PENGARUH STARTER EXPERIMENT APPROACH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA/SMK KELAS X

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PDEODE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF FISIKA SISWA SMA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOORPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DENGAN DISCOVERY INQUIRY DI SMA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN DISCOVERY-INQUIRY DI SMA

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

Keywords: phenomenon-based learning model, conventional learning model, critical thinking skill, learning outcome.

Diana Puspitasari, Eko Swistoro dan Eko Risdianto

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

Darussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS FISIKA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 7 MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

Pengaruh Model Problem Based Learning Menggunakan Simulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gerak Lurus Kelas VII MTs Bou

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE CERAMAH BERMAKNA MATERI DESAIN GRAFIS SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

PENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD

62 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PEMBELAJARAN EKOSISTEM SISWA KELAS VII SMPN 35 BATAM

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN

PENGARUH MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 LUBUKLINGGAU ABSTRAK

Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMAN 02 BATU

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

Iramaya Fridayanti Sinaga dan Nurdin Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

Derlina dan Bintang Nainggolan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Hasil Belajar 1

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH LOGIKA KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

PENGARUH METODE PRAKTIKUM MENGGUNAKAN KIT OPTIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRABUMULIH

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Suhu dan Kalor Pada Siswa Kelas X Man 1 Palu.

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015

Artikel diterima: Oktober 2017; Dipublikasikan: November 2017

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

PENGARUH MODEL PENCOCOKAN KARTU INDEKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PRO GRAM ST UDI PE NDIDI KAN TE KNI K ELE KTRO JURUS AN TE KNIK ELE KTRO FAKULTAS TE KNIK UNIVE RSITAS NE GE RI PADANG

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENERAPAN TEAM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN AUTOCAD DI SMKN 1 MAGELANG

Satrio Rahmat Muslim 1, Yaspin Yolanda 2, Ahmad Amin 3 Skripsi ini berjudul Penerapan model Collaborative Teamwork Learning pada

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Pepriono*, Mitri Irianti **, Zuhdi Ma aruf** ABSTRACT

JURNAL SAINTIFIK VOL.2 NO.2, JULI Kata kunci: Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Tim Kuis, Eksperimen

JURNAL SKRIPSI OLEH TRIAPRIANTINI E1M


Perbedaan Hasil Belajar Fisika antara Metode Pembelajaran Kumon dan Metode Pembelajaran Group to Group Exchange pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP EKOSISTEM

Unnes Physics Education Journal

(The Influence of Cooperative Learning Model Type of Question Student Have toward Students Learning Achievement on Excretion System Subject) ABSTRACT

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP

Andrie Eka Priyanti, I Wayan Wiarta, I Ketut Ardana. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DENGAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE MIND MAPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5-E

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE INKUIRI DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

PENGARUH MODEL SIKLUS BELAJAR 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN GUGUS KOMPYANG SUJANA KECAMATAN DENPASAR BARAT TAHUN AJARAN 2016/2017

STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBAH GUMANTI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PRESTASI BELAJAR IPA

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Keywords: Student Result learning, cooperative learning mode, kancing gemerincing type, and talking stick type.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 16 PONTIANAK SELATAN

Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume II No 1, Januari 2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY)

Pengaruh Model Self Regulated Learning terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Negeri 18 Palu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Unnes Physics Education Journal

PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

PENERAPAN MEDIA BENDA SEBENARNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH U. SISWANTO NIM F

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE BENAR ATAU SALAH BESERTA ALASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Transkripsi:

DOI: doi.org/10.21009/03.snf2017.01.eer.02 PENGARUH STARTER EXPERIMENT APPROACH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA/SMK KELAS X 1, a) Karlina Arti Suprapto 1 Prodi Fisika FMIPA UNJ, Jl. Pemuda No. 10, Jakarta 13220 Email: a) karlinasuprapto@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Starter Experiment Approach terhadap hasil belajar kognitif siswa di SMA/SMK. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 105 Jakarta. Sampel penelitian ini adalah kelas X MIA A sebagai kelas eksperimen terdiri dari 34 siswa dan X MIA B sebagai kelas kontrol terdiri dari 32 siswa. Instrumen hasil belajar yang digunakan terdiri dari 25 butir soal pilihan ganda. Berdasarkan hasil analisis dan uji-t (uji hipotesis) dengan taraf signifikansi 5% dan dk = 64, didapatkan harga t tabel = 1.669 dan t hitung = 0.271 sehingga Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara Starter Experiment Approach terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X di SMA/SMK pada materi suhu dan kalor. Kata-kata kunci: Starter Experiment Approach, Hasil Belajar Fisika, Suhu dan Kalor Abstract This study aimed to determine the effect of using the Starter Experiment Approach towards physics cognitive learning outcomes at SMA / SMK. This research will be held at SMA 105 Jakarta. The sample of this study is students in class X MIA A as an experimental class with 34 students and X MIA B as the control class with 32 students. The instrument consists of 25 multiple choice questions. Based on the analysis and t-test (hypothesis test) with a significance level of 5% and dk = 64, obtained t table = 1.669 and t calculate = 0.271 so Ho is accepted. The conclusion of this research, there is no significant influence between Starter Experiment Approach towards physics cognitive learning outcomes at SMA / SMK on the material temperature and heat. Keywords: Starter Experiment Approach, Physics Learning Outcomes, Temperature and Heat PENDAHULUAN Pada era global semua negara berkompetisi dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Melalui pendidikan kualitas sumber daya manusia dapat ditingkatkan, sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat diharapkan dapat meningkat. Lembaga pendidikan, seperti sekolah-sekolah memiliki peran penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu mampu mengelola sumber daya alam secara efisien dan efektif, memberi layanan jasa yang baik, serta mengembangkan usaha-usaha baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, semua lembaga pendidikan berusaha meningkatkan kemampuan lulusannya. SNF2017-EER-7

Upaya yang telah dilakukan pemerintah Republik Indonesia untuk meningkatkan kemampuan lulusannya dengan menyempurnakan kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013. Pengembangan kurikulum 2013 merupakan langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia di masa depan. Implementasi Kurikulum 2013 dalam proses pembelajarannya menekankan agar melibatkan peserta didik sebagai aktor utama, peserta didik sebagai subjek belajar dengan kegiatan mengamati, menanya, menganalisis, dan mengkomunikasikan. Sementara untuk penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, yaitu aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Seiring dengan upaya tersebut, beberapa data menyajikan belum tercapainya peningkatan kemampuan lulusan. Berdasarkan data statistik dari hasil The Program for International Student Assessment (PISA) 2012, Indonesia menempati urutan ke-64 dari 65 negara, adapun hasil Science mendapat skor rata-rata 382 dari skor tertinggi 580 (OECD, 2012). Begitupula dengan data Statistik Hasil Akhir untuk mata pelajaran Fisika, pada tahun 2011 mendapat nilai 8.15, namun pada tahun 2012 nilai rata-rata untuk mata pelajaran Fisika yaitu 7.83 (Pusat Penilaian Pendidikan, 2012), terlihat penurunan nilai yang signifikan. Hasil statistik tersebut menunjukkan berkurangnya minat siswa terhadap pembelajaran fisika sehingga masih rendahnya hasil belajar fisika siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar fisika siswa, salah satunya adalah cara guru dalam melakukan proses pembelajaran. Penyajian materi fisika sebagian besar masih disajikan sebagai konsep dan kumpulan rumus yang harus dihafalkan, guru lebih dominan sehingga siswa kurang berpartisipasi di dalam kelas (Bestari, 2014:24). Padahal pada prinsipnya, mempelajari Fisika tidak cukup sekedar menghafal suatu konsep, siswa perlu dilibatkan dalam proses pembelajaran. Dengan melibatkan peserta didik, maka mereka akan lebih mudah memahami hasil pembelajarannya. Saat ini, berbagai inovasi pendekatan pembelajaran berkembang. Dalam membelajarkan suatu materi ajar tertentu harus dipilih penggunaan pendekatan yang paling sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai karena pendekatan pembelajaran memberikan kerangka dan arahan bagi guru. Pemilihan pendekatan pembelajaran merupakan suatu komponen penting untuk guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Pada dasarnya, pendidikan fisika di Sekolah Menengah Umum menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung kepada siswa tentang fakta, konsep, prinsip, dan proses penemuan. Dengan penekanan pembelajaran seperti itu, maka diharapkan guru dapat memilih jenis pendekatan pembelajaran yang sesuai agar hal tersebut dapat terealisasikan sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Dari pemaparan tersebut, maka dibutuhkan suatu pendekatan dalam pembelajaran agar siswa dapat dengan mudah memahami materi pembelajaran. Menurut Memes (Bestari, 2014:24), salah satu pendekatan komprehensif untuk pembelajaran Fisika adalah Starter Experiment Approach (SEA). Starter Experiment Approach (SEA) atau biasa dikenal dengan Pendekatan Starter Eksperimen (PSE) yang mempunyai ciri khusus yaitu mengetengahkan alam lingkungan sebagai penyulut (starter). Pembelajaran SEA ini dilakukan dengan mempraktikkan prinsip-prinsip metode ilmiah meliputi pengamatan, dugaan, desain percobaan, eksperimen dan laporan hasil penelitian (Hermanto, 2011:25). Kegiatan SEA sebagian besar dipusatkan pada keaktifan dan keterampilan proses siswa. Keterampilan proses tersebut berorientasi kepada proses bagaimana siswa dapat menemukan konsep-konsep IPA yang sedang dipelajari. Guru berperan sebagai fasilitator, sementara siswa sebagai pelaku dalam setiap langkah pembelajaran. Dengan pendekatan ini tentunya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar sains siswa. Terdapat beberapa penelitian terkait dua pendekatan di atas. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh Pt. Yuliana Dewi (2014) yang berjudul Pengaruh Pendekatan Starter Eksperimen (PSE) berbasis Reinforcement terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V Sekolah Dasar Gugus Letda Kajeng Kecamatan Denpasar Utara menyimpulkan bahwa Pendekatan Starter Eksperimen (PSE) berbasis Reinforcement berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa di kelas V di Sekolah Gugus Letda Kajeng Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian lainnya yaitu oleh I Dewa Putu Subamia (2012) yang berjudul Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran menggunakan Pendekatan Starter Experiment menyatakan bahwa hasil belajar pada pembelajaran sains siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran menggunakan PSE lebih tinggi dibandingkan dengan yang dibelajarkan dengan model PL SNF2017-EER-8

Berdasarkan teori dasar dan hasil penelitian sebelumnya, maka perlu dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Starter Experiment Approach terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa di SMA/SMK Kelas X. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian quasi eksperimen (quasi experimental method). Di dalam metode quasi eksperimen terdapat perlakuan (treatment). Dengan demikian metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain atau dengan kata lain metode eksperimen adalah suatu cara yang digunakan dalam penelitian untuk melihat hubungan sebab-akibat antara dua atau lebih variabel, di mana salah satu variabel adalah variabel kontrol. Penelitian ini menggunakan dua sampel kelas. Masing-masing kelas mendapatkan perlakuan yang berbeda. Sampel pada kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan pembelajaran dengan Starter Experiment Approach. Sampel pada kelas kontrol diberikan perlakuan sesuai dengan kurikulum 2013. Desain yang digunakan dalam penelitian quasi eksperimen ini adalah Posttest Control Group Design. Untuk mengetahui keadaan awal kelompok eksperimen dan kontrol, digunakan nilai siswa pada materi sebelumnya. TABEL 1. Desain Penelitian Kelas Perlakuan Posttest Eksperimen X1 O2 Kontrol X2 O2 Keterangan: O2 : Nilai tes akhir (setelah perlakuan) X1 : Pembelajaran Starter Experiment Approach X2 : Pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Deskripsi Data Dalam penelitian ini data yang diambil adalah data hasil belajar fisika siswa yang berupa kemampuan kognitif pada kelas kontrol yang diberikan perlakuan sesuai dengan kurikulum 2013 dan kelas eksperimen yang diberikan perlakuan Starter Experiment Approach pada pokok bahasan suhu dan kalor. Soal berbentuk pilihan ganda berjumlah 25 soal dengan 5 alternatif jawaban. Rentangan nilai yang digunakan adalah 0 sampai dengan 100. Data selengkapnya mengenai hasil belajar kedua kelas siswa tersebut akan diuraikan sebagai berikut: TABEL 2. Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen Statistik Kelas Kontrol Kelas Eksperimen n (Banyak Siswa) 32 34 Skor Maksimum 88 88 Skor Minimum 40 28 Rentang nilai 8 10 Rata-rata 63,778 65,222 SNF2017-EER-9

GRAFIK 1. Histogram Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas Kontrol. GRAFIK 2. Histogram Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas Eksperimen. Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa kelas kontrol yang memperoleh nilai di atas rata-rata sebanyak 47% dan siswa yang memperoleh nilai dibawah rata-rata sebesar 53%. Sementara, pada kelas eksperimen yang memperoleh nilai di atas rata-rata sebanyak 47% dan siswa yang memperoleh nilai dibawah rata-rata sebesar 53%. Selanjutnya, setelah didapatkan data hasil belajar siswa, maka dapat diperoleh data kemampuan kognitif dari masing-masing kelas. Data selengkapnya mengenai aspek kognitif kedua kelas akan diuraikan sebagai berikut: TABEL 3. Statisitik Deskriptif Rata-rata Tingkat Kognitif Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen Aspek Kognitif Rata-rata siswa yang menjawab benar Kontrol Eksperimen C1 31,33 32,33 C2 25,833 27 C3 22,667 24,667 C4 13,857 16,286 C5 11 13 C6 11 9 GRAFIK 3. Diagram batang Rata-rata Tingkat Kognitif Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen SNF2017-EER-10

Berdasarkan diagram batang di atas diperoleh hasil bahwa kemampuan siswa pada tiap ranah kognitif berfluktuasi baik dalam kelas kontrol dan eksperimen. Pengujian Prasyarat Analisis Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji Chi-Kuadrat. Dari pengujian hasil belajar kelas kontrol (Kelas yang diberikan perlakuan sesuai kurikulum 2013) diperoleh harga hitung = 8,126 dan tabel = 12,592 pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk = 6. Dari pengujian pada kelas eksperimen (Kelas yang diberikan perlakuan Starter Experiment Approach) diperoleh harga hitung = 7,197 dan tabel = 12,592 pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk = 6. Karena harga hitung yang diperoleh kedua kelas lebih kecil dari harga tabel, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Uji F. Dari pengujian diperoleh F hitung = 1,361 dan F tabel berada di antara 1,78 dan 1,72 pada taraf signifikan α = 0,05. Karena harga F hitung yang diperoleh lebih kecil dari harga F tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar kedua kelas sampel berasal dari kelas yang homogen. Uji Hipotesis Dari data penelitian didapat rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol sebesar 64,375, varian 233,661, dan simpangan baku gabungan 15,528, sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sebesar 65,412, varian 248,128, dan simpangan baku gabungan 15,528. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 0,271. Dengan taraf signifikan α = 0,05 dan dk = 64 maka t tabel sebesar 1,669. Pembahasn Karena t hitung < t tabel, maka terima H o dan tolak H 1. Hal ini berarti hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan menggunakan Starter Experiment Approach tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Sebelum dilakukan penelitian, peneliti sebelumnya menyusun instrumen pembelajaran terlebih dahulu, ada pun instrumen yang digunakan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas kontrol dan eksperimen untuk materi suhu dan kalor, serta menyusun soal tes uji coba yang berjumlah 50 butir soal. Soal tes uji coba diujikan kepada kelas X MIA 2 dan X MIA 3 di SMA Negeri 98 Jakarta. Soal uji coba diujikan terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas soal yang akan digunakan untuk mengelola aspek kognitif siswa yang diteliti. Instrumen yang digunakan sebanyak 25 soal pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban. RPP, soal uji coba, dan hasil uji coba soal dapat dilihat pada lampiran. Peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 105 Jakarta, kelas yang akan diteliti yakni kelas X MIA A sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA B sebagai kelas kontrol. Pada saat penelitian, kelas kontrol diberikan perlakuan sesuai dengan kurikulum 2013, yakni menggunakan Scientific Approach untuk pembelajarannya. Langkah pembelajaran dengan Scientific Approach meliputi langkah mengamati, menanya, menalar atau eksperimen, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Pada langkah pertama, siswa mengamati, kemudian siswa bertanya, namun karena masih pasifnya siswa, guru terlebih dahulu memberikan pertanyaan untuk memotivasi siswa bertanya, setelah dilakukan proses mengamati dan menanya, selanjutnya siswa yang sudah duduk berkelompok melakukan langkah menalar atau eksperimen, selanjutnya siswa mengasosiasi terkait hasil percobaan yang akan dibandingkan dengan teori yang sudah ada. Setelah siswa berdiskusi, salah satu kelompok SNF2017-EER-11

mengkomunikasikan hasil diskusi mereka, sementara kelompok siswa yang lain menyimak penjabaran dari kelas yang akan mengkomunikasikan hasil diskusi tersebut. Kelas eksperimen menggunakan Starter Experiment Approach dalam proses pembelajarannya. Langkah pembelajaran dengan Starter Experiment Approach (SEA) meliputi percobaan awal (starter experiment), pengamatan (observasi), rumusan masalah, dugaan sementara, percobaan pengujian, penyusunan konsep, mencatat pelajaran, dan penerapan konsep. Pada langkah pertama, siswa melakukan percobaan awal yang kebanyakan berkaitan dengan lingkungan sekitar walaupun hanya sebatas dalam video, hal ini dilakukan karena ciri dari Starter Experiment Approach yaitu lingkungan sebagai penyulut pembelajaran, kemudian guru menanyakan beberapa pertanyaan untuk membimbing siswa melakukan pengamatan, rumusan masalah, dan dugaan percobaan, selanjutnya siswa melakukan langkah percobaan pengujian untuk membuktikan dugaan sementara yang telah mereka rumuskan. Pada langkah penyusunan konsep, di sini guru menyempurnakan konsep yang telah didapatkan oleh siswa, selanjutnya siswa diharuskan mencatat pelajaran, setelah siswa mendapatkan materi, guru memberikan penerapan konsep berupa soal untuk mengetahui sejauh mana materi telah diserap oleh siswa. Setelah hasil post test didapatkan, dilakukan pengolahan untuk mengetahui hasil belajar fisika di masing-masing kelas eksperimen. Berdasarkan diagram batang pada grafik 3, dapat dilihat bahwa kelas eksperimen memiliki rata-rata tingkat kognitif yang berfluktuasi baik, berbeda dengan kelas kontrol, pada aspek sintesis dan evaluasi rata-rata tingkat kognitif siswa cenderung sama, ini berarti siswa pada kelas ini memiliki nilai kreativitas, afektif, dan psikomotorik yang sebanding. Jika diperhatikan pada aspek C1 sampai C5, siswa pada kelas eksperimen selalu lebih unggul dari kelas kontrol, tetapi pada aspek C6 siswa pada kelas kontrol lebih unggul dari siswa kelas eksperimen, hal ini dapat menunjukkan bahwa siswa pada kelas eksperimen memiliki kemampuan kognitif yang lebih unggul dari siswa kelas kontrol, namun, untuk kemampuan afektif dan psikomotorik, siswa kelas kontrol lebih unggul dari siswa kelas eksperimen, hal ini sesuai dengan daftar nilai yang peneliti miliki. Kemudian, untuk memperkuat hasil penelitian dilakukan pengujian hipotesis melalui perhitungan analisis statistik. Pengujian hipotesis menggunakan uji t. Analisis statistik parametrik uji t dapat diterapkan apabila data yang dihasilkan berdistribusi normal dan homogen. Oleh sebab itu, sebelumnya dilakukan 2 uji prasyarat, yaitu: uji normalitas dan uji homogenitas. Uji Chi-Kuadrat digunakan untuk menentukan normalitas, sementara uji F digunakan untuk menentukan homogenitas. Berdasarkan perhitungan, diketahui bahwa sampel berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya, hasil uji hipotesis menggunakan uji t, diketahui bahwa H o diterima, yang berarti bahwa hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan menggunakan Starter Experiment Approach sama dengan atau kurang dari dari hasil belajar fisika siswa kelas kontrol. Hal ini dapat disebabkan oleh: Langkah pembelajaran pada kelas eksperimen yaitu percobaan awal, pengamatan, rumusan masalah, dugaan sementara, percobaan pengujian, penyusunan konsep, mencatat pelajaran, dan penerapan konsep, sementara langkah pembelajaran pada kelas kontrol yaitu mengamati, menanya, menalar atau eksperimen, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Berdasarkan hasil telaah peneliti, langkah pembelajaran yang dapat menyebabkan lebih tingginya hasil belajar kognitif fisika siswa pada kelas eksperimen yaitu penyusunan konsep, mencatat pelajaran, dan penerapan konsep. Pada langkah penyusunan konsep, di sini guru benar-benar dituntut untuk membantu siswa untuk menyempurnakan konsep yang mereka dapatkan, jadi siswa benar-benar dibantu untuk mendapatkan konsep yang benar, sementara pada langkah pembelajaran kelas kontrol, guru tidak dituntut untuk menyempurnakan konsep. Selanjutnya, pada langkah pembelajaran mencatat pelajaran pada kelas eksperimen, di langkah ini, siswa pun dituntut untuk mencatat pelajaran yang diberikan oleh guru, dengan mencatat pelajaran tentu dapat menjadi landasan siswa untuk mengingat pembelajaran yang telah diberikan, berbeda dengan kelas kontrol, pada kelas kontrol tidak disebutkan untuk siswa mencatat pelajaran, jadi ini tergantung pada inisiatif dan motivasi siswa untuk mencatat. Pada praktiknya, beberapa siswa dengan inisiatif mencatat pelajaran yang diberikan, namun sebagian besar siswa tidak mencatat pelajaran yang telah diberikan, tentu ini menjadi salah satu faktor rendahnya hasil belajar kognitif siswa. Langkah selanjutnya yang dapat memperlihatkan lebih tingginya hasil belajar fisika pada kelas eksperimen yaitu penerapan SNF2017-EER-12

konsep. Penerapan konsep merupakan salah satu bentuk evaluasi dari keberhasilan proses pembelajaran, siswa akan melakukan evaluasi setiap mendapatkan materi pembelajaran (setiap pertemuan), hal ini tentu membantu siswa lebih terlatih untuk mengerjakan soal, sehingga siswa lebih siap untuk mengerjakan post test yang akan diberikan, lain halnya dengan pembelajaran kelas kontrol, siswa tidak dituntut untuk mengevaluasi materi yang telah mereka dapatkan, jadi guru tidak dapat mengukur sejauh mana siswa dapat menyerap materi yang telah diajarkan oleh guru. Langkah pembelajaran penyusunan konsep, mencatat pelajaran, dan penerapan konsep pada kelas eksperimen memang harus dilakukan, karena langkah pembelajaran tersebut merupakan rangkaian langkah pembelajaran pada kelas eksperimen. Meskipun Ho diterima, namun untuk nilai kognitif pada kelas kontrol memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen, namun untuk nilai psikomotorik dan afektif, kelas yang menggunakan Scientific Approach memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan Starter Experiment Approach. Siswa pun terlihat lebih kretaif dan berani untuk mengemukakan ide mereka, hal ini dikarenakan siswa sudah terbiasa untuk mengkomunikasikan ide-ide yang mereka miliki. Lebih unggulnya nilai afektif dan psikomotorik pun sesuai dengan diagram batang pada grafik 3. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara Starter Experiment Approach terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X di SMA/SMK pada materi suhu dan kalor. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kepada pihak-pihak yang jurnal dan bukunya telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini, kepada penyelenggara seminar, kepada orang tua saya yang selalu medukung kegiatan positif saya, kepada adik dan kakak saya yang selalu memberikan semangat, serta kepada teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. REFERENSI [1] D. Bestari, Pembelajaran Fisika menggunakan SEA berbantuan Games untuk Mengembangkan Karakter Siswa SMP, Unnes Physics Education Journal, pp. 24-29, 2014. [2] D. L. Ni, Pengaruh Pendekatan Starter Eksperimen (PSE) Berbasis Reinforcement terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V Sekolah Dasar Gugus Letda Kajeng Kecamatan Denpasar Utara. E-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD. Vol:2, 2014. [3] H. Dody, Kajian Kemampuan Berpikir Kritis dan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SMP dalam Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Starter Ekpserimen (PSE), Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Indonesia, 2011. [4] E. Kosasih, Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: Yrama Widya, 2014. [5] D. R. Mitra, Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Starter Eksperimen, Jurnal Universitas Muhammadiyah Purworejo Radiasi, vol. 5 no. 1, pp. 73-76, 2014. [6] S, Abdullah, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta: Bumi Aksara, 2014. SNF2017-EER-13

[7] P. T. I Dewa, Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Starter Experiment, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, vol. 45 No. 1, pp. 27-37, 2012. SNF2017-EER-14