Abduh adalah seorang mufti besar Mesir yang karya-karyanya banyak mendapatkan pujian oleh generasi-generasi setelahnya. Ide-ide pembaharuannya bersumber dari keadaan sosial budaya yang melatar belakanginya serta pengabdiannya pada guru-guru yang memang ahli pada bidangnya. Secara keseluruhan buku karya Agus yang berjudul Mengubah Takdir diulas dengan bahasa yang komunikatif serta pemaparan beberapa Ayat Al-Qur an yang relevan dengan pembahasan terkait takdir tersebut. Dalam pencantuman hadis, Agus memang menyebutkan salah satu hadis namun ia tidak mencantumkan sumber periwayatnya, selain itu juga dalam buku tersebut tidak tercantumkan pula sumber referensi yang digunakannya sebagai pijakan dalam berasumsi. Pernyataanpernyataan yang ia sampaikan secara lugas nampak seperti penafsiran langsung dari ayat Al-Qur-an yang dikutipnya. Takdir menurut Abduh adalah kesesuaian antara kemauan (Al-Iradat), ikhtiar (usaha), dan kuasa (Al-Qudrat). Ketika seorang manusia mau memperjuangkan keinginannya disertai dengan berbagai usaha yang sesuai untuk

70 mendukung tercapainya takdir yang diinginkan. Maka setelah itu biarkan kuasa Allah yang memutuskan hasil takdir tersebut. Baik buruk takdir seseorang merupakan kebajikan Allah. Karena setiap hal baik dan buruk merupakan hal yang terbaik bagi manusia tersebut menurut Allah. Untuk melengkapi makna takdir tersebut Agus menyatakan bahwa takdir diperkenalkan Allah kepada manusia dengan tujuan agar hidup manusia dalam keseimbangan. Tidak terlalu gembira ketika sukses, tetapi juga tidak terlalu terpuruk ketika gagal. Tidak sombong ketika berhasil dan tidak putus asa ketika tidak tercapai apa yang diinginkan. Bekerja keras dan tidak bermalas-malasan dalam mencapai tujuan, serta tetap tegar dan bertawakal kepada Allah saat menghadapi problematika kehidupan. Takdir merupakan konsep keseimbangan antara tujuan dunia dan akhirat, antara usaha manusia dan ketetapan Allah, antara kerja keras dan kesabaran, antara semangat menggebu dan keikhlasan, antara pencarian dan keyakinan, antara ilmu pengetahuan dan harapan. Takdir adalah ringkasan sunnatullah yang dirumuskan dalam konsep sederhana, agar manusia tahu apa yang harus dilakukan dalam hidupnya. 12 12 Agus, Mengubah Takdir, 76.